Unsur-unsurSinematografidanMaknaArtiKasihIbu Tabel 4.8 Unsur-unsurGrafisdanMaknaArtiKasihIbu 1. Unsur-unsur
dengan ayah dan gurunya. Yang kedua diikuti dengan pergerakan kamera zoom
in jarak kamera berpindah menjadi medium closeupuntuk memeperlihatkan
lebih jelas lagi ekspresi dari wajah Arif dan ibunya yang sangat haru.
Camera Angel
Sudut kamera
yang ditampilkan pada adegan ini Sraight on
angel, dimana kamera melihat objek dalam frame secara lurus. Hal ini untuk
menunjukan bahwa adanya kesetaraan antara pemeran utama dan tokoh
pendukung yang di munculkan dalam scene diatas.
Camera Movement
Pergerakan kamera dalam adegan ini yaitu tilt yang merupakan
pergerakan kamera secara vertikal atau bergerak dari arah atas ke bawah.
Pergerakan ini terjadi ketika Arif melihat ibunya dan langsung bersujud
di depan ibunya.
Lighting
Ada beberapa aspek yang harus dilihat dalam menjelaskan lighting:
1. Kualitas
Kualitas cahaya
yang ditampilkan pada adegan ini adalah soft
light atau dengan kata lain cahaya lembut yang cendrung menyebarkan
cahaya
sehingga menghasilkan
bayangan yang tipis. 2.
Arah Pencahayaan Arah pencahayaan pada adegan
ini adalah frontal lighting, di mana sutradara ingin menghapus bayangan
dan menegaskan bentuk sebuah objek atau wajah karakter dari objek sehingga
tampak jelas dalam scene.
3. Sumber Cahaya
Sumber cahaya pada adegan ini menggunakan key light. Di mana
sumber cahaya utama dan paling kuat menghasilkan cahaya. Adapun cahaya
utama yang terdapat pada scene ini adalah dari cahaya matahari yang
didapat langsung dari setting adegan tersebut. Cahaya tersebut natural dan
apa adanya yang terlihat dari lokasi.
Diegesis and Sound Pada scene ini terdapat efek
suara dari sekeliling lokasi setting yang menunjukan bahwa lokasi tersebut
berada di rumah perkampungan. Ketika Arif sujud di kaki ibunya itu kemudian
terdengar istrumen musik sedih yang menimbulkan
perasan terharu.
Instrumen ini menunjukan adanya diegetik sound dalam adegan ini.
Visual EffectsSFX Berdasarkan narasi atau
skenario film yang bergenre drama film ini tidak menimbulkan visual effect.
Narative Unsur
narasi sudah
dijelaskan di atas sebelum pembahasan pada tabulasi, namun dapat dijelaskan
secara singkat
jenis narasi
ini menggunakan pola narasi linier dimana
waktu berjalan sesuai adegan urutan aksi peristiwa tanpa adanya interupsi
waktu yang signifikan.
Genre Film ini merupakan film
Islam yang bergenre darama.
Iconography Ikongrafi
merupakan sebuah sistem yang mendukung genre.
Ikonografi dalam film ini ditunjukan dengan
lingkungan yang
agamis, sederhana dan ramah.
The Star System
Sutradara memilih bintang film Sayef M. Billah sebagai pemeran
utama karena Sayef berasal dari tempat lokasi syuting tersebut yang memiliki
logat yang khas dan penampilan yang terlihat sederhana.
Realism Realitas
yang dibangun
dalam adegan ini terlihat seolah-olah dibuat-buat dan dilebih-lebihkan, tidak
sesuai dengan realitas yang ada. Sehingga cerita ini terkesan hanya hasil
rekayasa yang melebih-lebihkan dari cerita aslinya. Realitas yang terjadi
dalam adegan ini memang menjadi konflik batin antara pemeran utama
dengan
pemeran pendukung
yang merasa harus mencari ibunya karena ibu
adalah seorang yang sangat berarti.
Mise- en- scene dalam adegan ini akan menjawab beberapa hal penting, seperti efek apa yang ditampilkan Arif, yaitu berlutut di
bawah telapak kaki ibu memeprlihatkan arti kasih ibu. Arif sangat merindukan kehadiran ibunya selama ini. Dengan usaha yang
sungguh-sungguh akhirnya Arif pun dapat bertemu kembali dengan ibunya.
Ibu merupaka orang yang semestinya merawat dan mendidik seorang anak. Sosok yang seharusnya di perlakukan dengan baik
yang paling utama adalah ibu. Beberapa objek yang terlihat dari adegan tersebut, yaitu
rumah Arif yang memberikan kesan bahwa ibu Arif telah pulang dan kembali bersama.
Effect yang muncul dalam adegan ini yaitu shot on location yang menggunakan lokasi yang aktual atau sesungguhnya.
Pencahayaan yang dihasilkan dalam scene ini merupakan cahaya matahari yang dihasilkan langsung dari setting tersebut. Effect lain
yang ditunjukan juga pada penunjuk ruang dan waktu peristiwa serta penunjuk status sosial Arif.
Makna yang ditampilkan pada adegan ini adalah dalam sistem pemaknaan melalui denotasi dan konotasi. Denotasi yang
muncul pada adegan tersebut yaitu, ibu, kasih, belajar, fisika, rindu, dan anak. Ibu yang dalam makna konotasinya adalah wanita yang
telah melahirkan seseorang. Kasih makna konotasinya adalah
perasan cinta, suka kepada orang lain. Belajar mempunyai makna konotasi berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Fisika yang
makna konotasinya adalah sebagai ilmu yang mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau mempelajari materi dalam lingkup ruang
dan waktu. Dan rindu yang memiliki makna konotasi adalah sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu atau memiliki keinginan
yang kuat untuk bertemu. Dalam memebangun aspek mise en scene yang relevan
dengan narasi dan cerita film pada adegan ini sutradara berfokus pada aksi-aksi yang ditampilkan dengan menghubungkan kenyataan
yang terjadi saat ini dalam penelitian masyarakat terhadap arti kasih ibu.
Tujuan sutradara menampilkan adegan diatas nampaknya adalah untuk memvisualisasikan dan presentasikan arti kasih ibu
yang menunjukan bahwa ibu adalah orang yang paling utama untuk diperlakukan dengan baik sebelum ayah.
Bentuk editing pada adegan ini menggunakan cut, dimana cut ini merupakan transisi shot ke shot lainnya secara langsung yang
menimbulkan editing continue pada suatu rangkaian adegan dialog atau aksi pada umumnya. Ada beberapa aspek yang diperhatikan
peneliti yaitu dalam melakukan teknik editing, yaitu aspek kontinuitas grafik, aspek ritmik, aspek apasial dan aspek temporal.
Namun pada scene ini yang nampak jelas dalam teknik aditing yaitu
aspek ritmik dimana aspek ini menggunakan tempo editing yang cepat dengan durasi shot hanya beberapa detik.
Sudut kamera yang ditampilkan pada adegan ini Sraight on angel, dimana kamera melihat objek dalam frame secara lurus. Hal
ini untuk menunjukan bahwa adanya kesetaraan antara pemeran utama dan tokoh pendukung yang di munculkan dalam scene diatas.
Pergerakan kamera dalam adegan ini yaitu tilt yang merupakan pergerakan kamera secara vertikal atau bergerak dari
arah atas ke bawah. Pergerakan ini terjadi ketika Arif melihat ibunya dan langsung bersujud di depan ibunya.
Pada scene ini terdapat efek suara dari sekeliling lokasi setting yang menunjukan bahwa lokasi tersebut berada di rumah
perkampungan. Ketika Arif sujud di kaki ibunya itu kemudian terdengar istrumen musik sedih yang menimbulkan perasan terharu.
Instrumen ini menunjukan adanya diegetik sound dalam adegan ini. Berdasarkan narasi atau skenario film yang bergenre drama
film ini tidak menimbulkan visual effect. Berdasarkan narasi atau skenario film yang bergenre drama
film ini tidak menimbulkan visual effect. Unsur narasi sudah dijelaskan di atas sebelum pembahasan
pada tabulasi, namun dapat dijelaskan secara singkat jenis narasi ini
menggunakan pola narasi linier dimana waktu berjalan sesuai adegan urutan aksi peristiwa tanpa adanya interupsi waktu yang signifikan.
Film ini merupakan film Islam yang bergenre darama. Dimana sutradara dalam film ini ingin mengangkat Arti kasih ibu.
Ikongrafi merupakan sebuah sistem yang mendukung genre. Ikonografi dalam film ini ditunjukan dengan lingkungan yang
agamis, sederhana dan ramah. Sutradara memilih bintang film Sayef M. Billah sebagai
pemeran utama karena Sayef berasal dari tempat lokasi syuting tersebut yang memiliki logat yang khas dan penampilan yang terlihat
sederhana. Realitas yang dibangun dalam adegan ini terlihat seolah-olah
dibuat-buat dan dilebih-lebihkan, tidak sesuai dengan realitas yang ada. Sehingga cerita ini terkesan hanya hasil rekayasa yang melebih-
lebihkan dari cerita aslinya. Realitas yang terjadi dalam adegan ini memang menjadi konflik batin antara pemeran utama dengan
pemeran pendukung yang merasa harus mencari ibunya karena ibu adalah seorang yang sangat berarti.
Tabel 4.9 Dialog dan Gambaran Ilustrasi pada Adegan 1
Tokoh Dialog
Gambaran Ilustrasi
Ayah Ibu pergi nak. Ibu sudah
pergi waktu
bapak datang. Ibu pesan kamu
harus rajin belajar dan rajin sholat.
Ayah Arif
berlutut hingga sejajar dengan
Arif dan
keduatangannya memegang lengan Arif
dan berbicara sambil menatap
Arif. Kemudian
memeluk Arif.
Arif Terdiam
sambil memeperhatikan
Ayahnya dengan
seksama.
Percakapan yang terjadi pada saat Arif sedang melihat foto dirinya bersama dengan ayah dan ibunya.
Pikirannya kembali pada masa-masa ia masih duduk di Sekolah Dasar dan ingatannya kembali pada pesan sang ibu, yang
disampaikan ayahnya. Semenjak itu Arif tidak lupa untuk selalu rajin belajar dan rajin sholat.
Pesan ibu kepada Arif menunjukan bahwa ibu Arif tetap berusaha memeberikan nasihat kepada Arif, meskipun
ibunya pergi meninggalkannya akan tetapi ia berharap Arif akan tetap menjadi anak yang pintar dan juga shaleh.
Tabel 4. 10 Dialog dan Gambaran Ilustrasi pada Adegan 2
Tokoh Dialog
Gambar Ilustrasi
Ibu Rif, maafkan ibu nak.
Sudah berapa tahun ibutak kirim kabar. Ibu malu sama
kamu dan bapakmu. Ibu kangen, tak ada hasilnya
ibu kerja di sana. Sambil berjalan di
pinggir pantai
sambil menggandengan
tangan Arif.Pada
suasana matahari
terbenam sehingga yang terlihat hanya
siluet dirinya
dengan Arif. Arif
Iyabu, itu
namanya mestakung. Apabila kita
benar-benar yakin dengan apa yang kita lakukan maka
semesta akan mendukung kita.
Sambil berjalan di pinggir pantai dan
menggandeng tangan ibu. Pada
suasana
matahari terbenam sehingga
yang terlihat hanya siluet
dirinya dengan ibu.
Percakapan yang terjadi pada saat Arif telah kembali ke kampung halamannya di Sumenep, Madura setelah
selama kurang lebih lima bulan berada di Jakarta dan berhasil pergi ke Singapura untuk mencari ibunya dan memenangkan
olimpiade fisika. Ibu Arif pun telah kembali ke kampung halammnya yang telah tujuh tahun ia tinggalkan karena pergi
ke Singapura untuk menjadi TKW. Ini adalah kebersamaan seorang iu dengan anaknya
yang telah lama tidak didapatkan dari keduanya. Percakapan tersebut menandakan bahwa Arif dan ibunya tidak akan lagi
terpisah.