Kerangka Berpikir PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIK DAN PENGAJUAN

B. Kerangka Berpikir

Seperti kita ketahui bahwa proses pembelajaran itu adalah upaya penataan lingkungan yang memberikan nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Didalamnya ada peran guru, bahan belajar dan lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan. Oleh karena itu, harus kita pahami bahwa keberhasilan proses pembelajaran itu bukan hanya bergantung dari salah satu aspek saja. Misalnya seperti yang selama ini masih berkembang dalam dunia pendidikan di Indonesia yang pada umumnya faktor guru-lah yang satu-satunya yang sangat menentukan. Tetapi, mungkin sebenarnya faktor guru pendidik yang harus kita pahami di sini adalah bagaimana seorang guru tersebut dapat menyajikan sebuah proses pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat dapat diadaptasi oleh siswa dengan efektif. Dan bagaimana guru dapat memanfaatkan karakteristik lingkungan pembelajaran yang beragam dan perbedaan individual siswa yang beragam pula. Sehingga siswa merasa jenuh dan bosan dalam proses pembelajaran, terutama dalam pembelajaran matematika yang selama ini siswa pada umumnya masih menganggap bahwa matematika itu sulit dan menakutkan. Isu sentral yang kerap kali mewarnai pembelajaran matematika adalah seputar rendahnya hasil belajar matematika. Penafsiran tentang kualitas ini ada yang melihatnya dari produk yang diperoleh suatu lulusan berupa kemampuan intelektual matematika dan ada pula yang menafsirkannya sebagai suatu kesalahan berantai yang tidak hanya melihat dari hasilnya saja, tetapi meliputi juga prosesnya. Salah satu pembelajaran yang dapat menyajikan proses pembelajaran matematika lebih aktif dan kreatif yaitu model pendidikan Montesorri. Sebuah model pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswa melakukan aktifitas belajar yang potensial melalui penyelesaian masalah yang menuntut siswa mencari solusi yang tidak segera ditemui. Karena dengan instruksi yang berpusat pada masalah akan menstimulir usaha siswa belajar, sehingga siswa akan tertantang membangun hasil belajar matematikanya sendiri dengan cara memecahkan masalah, menyajikan solusi-solusinya melalui presentasi di depan kelas, dan belajar dari metode-metode yang digunakan oleh siswa lainnya. Selain itu juga, dalam Pembelajaran pendidikan Montessori ini, siswa dapat melakukan interaksi dengan siswa lain dalam bentuk negosiasi dan kolaborasi dalam diskusi kelompok kecil maupun saat diskusi kelas. Hal tersebut dapat meningkatkan hasil belajar matematika dalam aspek hubungan sosial dan sikap siswa selain hasil belajar yang berupa kemampuan kognitifnya saja. Dan masih banyak lagi keuntungan dari proses pembelajaran tersebut yang merupakan salah satu alternatif pembelajaran matematika pada khususnya.

C. Pengajuan Hipotesis