Profil Jakarta Islamic Indeks JII

pembelian saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk spekulasi judi. Untuk amannya, saham-saham yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index merupakan saham yang insyaa Allah sesuai syariah. 12 Indeks Saham Syariah Jakarta Islamic Indeks JII Indeks harga saham merupakan indikator kelompok saham syariah. Fungsi indikator indeks dalam saham syariah adalah: 13

1. Sebagai indikator tren pasar.

2. Sebagai indikator tingkat keuntungan.

3. Sebagai benchmark kinerja saham.

4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.

5. Memfasilitasi pembentukan produk derivatif.

Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk menghitung indeks: 1. Menghitung rata-rata aritmatic mean harga saham yang masuk dalam anggota indeks. 2. Menghitung indeks saham yang masuk kelompok, lalu dibuatkan indeks dari indeks saham tersebut geometric mean. 3. Menghitung rata-rata tertimbang pasar. 12 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, Jakarta: Lembaga PenelitianUIN Jakarta Press, 2009, h.61. 13 Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, Yogyakarta: P3EI Press, 2008, hal. 71. Indeks JII dibentuk dari saham-saham yang masuk kelompok saham syariah. Saat ini belum terbentuk pasar modal syariah secara tersendiri dan terpisah, namun pada pasar saham BEI telah dibentuk satu kelompok saham yang memenuhi kriteria saham syariah. Pembentukan ini mengakomodir investor yang ingin berinvestasi pada saham dengan prinsip syariah sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional MUI. Pada bab 3, pasal 3, Fatwa MUI No:40 DSN-MUI X 2003 tentang emiten yang menerbitkan efek syariah, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 14 1 Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akan serta pengelolaan perusahaan emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan Efek Syariah tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. 2 Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah sebagaimana dimaksud di atas antara lain: a Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. b Lembaga keuangan konvensional menggunakan unsur riba, termasuk perbankan konvensional dan asuransi konvensional. c Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman haram. d Produsen, distributor, dan atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat. 14 Nurul Huda Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, Jakarta: Kencana, 2008, hal. 207.