7. Moving Everage
Moving average, kita singkat MA, adalah indikator yang cukup populer di kalangan trader. Bahkan banyak trader yang sangat menggantungkan diri pada satu
jenis indikator ini saja.
24
Indikator MA menghitung pergerakan harga rata-rata darai suatu instrumen finansial dalam suatu rentang waktu, misalnya dalam waktu 5hari, 20 hari, atau 100
hari. Misalnya, data ahrga sampai 5 hari yang lalu dijumlah, kemudian hasilnya dibagi 5. hasilnya adalah suatu garis rata-rata simple moving average yang
digambar bersama dengan grafik harga. Ada banyak variasi MA yang digunakan dalam Analisis Teknikal, yaitu:
Simple Moving Average SMA Linear Weighted Moving Average WMA
Exponential Moving Average EMA Smoothed Moving Average
Cara penggunaan semua moving average tersebut sama. Perbedaannya ada di tingkat sensitivitas yang diberikan masing-masing indikator tersebut, karena cara
perhitungan yang berbeda. Kalau SMA hanya rata-rata biasa, WMA dan EMA menggunakan sistem pembobotan. Data dari periode berbeda diberi bobot penilaian
berbeda. Sehingga dari pembobotan ini dihasilkan nilai rata-rata yang berbeda.
24
Desmond Wira, Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal, h.68.
Dari keempat moving average di atas, yang paling sensitif adalah WMA, EMA, SMA, dan yang paling tidak sensitif adalah Smoothed Moving Average. Paling
sensitif dalam arti paling cepat merespon perubahan harga. Karena sifatnya ini, WMA dan EMA banyak dipakai oleh para trader, terutama yang bertransaksi jangka
pendek. Sedangkan Smoothed Moving Average lebih cocok dipakai oleh investor jangka panjang.
Dalam penggunaannya, Moving Average dapat digunakan untuk berbaga hal, antara lain yaitu:
Mengidentifikasi trend sekarang Mengetahui pembalikan arah trend reversal
Menentukan level support dan resistance Di dalam penggunaan Moving Average, kita bisa menggunakan satu MA, dua
MA, atau bahkan tiga MA atau lebih. Berikut ini akan dijelaskan terlebih dahulu penggunaan MA yang paling sederhana, yaitu menggunakan hanya 1 buah MA.
Untuk mengetahui arah trend, dengan mudah kita dapat melihat dari posisi moving average terhadap harga, di atas atau di bawahnya. Apabila harga berada di
bawah MA, maka trend bearish. Dan apabila posisi harga di atas MA, maka trennya adalah bullish. Sedangkan untuk menentukan titik reversal pembalikan arah tren,
dapat dilihat saat harga menembus moving average. Apabila harga saham memotong MA dari atas ke bawah, tren berbalik menjadi bearish. Maka ini adalah saat untuk
menjual saham. Dan apabila harga memotong MA dari bawah ke atas, tren berbalik
menjadi bullish. Saatnya untuk membeli saham. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar berikut:
25
Gambar 2.6 Arah Trend
Moving Average
Contoh lainnya untuk menentukan posisi beli buy dan posisi jual sell saham dengan menggunakan moving average yaitu seperti terlihat pada gambar
dibawah ini:
26
25
Chart School, “Moving Averages”, artikel diakses pada 12 Maret 2011 dari http:www.StockCharts.com
26
Strategy Desk, “Moving Average: Trading Menggunakan MA”, artikel diakses pada 12 Juni 2011 dari http:www.strategydesk.co.id.
Gambar. 2.7 Menentukan Posisi
Buy dan Sell dengan Moving Average
Cara lain untuk mengidentifikasi trend adalah dengan menggunakan dua buah Moving Average yang berbeda periode. Posisi MA periode yang lebih pendek
terhadap MA periode yang lebih panjang, apakah di atas atau di bawah, akan menentukan trend yang sedang terjadi. Apabila MA periode pendek berada di bawah
MA periode panjang, maka trennya adalah bearish. Dan apabila MA periode pendek berada di atas MA periode panjang, maka trennnya adalah bullish. Sedangkan untuk
menentukan kapan pembalikan arah trend, dapat dilihat dari perpotongan antara dua MA. Apabila MA periode pendek memotong MA periode panjang dari atas ke
bawah, maka tren berbalik menjadi bearish atau ini adalah saat untuk menjual saham. Dan apabila MA periode pendek memotong MA periode panjang dari bawah ke atas,