Operasionalisasi Variabel Penelitian Pngaruh pengalaman audit, indenpendensi, dan keahlian profesional terhadap pencegahan pendeteksian kecurangan penyajian laporan keuangan; studi empiris pada kantor akuntansi publik di DKI Jakarta

63 dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0.05 Ghozali, 2005: 84. Menurut Santoso 2004: 120 dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H diterima atau H a ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen atau terikat. 2 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H ditolak atau H a diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan definisi operasionalisasi dan cara pengukurannya. 1. Variabel Independen a. Pengalaman Audit X 1 Menurut Ida Suraida 2005: 4 pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Bahwa semakin banyak pengalaman auditor semakin dapat 64 menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit. b. Independensi X 2 Menurut Eurike Christina Elfarini 2007: 34 independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Berkaitan dengan hal itu terdapat 4 hal yang mengganggu independensi akuntan public, yaitu: 1 akuntan publik memiliki mutual atau conflicting interest dengan klien, 2 mengaudit pekerjaan akuntan publik itu sendiri, 3 berfungsi sebagai manajemen atau karyawan dari klien, dan 4 bertindak sebagai penasihat advocate dari klien. c. Keahlian Profesional X 3 Menurut Lekatompessy 2003 keahlian professional berkaitan dengan dua aspek penting, yaitu aspek struktural dan aspek sikap. Aspek struktural dan aspek sikap. Aspek struktural karakteristiknya merupakan bagian dari pembentukan tempat pelatihan, pembentukan asosiasi profesional dan pembentukan kode etik. Sedangkan aspek sikap berkaitan dengan pembentukan jiwa profesionalisme. 2. Variabel Dependen - Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Y Menurut Amrizal 2004: 4 peran utama dari internal auditor sesuai dengan fungsinya dalam pencegahan kecurangan adalah berupaya 65 untuk menghilangkan atau mengeleminir sebab-sebab timbulnya kecurangan tersebut. Pencegahan kecurangan pada umumnya adalah aktivitas yang dilaksanakan manajemen dalam hal penerapan kebijakan, sistem dan prosedur yang membantu menyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan sudah dilakukan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain perusahaan untuk data memberikan keyakinan memadai dalam mencapai 3 tiga tujuan pokok yaitu: keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Tabel 4.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Sub Variabel Indikator Skala Pengukuran No. Butir Pertanyaan Pengalaman audit X 1 Sumber: Ida Suraida 2005 1. Lama melakukan audit 2. Jumlah klien yang sudah diaudit 3. Jenis Perusahaan yang pernah diaudit 1. Semakin banyak jumlah klien yang diaudit menjadikan auditor lakukan semakin lebih baik. 2. Saya telah memiliki banyak pengalaman dalam bidang audit dengan berbagai macam klien sehingga audit yang saya lakukan menjadi lebih baik. 1.Walaupun sekarang jumlah klien saya banyak, audit yang saya lakukan belum tentu lebih baik dari sebelumnya. 1. Saya pernah mengaudit perusahaan yang go publik, sehingga saya dapat mengaudit perusahaan yang belum Skala Ordinal 1 2 3 4 66 go publik lebih baik. Bersambung pada halaman selanjutnya Tabel 4.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Sub Variabel Indikator Skala Pengukuran No. Butir Pertanyaan Independensi X 2 Sumber: Eurike Christina Elfarini 2007 1. lama hubungan dengan klien 2. Tekanan dari klien 1. Auditor sebaiknya memiliki hubungan dengan klien yang sama paling lama 3 tahun. 2. Saya berupaya tetap bersifat independen dalam melakukan audit walaupun telah lama menjalin hubungan dengan klien. 3. Tidak semua kesalahan klien yang saya temukan saya laporkan karena lamanya hubungan dengan klien tersebut. 1. Agar tidak kehilangan klien, kadang-kadang saya harus bertindak tidak jujur. 2. Jika audit yang saya lakukan buruk, maka saya dapat menerima sanksi dari klien. 3. Tidak semua kesalahan klien saya laporkan krn Skala Ordinal 5 6 7 8 9 10 67 saya mendapat peringatan klien. 4. Saya tidak berani melaporkan kesalahan klien karena klien dapat mengganti posisi saya dengan auditor lain. 5. Jika audit fee dari satu klien merupakan sebagian besar dari total pendapatan suatu kantor akuntan maka hal ini dapat merusak independensi akuntan publik. 11 12 Bersambung pada halaman selanjutnya Tabel 4.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Sub Variabel Indikator Skala Pengukuran No. Butir Pertanyaan 3. Telaah dari rekan auditor 4. Jasa non audit 6. Fasilitas yang saya terima dari klien menjadikan saya sungkan terhadap klien sehingga kurang bebas dalam melakukan audit. 1. Saya tidak membutuhkan telaah dari rekan auditor untuk menilai prosedur audit saya karena kurang dirasa manfaatnya. 2. Saya bersikap jujur untuk menghindari penilaian kurang dari rekan seprofesi sesama auditor dalam tim. 1. Selain memberikan jasa audit, suatu kantor akuntan dapat pula memberikan jasa-jasa lainnya kepada klien yang sama. 2. Jasa non audit yang diberikan pada klien Skala Ordinal 13 14 15 16 17 68 dapat merusak independensi penampilan akuntan publik tersebut. 3. Pemberian jasa lain selain jasa audit dapat meningkatkan informasi yang disajikan dalam laporan pemeriksaan akuntan publik. 18 Keahlian Profesional X 3 Sumber: Lekatompessy 2003 1. Aspek struktural 1. Keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya Skala Ordinal 19 Bersambung pada halaman selanjutnya Tabel 4.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Sub Variabel Indikator Skala Pengukuran No. Butir Pertanyaan 2. Aspek sikap 2. Profesi atau tugas dengan menetapkan standar baku di bidang profesinya. 3. Mematuhi etika yang telah ditetapkan. 4. Pembentukan tempat pelatihan. 5. Pembentukan asosiasi profesional. 6. Pembentukan kode etik. 1. Profesi dicerminkan dari dedikasi dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan. 2. Mempunyai pandangan tentang pentingnya kewajiban sosial. 3. Profesional mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain. 4. Seorang profesional harus yakin terhadap profesi yang dijalankan. Skala Ordinal 20 21 22 23 24 25 26 27 28 69 5. Miliki hubungan sesama profesi dengan menggunakan ikatan profesi sebagai acuan. 29 Pencegahan dan pendeteksian kecurangan Y Sumber: Amrizal 2004 1. Membangun struktur pengendalian intern yang baik 1. Lingkungan pengendalian menerapkan corak suatu organisasi. 2. Identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan. 3. Kebijakan dari prosedur yang membantu menjamin bahwa manajemen dilaksanakan. Skala Ordinal 30 31 32 Bersambung pada halaman selanjutnya Tabel 4.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Sub Variabel Indikator Skala Pengukuran No. Butir Pertanyaan 2. Mengefektifkan aktivitas pengendalian 4. Pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dari waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab. 5. Pemantauan mencakup penentuan disain dan operasi pengendalian yang tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. 1. review atas kinerja atas aktivitas anggaran, prakiraan, dan kinerja periode sebelumnya. 2. pengendalian membantu menerapkan bahwa transaksi adalah sah, diotorisasi semestinya, dan diolah secara lengkap dan Skala Ordinal 33 34 35 36 70 akurat. Sumber: Diolah dari berbagai referensi BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh tindakan pencegahan pendeteksian audit investigatif terhadap upaya meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan

4 47 137

Pengaruh pengalaman, pelatihan dan skeptisisme profesional auditor terhadap pendektesian kecurangan: studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta

1 8 87

Pengaruh penerapan aturan etika, pengalaman dan skeptisme profesional auditor terhadap pendekteksian kecurangan : studi empiris beberapa kantor akuntan publik di dki jakarta

2 24 126

Pengaruh etika, Indenpendensi, pengalaman, dan keahlian auditor terhadap opini audit : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

3 14 155

Analisis pengaruh profesionalisme, independensi, keahlian, dan pengalaman auditor dalam mendeteksi kekeliruan (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

0 4 118

Pengaruh keahlian audit dan indenfendensi auditor eksternal terhadap tingkat materialistas dalam audit laporan keuangan: studi empiris pada kantor akuntan publik yang terdapat di Jakarta

0 6 118

Pengaruh Independensi, Akuntabilitas dan Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)

3 15 168

Pengaruh Pengalaman, Independensi dan Skeptisme Profesional, Auditor terhadap Pendeteksian Kecurangan (Studi Empiris pada KAP di Wilayah Jakarta)

9 46 147

pengaruh tindakan supervisi pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja auditor (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

3 43 157

PENGARUH PENERAPAN KODE ETIK, SKPETISME PROFESIONAL AUDITOR, PENGALAMAN AUDITOR, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PENDETEKSIAN KECURANGAN (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MEDAN).

1 6 30