45
dimana auditor 1 menyajikan informasi risiko salah saji material yang identifikasi risiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan, 2
menilai risiko-risiko tersebut setelah mengevaluasi program dan pengendalian oleh entitas dan 3 menanggapi hasil dari penilaian tersebut.
Auditor menyajikan dan mempertimbangkan lebih banyak informasi dalam menilai risiko kecurangan daripada yang pernah dialami di masa-
masa sebelumnya. Selain itu juga auditor diminta mendokumentasikan penilaian mereka secara eksplisit dalam kertas kerja Koroy, 2008: 28.
Berikut adalah gambaran secara garis besar pendeteksian kecurangan berdasar penggolongan kecurangan oleh ACFE dalam Koroy 2008: 29
yaitu:
1. Kecurangan Laporan Keuangan
Kecurangan dalam penyajian laporan keuangan umumnya dapat dideteksi melalui analisis laporan keuangan sebagai berikut:
a. Analisis vertikal, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis
hubungan antara item-item dalam laporan laba rugi, neraca, atau laporan arus kas dengan menggambarkannya dalam persentase.
b. Analisis horizontal, yaitu teknik untuk menganalisis persentase-
persentase perubahan item laporan keuangan selama beberapa periode laporan.
c. Analisis rasio, yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-
nilai item dalam laporan keuangan.
46
2. Asset Misappropriation Penyalahgunaan Aset
Teknik untuk mendeteksi kecurangan-kecurangan kategori ini sangat banyak variasinya. Namun, pemahaman yang tepat atas
pengendalian intern yang baik dalam pos-pos tersebut akan sangat membantu dalam melaksanakan pendeteksian kecurangan. Dengan
demikian, terdapat banyak sekali teknik yang dapat dipergunakan untuk mendeteksi setiap kasus penyalahgunaan asset. Masing-masing
jenis kecurangan dapat dieteksi melalui beberapa teknik yang berbeda. Dalam banyak kasus kecurangan, khususnya kasus pencarian dan
penggelapan aset, biasanya terdapat tiga faktor, yaitu: a.
Ada satu tekanan pada seseorang, seperti kebutuhan keuangan. b.
Adanya kesempatan untuk melakukan kecurangan dan menyembunyikan kecurangan yang dilakukan.
c. Adanya cara pembenaran perilaku tersebut yang sesuai dengan
tingkatan integritas pelakunya.
3. Corruption korupsi
Sebagian besar kecurangan ini dapat dideteksi melalui keluhan dari rekan kerja yang jujur, laporan dari rekan, atau pemasok yang
tidak puas dan menyampaikan complain ke perusahaan. Atas sangkaan terjadinya kecurangan ini kemudian dilakukan analisis terhadap
tersangka atau transaksinya. Pendeteksian atas kecurangan ini dapat dilihat dari karakteristik si penerima maupun si pemberi.
47
Orang-orang yang menerima dana korupsi ataupun penggelapan dana pada umumnya mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. The big spender
b. The gift taker
c. The odd couple
d. The rule breaker
e. The complainer
f. The genuine need
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk mendeteksi kecurangan dalam melaporkan keuangan suatu organisasi
atau perusahaan dapat dilakukan melalui penganalisaan hubungan antara item-item dalam laporan laba rugi, neraca, atau laporan arus
kas. Mencegah penyalahgunaan aset, dan dapat dideteksi melalui keluhan dari rekan kerja yang jujur, laporan dari rekan, atau pemasok
yang tidak puas dan menyampaikan complain ke perusahaan.
F. Penelitian Terdahulu