Pengertian Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat

18

BAB II KERANGKA TEORI

A. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan menurut kamus lengkap bahasa Indonesia adalah proses, cara, serta perbuatan memberdayakan. 13 Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan empowerment, berasal dari kata “power” kekuasaan atau keberdayaan. Karenanya ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan terlepas dari keinginan dan minat mereka. Ilmu sosial tradisional menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol. Kekuasaan senantiasa hadir dalam konteks relasi sosial, karena itu kekuasaan dan hubungan kekuasaan dapat berubah, dengan pemahan kekuasaan seperti ini, pemberdayaan sebagai sebuah proses perubahan kemudian memiliki konsep yang bermakna. 14 Menurut Gunawan Sumodiningrat pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya yang dimilki dhu’afa dengan mendorong, memberikan motivasi, dan meningkatkan kesadaran tentang potensi yang dimiliki mereka, serta berupaya untuk mengembangkannya. 15 13 Artmanda. W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jombang: Frista 14 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: Rafika Aditama, 2005, h. 58 15 Gunawan Sumodiningrat, Pembangunan Daerah dan Pengembangan Masyrakat, Jakarta: Bina Rena Pariwarna, 1997, h. 165 Selaras dengan pengertian di atas Shardlow melihat bahwa berbagai pengetian yang ada mengenai pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Dalam kesimpulannya Shardlow menggambarkan bahwa pemberdayaan sebagai suatu gagasan tidaklah jauh berbeda dengan gagasan Blesek yang dikenal dibidang pendidikan ilmu kesejahteraan sosial dengan nama self Determination , yang dikenal sebagai salah satu prinsip dasar dalam bidang pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial. Prinsip ini pada intinya mendorong klien untuk menentukan sendiri apa yang harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang ia hadapi sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh dalam membentuk hari depannya. 16 Selanjutnya Kartasasmita dalam buku isu-isu tematik pembangunan sosial yang ditulis oleh Sulistiari 2004 mengatakan, bahwa memberdayakan masyarakat berarti meningkatkan kemampuan masyarakat dengan cara mengembangkan dan mendinamisasi potensi- potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat seluruh lapisan masyarakat, dengan kata lain menjadikan masyarakat mampu dan mandiri dengan menciptakan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan anggota individu dan anggota masyarakat tetapi juga pranata- 16 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Jakarta: FEUI Press, 2003 h. 54 pranatanya menanamkan nilai budaya seperti kerja keras, hemat, keterbukaan dan tanggung jawab adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan. 17 Menurut Ife pemberdayaan memuat dua pengertian kunci, yakni kekuasaan dan kelompok lemah, kekuasaan di sini diartikan bukan hanya menyangkut kekuasaan politik dalam arti sempit, melainkan kekuasaan atau penguasaan klien atas: 1 Pilihan-pilihan personal dan kesempatan-kesempatan hidup yaitu kemampuan dalam membuat keputusan-keputusan mengenai gaya hidup, tempat tinggal dan pekerjaan. 2 Pendefinisian kebutuhan yaitu kemampuan menentukan kebutuhan selaras dengan aspirasi dan keinginannya. 3 Ide atau gagasan yaitu kemampuan untuk mengekspresikan dan menyumbangkan gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas tanpa tekanan. 4 Lembaga-lembaga yaitu kemampuan menjangkau, menggunakan dan mempengaruhi pranata-pranata masyarakat, seperti lembaga kesejahteraan sosial, pendidikan dan kesehatan. 5 Sumber-sumber yaitu kemampuan memobilisasi sumber-sumber formal, informal dan kemasyarakatan. 6 Aktivitas ekonomi yaitu kemampuan memanfaatkan dan mengelola mekanisme produksi, distribusi, dan pertukaran barang serta jasa. 17 Sulistiari, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi, Jakarta: Balai Latihan dan Pengembangan Sosial Dep. Sos. RI, 2004, h. 29 7 Reproduksi yaitu kemampuan dalam kaitannya dengan proses kelahiran, perawatan fisik, perawatan anak, pendidikan dan sosialisasi. Pemberdayaan Masyarakat sering dipahami sebagai perwujudan dari pengembangan masyarakat yang lahir dari tradisi pendidikan massa mass education dan berbasis pada bidang pekerjaan sosial, serta memiliki kemiripan cakupan dengan pendidikan luar sekolah, namun pengembangan masyarakat berkembang menjadi disiplin llmu mandiri. 18 Menurut Suhartini pemberdayaan biasanya menggunakan strategi bottom up. Artinya, masyarakat sejak awal dilibatkan dalam proses perencanaan sampai pada pelaksanaan, dengan demikian disamping menjadi objek, masyarakat juga menjadi subjek dan pelaku pembangunan yang merupakan bagian dari proses peerubahan sosial. 19 Menurut Edi Suharto pemberdayaan betujuan untuk: 1 Meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak beruntung. 2 Sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. 3 Menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial. 18 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: Rafika Aditama, 2005, h. 59 19 Rr. Suhartini, Model-Model Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2005, Cet. Ke- 1, h. 133. 4 Suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai berkuasa atas kehidupannya. 20 Dari berbagai pengertian yang ada, maka penulis menarik kesimpulan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah upaya yang dilakukan untuk membuat masyarakat semakin berdaya dengan melibatkan masyarakat sebagai subjek sehingga mereka mempunyai PowerKekuatan dengan cara mengembangkan skillpotensi yang dimilkinya, yang dapat dikembangkan dalam pelatihan- pelatihan agar mempunyai modal untuk hidup mandiri.

2. Strategi Pemberdayaan Masyarakat