Tindakan Pembelajaran Siklus I

g Banyak siswa yang mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, menjelang akhir waktu pemberian tugas, mereka sibuk bertanya dan mencontek, sehingga mereka lambat dalam mengumpulkan tugas. h Kurangnya pemahaman konsep dan semangat belajar siswa tentang materi bangun ruang sisi lengkung disebabkan proses pembelajaran selama ini tidak bermakna bagi siswa. Berdasarkan penelitian pendahuluan tersebut, peneliti mengambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematika siswa masih tergolong rendah. Hal ini juga terlihat dari nilai ulangan siswa yang belum mencapai nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 60. Maka dari itu peneliti melakukan suatu tindakan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung dengan menggunakan pendekatan belajar bermakna Meaningful Learning. Penggunaan belajar bermakna Meaningful Learning ini dilakukan pada tanggal 13 Juli 2009. Diharapkan dengan pendekatan belajar bermakna ini dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dan mencapai nilai KKM yang diharapkan. Dengan tahapan-tahapan tindakan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain terdiri dari tiga siklus yaitu :

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya. Adapun tahapan tindakan pembelajaran siklus I adalah : a. Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I ini adalah peneliti menyiapkan kelas penelitian dengan mendiskusikan kepada guru kolaborator, mempersiapkan rencana pembelajaran, LKS Lembar Kerja Siswa yang dibuat oleh peneliti dengan sistem pendekatan belajar bermakna Meaningful Learning sebagai panduan atau modul siswa yang terdiri dari pembahasan dan soal-soal latihan sebagai evaluasi dalam pembelajaran dari siklus I, menyiapkan VCD pembelajaran, menyiapkan lembar observasi, lembar kerja siswa LKS, dan alat dokumentasi. Siklus I ini terdiri dari 5 pertemuan dengan materi diantaranya mengidentifikasi sifat-sifat dari tabung, kerucut dan bola, menggambar dan membuat jaring-jaring dari setiap BRSL, serta menentukan luas selimut dan volume dari bangun ruang sisi lengkung BRSL dan didalamnya termasuk untuk mengerjakan tes akhir siklus I. Lembar kerja siswa LKS dan tes akhir siklus dibuat untuk mengetahui perkembangan hasil pemahaman konsep matematika siswa. Lembar observasi digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas siswa pada setiap pertemuan untuk melihat tingkat pemahaman konsep matematika siswa ketika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan belajar bermakna Meaningful Learning. Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan belajar bermakna Meaningful Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. Target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu pemahaman konsep dasar siswa dapat lebih baik dibandingkan hasil proses belajar sebelum menggunakan proses belajar dengan pendekatan belajar bermakna, serta dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan secara sistematis tidak dengan cara menghafal rumus. Metode yang digunakan dalam pemberian materi adalah pengatur awal advance organizer, diferensiasi progresif, belajar superordinat, integrative reconciliation, dan consolidation. Sehingga dapat mengaitkan konsep yang dimiliki pada kognitif siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan selanjutnya. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam lima pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit tiap pertemuannya. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan menjadi lima pertemuan seperti terlampir yaitu pada : 1 Pertemuan pertama Senin, 13 Juli 2009 Kegiatan belajar matematika di kelas IX B dilaksanakan pada hari senin, 13 juli 2009 sebagai pertemuan pertama pembelajaran dengan pendekatan belajar bermakna. Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 40 menit 2 jam pelajaran yang dimulai dari pukul 10.00 sd pukul 11.20. Pokok bahasan yang dibahas adalah mengidentifikasi sifat-sifat dari tabung, kerucut, dan bola. Peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan memeriksa absensikehadiran siswa. Pertemuan pertama ini terdapat satu orang yang tidak hadir dikarenakan tidak ada keterangannya alpha. Guru mata pelajaran matematika hadir sebagai observer untuk mengamati aktivitas siswa satu per satu dan melakukan penilaian pada peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan pembelajaran selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan penjelasan mengenai aturan dari pendekatan belajar bermakna Meaningful Learning, dan kegiatan mengajar dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada siswa tentang bangun-bangun yang termasuk bangun ruang lalu dilanjutkan dengan pertanyaan bangun-bangun apa saja yang termasuk bangun ruang sisi lengkung. Kegiatan belajar mengajar dilanjutkan dengan mengerjakan soal latihan dengan menjawab LKS 1 yang telah dibuat oleh peneliti, kemudian semua siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan didepan kelas, bagi siswa yang menjawab benar diberikan poin 5. Latihan soal ini dilakukan peneliti ingin mengetahui pemahaman konsep yang telah dimiliki siswa. Setelah siswa mengerjakan LKS 1, kemudian dilanjutkan mengerjakan LKS 2 dimana siswa mengidentifikasi sifat-sifat dari tabung, kerucut, dan bola yang telah dipelajarinya pada pelajaran sebelumnya. Pada pertemuan pertama ini, waktu yang dialokasikan hanya cukup untuk tanya jawab dan menyampaikan aturan main dari belajar bermakna Meaningful Learning tentang materi konsep bangun ruang sisi lengkung tabung, kerucut, dan bola. Proses pembelajaran pada pertemuan pertama ini belum berjalan secara maksimal karena siswa masih bersifat pasif dan hanya mengingat materi terdahulu yang pernah dipelajari sebelumnya, namun beberapa siswa sudah menunjukkan ketertarikan. Sebagai penutup guru mengingatkan mengulang pelajaran hari ini karena dilanjutkan untuk pertemuan selanjutnya. 2 Pertemuan kedua Kamis, 16 Juli 2009 Pada hari Kamis, tanggal 16 Juli 2009 sebagai pertemuan kedua pembelajaran dengan pendekatan belajar bermakna. Pertemuan kedua berlangsung selama 2 x 40 menit 2 jam pelajaran yang dimulai dari pukul 07.00 sd pukul 08.20. Pokok bahasan yang dibahas adalah membuat jaring-jaring tabung, kerucut, dan bola yang belum tuntas pada pertemuan pertama. Peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan memeriksa absensikehadiran siswa. Pertemuan kedua ini ada 2 siswa yang tidak masuk semua, dimana satu siswa dikarenakan sakit sedangkan yang satunya lagi tidak ada keterangan alpha. Guru mata pelajaran matematika hadir sebagai observer untuk mengamati aktivitas siswa satu per satu dan melakukan penilaian pada peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan kedua ini, waktu yang dialokasikan hanya cukup menyimak VCD pembelajaran agar dimaksudkan pemahaman konsep matematika bisa terarah selain penjelasan dari peneliti sebelumnya, setelah siswa menyimak VCD Pembelajaran maka dilaksanakan pembagian kelompok belajar. Alokasi Menyimak VCD hanya 45 menit. Setelah siswa menyimak VCD pembelajaran, kemudian guru mengkondisikan siswa menjadi 6 kelompok dari 28 siswa, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa dan ada dua kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa. Dalam Pembagian kelompok tersebut dikelompokkan secara bervariasi acak dari tingkat kecerdasan siswa yang berbeda-beda. Ketika pembagian kelompok berlangsung, beberapa anak menolak untuk dikelompokkan tapi untungnya hanya segelintir anak saja, dan hal itu dapat di atasi dengan segera. Daftar kelompok belajar siswa dalam pembelajaran ini dapat di lihat pada lampiran 5. Setelah siswa duduk dalam kelompok yang telah ditentukan dan mengerti aturan main dari pendekatan belajar Meaningful Learning, guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi mengenai bangun ruang yang sudah dipelajari sebelumnya di kelas VIII dan kemudian menggali pengetahuan awal siswa untuk menunjang materi yang akan disampaikan. Selanjutnya, guru menjelaskan garis besar materi membuat gambar jaring-jaring bangun ruang yang sudah dipelajari dari kelas sebelumnya kemudian peneliti membuat jaring-jaring bangun ruang sisi lengkung seperti tabung, kerucut, dan bola sambil memberikan contoh-contoh soal. Dan guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang dimengerti setelah selesai menjelaskan. Ketika guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapat, hampir semua siswa menjawab “Tidak ada pertanyaan Pa, semua paham...” dan sebagian lagi hanya diam. Disini membuat peneliti berpikir apakah yang diam saja sudah paham atau belum? Proses pembelajaran pada pertemuan kedua ini belum berjalan secara tidak maksimal karena siswa masih bersifat pasif dan hanya mengingat materi terdahulu yang pernah dipelajari sebelumnya, namun beberapa siswa sudah menunjukkan ketertarikan. Sebagai penutup guru mengingatkan mengulang pelajaran hari ini karena dilanjutkan untuk pertemuan selanjutnya. 3 Pertemuan Ketiga Senin, 20 Juli 2009 Sebagaimana pada pertemuan sebelumnya, pertemuan ketiga pun berlangsung selama 2 x 40 menit 2 jam pelajaran yang dimulai dari pukul 10.00 sd 11.20 WIB dengan melanjutkan proses pembelajaran sebelumnya. Awal kegiatan seperti biasanya adalah membuka pembelajaran dengan memberi salam dan memeriksa absensikehadiran siswa, terdapat 2 siswa yang tidak hadir karena sakit. Selanjutnya, pertemuan ketiga ini para siswa sudah langsung duduk berkumpul dengan kelompok belajarnya yang sudah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Berhubung guru sudah menjelaskan garis besar dipertemuan sebelumnya yaitu membuat jaring-jaring tabung, kerucut, dan bola dengan bantuan media pembelajaran VCD. Maka guru langsung membagikan lembar kerja kelompok LKK 3 pada masing-masing kelompok belajar. Dimana pada LKK ini siswa membuat jaring-jaring bangun ruang sisi lengkung dengan ukuran yang telah ditentukan oleh peneliti. Setelah membagikan LKK, guru memberikan pengarahan mengenai langkah-langkah dalam membuat jaring-jaring menggunakan karton dengan ukuran yang berbeda-beda pada tiap kelompoknya dimaksudkan agar setiap kelompok memiliki gambaran tentang bagaimana menemukan luas permukaan pada bangun tabung dan kerucut tersebut. Setelah mereka paham, mereka langsung berdiskusi dengan masing-masing kelompok belajarnya untuk menyelesaikan pekerjaan kelompoknya yang terdapat pada LKK tersebut. Guru berkeliling untuk memantau aktivitas siswa dari satu kelompok ke kelompok lain. Guru melihat masih banyak kelompok yang mengalami kesulitan, karena mereka belum terlalu terbiasa melukis jaring-jaring bangun ruang dengan langsung praktek sendiri terutama banyak yang kesulitan pada membuat jaring-jaring selimut kerucut. Selanjutnya guru memberi sedikit arahan kepada mereka, dan setelah mereka paham mereka melanjutkan kembali untuk mengerjakan LKK tersebut. Masih saja ada siswa yang tidak bisa diam untuk mengganggu temannya dikelompok lain yang sedang serius mengerjakan LKK. Dan guru pun langsung mengendalikannya, tapi masih saja melakukan hal itu. Guru matematika kelas ini langsung turun tangan untuk mengendalikannya. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal LKK adalah 30 menit, namun belum semua kelompok menyelesaikan tugasnya. Sehingga setiap kelompok melanjutkan hasil kelompoknya dikerjakan dirumah. Bagi siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan dikelompoknya maka siswa tersebut tidak dimasukkan kedalam daftar kelompok. Sebelum menutup pertemuan ini, guru memberikan penilaian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dan menyimpulkan dari apa yang telah dilaksanakan. Sebagai penutup, guru meminta siswa untuk mengulang kembali materi tadi dirumah selain melanjutkan pekerjaan kelompok yang belum selesai. 4 Pertemuan keempat Kamis, 23 Juli 2009 Pertemuan keempat sama halnya dengan pertemuan sebelumnya berlangsung selama 2 x 40 menit 2 jam pelajaran yang dimulai dari pukul 07.00 sd 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dengan memberi salam dan memeriksa absensikehadiran siswa, ada satu siswa yang tidak hadir pada pertemuan keempat ini semuanya dikarenakan masih sakit. Tanpa disuruh oleh guru, siswa pun sudah berkumpul dalam kelompok belajarnya masing-masing. Kemudian guru menjelaskan aturan yang akan presentasi hasil pekerjaan dari tiap kelompok, alokasi waktu yang diberikan pada setiap kelompok untuk presentasi adalah 10 menit. Setelah semuanya paham, selanjutnya guru memanggil kelompok I untuk mempresentasikan hasilnya namun kelompok pertama pekerjaannya belum selesai maka dilanjutkan pada kelompok selanjutnya yang siap tampil dihadapan kelompok lainnya. Dan salah satu siswa yang mewakili kelompok tersebut langsung menjelaskan cara membuat jaring- jaring bangun ruang sisi lengkung dengan terlebih dahulu menentukan ukuran-ukurannya seperti luas-luas bangun datar, sedangkan kelompok yang lain menanggapinya. Aktivitas siswa pada pertemuan keempat ini tidak banyak mengalami perubahan, masih saja ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan hasil diskusi dari kelompok lain, mereka hanya mengobrol dan mengganggu siswa lainnya. Guru sering menegur siswa-siswa tersebut, tapi tidak bertahan lama. Kemudian guru mengambil tindakan lainnya yaitu jika masih ada yang mengganggu proses pembelajaran ini, maka guru tidak segan-segan untuk mengeluarkan mereka dari ruang kelas. Sejak itu beberapa siswa menjadi diam dan mulai mau menanggapi kelompok lain yang sedang presentasi, tapi masih saja ada yang tidak menghiraukan. Dari hasil presentasi dari tiap kelompok diharapkan siswa dapat menemukan rumus untuk menentukan luas permukaan dan luas selimut dari tabung, kerucut, dan bola. Dengan proses pembelajaran ini siswa lebih mudah dan terarah dalam memahami konsep bangun ruang sisi lengkung karena sudah mulai terbiasa dengan menggunakan pendekatan belajar bermakna. Rata-rata siswa sudah mulai aktif untuk bertanya, tapi masih ada juga yang masih kurang aktif alias pasif. Kelemahannya adalah mereka masih kebingungan dalam menentukan awal menemukan luas permukaan bangun ruang sisi lengkung karena tidak mendengarkan hasil dari diskusi temannya. Kemudian siswa mengerjakan tugas 4 yang telah dibuat peneliti yang bertujuan untuk melihat perkembangan hasil proses tindakan ini. Akan tetapi, perolehan nilai siswa mengerjakan LKK 4 sedikit meningkat dibandingkan pada pertemuan sebelumnya, rata-rata nilai adalah ≤ 60 yang artinya hampir semua soal latihan LKK 4 dapat dijawab dengan benar disertai alasan yang benar pula pada setiap latihan soal pada LKK. Untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa secara mandiri maka guru memberikan latihan soal latihan 5 yakni soal yang dibuat oleh guru sendiri terdiri dari 4 soal. Alokasi untuk menjawab 4 soal ini, guru memberikan waktu hanya 15 menit. Kemudian setelah siswa menjawab soal tersebut maka jawaban dikumpulkan, untuk tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman konsep pada siswa maka guru dan siswa membahas bersama-sama soal tersebut sehingga jika jawaban siswa yang merasa salah dapat paham dimana letak kesalahan pemahaman konsepnya. Setelah itu guru mengoreksi latihan soal yang telah dijawab dan membagikan hasilnya kepada siswa kembali. Selanjutnya, guru bersama siswa membuat rangkuman dari materi pembelajaran yang telah dibahas. Sebagai penutup, guru mengingatkan agar siswa mengulang kembali pelajaran yang dibahas, dan pelajaran sebelumnya karena pertemuan selanjutnya akan diadakan tes akhir siklus I. 5 Pertemuan kelima Senin, 27 Juli 2009 Pada pertemuan terakhir dalam siklus I ini diadakan ujian tes akhir siklus I. Tes akhir siklus I ini berbentuk essay berjumlah 8 soal yang dikerjakan selama 2 jam pelajaran. Tes uraian yang terdiri dari 8 soal ini materi diambil dari soal latihan siswa selama proses pembelajaran siklus I yaitu tentang mengidentifikasi unsur- unsur dan sifat-sifat yang terdapat pada bangun ruang sisi lengkung tabung, kerucut, dan bola, menggambar bentuk dan melukis jaring-jaring bangun tabung, kerucut dan bola, serta menghitung ukuran dari bangun ruang sisi lengkung BRSL. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan dan pemahaman konsep matematika siswa terhadap materi yang telah diajarkan pada pertemuan dalam siklus 1. c. Tahap Observasi Tahap ini pada dasarnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh guru kolaborator yang mencatat seluruh aktivitas siswa dan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan penilaian langsung melihat dari hasil kerja siswa LKS. Pada data tersebut dapat dilihat bahwa dari 8 aktivitas yang diobservasi didapatkan rata-rata pemahaman konsep siswa pada tingkat kurang. Karena di siklus I ini siswa masih lemah dapat menghitung ukuran BRSL yang berkaitan dengan mengaitkan dari ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki BRSL tersebut, kurang memperhatikan guru, kurang menjawab soal latihan dari guru, dan masih tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, masih kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, dan guru pun masih kesulitan dalam memberikan pemahaman konsep matematika siswa. Pada pertemuan kelima dilaksanakan ujian tes akhir siklus I. Soal tes yang diberikan kepada siswa adalah soal yang telah dibahas pada latihan soal yang diberikan dalam setiap pertemuan pada siklus I. Berikut ini hasil rata-rata selama siklus I disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Rata-rata Keseluruhan Pada Siklus I No Kelas Interval i f Nilai Tengah f . i i i x x 1. 10 – 23 7 16,5 115,5 2. 24 – 37 8 30,5 244 3. 38 – 52 3 45 135 4. 53 – 65 6 59 354 5. 66 – 80 2 73 146 6, 81 – 93 2 97 194 Jumlah 28 321 1188,5 Berdasarkan Tabel 4.1 di atas didapat hasil rata-rata hasil selama siklus I adalah 42,45 dengan nilai terendahnya 10 serta nilai tertingginya 88. Dapat dilihat juga siswa yang mendapatkan nilai lebih dari nilai rata-rata sebanyak 5 orang yaitu 17,86 dan yang mendapat nilai kurang dari nilai rata-rata sebanyak 23 orang yaitu 82,14 . Perolehan nilai tes akhir siklus I ini belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian ini yaitu 60 siswa harus mendapat nilai lebih dari rata-rata nilai tes keseluruhan atau KKM. Dengan hasil tersebut, maka siklus I telah selesai dan akan dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II, siswa diharapkan mendapatkan hasil nilai persentase yang lebih meningkat dari siklus I. d. Tahap Refleksi Evaluasi Berdasarkan lembar observasi dan hasil tes akhir siklus I, diperoleh hasil analisis kegiatan refleksi atau evaluasi. Hasil refleksi tersebut dirangkum dalam tabel berikut: Tabel 4.2 Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I No KendalaKesulitan Perbaikan 1. Kurangnya pemahaman siswa mengenai teknik menggambar jaring-jaring BRSL Mengulang kembali materi yang mengenai teknik menggambar jaring-jaring BRSL pada pertemuan berikutnya. 2. Kurangnya aktivitas siswa dalam kegiatan belajar dalam berdiskusi kelompok Aktivitas siswa ditingkatkan dengan cara memberi motivasi dan dorongan pada siswa 3. Kurangnya Siswa dapat menghitung ukuran pada BRSL. Guru akan mengarahkan tentang kaitannya dengan sifat-sifat pada BRSL dan bangun ruang selain BRSL. 4. Guru belum dapat mengkondisikan kelas dengan baik Guru bertindak lebih tegas lagi dalam menghadapi siswa-siswa yang tidak disiplin 5. Keaktifan siswa dalam menanggapi pertanyaan guru masih dirasa kurang Memberikan suasana kelas menjadi lebih santai tapi serius agar siswa tidak takut lagi untuk mennanggapi pertanyaan dan memberikan jawaban 6. Beberapa siswa masih kebingungan dalam menjawab soal-soal latihan karena pemahaman tentang konsep BRSL pada awalnya kurang dipahami. Guru memberikan arahan secara detail mengenai soal-soal yang dianggap bingung oleh siswa dengan pendekatan pemahaman konsep dasar 7. Siswa masih kurang tepat waktu untuk mengumpulkan tugas. Guru akan mengkondusifkan waktu mengerjakan tugas, sehingga siswa tidak lagi lambat mengumpulkan tugas Sedangkan untuk mencapai nilai yang sesuai dengan KKM yang ditetapkan sekolah hanya 7 siswa orang saja dari 28 siswa yang tingkat pemahamannya sudah memenuhi KKM. Pada siklus II peneliti harus memperhatikan siswa dan lebih meningkatkan metode pembelajaran karena masih banyak kekurangan dalam menerapkan metode belajar bermakna Meanigful Learning. Dilihat dari tabel 4.2 bahwa masih banyaknya kekurangan atau kendala pada siklus I ini, maka untuk pelaksanaan siklus II diharapkan saran dan perbaikan dapat dilaksanakan secara optimal.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa melalui pendekatan konstruktivisme

1 11 152

Meningkatkan pemahaman konsep siswa melalui pendekatan ketrampilan proses pada konsep laju reaksi (penelitian tindakan kelas di SMA Muhamamdiyah 25 Setia budi Pamulang)

3 42 101

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Pengaruh pendekatan problem posing terhadap pemahaman konsep matematika siswa

0 14 225

Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada konsep persamaan dasar akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran rotating trio exchange ( penelitian tindakan kelas di kelas X SMK Arrahman Bintaro)

2 21 243

Upaya peningkatan pemahaman konsep matematika siswa dengan pendekatan belajar bermakna (meaningful learning): penelitian tindakan kelas di SMP Waskita Madya Kota Tangerang

0 10 96

Upaya meningkatkan motivasi belajar matematika melalui pemberian kartu skor partisipasi siswa : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 9 181

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Pengaruh pendekatan brain based learning terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

6 65 199

Upaya meningkatkan kemampuan menulis matematis melalui pendekatan matematika realistik (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III MIN Bantargebang)

3 18 199