g Banyak siswa yang mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, menjelang
akhir waktu pemberian tugas, mereka sibuk bertanya dan mencontek, sehingga mereka lambat dalam mengumpulkan tugas.
h Kurangnya pemahaman konsep dan semangat belajar siswa tentang materi
bangun ruang sisi lengkung disebabkan proses pembelajaran selama ini tidak bermakna bagi siswa.
Berdasarkan penelitian pendahuluan tersebut, peneliti mengambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematika siswa masih tergolong
rendah. Hal ini juga terlihat dari nilai ulangan siswa yang belum mencapai nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 60. Maka dari itu peneliti
melakukan suatu tindakan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung dengan
menggunakan pendekatan belajar bermakna Meaningful Learning. Penggunaan belajar bermakna Meaningful Learning ini dilakukan
pada tanggal 13 Juli 2009. Diharapkan dengan pendekatan belajar bermakna ini dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dan mencapai
nilai KKM yang diharapkan. Dengan tahapan-tahapan tindakan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain terdiri dari tiga siklus yaitu :
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan
pembelajaran ini akan dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya. Adapun tahapan tindakan
pembelajaran siklus I adalah : a.
Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I ini
adalah peneliti menyiapkan kelas penelitian dengan mendiskusikan kepada guru kolaborator, mempersiapkan rencana pembelajaran, LKS
Lembar Kerja Siswa yang dibuat oleh peneliti dengan sistem pendekatan belajar bermakna Meaningful Learning sebagai panduan
atau modul siswa yang terdiri dari pembahasan dan soal-soal latihan
sebagai evaluasi dalam pembelajaran dari siklus I, menyiapkan VCD pembelajaran, menyiapkan lembar observasi, lembar kerja siswa
LKS, dan alat dokumentasi. Siklus I ini terdiri dari 5 pertemuan dengan materi diantaranya
mengidentifikasi sifat-sifat dari tabung, kerucut dan bola, menggambar dan membuat jaring-jaring dari setiap BRSL, serta menentukan luas
selimut dan volume dari bangun ruang sisi lengkung BRSL dan didalamnya termasuk untuk mengerjakan tes akhir siklus I. Lembar
kerja siswa LKS dan tes akhir siklus dibuat untuk mengetahui perkembangan hasil pemahaman konsep matematika siswa. Lembar
observasi digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas siswa pada setiap pertemuan untuk melihat tingkat pemahaman konsep
matematika siswa ketika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan belajar bermakna Meaningful Learning.
Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan belajar bermakna
Meaningful Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. Target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu
pemahaman konsep dasar siswa dapat lebih baik dibandingkan hasil proses belajar sebelum menggunakan proses belajar dengan
pendekatan belajar bermakna, serta dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan secara sistematis tidak dengan cara menghafal
rumus. Metode yang digunakan dalam pemberian materi adalah
pengatur awal advance organizer, diferensiasi progresif, belajar
superordinat, integrative reconciliation, dan consolidation. Sehingga
dapat mengaitkan konsep yang dimiliki pada kognitif siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan selanjutnya.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam lima pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit tiap pertemuannya.
Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan menjadi lima pertemuan seperti terlampir yaitu pada :
1 Pertemuan pertama Senin, 13 Juli 2009
Kegiatan belajar matematika di kelas IX B dilaksanakan pada hari senin, 13 juli 2009 sebagai pertemuan pertama pembelajaran
dengan pendekatan belajar bermakna. Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 40 menit 2 jam pelajaran yang dimulai
dari pukul 10.00 sd pukul 11.20. Pokok bahasan yang dibahas adalah mengidentifikasi sifat-sifat dari tabung, kerucut, dan bola.
Peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan memeriksa absensikehadiran siswa. Pertemuan pertama ini
terdapat satu orang yang tidak hadir dikarenakan tidak ada keterangannya alpha. Guru mata pelajaran matematika hadir
sebagai observer untuk mengamati aktivitas siswa satu per satu dan melakukan penilaian pada peneliti ketika proses pembelajaran
berlangsung kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran
pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan pembelajaran selanjutnya menyampaikan tujuan
pembelajaran, memberikan penjelasan mengenai aturan dari pendekatan belajar bermakna Meaningful Learning, dan kegiatan
mengajar dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada siswa tentang bangun-bangun yang termasuk bangun ruang lalu
dilanjutkan dengan pertanyaan bangun-bangun apa saja yang termasuk bangun ruang sisi lengkung. Kegiatan belajar mengajar
dilanjutkan dengan mengerjakan soal latihan dengan menjawab LKS 1 yang telah dibuat oleh peneliti, kemudian semua siswa
diberikan kesempatan untuk mengerjakan didepan kelas, bagi siswa yang menjawab benar diberikan poin 5. Latihan soal ini
dilakukan peneliti ingin mengetahui pemahaman konsep yang telah dimiliki siswa. Setelah siswa mengerjakan LKS 1, kemudian
dilanjutkan mengerjakan LKS 2 dimana siswa mengidentifikasi sifat-sifat dari tabung, kerucut, dan bola yang telah dipelajarinya
pada pelajaran sebelumnya. Pada pertemuan pertama ini, waktu yang dialokasikan
hanya cukup untuk tanya jawab dan menyampaikan aturan main dari belajar bermakna Meaningful Learning tentang materi
konsep bangun ruang sisi lengkung tabung, kerucut, dan bola. Proses pembelajaran pada pertemuan pertama ini belum berjalan
secara maksimal karena siswa masih bersifat pasif dan hanya mengingat materi terdahulu yang pernah dipelajari sebelumnya,
namun beberapa siswa sudah menunjukkan ketertarikan. Sebagai penutup guru mengingatkan mengulang pelajaran hari ini karena
dilanjutkan untuk pertemuan selanjutnya. 2
Pertemuan kedua Kamis, 16 Juli 2009 Pada hari Kamis, tanggal 16 Juli 2009 sebagai pertemuan
kedua pembelajaran dengan pendekatan belajar bermakna. Pertemuan kedua berlangsung selama 2 x 40 menit 2 jam
pelajaran yang dimulai dari pukul 07.00 sd pukul 08.20. Pokok bahasan yang dibahas adalah membuat jaring-jaring tabung,
kerucut, dan bola yang belum tuntas pada pertemuan pertama. Peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan memberi salam
dan memeriksa absensikehadiran siswa. Pertemuan kedua ini ada 2 siswa yang tidak masuk semua, dimana satu siswa dikarenakan
sakit sedangkan yang satunya lagi tidak ada keterangan alpha. Guru mata pelajaran matematika hadir sebagai observer untuk
mengamati aktivitas siswa satu per satu dan melakukan penilaian pada peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung kemudian
dicatat pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan
selanjutnya.
Pada pertemuan kedua ini, waktu yang dialokasikan hanya cukup menyimak VCD pembelajaran agar dimaksudkan
pemahaman konsep matematika bisa terarah selain penjelasan dari peneliti sebelumnya, setelah siswa menyimak VCD Pembelajaran
maka dilaksanakan pembagian kelompok belajar. Alokasi Menyimak VCD hanya 45 menit. Setelah siswa menyimak VCD
pembelajaran, kemudian guru mengkondisikan siswa menjadi 6 kelompok dari 28 siswa, masing-masing kelompok terdiri dari 5
orang siswa dan ada dua kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa. Dalam Pembagian kelompok tersebut dikelompokkan secara
bervariasi acak dari tingkat kecerdasan siswa yang berbeda-beda. Ketika pembagian kelompok berlangsung, beberapa anak menolak
untuk dikelompokkan tapi untungnya hanya segelintir anak saja, dan hal itu dapat di atasi dengan segera. Daftar kelompok belajar
siswa dalam pembelajaran ini dapat di lihat pada lampiran 5. Setelah siswa duduk dalam kelompok yang telah ditentukan
dan mengerti aturan main dari pendekatan belajar Meaningful Learning, guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi
mengenai bangun ruang yang sudah dipelajari sebelumnya di kelas VIII dan kemudian menggali pengetahuan awal siswa untuk
menunjang materi yang akan disampaikan. Selanjutnya, guru menjelaskan garis besar materi membuat gambar jaring-jaring
bangun ruang yang sudah dipelajari dari kelas sebelumnya kemudian peneliti membuat jaring-jaring bangun ruang sisi
lengkung seperti tabung, kerucut, dan bola sambil memberikan contoh-contoh soal. Dan guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang dimengerti setelah selesai menjelaskan. Ketika guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengemukakan pendapat, hampir semua siswa menjawab “Tidak ada pertanyaan Pa, semua paham...” dan
sebagian lagi hanya diam. Disini membuat peneliti berpikir apakah
yang diam saja sudah paham atau belum? Proses pembelajaran pada pertemuan kedua ini belum berjalan secara tidak maksimal
karena siswa masih bersifat pasif dan hanya mengingat materi terdahulu yang pernah dipelajari sebelumnya, namun beberapa
siswa sudah menunjukkan ketertarikan. Sebagai penutup guru mengingatkan mengulang pelajaran hari ini karena dilanjutkan
untuk pertemuan selanjutnya. 3
Pertemuan Ketiga Senin, 20 Juli 2009 Sebagaimana pada pertemuan sebelumnya, pertemuan
ketiga pun berlangsung selama 2 x 40 menit 2 jam pelajaran yang dimulai dari pukul 10.00 sd 11.20 WIB dengan melanjutkan
proses pembelajaran sebelumnya. Awal kegiatan seperti biasanya adalah membuka pembelajaran dengan memberi salam dan
memeriksa absensikehadiran siswa, terdapat 2 siswa yang tidak hadir karena sakit.
Selanjutnya, pertemuan ketiga ini para siswa sudah langsung duduk berkumpul dengan kelompok belajarnya yang
sudah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Berhubung guru sudah menjelaskan garis besar dipertemuan sebelumnya yaitu
membuat jaring-jaring tabung, kerucut, dan bola dengan bantuan media pembelajaran VCD. Maka guru langsung membagikan
lembar kerja kelompok LKK 3 pada masing-masing kelompok belajar. Dimana pada LKK ini siswa membuat jaring-jaring bangun
ruang sisi lengkung dengan ukuran yang telah ditentukan oleh peneliti.
Setelah membagikan LKK, guru memberikan pengarahan mengenai langkah-langkah dalam membuat jaring-jaring
menggunakan karton dengan ukuran yang berbeda-beda pada tiap kelompoknya dimaksudkan agar setiap kelompok memiliki
gambaran tentang bagaimana menemukan luas permukaan pada bangun tabung dan kerucut tersebut. Setelah mereka paham,
mereka langsung berdiskusi dengan masing-masing kelompok belajarnya untuk menyelesaikan pekerjaan kelompoknya yang
terdapat pada LKK tersebut. Guru berkeliling untuk memantau aktivitas siswa dari satu kelompok ke kelompok lain. Guru melihat
masih banyak kelompok yang mengalami kesulitan, karena mereka belum terlalu terbiasa melukis jaring-jaring bangun ruang dengan
langsung praktek sendiri terutama banyak yang kesulitan pada membuat jaring-jaring selimut kerucut.
Selanjutnya guru memberi sedikit arahan kepada mereka, dan setelah mereka paham mereka melanjutkan kembali untuk
mengerjakan LKK tersebut. Masih saja ada siswa yang tidak bisa diam untuk mengganggu temannya dikelompok lain yang sedang
serius mengerjakan LKK. Dan guru pun langsung mengendalikannya, tapi masih saja melakukan hal itu. Guru
matematika kelas ini langsung turun tangan untuk mengendalikannya. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal
LKK adalah 30 menit, namun belum semua kelompok menyelesaikan tugasnya. Sehingga setiap kelompok melanjutkan
hasil kelompoknya dikerjakan dirumah. Bagi siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan dikelompoknya maka siswa tersebut tidak
dimasukkan kedalam daftar kelompok. Sebelum menutup pertemuan ini, guru memberikan
penilaian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dan menyimpulkan dari apa yang telah dilaksanakan. Sebagai penutup,
guru meminta siswa untuk mengulang kembali materi tadi dirumah selain melanjutkan pekerjaan kelompok yang belum selesai.
4 Pertemuan keempat Kamis, 23 Juli 2009
Pertemuan keempat sama halnya dengan pertemuan sebelumnya berlangsung selama 2 x 40 menit 2 jam pelajaran
yang dimulai dari pukul 07.00 sd 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dengan
memberi salam dan memeriksa absensikehadiran siswa, ada satu siswa yang tidak hadir pada pertemuan keempat ini semuanya
dikarenakan masih sakit. Tanpa disuruh oleh guru, siswa pun sudah berkumpul
dalam kelompok belajarnya masing-masing. Kemudian guru menjelaskan aturan yang akan presentasi hasil pekerjaan dari tiap
kelompok, alokasi waktu yang diberikan pada setiap kelompok untuk presentasi adalah 10 menit. Setelah semuanya paham,
selanjutnya guru memanggil kelompok I untuk mempresentasikan hasilnya namun kelompok pertama pekerjaannya belum selesai
maka dilanjutkan pada kelompok selanjutnya yang siap tampil dihadapan kelompok lainnya. Dan salah satu siswa yang mewakili
kelompok tersebut langsung menjelaskan cara membuat jaring- jaring bangun ruang sisi lengkung dengan terlebih dahulu
menentukan ukuran-ukurannya seperti luas-luas bangun datar, sedangkan kelompok yang lain menanggapinya.
Aktivitas siswa pada pertemuan keempat ini tidak banyak mengalami perubahan, masih saja ada beberapa siswa yang tidak
mendengarkan hasil diskusi dari kelompok lain, mereka hanya mengobrol dan mengganggu siswa lainnya. Guru sering menegur
siswa-siswa tersebut, tapi tidak bertahan lama. Kemudian guru mengambil tindakan lainnya yaitu jika masih ada yang
mengganggu proses pembelajaran ini, maka guru tidak segan-segan untuk mengeluarkan mereka dari ruang kelas. Sejak itu beberapa
siswa menjadi diam dan mulai mau menanggapi kelompok lain yang sedang presentasi, tapi masih saja ada yang tidak
menghiraukan. Dari hasil presentasi dari tiap kelompok diharapkan siswa
dapat menemukan rumus untuk menentukan luas permukaan dan luas selimut dari tabung, kerucut, dan bola. Dengan proses
pembelajaran ini siswa lebih mudah dan terarah dalam memahami
konsep bangun ruang sisi lengkung karena sudah mulai terbiasa dengan menggunakan pendekatan belajar bermakna. Rata-rata
siswa sudah mulai aktif untuk bertanya, tapi masih ada juga yang masih kurang aktif alias pasif. Kelemahannya adalah mereka masih
kebingungan dalam menentukan awal menemukan luas permukaan bangun ruang sisi lengkung karena tidak mendengarkan hasil dari
diskusi temannya. Kemudian siswa mengerjakan tugas 4 yang telah dibuat peneliti yang bertujuan untuk melihat perkembangan hasil
proses tindakan ini. Akan tetapi, perolehan nilai siswa mengerjakan LKK 4 sedikit meningkat dibandingkan pada pertemuan
sebelumnya, rata-rata nilai adalah ≤ 60 yang artinya hampir semua
soal latihan LKK 4 dapat dijawab dengan benar disertai alasan yang benar pula pada setiap latihan soal pada LKK.
Untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa secara mandiri maka guru memberikan latihan soal latihan 5 yakni
soal yang dibuat oleh guru sendiri terdiri dari 4 soal. Alokasi untuk menjawab 4 soal ini, guru memberikan waktu hanya 15 menit.
Kemudian setelah siswa menjawab soal tersebut maka jawaban dikumpulkan, untuk tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman
konsep pada siswa maka guru dan siswa membahas bersama-sama soal tersebut sehingga jika jawaban siswa yang merasa salah dapat
paham dimana letak kesalahan pemahaman konsepnya. Setelah itu guru mengoreksi latihan soal yang telah dijawab dan membagikan
hasilnya kepada siswa kembali. Selanjutnya, guru bersama siswa membuat rangkuman dari
materi pembelajaran yang telah dibahas. Sebagai penutup, guru mengingatkan agar siswa mengulang kembali pelajaran yang
dibahas, dan pelajaran sebelumnya karena pertemuan selanjutnya akan diadakan tes akhir siklus I.
5 Pertemuan kelima Senin, 27 Juli 2009
Pada pertemuan terakhir dalam siklus I ini diadakan ujian tes akhir siklus I. Tes akhir siklus I ini berbentuk essay berjumlah
8 soal yang dikerjakan selama 2 jam pelajaran. Tes uraian yang terdiri dari 8 soal ini materi diambil dari soal latihan siswa selama
proses pembelajaran siklus I yaitu tentang mengidentifikasi unsur- unsur dan sifat-sifat yang terdapat pada bangun ruang sisi lengkung
tabung, kerucut, dan bola, menggambar bentuk dan melukis jaring-jaring bangun tabung, kerucut dan bola, serta menghitung
ukuran dari bangun ruang sisi lengkung BRSL. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan dan
pemahaman konsep matematika siswa terhadap materi yang telah diajarkan pada pertemuan dalam siklus 1.
c. Tahap Observasi
Tahap ini pada dasarnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh guru kolaborator
yang mencatat seluruh aktivitas siswa dan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam
pembelajaran dilakukan dengan penilaian langsung melihat dari hasil kerja siswa LKS. Pada data tersebut dapat dilihat bahwa dari 8
aktivitas yang diobservasi didapatkan rata-rata pemahaman konsep siswa pada tingkat kurang. Karena di siklus I ini siswa masih lemah
dapat menghitung ukuran BRSL yang berkaitan dengan mengaitkan dari ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki BRSL tersebut, kurang
memperhatikan guru, kurang menjawab soal latihan dari guru, dan masih tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, masih kesulitan
dalam mengikuti pembelajaran, dan guru pun masih kesulitan dalam memberikan pemahaman konsep matematika siswa.
Pada pertemuan kelima dilaksanakan ujian tes akhir siklus I. Soal tes yang diberikan kepada siswa adalah soal yang telah dibahas
pada latihan soal yang diberikan dalam setiap pertemuan pada siklus I.
Berikut ini hasil rata-rata selama siklus I disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Rata-rata Keseluruhan Pada Siklus I
No Kelas
Interval
i
f
Nilai Tengah f .
i i
i
x x
1. 10 – 23
7 16,5
115,5 2.
24 – 37 8
30,5 244
3. 38 – 52
3 45
135 4.
53 – 65 6
59 354
5. 66 – 80
2 73
146 6,
81 – 93 2
97 194
Jumlah 28 321
1188,5
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas didapat hasil rata-rata hasil selama siklus I adalah 42,45 dengan nilai terendahnya 10 serta nilai
tertingginya 88. Dapat dilihat juga siswa yang mendapatkan nilai lebih dari nilai rata-rata sebanyak 5 orang yaitu 17,86 dan yang mendapat
nilai kurang dari nilai rata-rata sebanyak 23 orang yaitu 82,14 . Perolehan nilai tes akhir siklus I ini belum memenuhi indikator
keberhasilan penelitian ini yaitu 60 siswa harus mendapat nilai lebih dari rata-rata nilai tes keseluruhan atau KKM.
Dengan hasil tersebut, maka siklus I telah selesai dan akan dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II, siswa diharapkan mendapatkan
hasil nilai persentase yang lebih meningkat dari siklus I. d.
Tahap Refleksi Evaluasi Berdasarkan lembar observasi dan hasil tes akhir siklus I,
diperoleh hasil analisis kegiatan refleksi atau evaluasi. Hasil refleksi tersebut dirangkum dalam tabel berikut:
Tabel 4.2 Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I
No KendalaKesulitan Perbaikan
1. Kurangnya pemahaman siswa mengenai teknik
menggambar jaring-jaring BRSL
Mengulang kembali materi yang mengenai teknik menggambar
jaring-jaring BRSL pada pertemuan berikutnya.
2. Kurangnya aktivitas
siswa dalam kegiatan belajar
dalam berdiskusi kelompok Aktivitas siswa ditingkatkan
dengan cara memberi motivasi dan dorongan pada siswa
3. Kurangnya Siswa dapat menghitung ukuran pada
BRSL. Guru akan mengarahkan tentang
kaitannya dengan sifat-sifat pada BRSL dan bangun ruang selain
BRSL. 4.
Guru belum dapat mengkondisikan kelas
dengan baik Guru bertindak lebih tegas lagi
dalam menghadapi siswa-siswa yang tidak disiplin
5. Keaktifan siswa dalam menanggapi pertanyaan
guru masih dirasa kurang Memberikan suasana kelas
menjadi lebih santai tapi serius agar siswa tidak takut lagi untuk
mennanggapi pertanyaan dan memberikan jawaban
6. Beberapa siswa masih kebingungan dalam
menjawab soal-soal latihan karena pemahaman tentang
konsep BRSL pada awalnya kurang dipahami.
Guru memberikan arahan secara detail mengenai soal-soal yang
dianggap bingung oleh siswa dengan pendekatan pemahaman
konsep dasar
7. Siswa masih kurang tepat waktu untuk
mengumpulkan tugas. Guru
akan mengkondusifkan
waktu mengerjakan tugas, sehingga siswa tidak lagi lambat
mengumpulkan tugas
Sedangkan untuk mencapai nilai yang sesuai dengan KKM yang ditetapkan sekolah hanya 7 siswa orang saja dari 28 siswa yang
tingkat pemahamannya sudah memenuhi KKM. Pada siklus II peneliti harus memperhatikan siswa dan lebih meningkatkan metode
pembelajaran karena masih banyak kekurangan dalam menerapkan metode belajar bermakna Meanigful Learning. Dilihat dari tabel 4.2
bahwa masih banyaknya kekurangan atau kendala pada siklus I ini, maka untuk pelaksanaan siklus II diharapkan saran dan perbaikan
dapat dilaksanakan secara optimal.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II