Persyaratan Partai Politik Sebagai Peserta Pemilihan Umum Tahun 2004-

D. Persyaratan Pembentukan Partai Politik Dan Persyaratan Partai Politik

Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014 Menjelang pemilu tahun 2014, DPR bersama Presiden telah menyiapkan aturan mengenai pemilihan umum anggota legislatif. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 yang sebelumnya mengatur tentang pemilihan umum tahun 2009, telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, serta Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik. Untuk pembentukan partai politik diatur dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011. Syarat pendirian partai politik antara lain: Pasal 2 1. Partai politik didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 30 tiga puluh orang warga negara Indonesia yang telah berusia 21 dua puluh satu tahun atau sudah menikah dari setiap provinsi. 1.a. Partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 didaftarkan oleh paling sedikit 50 lima puluh orang pendiri yang mewakili seluruh pendiri partai politik dengan akta notaris. 1.b. Pendiri dan pengurus partai politik dilarang merangkap sebagai anggota partai politik lain. 2. Pendirian dan pembentukan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 menyertakan 30 tiga puluh perseratus keterwakilan perempuan. 3. Akta notaris sebagaimana dimaksud pada ayat 1.a. harus memuat AD dan ART serta kepengurusan partai politik tingkat pusat. 4. AD sebagaimana dimaksud pada ayat 3 memuat paling sedikit: a Asas dan cirri partai politik; b Visi dan misi partai politik; c Nama, lambang, dan tanda gambar partai politik; d Tujuan dan fungsi partai politik; e Organisasi, tempat kedudukan, dan pengambilan keputusan; f Kepengurusan partai politik; g Mekanisme rekrutmen keanggotaan partai politik dan jabatan partai politik; h Sistem kaderisasi; i Mekanisme penyelesaian perselisihan internal partai politik; j Peraturan dan keputusan partai politik; k Pendidikan politik; l Keuangan partai politik; dan m Mekanisme penyelesaian perselisihan internal partai politik. Partai politik yang telah memenuhi persyaratan pendirian partai politik dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011, masih harus memenuhi persyaratan yang ada dalam pasal 3 untuk ditetapkan sebagai badan hukum yakni: Pasal 3 1. Partai politik harus didaftarkan ke Kementrian untuk menjadi badan hukum. 2. Untuk menjadi badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 partai politik harus mempunyai: a. Akta notaris pendirian partai politik; b. Nama, lambang, atau tanda gambar yang tidak mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, atau tanda gambar yang telah dipakai secara sah oleh partai politik lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. c. Kepengurusan pada setiap provinsi dan paling sedikit 75 tujuh puluh lima perseratus dari jumlah kabupatenkota yang bersangkutan; d. Kantor tetap pada tingkat pusat, provinsi, dan kabupatenkota sampai tahapan terakhir pemilihan umum; dan e. Rekening atas nama partai politik. Pasal 4 1. Kementrian menerima pendaftaran dan melakukan penelitian danatau verifikasi kelengkapan dan kebenaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan pasal 3 ayat 2 2. Penelitian danatau verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan paling lama 45 empat puluh lima hari sejak diterimanya dokumen persyaratan secara lengkap. 3. Pengesahan partai politik menjadi badan hukum dilakukan dengan Keputusan Menteri paling lama 15 lima belas hari sejak berakhirnya proses penelitian danatau verifikasi. 4. Keputusan Menteri mengenai pengesahan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat 3 diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. 5. Ketentuan pasal 5 diubah sehingga pasal 5 berbunyi sebagai berikut: Pasal 5 1. AD dan ART dapat diubah sesuai dengan dinamika dan kebutuhan partai politik. 2. Perubahan AD dan ART sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan berdasarkan hasil forum tertinggi pengambilan keputusan partai politik. 3. Perubahan AD dan ART sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus didaftarkan ke Kementrian paling lama 30 tiga puluh hari terhitung sejak terjadinya perubahan tersebut. 4. Pendaftaran perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 menyertakan akta notaris mengenai perubahan AD dan ART. Kemudian untuk persyaratan partai politik peserta pemilihan umum tahun 2014 diatur dalam pasal 8 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012. Dalam pasal itu disebutkan: Pasal 8 1. Partai politik peserta pemilu pada pemilu terakhir yang memenuhi ambang batas perolehan suara dari jumlah suara sah secara nasional ditetapkan sebagai partai politik peserta pemilu berikutnya. 2. Partai politik yang tidak memenuhi ambang batas perolehan suara pada pemilu sebelumnya atau partai politik baru dapat menjadi peserta pemilu setelah memenuhi persyaratan: a. Berstatus badan hukum sesuai dengan Undang-Undang tentang Partai Politik; b. Memiliki kepengurusan di seluruh provinsi; c. Memiliki kepengurusan di 75 tujuh puluh lima persen jumlah kabupatenkota di provinsi yang bersangkutan. d. Memiliki kepengurusan di 50 lima puluh persen jumlah kecamatan di kabupatenkota yang bersangkutan; e. Menyertakan sekurang-kurangnya 30 tiga puluh persen keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat; f. Memiliki anggota sekurang-kurangnya 1.000 seribu orang atau 11000 satu perseribu dari jumlah penduduk pada kepengurusan partai politik sebagaimana dimaksud pada huruf c yang dibuktikan dengan kepemilikan kartu tandan anggota; g. Mempunyai kantor tetap untuk kepengurusan pada tingkat pusat, provinsi, dan kabupatenkota sampai tahapan terakhir pemilu; h. Mengajukan nama, lambang, dan tanda gambar partai politik kepada KPU; i. Menyerahkan nomor rekening dana kampanye pemilu atas nama partai politik kepada KPU. Secara hukum ada yang bertentangan antara Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012. Yakni jika melihat pada pasal 8 ayat 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 di situ disebutkan: partai politik peserta pemilu pada pemilu sebelumnya dapat menjadi peserta pemilu pada pemilu berikutnya. Jika melihat rumusan itu, semua partai politik yang menjadi peserta pemilihan umum tahun 2009, otomatis menjadi peserta pemilu tahun 2014. Tapi kehadiran pasal 8 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 justru partai politik peserta pemilu pada pemilu sebelumnya, yakni pemilu tahun 2009 yang memenuhi ambang batas saja yang bisa langsung ditetapkan sebagai peserta pemilu tahun 2014 tanpa syarat-syarat yang lain. Sedangkan partai politik yang sudah menjadi peserta pemilu tahun 2009 tapi tidak memenuhi ambang batas, maka belum bisa ditetapkan sebagai peserta pemilihan umum tahun 2014. Ambang batas yang dimaksud pada pasal 8 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tidak jelas secara hukum. Apakah yang dimaksud adalah ambang batas pemilu, ambang batas masuk parlemen, atau ambang batas mengajukan calon presiden. Jika yang dimaksud adalah ambang batas pemilu electoral threshold, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tidak mengatur tentang ambang batas pemilu. Hanya ada ambang batas masuk DPR yang diatur dalam pasal 202.