Partai Politik TINJAUAN UMUM TENTANG HAK KONSTITUSIONAL DAN PARTAI
harus memahami pengertiannya dalam pasal 28E ayat 3. Hal yang perlu diingat adalah partai politik juga tidak serta merta memiliki kekebalan dan seenaknya
melakukan aktifitasnya dengan menafikan berbagai ketentuan terutama yang menjadi materi muatan UUD 1945. Oleh karena itu, kebebasan berserikat dan
berkumpul sebagaimana yang diatur dalam pasal 28E ayat 3 UUD 1945 memiliki kebebasan bukan tanpa batas, tetapi justru pembatasannya adalah UUD 1945 itu
sendiri. Hak partai politik yang tidak kalah pentingnya adalah hak yang diatur dalam
pasal 28 huruf c ayat 2 UUD 1945. Di dalam pasal tersebut disebutkan: setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. Hak ini berhubungan juga dengan hak warga negara untuk menduduki jabatan-jabatan
yang diisi melalui prosedur pemilihan umum, seperti presiden dan wakil presiden, gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, wali kota dan wakil wali
kota.
36
Semua jabatan yang dimaksud di atas hanya berlaku dan hanya dapat diduduki oleh warga negara Indonesia sendiri sesuai dengan maksud ketentuan
pasal 27 ayat 1 UUD 1945. Kedua hak tersebut juga dilindungi oleh pasal 28 huruf d ayat 1 yang menyatakan: setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
36
Republik Indonesia, pasal 28 huruf d ayat 3, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
hadapan hukum. Agama Islam juga melarang tindakan diskriminatif, di dalam Alqur’an disebutkan:
8. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan. Q.S. Al-Maidah; 8.
maka dari itu, perlakuan yang bersifat diskriminatif tidak dapat dibenarkan, meskipun perlakuan tersebut berasal dari aturan hukum. karena dalam pasal 28
huruf i ayat 2 UUD 1945 disebutkan: setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. Dalam konteks negara hukum Indonesia, hak konstitsional tersebut
diwujudkan dalam partai politik sebagai suatu organisasi politik yang menjembatani antara kepentingan ideal negara state dengan masyarakatwarga
negara society. Partai politik harus mampu menjadi organ penggerak perubahan masyarakat menuju perubahan masyarakat yang unggul dan bermoral. selain itu,
partai politik mempunyai fungsi yang cukup fundamental dalam membangun sebuah negara serta menguatkan demokrasi yang ada dalam negara tersebut, yakni
berfungsi sebagai sarana rekruitmen politik. Rekrutmen partai politik berkaitan