Hak Konstitusional TINJAUAN UMUM TENTANG HAK KONSTITUSIONAL DAN PARTAI

c Konstitusi merupakan suatu instrument yang legitimate untuk membatasi kekuasaan pejabat pemerintah. 19 1. Landasan Filosofis Filsafat atau pandangan hidup suatu bangsa tiada lain berisi nilai-nilai moral dan etika bangsa tersebut. Di dalam nilai dan moral etika itu terpadat kebenaran, keadilan, kesusilaan, dan nilai lainnya yang dianggap baik oleh suatu bangsa. 20 Dalam hal ini, khususnya bangsa Indonesia memiliki pandangan hidup atau falsafah bangsa yang dikenal dengan pancasila. Pancasila khususnya sila ke-2 : kemanusiaan yang adil dan beradab tentu menjadi nilai serta pandangan hidup bangsa bahwa secara hakiki manusia itu tidak boleh diperlakukan secara tidak manusiawi. Sila ke-2 pancasila ini tentu menjadi norma dasar bahwa masyarakat khususnya pemerintah harus menjamin hak-hak asasi manusia. Karena hak asasi manusia adalah bawaan kodrati Tuhan yang apabila dihalangi akan menghambat kemajuan masyarakat baik secara moral maupun secara sosial. Kemanusiaan yang beradab berarti menganggap setiap orang lain tanpa membedakan agama, kebangsaan, warna kulit, sebagai saudaranya tanpa memperlakukan secara diskriminasi. 21 19 Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, Ketentuan Konstitusional pemberlakuan Keadaan Darurat Dalam Suatu Negara,Jurnal Konstitusi. Volume 6 nomor 1. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2009, h. 44. 20 Supardan Modeong, Teknik Perundang-Undangan di Indonesia. Jakarta: Perca, 2005, h. 58. 21 Hadi Hardono, Hakikat Muatan Filsafat Pancasila, Yogyakarta: Kanisius, 1996, h. 119. 2. Landasan Sosiologis Setiap peraturan perundang-undangan termasuk konstitusi harus lahir dari kebutuhan masyarakat. Membuat konstitusi atau peraturan perundang-undangan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, keyakinan, dan kesadaran masyarakat tidak akan ada artinya dan mungkin tidak dapat diterapkan karena tidak akan dipatuhi dan dihormati. 22 Keadaan sosial masyarakat Indonesia yang telah mengalami penjajahan selama 3,5 abad menunjukan bahwa masyarakat Indonesia membutuhkan jaminan perlindungan hukum terhadap hak asasi manusia. Mulai dari hak sosial, hak ekonomi, hak budaya, serta hak politik. Pada masa penjajahan, terlihat tidak adanya jaminan terhadap hak sipil serta hak politik kepada masyarakat Indonesia. orang-orang yang bisa bersekolah hanya dari kalangan keturunan raja atau orang-orang dari bangsa lain, seperti timur asing atau eropa. Bangsa pribumi selalu terpinggirkan dalam pengembangan diri. Begitu pula dengan hak politik, kaum-kaum pribumi yang ingin duduk di posisi pemerintahan, selalu di asingkan, dipenjara, bahkan tidak jarang diasingkan keluar negeri. Mendasari semua itu, maka lahirlah UUD 1945 sebagai konstitusi Indonesia yang berangkat dari nilai dan norma masyarakat Indonesia yang secara hakiki menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia. Pasca kemerdekaan Indonesia, tidak ada lagi diskriminasi hak asasi manusia dalam hal politik. Setiap pribumi berhak untuk menjadi pemerintah dan penyelenggara negara di Indonesia. 22 M Solly Lubis, Landasan dan Tehnik Perundang-Undangan, Bandung: Mandar Maju, 1989, h. 7.

B. Hak Konstitusional di Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945

Di Indonesia, seperti juga di negara-negara lain, di dalam konstitusi nya juga mencantumkan perihal hak asasi manusia mulai dari UUD 1945 sebelum amandemen hingga UUD 1945 amandemen tahun 2002. Hak asasi yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 sebelum amandemen tidak termuat dalam suatu piagam yang terpisah, tetapi tersebar dalam beberapa pasal, terutama pasal 27 hingga pasal 34. Pada masa awal orde baru, Majelis Permusyawaratan Sementara MPRS telah berhasil merancang suatu dokumen yang di beri nama “ Rancangan Piagam Hak Asasi Manusia dan Hak-Hak serta Kewajiban Warga Negara ”. selain piagam hak asasi manusia yag telah di sebutkan di atas, pengaturan hak asasi manusia hanya diatur dalam UUD 1945, itupun hanya beberapa pasal yang mengatur tentang HAM. Hal itu menyebabkan banyaknya pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada masa orde baru, baik yang dilakukan oleh negara maupun warga sipil. Dalam masa orde baru, terjadi pelanggaran hak asasi manusia secara politik, yakni setiap orang hanya mempunyai dua pilihan partai, yakni Partai Persatuan Pembangunan, Partai Demokrasi Indonesia, dan Golongan karya. Proses transisi di Indonesia dengan dilakukannya perubahan UUD 1945, telah mengubah secara mendasar sistem ketatanegaraan di Indonesia yang diarahkan untuk mewujudkan negara hukum. 23 Setelah perubahan kedua UUD 1945 pada 23 I Gede Palguna.Mahkamah Konstitusi, Judicial Review, dan Welfare State. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2008, h. 78. tahun 2000, ketentuan mengenai hak asasi manusia dan hak-hak warga negara dalam UUD 1945 telah mengalami perubahan yang sangat mendasar. Secara kategoris, jaminan hak asasi manusia di dalam UUD 1945 pasca amandemen mencakup hak-hak sosial-politik, hak-hak kultural dan ekonomi, hak-hak kolektif, hak atas pembangunan dan lain-lain. Jaminan hak asasi manusia dalam UUD 1945 tersebar dalam sejumlah pasal antara lain pasal 18 huruf b ayat 2, pasal 26, 27- 28, pasal 28 huruf a-28 huruf j Bab X, pasal 29 Bab Agama, pasal 31-32 Bab Pendidikan dan kebudayaan, pasal 33-34 Bab Ekonomi dan Kesejahteraan sosial, pasal 30 Bab Pertahanan dan Keamanan. Jadi, pengaturan konstitusional mengenai hak asasi manusia tidak terbatas pada Bab XA tentang Hak Asasi Manusia. 24 Hak konstitusional yang terdapat dalam UUD 1945 pasca amandemen yang berkaitan dengan hak-hak sipil dan politik contohnya adalah disebutkan dalam pasal 28 huruf c ayat 1 UUD 1945: setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Kemudian disebutkan dalam pasal 28 huruf g ayat 2 UUD 1945: setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain. Kemudian secara eksplisit 24 Arianto Satya dan Fajrul Falakh, Hukum Hak Asasi Manusia, Yogyakarta: Pusham UII, 2008, h. 281. juga disebutkan bahwa negara Indonesia bertanggung jawab terhadap perlindungan dan penegakan hak manusia, dicantumkan dalam pasal 28 huruf I ayat 4 UUD 1945: perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah. Jika dicermati, maka setidaknya terdapat 12 jenis HAM dengan berbagai jenis profil yang ditegaskan dalam hasil perubahan kedua UUD 1945. 25 Hak-hak tersebut ada yang yang termasuk kategori hak asasi manusia yang berlaku bagi semua orang yang tinggal dan berada dalam wilayah hukum Republik Indonesia, dan ada pula yang merupakan hak warga negara yang berlaku hanya bagi warga negara Indonesia. Ketentuan-ketentuan yang memberikan jaminan konstitusional terhadap hak-hak asasi manusia itu sangat penting dan bahkan dianggap merupakan salah satu ciri pokok dianutnya prinsip negara hukum di suatu negara khususnya Indonesia. Namun di samping hak-hak asasi manusia, harus pula dipahami bahwa setiap orang memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang juga bersifat asasi. Setiap orang, selama hidupnya sejak sebelum kelahiran, memiliki hak dan kewajiban yang hakiki sebagai manusia. Keseimbangan dan kesadaran akan adanya hak dan kewajiban hak asasi ini merupakan ciri penting pandangan dasar bangsa Indonesia mengenai manusia dan kemanusiaan yang adil dan beradab. 25 El Muhtaj Majda, Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia, dari UUD 1945 sampai dengan Amanademen UUD 1945 Tahun 2002, Jakarta: Kencana Prenada, 2007, cet ke-2, h. 113. Pasca reformasi juga telah membawa perubahan dalam hal penegakan hak konstitusional bagi warga negara Indonesia. Hak yang yang diatur oleh Undang- Undang Dasar 1945 kini ditegakan oleh Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga baru era reformasi. Secara umum dapat dikatakan, bahwa keberadaan lembaga Mahkamah Konstitusi ini merupakan fenomena baru dalam dunia ketatanegaraan. Sebagian besar negara demokrasi yang sudah mapan, tidak mengenal lembaga Mahkamah konstitusi yang berdiri sendiri. Maksudnya ialah fungsi-fungsi yang dikenal oleh Mahkamah konstitusi seperti judicial review dalam rangka menguji konstitusionalitas suatu undang-undang, baik dalam arti formil maupun materil, dkatikan langsung dengan kewenangan Mahkamah Agung supreme court. Akan tetapi, hal ini berbeda di beberapa negara lain yang mengalami perubahan dari otoritarian menjadi demokrasi, menyebabkan pembentukan Mahkamah Konstitusi itu dininai cukup populer. 26 Contohnya seperti Afrika Selatan, Korea Selatan, Thailand, dan Indonesia. Mahkamah Konstitusi Indonesia dalam hal ini sesuai ketentuan yang diberikan oleh UUD 1945 berwenang menguji undang-undang terhadap Undang- Undang Dasar 1945 Jika keberadaan undang-undang tersebut melanggar hak konstitusional warga negara Indonesia. contohnya : Mahkamah Konstitusi telah membatalkan pasal 50 ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional karena dinilai bertentangan dengan UUD 1945. Hal 26 Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme di Indonesia, Jakarta: Konstitusi Press, 2005, h. 246.