Bahan Hukum Metode Penelitian

BAB I Merupakan bab pendahuluan yang memuat : latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan review kajian terdahulu dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Tentang Hak Konstitusional dan Partai Politik di Indonesia. Pada bab ini membahas tentang hak konstitusional, landasan filosofis, landasan sosiologis, hak konstitusional pasca amandemen UUD 1945, partai politik, hak konstitusional partai politik di Indonesia pasca amandemen UUD 1945. BAB III Tinjauan Tentang Pemilihan Umum Dan Persyaratan Partai Politik. Bab ini membahas pemilihan umum, persyaratan pembentukan partai politik sebagai badan hukum tahun 2004-2009, persyaratan partai politik sebagai peserta pemilu tahun 2004-2009, persyaratan pembentukan partai politik dan persyaratan partai politik peserta pemilihan umum tahun 2014. BAB IV Persyaratan Partai Politik Peserta Pemilu Tahun 2014 Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi No.52PUU-X2012. Bab ini akan membahas akibat hukum judicial review Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 terhadap partai politik, kemudian menganalisa persyaratan partai politik peserta pemilu tahun 2014 pasca putusan Mahkamah Konstitusi yang tidak dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi terhadap hak konstitusional partai politik BAB V Penutup. Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian, disamping itu penulis memberikan saran yang dianggap perlu. 17

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK KONSTITUSIONAL DAN PARTAI

POLITIK

A. Hak Konstitusional

Hak konstitusional berasal dari dua kata yakni hak dan konstitusi. Pertama perlu dijelaskan terlebih dahulu terkait pengertian hak. Para ahli hukum berbeda pendapat mengenai pengertian hak, tetapi penulis lebih cenderung memilih pengertian hak sesuai dengan pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia yang menyatakan : hak asasi adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Kedua, terkait dengan pengertian konstitusi. Secara bahasa konstitusi berasal dari bahasa P rancis „constituer” yang berarti membentuk. 15 Ada juga yang berpendapat bahwa konstitusi berasal dari bahasa inggris yakni „constitution” yang berarti undang-undang dasar. dalam konteks bahasa, penulis lebih memilih konstitusi yang bermakna undang-undang dasar baik tertulis maupun tidak tertulis. Kemudian jika melihat dari segi istilah, tentu para ahli hukum tata negara punya pandangan yang berbeda-beda. 15 M Soly Lubis. Asas-Asas Hukum Tata Negara Bandung: Alumni, 1978, cet ke-2, h. 44.