5.3.3. Hubugan Status Gizi Dengan Kejadian ISPaA Pada Anak Balita Tabel 5.16.
Tabulasi Silang Kejadian ISPaA Berdasarkan Status Gizi Anak Balita di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan
Tahun 2010
No Status gizi
Kejadian ISPaA Total
RP 95CI
χ
2
ρ Ya
Tidak f
f f
1 Kurang
21 84,0
4 16,0
25 100,0
1,438 1,134-
1,823 5,659
0,017 2
Baik 59
58,4 42
41,6 101
100,0 RP : Ratio Prevalens
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa prevalens rate ISPaA pada anak balita dengan
status gizi kurang 84,0 sedangkan pada anak balita dengan status gizi baik 58,4. Ratio prevalens kejadian ISPaA pada anak balita dengan status gizi kurang
dibanding dengan anak balita status gizi baik adalah 1,438 95CI;1,134-1,827. Status gizi kurang merupakan faktor risiko terjadinya ISPaA. Variabel status gizi
masuk dalam kandidad analisa multivariat oleh karena p0,25. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p0,05. Hal ini berarti terdapat hubungan asosiasi yang bermakna antara status gizi kurang dengan kejadian ISPaA pada anak balita.
5.3.4. Hubungan Berat Badan Lahir Dengan Kejadian ISPaA Pada Anak Balita
Tabel 5.17.
Tabulasi Silang Kejadian ISPaA Berdasarkan Berat Badan Lahir Anak Balita di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan
Tahun 2010
No Berat
Badan Lahir
Kejadian ISPaA Total
RP 95CI
χ
2
ρ Ya
Tidak f
f f
1 2500 gr
15 88,2
2 11,8
17 100,0
1,480 1,173-
1,867 5,190
0,023 2
≥2500 gr 65
59,6 44
40,4 109
100,0 RP : Ratio Prevalens
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa prevalens rate ISPaA pada anak balita dengan dengan berat badan lahir 2500 gr yaitu 88,2 sedangkan pada anak balita
dengan berat badan lahir ≥2500 59,6. Ratio prevalens kejadian ISPaA pada anak
balita dengan berat badan lahir 2500 dibanding dengan anak balita berat badan lahir ≥2500 adalah 1,480 95CI;1,173-1,687. Berat Badan Lahir Rendah merupakan
faktor risiko terjadinya ISPaA. Variabel berat badan lahir masuk dalam kandidad analisa multivariat oleh karena p0,25.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05. Hal ini berarti terdapat hubungan asosiasi yang bermakna antara berat badan
lahir rendah dengan kejadian ISPaA pada anak balita.
5.3.5. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian ISPaA Pada Anak Balita