3. Bahan Bakar Untuk Memasak 4. Keberadaan Perokok

c.3. Bahan Bakar Untuk Memasak

ISPA merupakan penyakit yang paling banyak di derita anak-anak. Salah satu penyebab ISPA adalah pencemaran kualitas udara di dalam ruangan seperti pembakaran bahan bakar yang digunakan untuk memasak dan asap rokok. Berdasarkan penelitian Safwan di puskesmas Alai Kota Padang Sumatera Barat 2003, dengan menggunakan desain case control, berdasarkan analisis bivariat hubungan bahan bakar minyak tanahkayu bakar dengan kejadian ISPA pada balita diperoleh nilai p = 0,012 dan Odds Ratio 2,24 CI 95; 1,221-4,089. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepadatan hunian ruang tidur dengan kejadian ISPA pada balita. Niali OR sebesar 2,24 artinya balita yang dirumahnya menggunakan bahan bakar minyak tanahkayu bakar berpeluang menderita ISPA sebesar 2,24 kali lebih banyak dibanding dengan balita yang dirumahnya menggunakan bahan bakar gas. 30

c.4. Keberadaan Perokok

Rokok bukan hanya masalah perokok aktif tetapi juga perokok pasif. Asap rokok terdiri dari 4.000 bahan kimia, 200 diantaranya merupakan racun antara lain Carbon Monoksida CO, Polycyclic Aromatic Hidrocarbons PAHs dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian Pradono dan Kristanti 2003, secara keseluruhan prevalensi perokok pasif pada semua umur di Indonesia adalah sebesar 48,9 atau 97.560.002 penduduk. Prevalensi perokok pasif pada laki-laki 32,67 atau 31.879.188 penduduk dan pada perempuan 67,33 atau 65.680.814 penduduk. Sedangkan perokok aktif pada laki-laki umur 10 tahun ke atas adalah sebesar 54,5, pada perempuan 1,2. Universitas Sumatera Utara Prevalensi perokok pasif pada balita sebesar 69,5 , pada kelompok umur 5-9 tahun sebesar 70,6 dan kelompok umur muda 10-14 tahun sebesar 70,5. Tingginya prevalensi perokok pasif pada balita dan umur muda disebabkan karena mereka masih tinggal serumah dengan orangtua ataupun saudaranya yang merokok dalam rumah. 31 Berdasarkan penelitian Safwan di puskesmas Alai Kota Padang Sumatera Barat 2003, dengan menggunakan desain case control, berdasarkan analisis bivariat hubungan kebiasaan perokok dengan kejadian ISPA pada balita diperoleh nilai p = 0,031 dan OR 1,81 CI 95; 1,085-2,996. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepadatan hunian ruang tidur dengan kejadian ISPA pada balita. OR 1,81 artinya balita yang tinggal dirumah yang anggota keluarganya mempunyai kebiasaan merokok dalam rumah berpeluang menderita ISPA sebesar 1,81 kali lebih banyak dibanding dengan balita yang anggota keluarganya tidak merokok didalam rumah. 30

2.7. Pencegahan Penyakit ISPA

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Anak Balita Di Puskesmas Panyabungan Jae Kabupatenmandailing Natal Tahun 2014

0 53 122

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Batita di Kelurahan Glugur Darat I Kecamatan Medan Timur Tahun 2011

0 15 111

Analisis Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut (ISPaA) Pada Anak Balita Di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

2 41 139

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) Pada Balita Di Kelurahan Ilir Gunung Sitoli Kabupaten Nias Tahun 2008

1 55 137

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) BAGIAN ATAS PADA BALITA DI DESA NGRUNDUL KECAMATAN KEBONARUM KABUPATEN KLATEN

0 5 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 2 4

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009.

0 3 7