b. Suhu lebih dari 39
C diukur dengan termometer c.
Tenggorokan berwarna merah d.
Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak e.
Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga f.
Pernafasan berbunyi seperti mengorok mendengkur
2.5.3. Gejala dari ISPA Berat
Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejal-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
a. Bibir atau kulit membiru
b. Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
c. Pernafasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah
d. Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernafas
e. Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
f. Tenggorokan berwarna merah
2.6. Epidemiologi Penyakit ISPA 2.6.1. Distribusi dan Frekuensi Penyakit ISPA
Epidemiologi penyakit ISPA yaitu mempelajari frekuensi, distribusi penyakit ISPA serta Faktor-faktor determinan yang mempengaruhinya. Dalam distribusi
penyakit ISPA ada 3 ciri variabel yang dapat dilihat yaitu variabel orang person, variabel tempat place, dan variabel waktu time.
15
Universitas Sumatera Utara
a. Menurut Orang person
ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak-anak. Daya ahan tubuh anak sangat berbeda dengan orang dewasa karena sistem pertahanan tubuhnya
belum kuat. Apabila di dalam satu rumah ada anggota keluarga terkena pilek, anak- anak akan lebih mudah tertular. Dengan kondisi anak yang masih lemah, proses
penyebaran penyakit menjadi lebih cepat. ISPA merupakan penyebab utama kematian pada bayi dan balita di Indonesia. Menurut para ahli hampir semua kematian ISPA
pada bayi dan balita umumya disebabkan oleh ISPA bawah. Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut ISPaA mengakibatkan kematian pada anak dalam jumlah
kecil, tetapi menyebabkan kecacatan seperti otitis media yang merupakan penyebab ketulian sehingga dapat mengganggu aktifitas belajar pada anak.
4
Berdasarkan data SKRT 2001, menunjukkan bahwa proporsi ISPA sebagai penyebab kematian bayi 1 tahun adalah 27,6 sedangkan proporsi ISPA sebagai
penyebab kematian anak balita 22,68.
5
Hasil survei program P2ISPA di 12 propinsi di Indonesia Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat selama kurun waktu 2000-2002
prevalensi ISPA terlihat berfluktuasi, tahun 2000 prevalensi sebesar 30,1 479.283 kasus, tahun 2001 prevalensi sebesar 22,6 620.147 kasus dan tahun 2002
pervalensi menjadi 22,1 532.742 kasus
16
Universitas Sumatera Utara
b. Menurut Tempat place
ISPA masih merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Dalam satu tahun rata-rata seorang anak di pedesaan dapat
terserang ISPA tiga kali, sedangkan daerah perkotaan sampai enam kali.
17
Dari pengamatan epidemiologi dapat diketahui bahwa angka kesakitan ISPA di kota cenderung lebih besar daripada di desa. Hal ini mungkin disebabkan oleh
tingkat kepadatan tempat tinggal dan pencemaran lingkungan di kota yang lebih tinggi daripada di desa.
13
c. Menurut Waktu time