Definisi ISPA Infectious Agent Cara Penularan Penyakit ISPA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi ISPA

9,10 Menurut DepKes RI 1998 Istilah ISPA meliputi tiga unsur yaitu infeksi, saluran pernafasan dan akut. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernafasan adalah organ yang dimulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Dengan demikian ISPA adalah infeksi salluran pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari, dimana secara klinis suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi di setiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan saluran pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan berlansungya proses akut. Menurut Corwin 2001, infeksi saluran pernafasan akut adalah infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis, radang tenggorokan, dan laringitis.

2.2. Klasifikasi ISPA

4

2.2.1. Klasifikasi ISPA Berdasarkan Lokasi Anatomi

Berdasarkan lokasi anatomik ISPA digolongkan dalam dua golongan yaitu : Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut ISPaA dan Infeksi Saluran Pernafasan bawah Akut ISPbA. Universitas Sumatera Utara a. Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut ISPaA Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut ISPaA adalah infeksi yang menyerang hidung sampai bagian faring seperti : pilek, sinusitis, otitis media infeksi pada telinga tengah, faringitis infeksi pada tenggorokan. Infeksi saluran pernafasan atas digolongkan ke dalam penyakit bukan pneumonia. b. Infeksi Saluran pernafasan bawah Akut ISPbA Infeksi Saluran Pernafasan bawah Akut ISPaA adalah infeksi yang menyerang mulai dari bagian epiglotis atau laring sanpai dengan alveoli, dinamakan sesuai dengan organ saluran nafas, seperti : epiglotitis, laryngitis, laryngotrachetis, bronchitis, bronchiolitis dan pneumonia. Gambar 2.2.1. Anatomi Saluran Pernafasan Berdasarkan Lokasi Anatomik Universitas Sumatera Utara

2.2.2. Klasifikasi ISPA Berdasarkan Kelompok Umur

11 Program Pemberantasan ISPA P2 ISPA mengklasifikasi ISPA sebagai berikut : a. Kelompok umur kurang dari 2 bulan, diklasifikasikan atas : a.1. Pneumonia berat : apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya penarikan yang kuat pada dinding dada bagian bawah ke dalam dan adanya nafas cepat, frekuensi nafas 60 kali per menit atau lebih. a.2. Bukan pneumonia batuk pilek biasa : bila tidak ditemukan tanda tarikan yang kuat dinding dada bagian bawah ke dalam dan tidak ada nafas cepat, frekuensi nafas kurang dari 60 kali per menit. b. Kelompok umur 2 bulan - 5 tahun diklasifikasikan atas : b.1. Pneumonia berat : Apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam. b.2. Pneumonia : tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, adanya nafas cepat, frekuensi nafas 50 kali atau lebih pada umur 2 – 12 bulan dan 40 kali per menit atau lebih pada umur 12 bulan – 5 tahun. b.3. Bukan pneumonia : tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, tidak ada nafas cepat, frekuensi nafas kurang dari 50 kali per menit pada anak umur 2 – 12 bulan dan kurang dari 40 kali permenit 12 bulan – 5 tahun. Universitas Sumatera Utara

2.3. Infectious Agent

5,12,13 Infectious ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Strepcococcus, Stafilococcus, Pneumococcus, Haemophylus, Bordetella, dan Corynebakterium. Virus penyebab ISPA terbesar adalah virus pernafasan antara lain adalah group Mixovirus Orthomyxovirus ; sug group Influenza virus, Paramyxovirus ; sug group Para Influenza virus dan Metamixovirus; sub group Rerpiratory sincytial virusRS-virus, Adenovirus, Picornavirus, Coronavirus, Mixoplasma, Herpesvirus. Jamur Penyebab ISPA antara lain Aspergilus SP, Candida albicans, Histoplasma. Selain itu ISPA juga dapat disebabkan oleh karena aspirasi : makanan, Asap kendaraan bermotor, BBM Bahan Bakar Minyak biasanya minyak tanah, benda asing biji-bijian.

2.4. Cara Penularan Penyakit ISPA

12,14 Bibit penyakit ISPA berupa jasad renik ditularkan melalaui udara. Jasad renik yang berada di udara akan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan dan menimbulkan infeksi, penyakit ISPA dapat pula berasal dari penderita yang kebetulan mengandung bibit penyakit, baik yang sedang jatuh sakit maupun karier. Jika jasad renik bersal dari tubuh manusia maka umumnya dikeluarkan melalui sekresi saluran pernafasan dapat berupa saliva dan sputum. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak langsungtidak langsung dari benda yang telah dicemari jasad renik hand to hand transmission. Universitas Sumatera Utara Oleh Karena salah satu penularan melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan , maka penyakit ISPA termasuk golongan Air Borne Diseases.

2.5. Tanda dan Gejala ISPA

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Anak Balita Di Puskesmas Panyabungan Jae Kabupatenmandailing Natal Tahun 2014

0 53 122

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Batita di Kelurahan Glugur Darat I Kecamatan Medan Timur Tahun 2011

0 15 111

Analisis Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut (ISPaA) Pada Anak Balita Di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

2 41 139

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) Pada Balita Di Kelurahan Ilir Gunung Sitoli Kabupaten Nias Tahun 2008

1 55 137

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) BAGIAN ATAS PADA BALITA DI DESA NGRUNDUL KECAMATAN KEBONARUM KABUPATEN KLATEN

0 5 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 2 4

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009.

0 3 7