B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata pre-test yang diperoleh kelas eksperimen 31,6 dan kelas kontrol 31,4. Hal tersebut menunjukkan pemahaman
siswa akan konsep termodinamika masih sangat minim namun masih bisa difahami karena konsep termodinamika tersebut belum diajarkan oleh guru dan pre-test yang
dilakukan hanya mengandalkan ingatan dan pemahaman siswa secara umum berdasarkan sedikit pengetahuan yang diperolehnya. Baik kelas eksperimen maupun
kelas kontrol perolehan nilai rata-rata pre-testnya tidak memiliki perbedaan yang cukup jauh, melainkan hanya sebesar 0,2. Untuk itu, tingkat kognitif atau pemahaman
siswa dianggap sama dan tepat untuk dijadikan sampel penelitian. Untuk nilai rata-rata post-test, kelas eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi
dari nilai rata-rata kelas kontrol, yakni 76,6 dan 68,1. Setelah dikurangi dengan nilai pre-test masing-masing kelas diperoleh selisih nilai atau disebut peningkatan nilai
rata-rata sebesar 45 untuk kelas eksperimen dan 36,7 untuk kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh dari pembelajaran fisika berbantukan media
online facebook sebagimana pendapat Dogmen tentang pembelajaran jarak jauh, pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang menekankan pada cara belajar
mandiri Self study. Sedangkan Mason berpendapat bahwa pendidikan pada masa yang akan datang lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan
berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung tempat belajar. Sedangkan Tony Bates menyatakan bahwa tekhnologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila
digunakan secara bijak untuk pendidikan
1
. Peningkatan hasil belajar fisika siswa yang di uji dengan uji gain
diperoleh nilai rata-rata N-gain untuk kelas eksperimen sebesar 0, 71 yang termasuk pada kategori pemahaman tinggi, artinya siswa di kelas eksperimen yang berikan
perlakuan pembelajaran fisika berbantukan media online facebook cukup memahami materi yang ditampilkan oleh guru melalui proses pembelajaran tersebut. Sedangkan
1
Munir, Pembelajaran Jarak JauhBerbasis Teknologi Informasi dan komunikasi, Bandung: Alfabeta, 2009, hal. 19
kelas kontrol memperoleh nilai N-gain sebesar 0,51 yang termasuk pada kategoti pemahaman sedang, artinya siswa di kelas kontrol yang diberikan perlakuan
pembelajaran fisika dengan metode ceramah belum cukup memahami materi yang diajarkan oleh guru, hal tersebut dimungkinkan karena proses pembelajaran fisika
dengan metode ceramah cenderung monoton, kurang menarik, dan mendorong siswa pasif dalam proses pembelajaran.
Berbeda dengan proses pembelajaran berbantukan media online facebook dimana siswa bebas mengungkapkan pendapat atau pertanyaan sehingga jarak atau
kesenjangan antara guru dengan siswa hampir tidak ada. Dalam proses pembelajaran fisika berbantukan media online facebook siswa ditekankan mampu belajar mandiri,
aktif, dinamis dan eksploratif. siswa mempelajari materi fisika khususnya konsep termodinamika dengan bentuk pembelajaran yang baru yang sesuai dengan
perkembangan teknologi dimana bentuk media teknologi informasi tersebut sangat dekat atau familiar dengan keseharian siswa. Terbukti siswa yang belajar dengan
pembelajaran berbantukan media online facebook lebih aktif dalam proses pembelajaran, siswa yang merasa sudah memahami konsep termodinamika yang
ditampilkan, mengajarkan siswa yang lain yang belum memahami konsep tersebut, tanpa disadari yang menjadi learning centre adalah siswa, bukan guru. Semua hal itu
dapat terjadi karena kelebihan yang dimiliki website jejaring sosial facebook, diantaranya facebook memiliki sifat sosial membangun ikatan sosial, mampu
membangun jaringan kelompok belajar, ajang belajar menulis atau menuangkan ide, menembus ruang dan waktu, dan pengembangan proses pembelajaran yang
bervariatif
2
. Dalam pelaksanaannya pembelajaran berbantukan media online facebook
sangat ditentukan oleh partisipasi siswa. Hal tersebut sangat bergantung pada peran guru dalam memotivasi siswa untuk ikut berpartisipasi dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Jika proses ini gagal maka keseluruhan dari proses pembelajaran akan
2
SEAMOLEC, Facebook: Mobile Collaborative Learning, Jakarta: SEAMOLEC, 2009, hal. 2.
gagal dilakukan. Seperti yang dikemukakan oleh Munir bahwa proses pembelajaran online memerlukan motivasi belajar yang tinggi karena dalam praktek
pembelajarannya dilakukan secara mandiri. Jika motivasi siswa kurang maka proses pembelajaran akan mengalami kegagalan dan tujuan pembelajaran tidak akan
tercapai, Pengajar dituntut mengetahui dan menguasai strategi, metode, atau teknik pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang mungkin belum
dikuasai
3
. Pada pelaksanaannya, pembelajaran berbantukan media online facebook
tidak memiliki kendala yang berarti. Hanya saja sebagai bahan pertimbangan bahwasannya pembelajaran berbantukan media online hanya bisa dilaksanakan di
sekolah-sekolah yang sudah memiliki akses internet juga siswa yang memiliki kemampuan dalam menggunakan fasilitas media teknologi informasi. Namun,
popularitas facebook saat ini mampu mengalahkan keterbatasan pengadaan internet menjadi sesuatu yang mudah dan memungkinkan bagi siapa saja untuk mengakses
situs tersebut. Seperti yang dilansir oleh kompas online terbitan tanggal 18 Agustus 2010 yang menyebutkan bahwa Indonesia ada diperingkat ketiga dengan 26 juta
orang pengguna aktif facebook dari 500 juta pengguna facebook diseluruh dunia
4
. Hal tersebut menunjukkan popularitas facebook jauh di atas website jejaring sosial
lain yang sejenis. Secara umum kendala yang dialami proses pembelajaran berbantukan media online adalah guru belum merubah metode pembejalaran dari
teacher center learning menjadi student center learning sehingga penerapan teknologi informasi menjadi tidak optimal, selain itu kebijakan sekolah yang belum
mendukung inovasi pengajaran tersebut dan infrastruktur teknologi informasi yang
3
Munir, Pembelajaran Jarak JauhBerbasis Teknologi Informasi dan komunikasi, Bandung: Alfabeta, 2009, hal. 174-177
4
http:tekno.kompas.comread2010081814471684Indonesia.Ranking.3.Pengguna.Facebook.Terba nyak.