4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh
berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan dengan bantuan software anates:
B B
A A
J B
J B
D −
=
Keterangan: D
= Daya pembeda soal B
A
= Banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelas atas B
B
= Banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelas bawah J
A
= Jumlah seluruh siswa kelas atas J
B
= Jumlah seluruh siswa pada kelas bawah Adapun klasifikasi dari daya pembeda:
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Rentang Keterangan
0, 00 - 0, 20 0, 21 - 0, 40
0, 41 - 0, 70 0, 71 - 1, 00
Jelek Cukup
Baik Baik Sekali
H. Teknik Analisis Data Hasil belajar
Untuk menganalisis data berupa instrumen tes maka uji statistik yang digunakan adalah uji-t. Namun sebelum menggunakan uji-t, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dilakukannya analisis data.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah populasi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji Liliefors.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah 1.
Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar
2. Menentukan nilai Z dari tiap – tiap data dengan rumus
SD X
X Z
− =
3. Menentukkan besar peluang untuk masing-masing nilai Z berdasarkan
tabel Z dan sebut dengan F Z = 0,5± Z 4.
Menghitung frekuensi kumulatif dari masing-masing nilai Z dan disebut dengan S Z
5. Tentukan nilai L
o
dengan rumus L
o
= FZ – SZ 6.
Ambil nilai terbesar dari selisih tersebut sehingga diperoleh nilai L
o
7. Memberikan interpretasi L
o
dengan membandingkan dengan L
t
nilai yang diambil dari tabel harga kritis uji Liliefors dengan aturan:
a Hipotesis
H
o
: Sampel berdistribusi normal H
I
: Sampel berdistribusi tidak normal b
Jika L
o
L
t
, maka sampel berdistribusi normal Jika
L
o
L
t
, maka sampel berdistribusi tidak normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua populasi. Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher. Adapun rumus yang
digunakan: F
hitung
= terkecil
Varian terbesar
Varian X
S X
S =
2 2
2 1
Keterangan: S
1 2
X = Nilai standar deviasi pre-test yang nilainya paling besar S
2 2
X = Nilai standar deviasi post-test yang nilainya paling besar Adapun kriteria pengujiannya adalah:
Jika F
hitung
≤ F
tabel
artinya kedua sampel homogen Jika F
hitung
F
tabel
artinya kedua sampel tidak homogen Untuk taraf signifikansi
α = 0, 05 dan derajat kebebasan pembilang dk = nb – 1 serta penyebut dk = nk – 1, dengan nb merupakan ukuran sampel yang
variansnya besar dan nk merupakan ukuran sampel yang variansnya kecil.