Perbedaan penggunaan media pembelajaran e-learning berbasis website dan media powerpoint pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial terhadap hasil belajar siswa kelas x di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta: penelitian quasi eksperimen di Madra

(1)

PERBEDAAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING BERBASIS WEBSITE DAN MEDIA POWERPOINT PADA PELAJARAN SOSIOLOGI MATERI INTERAKSI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA KELAS X DI MADRASAH ALIYAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

(Penelitian Quasi Eksperimen di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta) Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

OLEH :

DEDE KURNIAWAN NIM : 107015001733

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013/1434H


(2)

(3)

(4)

(5)

iv ABSTRACT

Dede Kurniawan. Differences using media of learning in form of website and using of media powerpoint in sociology students about social interaction toward the result of studied students class XIPS Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta.

Keywords : Differences using media of learning in form of website and using of media powerpoint in sociology students about social interaction toward the result of studied students The problem of this research is about the the differences of using media E-learning in form of website and media powerpoint in XB and XC clas in improving the students’ achievement in case of thirty students of each class. And the method that is used in this research is quasi experimental study; the research which compares two or three cases in seeing the cause of that cases. This research uses pre-test and post-test as their instrument.

The result of data analyss of this research is the use of learning media E-learning in form of website is highter than the use of learning media powerpoint. It can be seen from the data analysis that shows the average of students post-test score in XB class as the experiment class that is taught by using E-learning in form website is about 77.3 and, modus is 80, and gain score is 0.50. while the average of students post-tet score in XC as the control class that is taught by using media powerpoint is about 70.8, modus 60.70, and gain score is 0.42. So it can be concluded that tobservation= 2.93 and the score of ttable=2.042 (α=0.05/5%). Because tobservation>ttable, so Ho is rejected and Ha is accepted.

It shows that the use of lerning media of E-learning in form of website is higher than the use of learning media of powerpoint in improving studens achievement in X class MA Pembangunan UIN Jakarta in sociology science lesson is accepted. The calculation of gain score between experiment class is higher than control class, that is gain score of experiment class g=0.50 and in control class g=0.42. so, it can be summarized that learning media of E-learning in form of website and media powerpoint have the differences in improving students’ achievement.


(6)

iv

Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2014.

Kata Kunci : Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Website dan

Media Powerpoint Pada Pelajaran Sosiologi Materi Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta.

Dalam masalah penelitian ini adalah mengenai perbedaan penggunaan media E-Learning

berbasis website dan media powerpoint di kelas XB dan XC dalam meningkatan hasil belajar

siswa dengan jumlah masing siswa adalah 30 orang. Dan metode yang digunakan adalah quasi eksperimen yaitu suatu penelitian dengan membandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat penyebab-penyebadnya. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yaitu berupa pretest dan posttest.

Hasil analisis data perbedaan penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis

website lebih tinggi daripada menggunakan media pembelajaran powerpoint. Hal ini terlihat dari hasil analisis data yang menunjukan nilai rata-rata posttest siswa kelas XB yang merupakan

kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan E-learning berbasis website sebesar

77.3 dan modus sebesar 80 dengan gain sebesar 0.50 sedangkan nilai rata-rata posttest siswa kelas XC yang merupakan kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran

media powerpoint sebesar 70.8 dan modus 60,70 dengan N-Gain sebesar 0.42 telah didapat nilai

t

hitung = 2.93 dan nilai

t

tabel = 2.042 (α = 0.05 / 5%) karena

t

hitung >

t

tabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima.

Hal ini menunjukan bahwa penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis web

lebih tinggi daripada penggunaan media pembelajaran powerpoint dalam meningkatkan hasil

belajar siswa kelas X MA Pembangunan UIN Jakarta pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial Sosiologi diterima. Perhitungan nilai gain antara kelas eksperimen juga lebih tinggi

daripada kelas kontrol, yaitu nilai gain kelas eksperimen g = 0.50 dan pada kelas kontrol g =

0.42. Melihat kesimpulan iu bahwa media pembelajaran E- Learning berbasis website dan


(7)

(8)

v

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan umat manusia, Nabi Muhamad SAW, mahluk paling mulia yang mengajarkan akhlak mulia dan sebagai suri tauladan.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Ayah dan Ibu tercinta, Suparman, Sutinah dan orang tua kedua saya R. Sri Hartati (Alm) dan

Bapak Yahman serta saudara Nur, Pa Didit dan Ibu Didit, Pima dan Mas Tunggul penulis yang telah memberikan banyak dukungan moril dan materiil serta do’a restu selama menempuh perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Nurlena Rifa’i, MA.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan

memberikan arahan kepada saya.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Dosen-dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tidak terhingga dan sangat berguna bagi penulis.

5. H.R. Sutrisman, S.H sebagai Head and Legal Regulatory PT XL Axiata selaku pemberi

bantuan beasiswa dalam penyusunan skripsi buat penulis.

6. Hirdjan selaku pemberi bantuan beasiswa dalam penyusunan skripsi buat penulis.

7. Seluruh civitas akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri (UIN)


(9)

vi

9. Drs.Samingan selaku kepala sekolah MA Pembangunan UIN Jakarta yang telah memberikan

izin kepada penulis untuk melaksanaan penelitian.

10. Tendi S.Pd. selaku guru IPS Sosiologi MA Pembangunan yang telah memberikan

bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian dikelas.

11. Teman-teman penulis terutama, Ade Komarudin (Alm), Taufik Hidayat, Akhmad Ali

Hasyim, Fahmi, Jamal, Noviyanto, Nico,Ipin, Mutoharoh, Paisal Aripin, Mahmud dan Muklis dan teman-teman lainya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan dukungan moriil dan semangat kepada penulis.

12. Teman-teman Iofc (Initiative Of Change ) Indonesia terutama Afif Fauzi, Miftahul Huda,

Akhmad Hairul Umam,Muhamad Bahrul Ilmi,Wazen dan Iskandar , dan teman-teman lainya yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak nasehat, dukungan moriil dan motivasi.

Atas bantuan mereka yang sangat berharga, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan kepada-Nya, Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi masih banyak kekurangan serta masih jauh mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis tidak menutup pintu atas saran membangun dari berbagai pihak. Akhirnya besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Jakarta, 21April 2014


(10)

viii

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESA A. Kajian Teori ... 10

1 Media Pembelajaran ... 10

a. Pengertian Media ... 10


(11)

ix

c. Pemilihan Media... 14

a. Prinsip pemilihan Media ... 15

b. Kriteria pemilihan Media ... 18

2. Media Powerpoint ... 22

a. Pengertian Media Powerpoint ... 22

b. Sejarah Media Powerpoint ... 30

c. Manfaat Media Powerpoint ... 35

3. Media E-Learning ... 36

a. Pengertian Media E-Learning ... 36

b. Karakteristik Pembelajaran dengan E-Learning ... 38

c. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran dengan E-Learning ... 38

d. E-Learning sebagai Alat Pendukung SCL ... 39

4. Website ... 42

a. Pengertian Website ... 42

b. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning Berbasis Website ... 43

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran E-Learning Berbasis Website ... 44

d. Cara Memanfaatkan Teknologi Internet untuk Pembelajaran ... 45

5. Hasil Belajar ... 45

a. Pengertian Hasil Belajar ... 45

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 49

6. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 49


(12)

x

B. Kerangka Berfikir ... 53

C. Hasil Penelitian yang Relevan... 54

D.Hipotesis Penelitian... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 56

B. Metode Penelitian ... 56

C. Desain Penelitian ... 57

D. Diagram Alur Penelitian ... 57

E. Variable Penelitian ... 61

F. Populasi dan Sampel ... 62

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 62

H. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 63

I. Prosedur Penelitian ... 63

J. Instrumen Penelitian ... 65

K.Teknik Pengumpulan Data ... 68

L. Pengujian Instrumen ... 72

M. Teknik Analisis Data ... 85


(13)

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 91

1. Gambaran Umum MA Pembangunan UIN Jakarta ... 91

a. Sejarah Singkat MA Pembangunan UIN Jakarta ... 91

b. Tokoh-tokoh Pendiri Madrasah Pembangunan ... 93

c. Visi dan Misi Sekolah ... 94

d. Keadaan Guru dan Peserta Didik MA Pembangunan UIN Jakarta... 95

e. Struktur Organisasi ... 96

f. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 96

2. Praktik Pembelajaran ... 98

a. Praktik Pembelajaran dengan Media Website ... 98

b. Praktik Pembelajaran dengan Media Powerpoint ... 101

3. Data Hasil belajar Sosiologi Siswa ... 103

a. Data Hasil Belajar Pretes Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 103

b. Data Hasil Belajar PosttestKelas Kontrol dan Eksperimen ... 104

c. Deskripsi Nilai N-Gain ... 105

d. Distribusi Frekuensi ... 106

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 107

1. Uji Normalitas... 107

a. Uji Normalitas Kelas Kontrol... 107


(14)

xii

2. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Posttest ... 110

3. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai N-Gain ... 111

D. Hasil Pengamatan ... 112

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 113

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 117

B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 120


(15)

xii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Perkembangan Powerpoint ... 33

2. Tabel 2.2 Langkah-langkah Penerapan SCL ... 41

3. Tabel 3.1 Rancangan Penelitian... 58

4. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Kognitif ... 66

5. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Penggunaan E-Learning Berbasis Website ... 68

6. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Penggunaan Media Powerpoint ... 68

7. Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 69

8. Tabel 3.6 Skala Pernyataan Positif dan Negatif Pada Skala Likert ... 71

9. Tabel 3.7 Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrumen E-Learning Berbasis Website ... 73

10.Tabel 3.8 Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrumen Media Powerpoint ... 75

11.Tabel 3.9 Batas Signifikansi Koefisien Korelasi ... 79

12.Tabel 3.10 Kriteria Validitas Tes ... 80

13.Tabel 3.11 Rekapitulasi Perhitungan Validitas... 80

14.Tabel 3.12 Kriteria Realibilitas ... 81

15.Tabel 3.13 Tingkat Kesukaran Soal ... 82

16.Tabel 3.14 Kriteria Daya Pembeda ... 84

17.Tabel 4.1 Daftar Pendidikan Akhir Tenaga Pengajar ... 95

18.Tabel 4.2 Keadaan Siswa MA Pembangunan UIN Jakarta ... 96

19.Tabel 4.3 Struktur Organisasi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ... 96

20.Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana MA Pembangunan UIN Jakarta ... 95

21.Tabel 4.5 Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 103

22.Tabel 4.6 Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 104

23.Tabel 4.7 Kategori Nilai-Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 105

24.Tabel 4.8 Uji Normalitas Pretest dan Posttest ... 107

25.Tabel 4.9 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 108

26.Tabel 4.10 Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen... 109


(16)

xiii


(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Mengklik Ikon Background Style ... 25

2. Gambar 2.2 Kotak Dialog ... 26

3. Gambar 2.3 Mengklik Icon Audio ... 27

4. Gambar 2.4 Memilih File... 27

5. Gambar 2.5 Tampilan Ikon Audio ... 27

6. Gambar 2.6 Menekan Tab Animation ... 29

7. Gambar 2.7 Memilih Efek ... 29

8. Gambar 2.8 Nomor Efek Animasi ... 29

9. Gambar 2.9 Rob Campbell dan Taylor Pohlman ... 31

10.Gambar 2.10 Dennis Austin dan Bob Gaskin ... 31

11.Gambar 2.11 Powerpoint versi 1.0 ... 32

12.Gambar 2.12 Powerpoint Versi 2.0 ... 32

13.Gambar 2.13 Bagan Kerangka Berfikir ... 54

14.Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 59

15.Gambar 3.2 Alur Penerapan E-Learning ... 60

16.Gambar 4.1 Tampilan Website Sebagai Media Pembelajaran Bagian Depan ... 99

17.Gambar 4.2 Tampilan Menu RPP di Website... 99

18.Gambar 4.3 Tampilan Menu Materi di Website ... 100

19.Gambar 4.4 Tampilan Menu Katalog Media Video di Website ... 100

20.Gambar 4.5 Tampilan Menu Test di Website ... 100


(18)

xv

2. Lampiran 2 Kisi-kisi Soal Validasi dan Pretest-Postest

3. Lampiran 3 Soal Validasi

4. Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest

5. Lampiran 5 E-Learning Website

6. Lampiran 6 Media Powerpoint

7. Lampiran 7 Pedoman Wawancara Pra-Penelitian

8. Lampiran 8 Wawancara Pra-penelitian dengan Guru

9. Lampiran 9 Lembar Pra-observasi dengan Siswa

10.Lampiran 10 Lembar Observasi Pra-Penelitian

11.Lampiran 11 Hasil Belajar Kelas XB

12.Lampiran 12 Hasil Belajar kelas XC

13.Lampiran 13 Validitas Soal

14.Lampiran 14 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

15.Lampiran 15 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen

16.Lampiran 16 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol

17.Lampiran 17 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen

18.Lampiran 18 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

19.Lampiran 19 Perhitungan N-Gain Eksperimen

20.Lampiran 20 Perhitungan N-Gain Kontrol

21.Lampiran 21 Perhitungan Uji Hipotesis Data Pretest


(19)

xvi

23.Lampiran 23 Perhitungan Uji Hipotesis N-Gain

24.Lampiran 24 Angket Media E-Learning Berbasis Website Kelas Eksperimen

25.Lampiran 25 Angket Media Powerpoint Kelas Kontrol

26.Lampiran 26 Perhitungan Skala Likert Kontrol

27.Lampiran 27 Perhitungan Skala Likert Eksperimen


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Teknologi komunikasi dan informasi (TIK) merupakan sesuatu yang sangat penting untuk sekarang ini, yaitu era komunikasi dan informasi yang artinya siapa yang memiliki informasi maka dia menguasai dunia. Melihat fenomena yang terjadi pada saat ini seperti yang terjadi pada kasus spionase

atau penyadapan yang dilakukan oleh Australia kepada Indonesia yang membuktikan bahwa betapa pentingnya sebuah informasi untuk didapatkan. Ini merupakan sebuah perkembangan teknologi yang semakin canggih dan kekuatan baru sehingga menuntut untuk bisa mengggunakan dan mengakses

Information, Communication and Technology atau ICT. Dan ditambah lagi dengan perkembangannya yang begitu cepat sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berlangsung dengan cepat. Dan memungkinkan orang-orang dari belahan dunia dapat saling bertukar informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah Globalisasi yang mempunyai pengaruh terhadap suatu Negara baik berdampak positif dan juga negatif. Tetapi di lain pihak, hal ini menimbulkan digital divide yaitu perbedaan mencolok antara yang mampu dan tidak mampu dalam akses penggunaan Information, Communication and Technology atau ICT. Dan ditambah lagi dengan


(21)

2

persaingan yang terjadi pada era globalisasi ini menumbuhkan kompetisi antar bangsa, sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam dalam pengembangan sumber daya manusia.

Bagi pemerintah sendiri ini menjadi tantangan dalam mutu sistem pendidikan nasional. Indonesia adalah salah satu Negara yang berusaha mengurangi digital divide diantara penduduknya melalui penggunaan teknologi komputer dalam berbagai bidang kehidupan.

“Kebijakan pemerintah atas penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK didasarkan pada keppres No. 50/2000 tentang Pengadaan Team Koordinir Telematika Indonesia dalam rangka mengantisipasi kebutuhan masyarakat terhadap kemajuan teknologi informasi dan pemanfaatan telematika guna menunjang peningkatan daya saing bangsa, maka diperlukannya adanya koordinasi dan sinergi dalam pembangunan sarana, aplikasi dan sumber daya telematika Indonesia.”1

Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai sejak masa kanak-kanak, tidak membeda-bedakan dan diberikan pada semua jenjang pendidikan, sehingga telematika dapat menjadi bagian penting dari sistem pendidikan. Sebagaimana dikemukaan Eric Ashby yang menyatakan adalah

dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi pertama terjadi ketika orang tua menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru di sekolah, padepokan, paguron, dan pesantren. Revolusi kedua terjadi ketika ditemukan dan digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak, sehingga materi dan sumber belajar dapat disajikan melalui media cetak seperti buku, modul, majalah, dan jurnal. Revolusi keempat terjadi ketika ditemukan dan digunakannya perangkat elektronik, sehingga pembelajaran dapat dikemas melalui media elektronik, seperti radio, tape recoder dan televisi untuk memudahkan dan memvariasikan proses pembelajaran. Revolusi kelima seperti saat ini, yaitu dengan ditemukan dan dimanfaatkannya komputer dan internet dalam kegiatan pembelajaran dapat lebih bervariasi seperti dengan menggunakan multimedia interaktif berbasis komputer, pembelajaran

1

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2000 Tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia Presiden Republik Indonesia


(22)

berbasis web seperti e-learning, blended learning, m-learning, e-library, e-book, e-journal dan sebagainya2.

Pada tatanan global sekarang ini, maka muncul kesadaran baru tentang pentingnya pendidikan yang memberikan informasi yang luas pada peserta didik tanpa hambatan. Kesadaran informasi yang begitu luas atas sebuah fakta , bahwa kemajuan teknologi informasi sudah berkembang pesat di seluruh dunia. Dalam bidang pendidikan itu sendiri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menyebabkan perubahan mendasar dan penyesuaian dalam hal cara mengajar guru, belajar siswa, managemen sekolah dari yang ada sebelumnya.

Sebagai upaya pemerintah dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 disebutkan bahwa tujuan pemerintah negara Republik Indonesia di antaranya ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. “Rincian amanat ini ditemukan pada pasal 31 amandemen 4 yang menyebutkan bahwa ayat ke-5 pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”3.

Perkembangan dunia informasi sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang membutuhkan informasi baik dari luar negeri dan dalam negeri. Dimana dunia pendidikan jadi tempat utama dan tepat dalam implementasinya dalam mendapatkan informasi yang terkini dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia. Sekarang sudah masuk abad ke-21 yang merupakan era tranformasi pendidikan dan perubahan di mana guru dan siswa akan sama-sama meningkatkan peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Peranan guru bukan hanya sebagai tranfer of knowledge atau guru merupakan satu-satunya sumber belajar yang bisa melakukan apa saja

(teacher center), melainkan guru sebagai mediator dan fasilitator aktif untuk mengembangkan potensi aktif siswa yang ada pada dirinya.

2

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer ,Mengembangkan Profesionalisme Abad 21, (Bandung: CV Alfabeta,2012), h.4.

3

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 31 amandemen ke-4, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


(23)

4

Pada saat ini, dunia pendidikan masih kurang optimal menggunkan teknologi layanan internet (interconnection networking) dalam pembelajaran. Sebagian guru dan siswa masih kesulitan mencari informasi karena kendala bahasa dan mahalnya biaya. Padahal berbagai kepentingan pekerjaan dan maupun pendidikan bergantung pada internet. Semua itu menuntut setiap individu untuk dapat mengoperasikan internet sebagai konsekuensi hidup di zaman serba canggih ini. Internet sebagai media pembelajaran mulai diterapkan pada dunia pendidikan. Bentuk dari perkembangan teknologi informasi yang diterapkan di dunia pendidikan adalah E-Learning. E-Learning merupakan sebuah inovasi yang mempunyai kontribusi sangat besar terhadap perubahan proses pembelajaran, dimana proses belajar tidak lagi hanya mendengarkan uraian materi dari guru tetapi siswa juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Materi bahan ajar dapat divisualisasikan dalam berbagai format dan bentuk yang lebih dinamis dan interaktif sehingga learner atau murid akan termotivasi untuk terlibat lebih jauh dalam proses pembelajaran tersebut. Peserta didik diajarkan mengenai pengoperasian internet, tujuannya adalah agar peserta didik mengenal dunianya, dunia yang tidak berhenti mengalami perkembangan teknologi.

Menurut Azhar Arsyad perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi:

1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.

2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan 3. Seluk- beluk proses belajar

4. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan 5. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran 6. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan


(24)

7. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan 8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran 9. Usaha inovasi dalam media pendidikan”4.

Sebuah realitas empiris di sekolah di lihatkan dalam proses belajar-mengajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) atau lebih khususnya sosiologi masih kurang optimal baik di dalam memanfaatkan dan memperdayagunakan sumber pembelajaran. Karena, dalam proses belajar IPS sosiologi masih terkesan berpusat pada guru (teacher centered) dan buku (textbook) dan media tunggal atau lebih tepatnya pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional yang dimaksud di sini adalah pembelajaran yang penyampaian materinya diuraikan oleh guru dengan media pembelajaran yang standar, misalnya powerpoint atau tanpa media pembelajaran kemudian memberikan soal (penugasan) kepada siswa dengan materi yang terbatas. Dan tidak bisa disalahkan apabila siswa menganggap belajar IPS sosiologi terkesan membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan, dan kurang variatif yang berdampak pada hasil belajar yang kurang baik5.

Menurut John Holt, belajar semakin baik jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal seperti :

1. Mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri 2. Memberikan contoh-contoh

3. Mengenal dalam berbagai samaran dan kondisi

4. Melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain. 5. Menggunakannya dengan berbagai cara.

6. Memperkirakanya betapa konsuekuensinya. 7. Mengungkapkan lawan atau sebaliknya”6.

Mata pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran keilmuan dasar yang membahas tentang masalah-masalah sosial. Dan secara pembelajaran lebih mengedepankan pemahaman dan hafalan bukan belajar berfikir logis. Hal ini salah satu yang menyebabkan mata pelajaran yang kurang digemari siswa. Siswa merasa jenuh apabila belajar tentang soiologi yang dinilai terlalu

4

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,( Jakarta: Rajawali Pres,2011), h.2. 5

Hasil wawancara dengan Guru Sosiologi dan Siswa Kelas X Lampiran 8 6

Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, ( Yogyakarta: Pustaka


(25)

6

banyak hafalan dan terkesan teoritis. Pembelajaranya juga terkesan monoton dan kurang bervariasi. Siswa hanya terfokus pada buku dan guru yang menyebakan siswa jadi pasif dan kurang aktif karena lebih banyak mendengarkan. Seperti yang terjadi di Aliyah Pembangunan UIN Jakarta saat belajar sosiologi guru masih suka menggunakan metode ceramah dan masih kurangnya keaktifan siswa saat belajar. Hal itu menjadikan siswa bercanda, mengobrol dan kurang fokus terhadap belajar.

Kemudian ditambah lagi dengan penggunaan fasiltas yang di sekolah yang terkesan kurang optimal. Fasilitas yang ada di MP UIN Jakarta seperti jaringan WiFi (Wireless Fidelity) jaringan internet lokal nirkabel yang masih kurang optimal digunakan siswa untuk belajar. Padahal fasiltas itu sangat berguna dalam menjelajah ilmu pengetahuan dan wawasan. Masalahnya belum ada website dari guru itu sendiri yang memanfaatkan untuk belajar. Siswa masih hanya belajar lewat dunia nyata baik dikelas dan sumber pengetahuan terbatas hanya dari buku dan guru. Dan apabila siswa mencari informasi mereka mencari lewat Google dan Yahoo sebagai mesin pencari sehingga membuat siswa bingung dan malas membuka internet untuk belajar.

Menciptakan suasana belajar yang variatif dan atractif sangatlah penting. Oleh karenanya pemilihan strategi menggunakan media pembelajaran merupakan salah satu kunci. Salah satu contoh dengan menggunakan pembelajaran E-Learning berbasis website sebagai media untuk belajar dengan mengakses informasi dari berbagai sumber yang tersedia di layanan website itu. Menurut Bambang Warsita “sekarang perkembangan teknologi sudah semakin maju dan guru harus mengoptimalkan layanan internet untuk pembelajaran berbasis website atau

web enhanced course yaitu pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran secara tatap muka dikelas.”7

7

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2008), cet, ke-1.hal.152.


(26)

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Website dan Media Powerpoint Pada Pelajaran Sosiologi Materi Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, ada beberapa masalah di identifikasikan sebagai berikut:

1. Keterbatasan sumber belajar berbasis teknologi.

2. Siswa membutuhkan akses belajar yang luas, aktif, kreatif, dan suasana belajar yang kurang menantang.

3. Penggunaan internet belum optimal dalam pencarian sumber untuk belajar.

4. Kurang ketertarikan dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sosiologi menggunakan metode konvensional sehingga hasil belajar kurang baik.

5. Rendahnya guru dalam memanfaatkan teknologi internet di sekolah sebagai sarana khusus untuk proses belajar.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini fokus pada perbedaan hasil belajar dengan penggunaan media pembelajaran E-learning berbasis website dan media powerpoint pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial siswa kelas X di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.

D. Rumusan Masalah

Setelah di identifikasi dan ditentukan pembatasan masalahnya, maka perlu adanya perumusan masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

“Bagaimana perbedaan hasil belajar dengan penggunaan media pembelajaran E-learning berbasis website dan media powerpoint pada


(27)

8

pelajaran sosiologi materi interaksi sosial dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta “?

E. Tujuan Penelitian

Setelah identifikasi masalah dan batasan masalah selesai dirumuskan, maka pada hakikatnya kita telah mempunyai inti dari tujuan penelitian yang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penggunaan teknologi internet dengan media pembelajaran E-learning

berbasis website pada mata pelajaran IPS materi interaksi sosial dapat meningkatkan hasil belajar.

F . Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penulis mengharapkan penelitian ini berguna bagi semua kalangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Manfaat bagi siswa:

Dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan intensitas dan kualitas belajarnya.

b. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan:

Menjadi sebuah tambahan pustaka terhadap wacana pendidikan di Indonesia khususnya yang berkenaan dengan penggunaan web site

dalam pembelajaran. Adapun juga menjadi bahan penelitian lebih lanjut untuk menganalisa lebih dalam lagi berkenaan dengan kegitan pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) atau pembelajaran berbasis website terhadap upaya meningkatkan hasil belajar sosiologi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta.

c. Manfaat bagi peneliti

Dapat memperluas pengetahuan tentang inovasi-inovasi dalam kualitas pembelajaran khususnya dalam penggunaan media-media pembelajaran yang lebih variatif dari sisi multimedia dan multi sumber. Sehingga pada nantinya akan menjadi bekal untuk berkreasi dalam proses pembelajaran selanjutnya. Juga sebagai upaya


(28)

mengurangi digital divide terhadap diri peneliti agar supaya selalu belajar mengikuti perkembangan teknologi dalam pembelajaran. d. Manfaat bagi pembaca:

Dapat menambah informasi dan wawasan bagi pembaca tentang penggunaan website dalam peningkatan hasil belajar terhadap pembelajaran sosiologi.

2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa:

Dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan intensitas dan kualitas belajarnya supaya lebih tertarik dalam memperluas wawasan dan pengetahuan informasi yang terkini.

b. Manfaa bagi guru:

Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru agar dapat menggunakan metode lain dalam mengajar selain menggunakan metode ceramah, dan agar guru menggunakan media dalam pembelajaran salah satunya dengan menggunakan Web Site .

c. Kepala Sekolah :

Sekolah dengan adanya fasiltas internet supaya bisa menggunakan secara optimal dalam pembelajaran yang lebih bermanfaat dengan adanya internet tersebut.

d. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial:

Semoga penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di Jurusan Pendidiakan Sosial.

e. Masyarakat umum:

Semoga penelitian ini dapat membantu peneliti-peneliti lain yang ingin membahas kembali tentang penggunaan internet dengan layanan Website supaya digunakan lebih positif sebagai media pembelajaran di sekolah.


(29)

10

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESA A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media

Menurut Azhar Arsyad “kata media berasal dari Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar”.1 Menurut Arif Sadiman,dkk“media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.”2 Menurut Sadiman, dkk“media juga merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.”3

Menurut Vemon S. Gerlach dan Donalp P. Ely pengertian “media ada dua macam ,arti sempit dan arti luas. Arti sempit , bahwa media itu berwujud : grafik, foto, alat mekanik dan alat elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan

1

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pres, 2011), h. 3. 2

Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres. 1986), Cet.1, h. 6. 3Ibid


(30)

informasi. Menurut arti luas, yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan sikap yang baru.”4

Pengertian media dalam arti luas ini sesuai pendapat Sharon yang mengatakan “media itu adalah alat komunikasi dan sumber informasi. Dalam konsep ini, segala jenis alat, baik elektronik maupun nonelektronik yang dijadikan sarana penyampaian pesan dalam komunikasi dapat disebut media. Kalau jenis alat ini digunakan dan dijadikan sumber informasi pembelajaran, maka disebut media pembelajaran.”5

Gearlach dan Ely dalam Pupuh Fathurrohman mengatakan bahwa “media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.”6

Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis menarik simpulan, media

adalah segala sesuatu baik yang berwujud dan tidak berwujud yang digunakan sebagai perantara atau penyampaikan pesan informasi dan sejenisnya, yang dikondisikan oleh penyampai pesan sehingga penerima pesan memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap yang mandiri .

Menurut Bambang Warsita pembelajaran merupakan terjemahan dari “kata “instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut instruction atau

intruere yang berati menyampaikan pikiran, dengan demikian arti intruksioanal adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan.”7

Menurut Bambang Warsita dalam pengertian lain pembelajaran adalah “usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. Pembelajaran

4

HM Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012) . h. 26.

5

Ibid., h.6 6

Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Refika Aditama,2007), h.65.

7.Bambang Warsita ., Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2008), h.265.


(31)

12

disebut juga kegiatan pembelajaran (instruksional) adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu. Jadi inti dari pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik.”8 Menurut Musfiqon pendek kata, “media alat bantu yang digunakan guru dengan desain yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.”9

Penulis dapat, memberikan simpulan secara lebih utuh, media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan dan di rancang sedemikian rupa sebagai perantara antara guru dan siswa dalam penyampaikan materi pembelajaran agar lebih efektif dan efesien. Sehingga materi pembelajaran lebih mudah dan cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa untuk belajar lebih lanjut secara mandiri.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam pembelajaran. Bahkan keberadaannya tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Hal ini telah dikaji dan diteliti bahwa pembelajaran yang menggunakan media hasilnya lebih optimal.

Angkowo dan Kosasih berpendapat bahwa salah satu fungsi media pembelajaran adalah “sebagai alat bantu pembelajaran, yang ikut mempengaruhi situasi, kondisi dan lingkungan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah diciptakan dan didesain oleh guru.”10

Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian “media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.”11

8

Ibid. h.266.

9

Musfiqon, Op.Cit., h. 28. 10

Musfiqon, Op Cit., h. 32. 11


(32)

Dari pemaparan diatas, penulis melihat bahwa fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, lingkungan belajar yang didesain oleh guru supaya siswa lebih mandiri dalam belajar.

Levied dan Lentz mengemukakan empat fungsi “media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris.”12 Menurut Benni Agus Pribadi, media pembelajaran berfungsi sebagai berikut:

1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan proses pembelajaran bagi guru.

2) Memberikan pengalaman lebih nyata, seperti abstrak menjadi konkrit.

3) Menarik perhatian siswa lebih besar, jalannya pelajaran tidak membosankan.

4) Semua indera siswa dapat diaktifkan.

5) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.”13

Dari fungsi-fungsi diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa jikalau media pembelajaran digunakan dengan baik pada proses kegiatan belajar mengajar maka akan terjadi sebuah peningkatan intensitas, minat dan membentuk kemandirian belajar siswa baik bentuknya motivasi belajar maupun hasil belajar yang akan dicapai.

Menurut S.Nasution “adanya alat-alat pendidikan atau media pembelajaran dapat mengubah pikiran manusia, mengubah cara kerja, dan cara hidupnya..Juga pendidikan tidak bebas dari pengaruh teknologi.”14

Tokoh lain yang memberikan penjelasan mengenai fungsi dan manfaat media pembelajaran, seperti Derek Rowntree. Media pembelajaran berfungsi sebagai:

1) Membangkitkan motivasi belajar, 2) Mengulang apa yang telah dipelajari, 3) Menyediakan stimulus belajar, 4) Mengaktifkan respon peserta didik, 5) Memberikan balikan dengan segera, dan 6) Menggalakkan latihan yang serasi.”15

12

Azhar Arsyad, op.cit., h. 16. 13

Musfiqon, op. cit., h. 33. 14


(33)

14

Dari paparan diatas, dapat dilihat bahwa media pembelajaran pun memberikan sebuah rangkaian peran dan fungsi dalam memahami dan pendalaman materi secara efesien dan efektif.

Fungsi media pembelajaran, dapat juga dilihat dari segi perkembangan media itu sendiri:

1). Pada mulanya media berfungsi sebagai alat bantu mengajar. 2) Dengan masuknya audio-visual instruksi, media berfungsi

memberikan pengalaman konkrit kepada siswa.

3) Munculnya teori komunikasi menyebabkan media mempunyai fungsi sebagai alat penyalur pesan/informasi belajar.

4) Adanya penggunaan pendekatan sistem dalam pembelajaran media berfungsi sebagai bagian integral dalam program pembelajaran.

5) Akhirnya, media bukan saja sekedar berfungsi sebagai peraga bagi guru, tetapi pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa.”16

Dari pemaparan diatas, penulis dapat simpulkan bahwa media pembelajaran tidak sekedar berfungsi sebagai alat tetapi sebagai sumber belajar.

Pandangan lain, menurut Sudarsono Sudirdjo dan Evaline Siregar, “media pembelajaran mempunyai dua fungsi: fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids) berfungsi untuk memberikan pengalaman yang konkrit kepada siswa, dan fungsi komunikasi, yaitu sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media, dan dengan demikian merupakan sumber belajar yang penting.”17

c. Pemilihan Media

Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan dilapangan menunjukan bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan tertentu.

15

Musfiqon. loc cit.

16

Musfiqon. op.cit., h. 34. 17Ibid


(34)

Heinch mengajukan model perencanaan penggunaan “media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE. (ASSURE adalah singkatan dari Analyze learner characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilize, Require learner response, and Evaluate).”18

Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

1) Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor dana, fasilitas dan peralatan yang tersedia serta waktu yang tersedia.

2) Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran.

3) Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal.

4) Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefekivan biaya.

5) Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula: kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat, kemampuan mengakomodasikan respons siswa yang tepat, kemampuan mengakomodasikan umpan balik, pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes.

6) Media sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.”19

Faktor-faktor diatas merupakan sebuah acuan guru dalam mempertimbangkan pemilihan media pembelajaran secara efektif dan efesien agar memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang dia telah tetapkan.

a) Prinsip Pemilihan Media

Memilih media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran tidaklah mudah. Selain memerlukan analisis mendalam dengan mempertimbangkan berbagai aspek juga dibutuhkan prinsip-prinsip tertentu agar pemilihan media bisa lebih tepat.

Menurut Musfiqon Ada tiga prinsip utama yang bisa dijadikan rujukan bagi guru dalam memilih “media

18

Azhar Arsyad, op. cit., h. 67-68. 19Ibid.,


(35)

16

pembelajaran, yaitu: (1) prinsip efektifitas dan efesiensi, (2) prinsip relevansi, dan (3) prinsip produktifitas.”20Akan diuraikan prinsip-prinsip diatas mengapa penting dan bagaimana memilih media pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut.

(1) Prinsip efektifitas dan efesiensi

“Media yang akan digunakan dalam pembelajaran seharusnya bisa mendukung dan mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran. Jangan sampai media yang digunakan tidak mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.”21

Jika dilaksanakan dengan baik prinsip ini maka dalam sebuah pembelajaran tentunya akan meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar dan mendukung sebuah pencapaian tujuan pembelajaran.

(2). Prinsip Relevansi

Pertimbangan kesesuaian “media dengan materi yang akan disampaikan juga perlu menjadi pertimbangan guru dan memilih media pembelajaran. Guru dituntut bisa memilih media yang sesuai dengan tujuan, isi, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Relevansi ini ada dua macam, yaitu relevansi kedalam dan keluar. Relevansi ke dalam adalah pemilihan media pembelajaran yang mempertimbangkan kesesuaian dan sinkronisasi antara tujuan, isi, strategi dan evaluasi materi pembelajaran.”22

Tak hanya itu, relevansi ke dalam juga mempertimbangkan pesan, guru, siswa, dan desain media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sehingga media yang digunakan sesuai dengan kebutuhan guru, kebutuhan siswa, serta sesuai materi ajar yang disampaikan.

20

Musfiqon. op.cit.,h. 116. 21

Ibid.

22Ibid., h. 117.


(36)

Musfiqon mengemukakan juga sedangkan, relevansi keluar adalah pemilihan “media yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan masyarakat.”23

Dalam hal ini, prinsip keluar lebih menekankan pada kondisi peserta didik. Media yang dipilih harus disesuaikan dengan apa yang digunakan masyarakat luas. Oleh karena itu, media pembelajaran disesuaikan dengan problem yang dihadapi siswa serta disesuaikan dengan perkembangan di kalangan peserta didik. Artinya, media yang digunakan sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik yang dapat dilihat, dialami dan didengar. Semakin relevan media yang dipilih guru maka akan semakin mendukung pencapaian indikator belajar siswa.

(3). Prinsip Produktivitas

Walaupun sudah ada dua prinsip pemilihan media, guru juga perlu mempertimbangkan “prinsip produktifitas dalam memilih media pembelajaran.Produktifitas dalam pembelajaran dapat difahami pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam.”24

Dalam media pembelajaran, guru dituntut untuk bisa menganalisis apakah media yang digunakan bisa meningkatkan pencapaian tujuan belajar atau tidak. Jika media yang digunakan bisa menghasilkan dan mencapai indikator dan tujuan pembelajaran lebih baik dan banyak maka media tersebut dikategorikan media produktif.

Menurut Musfiqon dalam memilih “media perlu mempertimbangkan prinsip produktifitas. Tentunya media yang produktiflah yang seharusnya digunakan guru dalam melakukan pembelajaran. Semakin produktif media yang digunakan maka akan semakin cepat dan tepat tujuan pembelajaran terealisasikan.”25

23

Musfiqon. op.cit.,h. 117. 24

Ibid.

25


(37)

18

b) Kriteria Pemilihan Media

Selain prinsip pemilihan media tercapai, dalam memilih media guru perlu menganalisis kriteria-kriteria pembelajaran. Proses pemilihan media pembelajaran tidak sama dengan pemilihan buku pegangan dalam pembelajaran.

Para pakar media pembelajaran telah merumuskan kriteria-kriteria pemilihan media, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, diantaranya: (1) Kesesuain dengan tujuan

“Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan.”26

Azhar Arsyad mengemukakan “Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.”27

Tujuan yang dirumuskan ini merupakan kriteria yang paling pokok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama ini. Perlu diingat, kehadiran media dalam proses belajar mengajar merupakan untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran agar lebih efektif dan efesien. (2) Kesesuain dengan tujuan

Menurut Musfiqon “Tepat guna dalam konteks media pembelajaran diartikan pemilihan media telah didasarkan pada kegunaan. Jika media itu dirasa belum tepat dan belum berguna maka tidak perlu dipilih dan digunakan dalam pembelajaran.”28

26

Ibid.

27

Azhar Arsyad, op. cit., h. 75. 28


(38)

Menurut Azhar Arsyad “tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.”29 Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media film atau video akan lebih tepat.

(3) Keadaan peserta didik

Menurut Arsyad kriteria pemilihan “media yang baik adalah disesuaikan dengan keadaan peserta didik, baik keadaan psikologis, filosofis, maupun sosiologis anak.”30

Karena jikalau media pembelajaran tidak disesuaikan dengan kondisi peserta didik tidak dapat membantu banyak dalam memahami materi ajar.

Menurut Arsyad media yang efektif adalah “media yang penggunaannya tidak tergantung dari perbedaan individual siswa. Oleh karena itu, agar media sesuai dengan bekal awal maka sesuaikanlah media itu dengan apa yang telah difahami siswa.”31 (4) Ketersediaan

Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut Wilkinson, “media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia jika dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru.”32

29

Azhar Arsyad, op. cit., h. 75. 30

Ibid.

31

Ibid.

32Ibid., h. 120.


(39)

20

Dengan demikian, seorang guru jangan sampai menentukan media pembelajaran yang tidak tersedia di sekolah. Jika guru kesulitan untuk membuat dan memproduksi media maka pilihlah media alternatif yang tersedia di sekolah.

(5) Biaya Kecil

“Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan.”33 Faktor biaya seringkali menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan media pembelajaran.“Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.”34

Dalam memilih media seorang guru tidak diperkenankan memilih media yang biayanya mahal tapi pembelajarannya tidak seimbang dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi media tersebut. Jikalau masih dilakukan maka akan mengalami kerugian. Pilihlah media yang biayanya murah dan sederhana tetapi hasilnya optimal dan baik.Kalaupun harus memilih media yang mahal maka hasilnya harus lebih besar dan lebih bagus.

(6) Keterampilan Guru

“Aspek keterampilan guru ini sering kali menjadi kendala tersendiri dalam proses pemilihan media. Banyak guru yang memilih media sederhana dengan

33

Azhar Arsyad, op. cit., h. 76. 34


(40)

alasan tidak bisa mengoperasionalkan media yang lebih canggih atau modern.”35

Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. “Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.”36

Seperti proyektor transparansi (OHP), proyeksi slide dan film, komputer, dan peralatan canggih lainnya tidak akan mempunya arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar. Apapun media yang dipilih, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran.

(7) Mutu Teknis

Kualitas “media jelas mempengaruhi tingkat keterampilan pesan atau materi pembelajaran kepada anak didik.Untuk itu, media yang dipilih dan digunakan hendaknya memilih mutu teknis yang bagus.”37

“Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.”38

Misalnya, media visual yang dipilih, baik gambar maupun fotografi, harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. “Visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.”39

35Ibid. 36

Azhar Arsyad, loc. cit. 37

Musfiqon. op.cit.,h. 121. 38

Azhar Arsyad, op. cit., h. 76. 39Ibid


(41)

22

Di atas telah disinggung mengenai kriteria mutu teknis dalam pemilihan media pembelajaran, oleh karena itu setiap peralatan yang digunakan guru hendaknya memliki kualitas yang baik dan dapat digunakan dengan mudah.

2. Powerpoint Sebagai Media Presentasi a. Pengertian Powerpoint

Menurut Asih Widi Harini dan Ridwan Sanjaya PowerPoint adalah aplikasi di dalam paket Microsoft Office yang digunakan untuk menyusun presentasi. Aplikasi ini sangat popular di kalangan professional, akademisi, praktisi, maupun pemula untuk aktivitas presentasi. Dalam sejarahnya, PowerPoint mengalami banyak perkembangan. Perusahaan pembuatnya, Microsoft, selalu konsisten mengembangkan fitur-fitur PowerPoint yang lebih kaya dan lebih mudah digunakan. Bahkan saat ini PowerPoint seakan-akan tekah menjadi program standar untuk presentasi. Kata PowerPoint sering kali digunakan sebagai kata pengganti untuk presentasi. Sama seperti Sanyo untuk menggantikan pompa air atau Aqua untuk air minum dalam kemasan. Apalagi dengan keunggulan dan pengoperasian, dapat dikatakan PowerPoint memiliki kelebihan dibandingkan dengan program lain yang sejenis.”40

Menurut Sindu Mulianto Sedangkan presentasi adalah “membawakan atau menyampaikan suatu produk, ide/gagasan, proyek, usulan kegiatan/proposal, program laporan, dan sebagainya di muka umum atau di sekelompok orang.”41

Menurut EES Ada juga yang mengartikan presentasi dengan sebuah kegiatan yang menunjukkan atau menyajikan sebuah informasi atau gagasan kepada orang lain. Dalam kegiatan presentasi, dibutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan untuk menjelaskan informasi dengan baik yang disebut presenter. Dalam kegiatan presentasi, presenter berusaha meyakinkan kepada pendengar atau audience mengenai informasi yang dimilikinya. Sebuah presentasi dapat dikatakan sukses jika presenter dapat meyakinkan dan audience paham/mengerti tentang informasi yang disampaikan presenter.”42

40

Asih Widi Harini, Ridwan Sanjaya. Panduan Cepat Menguasai PowerPoint 2010,

(Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010), h.1. 41

Sindu Mulianto, dkk. Panduan lengkap Supervisi Diperkaya Perspektif Syariah,

(Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006), h.144. 42

EES, Profil Perusahaan Interaktif dengan MS PowerPoint 2007, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007), h.2.


(42)

Jadi, presentasi yang penulis maksud merupakan sebuah aktivitas menyampaikan gagasan atau materi dari seorang individu,guru,insrtuktur atau pembimbing kepada para audiens, murid atau pendengar di dalam ruangan khusus atau kelas dan waktu tertentu demi hasil yang ingin dicapai. Agar penyamapaian materi tersebut bisa dipahami oleh murid dengan baik, penyaji presentasi atau guru wajib mempersiapkan semua materi dalam slide-slide presentasi yang menarik dengan bantuan microsoft PowerPoint.

Tidak semua orang mampu menyusun suatu paparan sehingga mudah diterima oleh pihak lain sekalipun orang tersebut sebenarnya sangat menguasai permasalahan yang akan dipresentasikan. Di Amerika sering dilakukan survey yang hasilnya dimuat di majalah-majalah yang menyatakan bahwa “ketakutan nomor satu”.43 Dari kebanyakan orang Amerika (dan juga merupakan tendensi kebanyakan orang di seluruh dunia) adalah ketika dia diminta untuk menjelaskan sesuatu di muka orang banyak (publik speaking).”44

Menurut Adi Kusrianto berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membuat presentasi, yaitu:

1. Outline. Tuliskan garis besar atau topik utama presentasi, bukan dalam kalimat lengkap, untuk menjelaskannya, anda dapat menyampaikannya secara lisan.

2. Format slide. Gunakan tanda khusus misalkan bullet seperti ini atau bullet lainnya pada setiap point yang menurut anda penting dalam presentasi, yang akan di sampaikan yang tujuannya agar audiens tetap fokus dan tertarik pada apa yang akan anda sampaikan.

3. Format font.Gunakan font yang mudah di baca seperti arian atau time new roman. Gunakan size font yang berbeda untuk judul dan sub-judul, jangan sampai font terlalu kecil sehingga sulit untuk di baca, untuk warna font pilihlah warna yang kontras dengan background slide.

4. Design slide.Sebaiknya gunakan slide yang sederhana, simpel dan menarik. Dengan slide yang simpel anda akan lebih leluasa untuk menjelaskan materi, audiens pun akan lebih mudah memahami isi slide. Gunakan slide yang sama untuk satu topik presentasi.

43

Ketakutan yang kedua dan ketiga adalah takut akan ketinggian dan takut pada anjing galak. (Nancy Stevenson – Special Edition Using Microsoft PowerPoint)

44

Adi Kusrianto, Presentasi Sukses dengan PowerPoint, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007), h.3.


(43)

24

5. Background.Jika ingin memakai background, pilihlah warna yang tidak terlalu kontras agar kalimat atau kata tetap dapat terbaca dengan baik. 6. Gambar, grafik, diagram.Anda dapat menambahkan gambar, grafik atau

diagram pada slide presentasi, karena biasanya data yang diajukan dengan gambar, grafik atau diagram akan lebih mudah dipahami.

7. Kesimpulan. Kesimpulan merupakan point penutup dalam sebuah presentasi, anda dapat merangkum point-point penting dari presentasi agar audiens dapat mengingat kembali topik yang telah diikuti.”45

Keberhasilan di dalam sebuah presentasi setidaknya terletak pada empat unsur yang ada di dalamnya, yaitu

a) Presenternya, yaitu orang (Guru) yang menyampaikan presentasi secara langsung di depan audience (siswa).

b) Materi yang disampaikan, yaitu tema materi yang tepat yang akan disampaikan kepada audience (siswa).

c) Sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan presentasi. Hal ini lagi-lagi yang pertama adalah slide show yang disusun berdasarkan materi yang ingin disampaikan. Karena saat ini yang penulis bahas tentang presentasi dengan PowerPoint, maka yang dimaksud tentu saja bagaimana kita mengemas materi presentasi dalam bentuk slide show. Faktor berikutnya adalah peralatan untuk menyampaikan slide show tersebut meliputi LCD Projector, Sound system apabila pada ruang yang cukup besar dan jumlah audience yang cukup banyak (tentu saja penulis perhatikan hampir di setiap semua ruangan dilengkapi dengan pengeras suara/sound system).

d) Yang terakhir tentu saja audience yang dijadikan sasaran sebagai penerima informasi. Jika ketiga unsur di atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada audience-nya atau tema yang dipresentasikan tidak tepat sebagaimana yang dimaksud sebagaisasaran tersebut, maka rangkaian acara presentasi tersebut tidak akan sukses sebagaiamana yang diinginkan.”46

Mengingat peran slide begitu vital dalam sebuah presentasi, maka kita dituntut untuk membuat slide presentasi dengan spektakuler dengan cara mengubah warna background, menambahkan musik, efek transisi, atau efek animasi. Untuk itulah, penulis akan menyajikan beragam pembahasan yang berkaitan dengan slide presentasi berikut ini.

45 Ibid

,h. 1 46Ibid.,


(44)

1. Mengubah warna background slide

Secara default, background dokumen slide presentasi yag dibuat dengan PowerPoint 2010 adalah putih.Agar presentasi menjadi kelihatan lebih unik dan menarik, kita dapat merubah warna background tersebut sesuai dengan keinginan. Untuk melakukanya ikuti langkah-langkah dibawah ini:

a. Pilih slide yang akan diubah background warnanya, lalu buka tab

Design.

b. Kemudian klik ikon Background Style yang ada di bagian

Background, lalu pilih opsi Format Background.

Gambar 2.1. Mengklik ikon background style lalu memilih opsi format backgroud

c. Akan muncul kotak dialog Format Backgroud dengan opsi Fill yang sudah aktif.


(45)

26

Gambar 2.2 Kotak dialog format background dengan opsi Fill yang sudah aktif

d. Terdapat beberapa pilihan jenis warna yang bisa digunakan untuk mengubah warna background slide presentasi anda, yaitu:

Solid Fill: untuk merubah warna background degan wara solid • Gradient Fill: untuk merubah warna background dengan warna

gradasi.

Picture atau Texture Fill: untuk mengisi background denga gambar atau tekstur tertetu.

Pattern Fill: untuk mengisi background dengan pola atau susuan warna tertentu.

2. Menambahkan musik atau audio

Kita dapat membuat presentasi dengan lebih spektakuler dengan cara menambahkan file musik atau audio kedalamnya. Beberapa format file musik atau audio yang sudah didukung oleh PowerPoint 2010 adalah MP3, WAV, MIDI, AAC, dan lain-lain. Untuk menambahkan file musik atau audio ke dalam slide presentasi , ikuti langkah-langkah berikut ini: a. Pilih dahulu slide yang akan titambah musik, lalu buka tab Insert.


(46)

Gambar 2.3 Mengklik ikon audio lalu memilih opsi Audio From File

c. Lalu muncul kotak dialog Insert Audio, pilih file musik yag ingin anda tambahkan, lalu teka tombol Insert.

Gambar 2.4 Memilih file musik lalu menekan tonbol Insert

d. Setelah itu di dalam document slide presentasi anda akan muncuk ikon

Audio


(47)

28

3. Menambahkan efek animasi

Cara lain untuk membuat khutbah jumat menggunakan slide

PowerPoint lebih spektakuler adalah dengan menambahkan efek animasi pada objek yang ada dalam dokumen khutbah jumat. Dengan menambahkan efek animasi ke dalam objek, objek tersebut akan bergerak-gerak sesuai dengan efek animasi yang digunakan. MS PowerPoint 2010 sudah menyediakan empat macam kategori efek animasi yang terdiri dari berbagai jenis efek animasi, yaitu:

a. Entrance

Efek animasi ini akan objekseakan-akan tampil masuk ke dalam slide presentasi khutbah. Jenis efek yang masuk ke dalam kategori ini antara lain Appear, Fade, Fly In, Splite, Wipe, Shape, dan sebagainya.

b. Emphasis

Efek animasi ini akan menunjukkan keberadaan objek di dalam slide presentasi khutbah. Jenis efek yang termasuk ke dalam kategori ini adalah Pulse, Color Pulse, Teeter, Spin, Desaturate, Darken, Lighten, Fiil Color, Font Color, dan lain-lain.

c. Exit

Efek animasi ini kebalikan dari efek Entrance, yaitu seakan-akan objek tampil keluar dari slide presentasi khutbah. Jenis efeknya Disappear, Fade, Fly Out, Splite, Wipe, Shape, dan sebagainya.

d. Motion Path

Efek animasi ini membuat objek tampil mengikuti garis lintasan yang sudah anda tentukan.Jenis efek yang termasuk dalam kategori ini adalah Lines, Arcs, Turns, Shapes, Loops, dan Custem Path.

Apabila kita ingin menambahkan efek animasi ke dalam slide presentasi khutbah, ikuti langkah berikut ini:

a. Klik objek dalam slide presentasi yang akan ditambahkan efek animasi.

b. Kemudian tekan tab Animation, lalu klik ikon More pada bagian


(48)

Gambar 2.6. Menekan tab Animationlalu mengklik ikon More.

c. Setelah itu pilih salah satu jenis efek yang ingin kita gunakan, misalnya Wipe.

Gambar 2.7. Memilih efek yang ingin digunakan

d. Objek yang sudah ditambahkan efek animasi akan ditandai dengan munculnya nomor pada objek yang menunjukan jumlah efek animasi.


(49)

30

Microsoft PowerPoint 2010 adalah aflikasi terbaru dan yang paling sempurna untuk menyajikan beragam materi presentasi. Selain karena fitur-fitur yang menarik, aflikasi ini juga bisa digunakan oleh semua orang sehingga mudah digunakan oleh semua kalangan.

b. Sejarah Perkembangan Powerpoint

Siapa yang tidak mengenal Microsoft PowerPoint? aplikasi terbitan Microsoft ini memang sangat populer bagi kalangan pelajar. Hampir semua tugas presentasi sekolah kini lebih mengandalkan PowerPoint ketimbang harus menggunakan media kliping, tapi tidak semua orang tahu apa itu

PowerPoint dan bagaimana sejarah perkembangannya.

Menurut Asih Widi Harini dan Ridwan Sanjaya PowerPoint adalah aplikasi di dalam paket Microsoft Office yang digunakan untuk menyusun presentasi. Aplikasi ini sangat popular di kalangan professional, akademisi, praktisi, maupun pemula untuk aktivitas presentasi. Dalam sejarahnya, PowerPoint mengalami banyak perkembangan. Perusahaan pembuatnya, Microsoft, selalu konsisten mengembangkan fitur-fitur

PowerPoint yang lebih kaya dan lebih mudah digunakan. Bahkan saat ini

PowerPoint seakan-akan tekah menjadi program standar untuk presentasi. Kata PowerPoint sering kali digunakan sebagai kata pengganti untuk presentasi. Sama seperti Sanyo untuk menggantikan pompa air atau Aqua untuk air minum dalam kemasan. Apalagi dengan keunggulan dan pengoperasian, dapat dikatakan PowerPoint memiliki kelebihan dibandingkan dengan program lain yang sejenis.”47

Sejarah PowerPoint berawal pada akhir tahun 1983.kala itu Rob Campbell dan Taylor Pohlman mendirikan sebuah perusahaan bernama Forethough, Inc. perusahaan ini kemudian mengembangkan aplikasi bitmap berorientasi objek.

47


(50)

Gambar 2.9 Rob Campbell (Kiri) dan Taylor Pohlman (Kanan)

Pada tahun 1984, peruhasaan merekrut Bob Gaskins, seorang mahasiswa Universitas of California, Berkeley bergelar Ph.D dan softwear developer bernama Dennis Austin mengembangkan sebuah program bernama Presenter. Aplikasi inilah yang menjadi cikal bakal PowerPoint.

Gambar 2.10 Dennis Austin (Kiri) dan Bob Gaskins (Kanan)

Pada tahun 1987, PowerPoint versi 1.0 dirilis, dan komputer yang didukungnya adalah Apple Machintosh. Pada waktu itu, PowerPoint masih menggunakan warna hitam dan putih, yang mampu membuat halaman teks dan grafik untuk transparansi overhead projector (OHP). Setahun kemudian, versi baru PowerPoint muncul dengan dukungan warna.


(51)

32

Gambar 2.11 PowerPoint Versi 1.0

Steve Andy Pascal mengemukakan Di penghujung tahun 1987, Forethought dan PowerPoint dibeli oleh Microsoft seharga 14 juta dollar. Tahun 1990 lahirlah PowerPoint versi windows untuk pertama kalinya. Di tahun yang sama pula, PowerPoint resmi bergabung dalam keluarga Microsoft Office. Sebagai bagian dari Microsoft Office, otomatis

PowerPoint menjadi aplikasi presenter berkelas dunia. Dalam versi terbarunya, PowerPoint bukan hanya bisa menampilkan presentasi berwarna, tapi juga mampu menangani presentasi dalam bentuk film, musik, dan objek lainnya dalam halaman tersendiri yang biasa disebut slide. Analogi yang digunakan oleh system slide ini sama dengan prinsip yang digunakan oleh proyektor slide.”48

Gambar 2.12 PowerPoint Versi 2.0

Sejak PowerPoint edisi Miscrosoft pertama kali dirilis, kini

PowerPoint telah menerbitkan berbagai versi PowerPoint dan yang terbaru adalah Microsoft Office PowerPoint 2010.

Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran dan pebisnis, para pendidik, siswa, dan trainer. Dimulai pada versi Microsoft Office System 2003, Microsoft mengganti nama dari

48

Steven Andy Pascal, Tips & Trik Microsoft Office 2007, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007), h.113.


(52)

sebelumnya Microsoft PowerPoint saja menjadi Microsoft Office

PowerPoint. Lalu, pada Office 2013, namanya cukup disingkat PowerPoint. Versi terbaru dari PowerPoint adalah versi 15 (Microsoft Office PowerPoint

2013), yang tergabung ke dalam paket Microsoft Office 2013. Tetapi yang akan penulis gunakan pada pembahasan saat ini menggunakan Microsoft Office PowerPoint 2010.

Dari uraian di atas, maka bisa dibuatkan bagan perkembangan versi

PowerPoint dari tahun 1987-2010 sebagai berikut”49: Gambar Tabel 2.1

Tahun Versi

PowerPoint Sistem Operasi

Paket Microsoft Office

1987 PowerPoint 1.0 Mac OS classic T/A

1988 PowerPoint 2.0 Mac OS classic T/A

1990 PowerPoint 2.0 Windows 3.0 T/A

1992 PowerPoint 3.0 Mac OS classic T/A

1992 PowerPoint 3.0 Windows 3.1 T/A

1993 PowerPoint 4.0 Windows NT 3.1, Windows 3.1,

Windows 3.11

Microsoft Office 4.x

1994 PowerPoint 4.0 Mac OS classic T/A

1995 PowerPoint 7 for

Windows 95 Windows 95, Windows NT Microsoft Office 95

1997 PowerPoint 97 Windows 95/98, Windows NT 4.0 Microsoft Office 97

1998 PowerPoint 98 Mac OS Classic Microsoft Office

1998 for Mac

1999 PowerPoint

2000

Microsoft Windows 98, Windows NT 4.0, Windows 2000

Microsoft Office 2000

2000 PowerPoint

2001 Mac OS X

Microsoft Office 2001 for Mac

2001 PowerPoint

2002 Windows 2000/XP

Microsoft Office XP

2002 PowerPoint v.X Mac OS X Microsoft

49


(53)

34

Office:mac v.X

2003 PowerPoint

2003

Windows 2000 Service Pack 3, Windows XP Service Pack 1,

Windows Server 2003

Microsoft Office System 2003

2004 PowerPoint

2004 Mac OS X

Microsoft Office:mac 2004

2006 PowerPoint

2007

Microsoft Windows Vista, Windows XP Service Pack 2, Windows Server

2003, Windows Server 2008

Microsoft Office System 2007

2007 PowerPoint

2008 Mac OS X

Microsoft Office:mac 2008

2010 PowerPoint

2010

Windows 7 (Disarankan), Windows Vista (Service Pack 2), Windows XP

(Service Pack 3) Windows Server 2008, Windows Server 2008 R2

Microsoft Office 2010

2010 PowerPoint

2011 Mac OS X

Microsoft Office:mac 2011

2013 PowerPoint

2013

Windows 8 (Disarankan), Windows 7, Windows Server 2008 R2, Windows Server 2012, Mac OS X

(Office 365)

Microsoft Office 2013 & Office 365

Sehingga bisa disimpulkan bahwa Microsoft PowerPoint atau Microsoft Office PowerPoint atau PowerPoint adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi kantoran, Microsoft Office, selain Microsoft Word, Excel, Access dan beberapa program lainnya. PowerPoint berjalan di atas komputer PC berbasis sistem operasi Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan sistem operasi Apple Mac OS, meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di atas sistem operasi Xenix.


(54)

Dalam kegiatan sehari-hari memang tidak terlalu kelihatan, tetapi dalam kegiatan ceremonial pastilah selalu kita jumpai program ini. Sebagai contoh dalam acara presentasi di kantor-kantor, presentasi suatu perusahaan, presentasi penawaran suatu produk dan pada acara-acara di televise. Dari beberapa contoh presentasi tersebut, berarti PowerPoint berfungsi untuk membuat dan melakukan presentasi. Jadi, PowerPoint sama dengan presentasi.

Menurut Sunarto “media Powerpoint bermanfaat untuk menyampaikan atau mendemonstrasikan suatu tema yang ingin disampaikan. Keuntungan dari program presentasi adalah setiap sesuatu yang ingin disampaikan dapat disampaikan dengan menarik dan intraktif. Keuntungan lain dari program presentasi menggunakan media Powerpoint adalah dapat menggabungkan teks, musik dan angka serta menggunakan gambar dan slide dengan sentuhan tampilan dan hasil yang menarik.”50

Lia Kuswayanto mengemukakan“Ada juga yang berpendapat manfaat program presentasi dengan menggunakan Microsoft Powerpoint adalah sebagai berikut:

1. Sebagai media untuk membuat presentasi.

2. Membuat tampilan presentasi menjadi lebih menarik sehingga orang yang memperhatikan tidak bosan.

3. Dapat digabungkan dengan perangkat lunak lainnya, misalnya Microsoft Word ataupun Microsoft Excel.

4. Dapat menggunakan multimedia, seperti penggunaan sound system.”51 Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan Microsoft Powerpoint

berfungsi untuk membantu presentaotr dalam menyajikan presentasi. Aplikasi ini menyediakan fasilitas Slide untuk dapat menampung pokok-pokok pembicaraan point-point yang akan disampaikan pada Audience.

Dengan fasilitas, Animation, suatu slide dapat dimodifikasi dengan menarik. Begitu juga dengan adanya fasilitas: Font Picture, Sound dan Effect dapat dipakai untuk membuat suatu slide yang lebih bagus. Bila keadaan ini dapat disajikan, maka para pendengar dapat kita tarik perhatiannya untuk menerima apa yang ingin kita sampaikan.

50

Sunarto, Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, T.th), h.50.

51

Lia Kuswayanto, Mahir dan Terampil Berkomputer, (Bandung: Grapindo Media Pratama, T.th), h.69.


(55)

36

Setiap lembar tayangan berisi materi disebut Slide. Agar slide yang sedang dibangun dapat menarik, tujuan kita dalam menyampaikan suatu topik dapat tercapai, dan dapat dimengerti oleh audience dengan efektif.

3. Media E-Learning Berbasis Wesbsite a. Pengertian E-Learning

Dalam situs e-dufiesta.blogspot.com E-learning merupakan singkatan dari “Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.”52

Menurut Rusman pembelajaran berbasis web “merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) yang bisa diakses melalui jaringan internet. Pembelajaran berbasis web atau yang dikenal dengan” web based learning” merupakan salah satu jenis penerapan dari pembelajaran elektronik (e-learning).”53

Dalam salah satu publikasinya di situs about- elearning.com, Himpunan Masyarakat Amerika untuk kegiatan pelatihan dan pengembangan (The American Society for Training and Development ASTD), mengemukakan definisi e-learning sebagai berikut:

E-learning is a board set of applications and processes which include web-based learning, computer based learning, virtual and digital classrooms. Much of this is delivered via the internet, intranets, audio and videotape,, satellite broadcast, interactive TV, and CD-ROOM. The definition of e-learning varies dependingon the organization and how it is used but basically it is involves electronic means communication, education, and traning.

Definisi tersebut menyatakan bahwa e-learning merupakan proses dan kegiatan penerapan pembelajaran berbasis web ( web based learning) pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual dan kelas

digital. Materi-materi dalam kegiatan pembelajaran elektronik tersebut kebanyakan diantarkan melalui media internet, intranet,

52

http://e-dufiesta.blogspot.com/2008/06/pengertian-e-learning.html 53

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Bandung: CV. Alfabeta, 2012), h.291.


(56)

tape video atau audio, penyiaran melalui satelite, televisi interaktif serta CD-ROOM..”54

Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning menurut pandanganya masing-masing, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Onno W. Purbo menjelaskan bahwa istilah “e”atau singkatan dari elektronik dalam e-learning di gunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Atau e-learning

didefinisikan sebagai berikut : e-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses.

b. Rosenberg menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. c. Jaya Kumar C. Koran, mendefinisikan e-learning sebagai

sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN,atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.

d. Ong dalam Kamarga, mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. e. Darin E. Hartley e-learning merupakan suatu jenis belajar

mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.”55

Dari pengertian di tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa e-learning merupakan sistem dan konsep pembelajaran dengan menggunakan seperangkat elektronik khususnya jaringan komputer dan internet dalam proses belajar mengajar demi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan siswa.

b. Karakteristik-karateristik Pembelajaran dengan E-Learning

Rusman mengemukakan pembelajaran dengan e-learning memiliki karakteristik-karateristik adalah sebagai berikut:

1) Interactivity (interaktivitas) tersedianya jalur komunikasi yang lebih banyak, baik secara langsung (synchronous), seperti

54

Ibid ,.h.291.

55


(57)

38

chatting atau messenger atau tidak langsung (a synchronous),

seperti forum,mailing list, atau buku tamu.

2) Independency (Kemandirian) flesibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar, dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada siswa.

3) Accessibility (aksesbilitas) sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah di akses melalui pendistribusian di jaringan internet dengan akses lebih luas.

4) Enrichment ( pengayaan) kegitan pembelajaran, presentasi materi pembelajaran dan materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi seperti video streaming, simulasi dan animasi”56.

Dari karakteristik-karakteristik tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa ke empat karakteristik tersebut membedakan e-learning dengan pembelajaran konvensional (dengan model cermah atau tradisional), siswa lebih mandiri dalam proses belajar.

c. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran dengan E-Learning

Kruse (dalam Rusman) dalam salah satu tulisannya yang berjudul “using the web for leraning” mengemukakan bahwa “pembelajaran berbasis web seringkali memiliki manfaat yang banyak bagi peserta didiknya”.57 Ada beberapa fungsi pembelajaran e learning ,menurut Siahaan di situs

www.bppaudnireg1.com , setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction) adalah sebagai berikut:

a) Suplemen (tambahan)

Dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

b) Komplemen (pelengkap)

Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai

56

Rusman, op.cit..h.292. 57


(58)

komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial.

c) Substitusi (pengganti)

Dikatakan sebagai substitusi apabila e-learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada 3 (tiga) alternatif model-model yang dapat dipilih, yakni : (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.”58

d. E-Learning sebagai salah satu bentuk alat pendukung SCL (StudentCentered Learning)

a. Pengertian SCL

Gibbs dalam tulisan Sparrow dkk, menyatakan bahwa SCL adalah suatu “metode pembelajaran dimana guru dan penyelenggara pendidikan memberikan otonomi dan kendali lebih besar kepada siswa untuk menentukan materi pelajaran, model pembelajaran dan cepat lambat tahapan dalam pembelajaran. Hal tersebut akan sangat berharga dan bermanfaat sepanjang hidup siswa. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode SCL berarti guru perlu membantu siswa untuk menentukan tujuan yang dapat dicapai, mendorong siswa untuk dapat menilai hasil belajarnya sendiri, membantu mereka untuk bekerja sama dalam kelompok, dan memastikan agar mereka mengetahui bagaimana memanfaatkan semua sumber belajar yang tersedia.”59.

Jacobsen menyatakan bahwa yang menjadi fokus dalam metode ini adalah keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial siswa dengan segenap pengalaman, perspektif, latar belakang, bakat, minat, kemampuan, dan kebutuhannya. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa agar (hampir) semua siswa yang berada di dalamnya dapat meraih kesuksesan. Berdasarkan pendapat diatas, disimpulkan bahwa metode pembelajaran SCL adalah metode yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran sehingga mendorong untuk belajar lebih aktif (active learning), di mana siswa memiliki tanggung jawab yang lebih dalam proses

58

http://www.bppaudnireg1.com/buletin/read.php?id=23&dir=1&idStatus=4 59


(1)

Keterangan pernyataan positif dan negatif pada skala likert siswa kelas XB

No Pernyataan Kategori

SS S N TS STS

1 Pernyataan Positif 167 111 0 22 0

2 pernyataan Negatif 0 30 0 145 117

a. Hasil rekapitulasi skala pernyataan positif dari 30 siswa kelas XB

Yang menjawab SS x 5 167 x 5 = 835

Yang menjawab S x 4 111 x 4 = 444

Yang menjawab N x 3 0 x 3 = 0

Yang menjawab TS x 2 22 x 2 = 44

Yang menjawab STS x 1 0 x 1 = 0

Jumlah 1323

Jumlah skor tertinggi = 300 x 5 = 1500

88.2% tergolong sangat baik

a. Hasil rekapitulasi skala pernyataan negatif dari 30 siswa kelas XB

Yang menjawab SS x 5 0 x 1 = 0

Yang menjawab S x 4 30 x 2 = 60

Yang menjawab N x 3 0 x 3 = 0

Yang menjawab TS x 2 145 x 4 = 580

Yang menjawab STS x 1 117 x 5 = 585

Jumlah 1225

Jumlah skor tertinggi = 300 x 5 = 1500


(2)

Lampiran 28

DOKUMENTASI PENELITIAN MA PEMBANGUNAN UIN JAKARTA


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan)

2 28 299

Pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika: kuasi eksperimen Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta

0 5 95

Implementasi penilaian hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi kelas X di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 5 147

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PMBELAJARAN E LEARNING BERBASIS WEB TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X PERSIAPAN DI SMK NEGERI 11 SEMARANG

1 9 116

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI KISARAN.

0 0 30

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GRAFTING TANAMAN MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DAN VIDEO PEMBELAJARAN :Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMK Pertanian-Pembangunan Negeri Tanjungsari.

0 0 39

PERBEDAAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN KELAS XI SEMESTER 2.

0 1 121

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING BERBASIS WEB PADA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KALASAN.

0 0 185

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING BERBASIS WEB PADA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KALASAN.

0 0 185