B. Efektivitas Bimbingan Karir
1. Pengertian Efektivitas
Atmosoeprapto 2002 menyatakan efektivitas adalah melakukan hal yang benar, sejauh mana kita mencapai sasaran. Teori Emerson dalam
Handayaningrat, 1996 menyatakan efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan.
Sumaryadi 2005 organisasi dapat dikatakan efektif bila organisasi tersebut dapat sepenuhnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Amirullah
dan Ribdyah Hanafi 2002 efektivitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan secara tepat.
Pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan ukuran maupun standar yang berlaku mencerminkan suatu perusahaan tersebut telah memperhatikan
efektivitas operasionalnya. Menurut Abdurahmat 2003 efektifitas adalah pemanfaatan sumber
daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.
Menurut Steers 1985, efektivitas merupakan suatu tingkatan kemampuan organisasi untuk dapat melaksanakan seluruh tugas-tugas
pokoknya atau pencapaian sasarannya. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti mengambil kesimpulan
efektivitas adalah sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
2. Pengertian Bimbingan
Menurut Rahman 2003, bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar ia mampu memahami diri, menyesuaikan diri
dan mengembangkan diri sehingga mencapai kehidupan yang sukses dan bahagia.
Menurut Miller dalam Willis, 2004, bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang
dibutuhkan bagi penyesuaian diri secara baik dan maksimum di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Menurut Yusuf Nurihsan 2005, bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah kepada
pencapaian tujuan. Bimbingan merupakan pemberian bantuan yang menunjukkan bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi
masalah, atau mengambil keputusan adalah individu atau peserta didik itu sendiri.
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah Pasal 27 Ayat 1, dikatakan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada remaja dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan
Bandono, 2007. Prayitno dan Amti 2004 mendefinisikan bimbingan sebagai proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja atau orang dewasa, agar
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan
dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu
proses bantuan kepada individu untuk dapat memahami diri dan lingkungan yang terarah kepada pencapaian tujuan yaitu mencapai kehidupan yang sukses
dan bahagia. a. Tujuan Bimbingan
Sebagaimana telah dijelaskan dalam definisi bimbingan diatas bahwa bimbingan merupakan proses bantuan kepada individu, dengan demikian
bimbingan menempati bidang pelayanan pribadi dalam keseluruhan proses dan kegiatan pendidikan. Dalam hubungan ini, menurut Prayitno dan Amti
2004 pelayanan bimbingan diberikan kepada remaja dalam rangka upaya agar remaja dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depan. Menemukan pribadi, dimaksudkan agar peserta didik mengenal
kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Sementara,
bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal lingkungannya secara objektif, baik lingkungan sosial-
ekonomi, lingkungan budaya yang sangat sarat dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai kondisi lingkungan
itu secara positif dan dinamis pula. Sedangkan bimbingan dalam rangka
merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan da mengambil keputusan tentang masa depan dirinya,
baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karir, maupun bidang budaya, keluarga, dan masyarakat. Melalui perencanaan masa depan ini
individu diharapkan mampu mewujudkan dirinya sendiri dengan bakat, minat, intelegensi dan kemungkinan-kemungkinan yang dimilikinya.
b. Fungsi Bimbingan Suatu pelayanan diselenggarakan supaya berguna dan memberi
manfaat untuk memperlancar dan memberi dampak positif sebesar- besarnya terhadap kelangsungan hidup manusia. Fungsi suatu pelayanan
dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat dan keuntungan yang dapat diberikan. Pelayanan bimbingan mengemban sejumlah fungsi yang
hendak dipenuhi melalui kegiatan pelaksanaan bimbingan konseling. Menurut Hallen 2005, fungsi-fungsi yang dimaksud mencakup:
1 Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan
yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya. 2 Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.
3 Fungsi Pengentasan yaitu pelayanan bimbingan berusaha membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik, baik
dalam sifatnya, jenisnya, maupun bentuknya. 4 Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan
koseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara terarah, mantap, dan berkelanjutan. 5 Fungsi Advokasi yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan
teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara maksimal.
3. Pengertian Bimbingan Karir