e. Konsep diri. f. Gaya atribusi.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Orientasi Masa Depan
Orientasi masa depan tiap individu berbeda-beda, walaupun mereka sama-sama berada pada tahap remaja dan duduk di kelas yang sama. Beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan orientasi masa depan remaja adalah:
a. Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu
untuk mencapai standar kesuksesan dan untuk mencapai kesuksesan. Mc. Cleland dalam Strantock,1998 mengunakan istilah need for achievement
untuk memotivasi berprestasi, dan mendefinisikannya sebagai suatu dorongan pada seseorang untuk berhasil dalam berkompetisi yang
didasarkan atas suatu standar keunggulan. Menurut Heckhausen 1967 motivasi berprestasi adalah dorongan
individu untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan setinggi mungkin dalam segala aktivitas dimana suatu standar keunggulan digunakan
sebagai suatu pembanding. Standar keunggulan tersebut mencangkup tiga hal yaitu:
1 Standar keunggulan tugas yaitu keunggulan yang berkaitan dengan pencapain tugas secara sebaik-baiknya.
2 Standar keunggulan diri yaitu standar keunggulan yang berhubungan dengan pencapaian prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding
sebelumnya. 3 Standar keunggulan orang lain yaitu standar yang berhubungan dengan
pencapaian prestasi yang setara Heikson lebih jauh menyebutkan 6 ciri individu yang memiliki motivasi
berprestasi, yaitu: 1 Memiliki gambaran diri yang positif,optimis dan percaya diri.
2 Lebih memilih tugas yang tingkat kesukarannya lebih sedang- sedang saja dari pada tingkat kesukaran yang lebih mudah.
3 Berorientasi ke masa depan. 4 Sangat menghargai waktu.
5 Tabah dan tekun dalam mengerjakan tugas. 6 Lebih memilih seorang yang ahli sebagai mitra dari pada orang simpati.
Atkinson menjelaskan bahwa motivasi berprestasi merupakan disposisi berprestasi usaha berhasil yang menganggapnya sebagai dorongan
dengan kecendrungan
mendekati suatu
keberhasilan daripada
kegagalan,sebaliknya individu yang memiliki motivasi prestasi yang rendah cendrung mengantisipasi kegagalan.
Mengacu pada konsep diatas dapat dipahami bahwa kebutuhan peserta didik akan prestasi belajar disekolah sangat ditentukan oleh motivasi
berprestasi yang akan bekerja keras dan sangat mudah atau sangat sukar. Dengan memilih tugas yang sangat sukar dia mempunyai alasan mengenai
kegagalan yang akan dihadapinya, sedangkan tugas yang sangat mudah memberi peluang untuk terhindar dari kegagalan.
b. Iklim Sekolah Iklim sangat berkaitan erat dengan prestasi belajar pesrta didik
disekolah,artinya iklim sekolah yang kondunsif akan membangkitkan motivasi berprestasi mereka. Sebaliknya iklim sekolah yang kurang sehat
akan menghambat motivasi berprestasi mereka yang pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya,meskipun banyak faktor lain yang
mempengaruhi prestasi
belajar mereka
seperti pola
belajar remaja,guru,sarana dan prasarana,namun iklim sekolah menempati peran
yang sangat penting, hal ini karena faktor-faktor iklim sekolah tidak saja bersifat mendukung melainkan dapat mengangu jalannya proses belajar.
c. Lingkungan Keluarga Penelitian yang dilakukan oleh Mugiadi dkk dalam Triyono, 1990
menunjukan bahwa kontribusi 8,8 terhadap prestasi belajar sementara itu Moh. Afiq dalam penelitiannya menyatakan bahwa antara perlakuan orang
tua, pendidikan orang tua dengan prestasi belajar mahasiswa dengan koefisien korelasi 0,29, perlakuan orang tua tersebut antara lain untuk
memotivasi anaknya berprestasi, kesempatan belajar yang diciptakan orang tua dirumah dan di luar rumah. Tujuh variabel yang dianggap mewakili latar
belakang keluarga: 1 Jumlah anggota keluarga
2 pendidikan orang tua
3 status jabatan keluarga 4 penghasilan keluarga
5 pengaturan rumah
6 kepemilikan 7 lingkungan pendidikan rumah
d. Resiliensi Resiliensi
adalah kemampuan
atau kapasitas
insani memungkinkanya untuk menghadapi, mencegah, meminimalkan dari
kondisi yang tidak menyenangkan atau mencegah kondisi untuk diatasi. Resiliensi adalah kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam
keadaan sulit. Reivich dan Shatte, 2002 resiliensi dibangun dari beberapa kemampuan yang berbeda dan hampir tidak ada satupun individu yang
secara keseluruhan memiliki kemampuan tersebut dengan baik. Kemampuan resiliensi ini terdiri dari:
1 Regulasi emosi, menurut Reivich dan Shatte 2002 regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang dalam tekanan.
2 Pengendalian implus, Reivich dan shatte 2002 mendefinisikan pengendalian impus adalah kemampuan mengendalikan keinginan
dorongan,kesukaan, serta tekanan yang muncul dari dalam diri seseorang. 3 Optimisme, individu yang resilien adalah individu yang optimis.mereka
memilki harapan dimasa yang akan datang dan percaya dapat mengontrol arah hidupnya.
4 Empati, mempresentasikan bahwa individu mampu membaca tanda-tanda psikologis dan emosi dari orang lain
5 Analisis penyebab masalah, Seligman dalam Reivich dan Shatte, 2002 mengungkapkan sebuah konsep yang berhubungan erat dengan analisis
penyebab masalah yaitu gaya berfikir. 6 Efikasi diri, Reivich dan Shatte 2002 mendefinisikan efikasi
diri sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif .
Sementara itu, menurut Gjesme dalam Oner, 2000, yaitu: a. Involvement, merupakan derajat dimana individu fokus pada suatu
peristiwa tertentu. b. Anticipation,
menentukan seberapa
mantap kesiapan
individu menghadapi kejadian di masa depan.
c. Occupation, merupakan jumlah waktu yang diluangkan individu untuk memikirkan masa depan.
d. Speed, merupakan
kecepatan individu
dalam mempersepsikan
pendekatan yang dilakukan untuk mencapai masa depan. Dua faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan, menurut Erikson,
Havighurst, dan Nurmi dalam Sulinto, S. Laura Holopainen, Spring, 2005 yaitu:
a. Faktor internal terdiri dari: kepribadian, keterampilan dan faktor kognitif. b. Faktor eksternal
1 Konteks waktu, sejarah, budaya dan sosial.
2 Fisik mempengaruhi individu untuk berpikir tentang masa depan. Berdasar pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan seorang remaja antara lain: motivasi individu dan lingkungan.
D. Hubungan Antara Bimbingan Karir dan Orientasi Masa Depan