3. Aspek-Aspek Keputusan Karir
Dalam memutuskan suatu karir, terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi remaja sehingga ia dapat menjatuhkan pilihan pada suatu karir.
Menurut Parsons dalam Winkel Hastuti, 2006, ada tiga aspek yang harus terpenuhi dalam membuat suatu keputusan karir, yaitu:
a. Pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, yaitu pengetahuan dan pemahaman akan bakat, minat, kepribadian, potensi, prestasi akademik,
ambisi, keterbatasan-keterbatasan, dan sumber-sumber yang dimiliki. b. Pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu pengetahuan akan syarat-
syarat dan kondisi-kondisi yang dibutuhkan untuk sukses dalam suatu pekerjaan, keuntungan dan kerugian, kompensasi, kesempatan, dan prospek
kerja di berbagai bidang dalam dunia kerja. c. Penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri
sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu kemampuan untuk membuat suatu penalaran realistis dalam merencanakan atau memilih
bidang kerja danatau pendidikan lanjutan yang mempertimbangkan pengetahuan dan pemahaman diri yang dimiliki dengan pengetahuan dan
pemahaman dunia kerja yang tersedia. Patton dan Creed 2003 menyebutkan bahwa aspek yang berhubungan
dengan pengambilan keputusan karir meliputi komitmen terhadap karir, nilai kerja, efikasi diri, self esteem, usia, gender dan kematangan karir.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan aspek-aspek keputusan karir remaja yaitu: sikap mental, sikap terhadap perbedaan gender, agama, minat
terhadap suatu karir, tingkat ekonomi keluarga, minat orang tua dan kondisi sosial masyarakat.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Karir
Menurut Peter M. Blau dalam Sukardi, 1987 faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam pembuatan keputusan karir adalah: 1
pengalaman sosial; 2 keterlibatan orang lain; 3 potensi-potensi yang dimiliki individu; 4 aspirasi orangtua; 5 minat; 6 pengetahuan tentang dunia kerja; 7
pertimbangan pilihan karir; dan 7 keterampilan dalam pembuatan keputusan karir.
Menurut Winkel Hastuti 2006, ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang individu dalam membuat keputusan karir, antara lain:
a. Nilai-nilai kehidupan, yaitu ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang
dimana-mana dan kapan saja. Nilai-nilai ini menjadi pedoman dan pegangan dalam hidup dan sangat menentukan gaya hidup. Refleksi diri terhadap
nilai-nilai kehidupan akan memperdalam pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri yang berpengaruh terhadap gaya hidup yang akan dikembangkan
termasuk didalamnya jabatanya yang direncanakan untuk diraih. b. Keadaan jasmani, yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang. Untuk
pekerjaan-pekerjaan tertentu diperlukan berbagai persyaratan yang menyangkut ciri-ciri fisik.
c. Masyarakat, yaitu lingkungan sosial-budaya dimana orang muda dibesarkan. Lingkungan ini luas sekali dan berpengaruh besar terhadap pandangan
dalam banyak hal yang dipegang teguh oleh setiap keluarga, yang pada gilianya menanamkan pada anak-anak.
d. Keadaan ekonomi negara atau daerah, yaitu laju pertumbuhan yang lambat atau cepat, stratifikasi masyarakat dalam golongan sosial dan ekonomi,
serta diversifikasi masyarakat atas kelompok-kelompok yang terbuka atau tertutup bagi anggota dari kelompok lain.
e. Posisi anak dalam keluarga. Anak yang memiliki saudara kandung yang lebih tua tentunya, akan meminta pandapat dan pandangan mengenai
perencanaan karir sehingga mereka lebih berandangan lebih luas dibanding anak yang tidak mempunyai saudara yang lebih tua.
f. Pandangan keluarga tentang peranan dan kewajiban anak laki-laki dan perempuan yng telah menimbulkan dampak psikologis dan sosial-budaya.
Berdasarkan pandangan masyarakat bahwa ada jabatan dan pendidikan tertentu yang melahirkan gambaran diri tertentu dan mewarnai pandangan
masyarakat tentang pria dan wanita dalam kehidupan masyarakat. g. Orang tua, saudara kandung dan orang lain yang tinggal serumah yang
menyatakan segala harapan mereka serta mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu terhadap perencanaan pendidikan dan pekerjaan. Orang
muda harus menentukan sendiri sikapnya terhadap harapan dan pandangan tersebut, hal ini akan berpengaruh pada perencanaan karirnya. Bila dia
menerimanya maka dia akan mendapat dukungan dalam perencanaan karirnya, sebaliknya bila dia tidak menerima maka dia akan menghadapi
situasi yang sulit karena tidak adanya dukungan dalam perencanaan masa depan.
h. Taraf sosial-ekonomi kehidupan keluarga, yaitu tingkat pendidikan orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orangtua, jabatan ayah atau ibu,
daerah tempat tinggal dan suku bangsa. Anak-anak berpartisipasi dalam status sosial ekonomi keluarganya. Status ini akan menentukan tingkat
pendidikan anak. i. Peer grouppengaruh teman-teman sebaya, yaitu beraneka pandangan dan
variasi harapan tentang masa depan. Menurut Seligman 1994 keputusan karir dipengaruhi oleh keluarga,
latar belakang sosial ekonomi, gender, inteligensi dan bakat khusus, minat karir, harga diri, dan kepribadian. Sementara itu, Corey 2010 menyebutkan
faktor-faktor dalam keputusan karir, yaitu: a. Motivation and achievement motivasi dan prestasi.
b. Attitudes about occupation sikap terhadap pekerjaan. c. Interest keterkaitan.
d. Values nilai-nilai. e. Self concept konsep diri.
f. Personality and choosing career kepribadian dan pilihan karir. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pengambilan
keputusan karir menurut Basori 2004, terdiri dari dua faktor yakni faktor pribadi dan faktor lingkungan.
a. Faktor pribadi, antara lain: 1 Tipe kepribadian dan ciri-ciri sifat yang menonjol,
2 Bakat atau kemampuan bidang akademis, 3 Bakat atau kemampuan bidang non akademis,
4 Minat terhadap suatu jabatanpekerjaan, 5 Nilai kehidupan pribadi,
6 Hobi dan kesenangan. b. Faktor lingkungan, antara lain:
1 Nilai-nilai kehidupan masyarakat, 2 Keadaan ekonomi keluargaorang tua,
3 Kebutuhanprospek lapangan pekerjaan yang terkait, 4 Kesempatan mendapatkan peluang suatu jabatanpekerjaan.
Penelitian Kendhawati dan Jatnika 2008 menemukan bahwa faktor evaluasi diri, perencanaan, optimisme dan pesimisme akan mempengaruhi
keputusan karier. Kondisi ini akan lebih optimal jika didukung oleh moderating variable yang terdiri dari kondisi ekonomi, dukungan keluarga dan
pencarian informasi. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan karir seseorang adalah: bakat, minat, nilai-nilai dalam masyarakat, lingkungan sosial orang tua, keluarga dan peer group, pemahaman
tentang karir, kemampuan individu mengambil keputusan.
B. Efektivitas Bimbingan Karir
1. Pengertian Efektivitas
Atmosoeprapto 2002 menyatakan efektivitas adalah melakukan hal yang benar, sejauh mana kita mencapai sasaran. Teori Emerson dalam
Handayaningrat, 1996 menyatakan efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan.
Sumaryadi 2005 organisasi dapat dikatakan efektif bila organisasi tersebut dapat sepenuhnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Amirullah
dan Ribdyah Hanafi 2002 efektivitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan secara tepat.
Pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan ukuran maupun standar yang berlaku mencerminkan suatu perusahaan tersebut telah memperhatikan
efektivitas operasionalnya. Menurut Abdurahmat 2003 efektifitas adalah pemanfaatan sumber
daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.
Menurut Steers 1985, efektivitas merupakan suatu tingkatan kemampuan organisasi untuk dapat melaksanakan seluruh tugas-tugas
pokoknya atau pencapaian sasarannya. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti mengambil kesimpulan
efektivitas adalah sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.