Hakikat Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita

commit to user 7 BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan

a. Hakikat Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita

Sesuai dengan pembentukan kata kemampuan berasal dari kata dasar “mampu” yang berarti bisa atau sanggup http:www.artikata.comarti-mampu.php diakses pada 1 Maret 2011. Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Menurut Chaplin ability kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan merupakan tenaga daya kekuatan untuk melakukan suatu perbuatan, sedangkan menurut Robbins kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek http:www.digilib.petra.ac.id diakses pada 4 Januari 2011. Akhmat Sudrajat menghubungkan kemampuan dengan kata kecakapan. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan. Kecakapan ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Proses pembelajaran mengharuskan siswa mengoptimalkan segala kecakapan yang dimiliki http:www.akhmadsudrajat.wordpress.com diakses pada 4 Januari 2011. Jadi kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam melakukan suatu tindakan. Kemampuan ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu. Menyelesaikan adalah 1 menyudahkan menyiapkan pekerjaan dsb, menyempurnakan kalimat dsb; 2 menjadikan berakhir; menamatkan http:www.artikata.comarti-377303-menyelesaikan.php 7 commit to user 8 diakses pada 1 Maret 2011. Menyelesaikan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengakhiri suatu pekerjaan yang telah dimulainya. Soal cerita adalah persoalan dalam Matematika yang biasanya diwujudkan dalam kalimat dimana di dalam kalimat tersebut tersembunyi suatu persoalan permasalahan. Soal cerita merupakan salah satu bentuk dari soal tes uraian dimana tes uraian ini akan berfungsi untuk mendiagnosis kesulitan yang dialami siswa. Permasalahan matematika yang berkaitan dengan kehidupan nyata biasanya dituangkan melalui soal- soal berbentuk cerita verbal. Menurut Abidia dalam Marsudi Raharjo 2009: 2, soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk cerita pendek. Cerita yang diungkapkan dapat merupakan masalah kehidupan sehari-hari atau masalah lainnya. Bobot masalah yang diungkapkan akan mempengaruhi panjang pendeknya cerita tersebut. Makin besar bobot masalah yang diungkapkan, memungkinkan semakin panjang cerita yang disajikan. Sementara itu, menurut Haji dalam Marsudi Raharjo 2009 : 2, soal yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang Matematika dapat berbentuk cerita dan soal bukan ceritasoal hitungan. Dalam hal ini, soal cerita merupakan modifikasi dari soal-soal perhitungan yang berkaitan dengan kenyataan yang ada di lingkungan siswa. Soal cerita yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah soal Matematika yang berbentuk cerita yang terkait dengan berbagai pokok bahasan yang diajarkan pada mata pelajaran Matematika. Dalam soal cerita siswa dituntut kemampuannya untuk mengorganisir jawaban yang meliputi beberapa langkah yang harus dilakukan sehingga soal cerita dapat digunakan sebagai indikator ketidakmampuankesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan seperangkat tes soal cerita. commit to user 9 Haji dalam Marsudi Raharjo 2009: 2 mengungkapkan bahwa untuk menyelesaikan soal cerita dengan benar diperlukan kemampuan awal, yaitu kemampuan untuk: 1 menentukan hal yang diketahui dalam soal, 2 menentukan hal yang ditanyakan, 3 membuat model matematikanya, 4 melakukan perhitungan, 5 menginterpretasikan jawaban model kepermasalahan semua. Hal ini sejalan dengan langkah menyelesaikan soal cerita sebagaimana yang dituangkan dalam Pedoman Umum Matematika Sekolah Dasar dalam Marsudi Raharjo 2009: 2, yaitu: 1 membaca soal dan memikirkan hubungan antara bilangan-bilangan yang ada dalam soal, 2 menuliskan kalimat matematika, 3 menyelesaikan kalimat matematika, dan 4 menggunakan penyelesaian untuk menjawab pertanyaan. Dari kedua pendapat di atas terlihat bahwa hal yang paling utama dalam menyelesaikan suatu soal cerita adalah pemahaman terhadap suatu masalah sehingga dapat dipilah antara yang diketahui dengan yang ditanyakan. Hudoyo dan Surawidjaja dalam Marsudi Raharjo 2009: 3 memberikan petunjuk: 1 baca dan bacalah ulang masalah tersebut, 2 pahami kata demi kata, kalimat demi kalimat, 3 identifikasikan apa yang diketahui dari masalah tersebut, 4 identifikasikan apa yang hendak dicari, 5 abaikan hal-hal yang tidak relevan dengan permasalahan, dan 6 jangan menambahkan hal-hal yang tidak ada sehingga masalahnya menjadi berbeda dengan masalah yang dihadapi. Pendapat-pendapat di atas sejalan dengan pendapat Soedjadi dalam Marsudi Raharjo 2009: 3, bahwa untuk menyelesaikan soal commit to user 10 Matematika umumnya dan terutama soal cerita dapat ditempuh langkah- langkah: 1 membaca soal dengan cermat untuk menangkap makna tiap kalimat, 2 memisahkan dan mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal, apa yang dimintaditanyakan dalam soal, operasi pengerjaan apa yang diperlukan, 3 membuat model Matematika dari soal, 4 menyelesaikan model menurut aturan-aturan matematika sehingga mendapatkan jawaban dari model tersebut, dan 5 menuliskan jawaban akhir sesuai dengan permintaan soal. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa apabila siswa tidak mampusalah dalam menyelesaikan masing-masing tahap diatas maka hasil akhir dari penyelesaian soal cerita akan salah. Dari berbagai uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menyelasaikan soal cerita merupakan suatu kesanggupan, kecakapan, kekuatan, atau potensi diri sendiri yang dimiliki oleh seseorang untuk mengakhiri persoalan dalam Matematika yang tersembunyi didalam suatu kalimat dengan segala pengetahuan dan pengalaman yang dimiliknya terdahulu atau sebelumnya.

b. Hakikat Pecahan dalam Pembelajaran Matematika

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Pelajaran Matematika Melalui Pendekatan Realistic Mathematic Education Pada Siswa Kelas V SD Negeri 04 Jaten Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012/20

0 3 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIC Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Gempol Karanganom Kl

0 1 15

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Gempol Karanganom Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN REALISTIC Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan Matematika Melalui Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Dalang

1 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan Matematika Melalui Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Dalangan Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN REALISTIC Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan Matematika Melalui Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Dalanga

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PURWOTOMO NO.97 TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 20

PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATIon rme

1 0 12

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG IV SURAKARTA TAHUN 2017/2018 - UNS Institutional Repository

0 0 16

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN MEDIA BLOK PECAHAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GEMEKSEKTI TAHUN AJARAN 20172018

0 0 19