commit to user 46
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 03 Jaten Karanganyar. Sejak awal berdiri sampai sekarang SD Negeri 03 Jaten sudah mengalami beberapa kali
pergantian Kepala Sekolah. Kepala SD Negeri 03 Jaten saat ini adalah Ibu Hj. Endang Widowati, S.Pd. Secara geografis SD Negeri 03 Jaten terletak di jalan
Solo-Tawangmanggu km 09. Letak SD Negeri 03 sangatlah strategis dan berada di antara pemukiman padat penduduk dekat dengan komplek perumahan.
Sekolah Dasar Negeri 03 Jaten berdiri di atas tanah seluas 4.350 m
2
dengan luas bangunan 2082 m
2
, luas halaman 2000 m
2
. Bangunan yang ada diantaranya adalah 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 18 ruang kelas, 1 ruang
laboratorium IPA botani, 1 laboratorium bahasa, 1 laboratorium komputer, 3 ruang agama, 1 ruang perpustakaan, masjid, 1 aula, 4 rumah penjaga sekolah, 1
ruang UKS, SD Mart, 3 kantin, 4 tempat parkir, kamar mandi guru dan siswa, 1 laboratorium MIPA yang terdapat banyak media yang dapat digunakan sebagai
sarana untuk memperlancar proses pembelajaran antara lain berbagai jenis bangun ruang, macam-macam pengaris, bij albakus, bangun datar, kartu bilangan, kubus
satuan, dan masih banyak lagi jenis media lainnya. SD Negeri 03 Jaten Karanganyar juga memiliki halaman yang luas yang digunakan untuk sarana
kegiatan pembelajaran penjaskes dan kegiatan ekstrakurikuler. Pada tahun pelajaran 2010 2011 jumlah siswa SD Negeri 03 Jaten
Karanganyar sebanyak 657 siswa yang terbagi menjadi 18 kelas, salah satunya kelas IV A. Kelas IV A berjumlah 39 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki
dan 20 siswa perempuan, sedangkan guru kelas IV A adalah Widodo, A.Ma.Pd.
B. Diskripsi Permasalahan Penelitian
1. Diskripsi Pra Siklus
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan
46
commit to user 47
nyata yang ada di lapangan. Berdasarkan data hasil observasi langsung pada bulan Januari terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam
menyampaikan materi pecahan di kelas IV SDN 03 Jaten Karanganyar masih terdapat banyak kekurangan, antara lain guru kurang dapat menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan respon siswa kurang, aktivitas siswa kurang dan masih kurangnya ketuntasan dan keberhasilan pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, perolehan hasil evaluasi matematika siswa sebelum tindakan berdasarkan lampiran 20 dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Evaluasi Matematika Sebelum Diterapkan Pendekatan Realistic Mathematics Education RME
Nomor Interval Nilai
Frekuensi Prosentase
1 9
– 18 3
7,69 2
19 – 28
4 10,26
3 29
– 38 4
10,26 4
39 – 48
6 15,38
5 49
– 58 9
23,07 6
59 – 68
8 20,51
7 69
– 78 3
7,69 8
79 – 88
2 5,13
Jumlah 39
100
Dari Tabel 1 hasil evaluasi matematika sebelum diterapkan pendekatan Realistic Mathematics Education RME pada siswa kelas IV SD
Negeri 03 Jaten Karanganyar yang telah diterangkan di atas dapat disajikan dalam bentuk Grafik 1 sebagai berikut:
commit to user 48
Grafik 1. Hasil Evaluasi Matematika Sebelum Diterapkan Pendekatan Realistic Mathematics Education RME
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan, siswa kelas IV SDN 03 Jaten sebanyak 39 siswa hanya 13 siswa
yang memperoleh nilai di atas batas nilai ketuntasan minimal. Sebanyak 26 siswa atau 66,67 memperoleh nilai di bawah batas nilai ketuntasan yaitu 60.
Berdasarkan nilai evaluasi Matematika yang masih rendah dan banyak siswa yang belum dapat mencapai KKM menunjukkan bahwa kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal cerita masih rendah. Maka dari itu diperlukan suatu inovasi pembelajaran melalui pendekatan Realistic Mathematics
Education RME. Dengan RME diharapkan kemampuan siswa khususnya pada materi menyelesaikan soal cerita pecahan akan mengalami peningkatan
sehingga ketuntasan belajar siswa dapat tercapai. Data awal nilai pra siklus siswa dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini:
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
9 – 18 19 – 28 29 – 38 39 – 48 49 – 58 59 – 68 69 – 78 79 – 88
F R
E K
U E
N
S I
INTERVAL NILAI
commit to user 49
Tabel 2. Hasil Evaluasi Tes Pra Siklus Keterangan
Pra Siklus Nilai terendah
10 Nilai tertinggi
85 Rata-rata nilai
47,18 Siswa belajar tuntas
33,33
Analisis hasil evaluasi dari tes pra siklus pada Tabel 2 di atas diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan
benar adalah 47,18 di mana hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru atau peneliti, dan sekolah yaitu
sebesar 60 KKM. Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas pada materi soal cerita pecahan sebesar 33,33. Dari hasil analisis tes pra
siklus tersebut, maka dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita, khususnya untuk
materi pecahan. Dari hasil tes awal pada Tabel 2 di atas sementara dapat disimpulkan
bahwa kemampuan dalam menyelesaikan soal cerita pecahan pada siswa kelas IV SDN 03 Jaten masih kurang.
2. Diskripsi Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama satu minggu yaitu pada tanggal 28 Januari dan 4 Februari 2011. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK yang terdiri atas siklus-siklus dan tiap siklus terdiri atas 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah
sebagai berikut: a.
Tahap Perencanaan
1 Menyusun Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP
Matematika pokok bahasan pecahan menggunakan pendekatan RME
commit to user 50
yang disusun 2 kali pertemuan masing-masing 2 jam pelajaranan dan
dilaksanakan dalam satu minggu dengan: Standar Kompetensi SK:
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar KD :
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan
Indikator:
Kognitif a
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan sederhana.
b Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan pecahan yang lebih kompleks. Afektif
c Bekerjasama dan berinteraksi dengan teman dalam satu kelompok
saat melaksanakan diskusi.
d Bekerjasama dengan teman satu kelompok untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan soal cerita.
Psikomotor e
Menyelesaikan soal cerita penjumlahan dan pengurangan pecahan.
f Membangun pemahaman cara menyelesaikan soal cerita dengan
benar.
2
Menyusun Lembar Kerja Siswa LKS dan lembar evaluasi
3 Menyiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran seperti blok
pecahan
4
Membuat lembar observasi guru dan siswa dapat dilihat dalam lampiran. b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan dengan mengadakan pembelajaran sesuai dengan tahap perencanaan yaitu dalam satu siklus
ada 2 kali pertemuan yang masing-masing 2 x 35 menit, sesuai dengan RPP yang telah disusun. Langkah kegiatan pembelajaran pada masing-
masing pertemuan adalah sebagai berikut:
commit to user 51
1 Pertemuan Pertama
Pada pertemuan I materi yang diajarkan adalah operasi hitung pecahan dengan indikator menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan penjumlahan pecahan sederhana. Kegiatan diawali dengan berdo’a bersama-sama kemudian
dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi dengan mengingat materi pelajaran yang lalu tentang pecahan. Guru
menentukan masalah kontekstual yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan. Guru memberikan tanya jawab tentang pengalaman siswa
dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan penjumlahan pecahan untuk mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran dengan Realistic
Mathematics Education RME. Siswa antusias untuk menjawab pertanyaan guru. Selanjutnya guru menginformasikan pada siswa
bahwa pembelajaran kali ini akan dilaksanakan secara berkelompok dan dengan bantuan guru siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara
heterogen. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu sesuai dengan indikator pada siklus I pertemuan 1. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti, perwakilan dari masing-masing kelompok
maju kedepan kelas dan mengambil lembar tugas “LKS I” beserta media pembelajaran berupa blok pecahan. Siswa mengerjakan lembar
tugas “LKS I” dengan kelompoknya dengan memanfaatkan alat peraga blok pecahan. Guru mengamati dan memberi bantuan jika siswa
mengalami kesulitan. Setelah waktu yang ditentukan habis, guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan kelompok yang telah
dikerjakan. Guru meminta wakil dari beberapa kelompok untuk menyajikan hasil temuan mereka di depan kelas dan siswa dari
kelompok lain mengomentari hasil kerja temannya. Setelah itu guru mengarahkan siswa untuk memperoleh strategi terbaik dalam
menyelesaikan masalah pada LKS I. Guru membagikan soal evaluasi
commit to user 52
“Tugas I” kepada masing- masing individu untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajarinya.
Sebagai kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang apa yang telah mereka lakukan dan pelajari.
Siswa kemudian mengumpulkan hasil kerja kelompok dan individu. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada
hal-hal yang kurang jelas. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah. Guru menutup pembelajaran.
2 Pertemuan kedua
Pada pertemuan II materi yang diajarkan adalah operasi hitung pecahan dengan indikator menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan pengurangan pecahan sederhana. Kegiatan diawali dengan berdo’a bersama-sama kemudian
dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi dengan mengingat materi pelajaran yang lalu tentang pecahan. Guru
menentukan masalah kontekstual yang berkaitan dengan pengurangan pecahan. Guru memberikan tanya jawab tentang pengalaman siswa
dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan pengurangan pecahan untuk mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran dengan Realistic
Mathematics Education
RME. Guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu sesuai dengan indikator pada siklus I pertemuan 2. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan. Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk membentuk
kelompok sesuai kelompok pada pembelajaran sebelumnya lalu perwakilan dari masing-masing kelompok maju kedepan kelas dan
mengambil lembar tugas “LKS II” beserta media pembelajaran berupa blok pecahan. Siswa meng
erjakan lembar tugas “LKS II” dengan kelompoknya dengan memanfaatkan alat peraga blok pecahan. Guru
mengamati dan memberi bantuan jika siswa mengalami kesulitan. Setelah waktu yang ditentukan habis, guru bersama siswa membahas
commit to user 53
hasil pekerjaan kelompok yang telah dikerjakan. Guru meminta wakil dari beberapa kelompok untuk menyajikan hasil temuan mereka di
depan kelas dan siswa dari kelompok lain mengomentari hasil kerja temannya. Setelah itu guru mengarahkan siswa untuk memperoleh
strategi terbaik dalam meny elesaikan masalah pada “LKS II”. Guru
membagikan soal evaluasi “Tugas II” kepada masing-masing individu untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajarinya.
Sebagai kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang apa yang telah mereka lakukan dan pelajari.
Siswa kemudian mengumpulkan hasil kerja kelompok dan individu. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada
hal-hal yang kurang jelas. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah. Guru menutup pembelajaran.
c. Observasi
Observasi tindakan
dilakukan oleh
observer pada
saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran Matematika dengan menerapkan
pendekatan Realistic Mathematics Education RME. Observasi ini difokuskan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan yang
dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi
aktivitas guru, aktivitas siswa dan dokumentasi dengan foto dan video. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran Matematika materi soal cerita pecahan dengan menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education RME dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disusun serta untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran Matematika yang dilaksanakan
menghasilkan perubahan pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita.
1 Hasil observasi bagi guru
Berikut ini tabel hasil observasi guru pada pembelajaran Matematika dengan pendekatan Realistic Mathematics Education
commit to user 54
RME pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 berdasarkan lampiran 7 dan lampiran 9 dapat ditunjukkan pada Tabel 3 sebagai
berikut : Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No Kategori Keterampilan Mengajar
Skor
Rata -
Rata
I II
1 2
3 4
1 2
3 4
1. Membuka Pelajaran
3
2. Kejelasan dan sistematika penyampaian
materi
2,5
3. Pengelolaan kelas
2
4. Penggunaan Bahasa
2
5. Ketepatan dan daya tarik media
3
6. Kemampuan menggunakan pendekatan
RME
2
7. Penggunaan strategi bertanya
2,5
8. Pemberian umpan balik
2
9. Penguasaan bahan ajar
2,5
10. Tuntutan pencapaian
ketercapaian kompetensi siswa.
2
11. Ketepatan strategi pembelajaran
3
12. Menutup pelajaran
3
Total skor 28
31
Rata-rata Skor Total Skor : 12 2,3
2,58
Nilai rata – rata skor aktivitas guru = 2,4 cukup
Keterangan : 1 = kurang
2 = cukup 3 = baik
4 = baik sekali
Dari Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama dan kedua guru masih belum bisa mengelola kelas dengan baik, dalam
menyampaikan materi cukup jelas, bahasa yang digunakan sudah cukup baik, penerapan pendekatan RME dalam pembelajaran sudah cukup
berjalan dengan baik, sudah menggunakan media yang cukup menarik perhatian siswa, guru sudah menguasai bahan ajar dengan baik,
pemberian umpan balik sudah cukup baik, penggunaan strategi belajar
commit to user 55
dan keterampilan menutup pelajaran sudah cukup baik, rata – rata
keterampilan guru pada siklus I ini cukup. 2
Hasil observasi bagi siswa Berikut ini tabel hasil observasi aktivitas belajar siswa pada
pembelajaran Matematika dengan pendekatan Realistic Mathematics Education RME pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2
berdasarkan lampiran 8 dan lampiran 10 dapat ditunjukkan pada Tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No Uraian Tindakan
Skor
Rata -
Rata
I II
1 2
3 4
1 2
3 4
1. Perhatian siswa terhadap pembelajaran
yang disampaikan guru.
3
2. Kemauan untuk menerima pelajaran.
3
3. Keterlibat siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
2,5
4. Keaktifan siswa dalam memanfaatkan
media yang digunakan.
2
5. Hasrat
untuk bertanya
dan mengeluarkan pendapat.
3
6. Kerjasama antar siswa dalam proses
pembelajaran.
2,5
7. Kesungguhan siswa mengerjakan
tugas individu maupun kelompok.
2,5
8. Kemauan untuk menerapkan hasil
pelajaran.
3
9. Keaktifan untuk membuat kesimpulan
pelajaran.
3
10. Kesungguhan siswa dalam mengerjakan evaluasi.
3
Total skor 27
28
Rata-rata Skor Total Skor : 10 2,7
2,8
Nilai rata – rata skor aktivitas belajar siswa = 2,7 cukup
Keterangan : 1 = kurang
2 = cukup 3 = baik
4 = baik sekali
commit to user 56
Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama siswa sudah memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru dengan
baik, siswa menerima pelajaran yang disampaikan guru dan sudah cukup terlibat dalam pembelajaran, siswa sudah cukup aktif dalam
memanfaatkan media pembelajaran, bertanya kepada guru bila ada materitugas yang kurang jelas, siswa telah bekerjasama dengan teman
saat diskusi kelompok, siswa sudah cukup baik dalam membuat kesimpulan pembelajaran, siswa sudah baik dalam mengerjakan soal
evaluasi. Pada pertemuan kedua aktivitas belajar siswa jauh lebih baik dari
pertemuan pertama, perhatian siswa terhadap pelajaran yang disampaikan guru sudah baik, siswa menerima pelajaran yang
disampaikan guru dengan baik dan sudah terlibat dalam pembelajaran, siswa sudah cukup aktif dalam memanfaatkan media, siswa telah
bertanya dan mengeluarkan pendapat, siswa cukup bekerjasama dengan teman kelompok, siswa mengerjakan tugas dari guru dengan
bersungguh-sungguh, siswa sudah cukup baik dalam membuat kesimpulan pembelajaran, siswa sudah baik dalam mengerjakan soal
evaluasi. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I tergolong masih cukup rendah.
3 Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Cerita Data yang diperoleh melalui tes evaluasi individu berdasarkan
lampiran 21 pada siklus I pertemuan 1 dan 2 dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut peneliti memperoleh data
yang dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini:
commit to user 57
Tabel 5. Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics Education RME Siklus I
Nomor Interval Nilai
Frekuensi Prosentase
1 46
– 55 11
28,21 2
56 – 65
3 66
– 75 16
41,03 4
76 – 85
7 17,94
5 86
– 95 5
12,82 Jumlah
39 100
Dari Tabel 5 di atas hasil evaluasi Matematika materi soal cerita pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Jaten Karanganyar setelah
menggunakan Realistic Mathematics Education RME pada siklus I yang telah diterangkan di atas dapat disajikan dalam bentuk Grafik 2 sebagai
berikut:
Grafik 2. Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics Education RME Pada Siklus I
2 4
6 8
10 12
14 16
18
46 – 55
56 – 65
66 – 75
76 – 85
86 – 95
F R
E K
U E
N
S I
INTERVAL NILAI
commit to user 58
Dari data pada Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa setelah melaksanakan siklus I, siswa memperoleh nilai 45, 50, dan 55
sebanyak 11 atau 28,21, siswa mendapat nilai 70 dan 75 sebanyak 16 siswa atau 41,03, siswa mendapat nilai 80 dan 85
sebanyak 7 siswa atau 17,94, siswa mendapat nilai 90 dan 95 sebanyak 5 siswa atau 12,82.
d Refleksi
Data yang
diperoleh melalui
observasi dikumpulkan
kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi
sebagai berikut: 1
Seluruh siswa mengikuti pembelajaran matematika. Hasil evaluasi rata
–rata matematika siswa pada siklus I pertemuan 1 yaitu 66,67 dan pada pertemuan 2 yaitu 74,36.
2 Berdasarkan hasil evaluasi Matematika pada siklus I pertemuan
1 siswa yang memperoleh nilai 60 KKM ada 11 siswa atau 28,26 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 KKM yaitu 28
siswa atau 71, 73, sedangkan pada siklus I pertemuan 2 siswa yang memperoleh nilai 60 KKM ada 10 siswa atau 25,64
dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 KKM yaitu 29 siswa atau 74,35. Jadi rata-rata hasil evaluasi matematika pada siklus
I yaitu 70,52 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 KKM yaitu 28 siswa atau ketuntasan klasikal 71, 79.
3 Guru mengurangi jumlah anggota kelompok menjadi 2-3 siswa
tiap kelompok. 4
Guru memberikan beberapa informasi secara tepat dan bertahap, mengarahkan,
dan membimbing
kegiatan siswa
dalam menemukan jawaban sehingga pemebelajaran lebih efektif dan
tidak menghabiskan waktu.
commit to user 59
5 Guru melakukan pendekatan dan memberikan motivasi kepada
siswa yaitu dengan cara memberikan reward atau ucapan kata ya, bagus, pintar, benar, atau lanjutkan.
Data hasil perkembangan nilai siswa pada tes pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada Table 6 di bawah ini:
Tabel 6. Perkembangan Hasil Tes Pra Siklus dan Tes Siklus I Siswa Kelas IV SDN 03 Jaten
Keterangan Pra Siklus
Siklus I
Nilai terendah 10
45 Nilai tertinggi
85 95
Rata-rata nilai 47,18
70,52 Ketuntasan Klasikal
33,33 71,79
Dari hasil perkembangan tes pra siklus dan evaluasi siklus I pada Tabel 6 di atas dapat digambarkan pada Grafik 3 sebagai
berikut :
Grafik 3. Perkembangan Hasil Pra Siklus dan Tes Siklus I Siswa Kelas IV SDN 03 Jaten
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Pra Siklus Siklus I
F R
E K
U E
N
S I
N I
L A
I
Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Nilai Rata-Rata ketuntasan
commit to user 60
Dari hasil analisa data perkembangan evaluasi siswa pada tes pra siklus dengan tes siklus I pada Tabel 6 di atas dapat
disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang tuntas naik 38,46 dengan nilai batas tuntas 60 ke atas, siswa yang tuntas
belajar di siklus I sebesar 71,79, yang semula pada tes pra siklus hanya terdapat 33.33 siswa mencapai batas tuntas. Besarnya nilai
terendah yang diperoleh siswa pada saat tes awal sebesar 10 dan pada siklus I menjadi 45. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan
dari 85 naik menjadi 95 dan nilai rata-rata kelas yang pada tes awal sebesar 47,18 naik pada tes siklus I menjadi 71,28.
Dari hasil penelitian siklus I, maka peneliti mengulas secara cermat bahwa dilihat dari rata-rata hasil evaluasi matematika siswa
dengan menggunakan
Realistic Mathematics
Education RME
sudah berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada siswa kelas IV SD
Negeri 03 Jaten. Tetapi apabila dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal KKM masih ada 11 siswa yang belum tuntas. Hal ini
dikarenakan oleh beberapa faktor, maka dari itu pembelajaran matematika perlu dilanjutkan untuk siklus II dengan berpedoman
pada hasil refleksi siklus I.
3. Diskripsi Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan selama satu minggu mulai tanggal 10 Februari dan tanggal 11 Februari 2011. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK yang terdiri atas siklus-siklus dan tiap siklus terdiri atas 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran melalui pendekatan RME yang
dilaksanakan pada siklus I pada materi menyelesaikan soal cerita pecahan
commit to user 61
diketahui belum menunjukkan adanya peningkatan kemampuan yang cukup signifikan. Hal ini ditunjukkan masih ada 11 siswa yang belum
tuntas dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu peneliti menyusun
rencana pelaksanaan
pembelajaran kembali
melalui pendekatan RME dengan indikator yang sama dengan siklus pertama.
Kegiatan perencanaan siklus II dilaksanakan di ruang kelas IVA SD Negeri 03 Jaten pada tanggal 7 Februari 2011. Peneliti dan Guru
kelas IVA mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini. Dan diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan
siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2 x 35 menit yaitu pada hari Kamis tanggal 10 Februari 2011
dan hari Jumat tanggal 11 Februari 2011. Hal-hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran
Matematika menggunakan Realistic Mathematics Education RME sebagai upaya untuk mengatasi berbagai kekurangan yang ada pada
pertemuan sebelumnya adalah sebagai berikut: 1
Mengurangi jumlah anggota kelompok menjadi 2-3 siswa tiap kelompok.
2 Memberikan beberapa informasi secara tepat dan bertahap,
mengarahkan, dan membimbing kegiatan siswa dalam menemukan jawaban sehingga pemebelajaran lebih efektif dan tidak menghabiskan
waktu 3
Melakukan pendekatan dan memberikan motivasi kepada siswa yaitu dengan cara memberikan reward atau ucapan kata ya, bagus, pintar,
benar, atau lanjutkan. Mengingat hasil analisis terhadap aktivitas belajar siswa pada
siklus I, sebagian besar siswa sudah memperhatikan penjelasan guru selam
proses pembelajaran
Matematika. Meskipun
demikian pembelajaran Matematika pada siklus I dikatakan belum berhasil.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2007 Kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan
commit to user 62
pembelajaran matematika pada siklus II dengan menggunakan Realistic Mathematics Education RME sebagai berikut:
1 Menyusun Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP
Matematika pokok bahasan pecahan menggunakan pendekatan RME yang disusun 2 kali pertemuan masing-masing 2 jam pelajaranan dan
dilaksanakan dalam satu minggu dengan: Standar Kompetensi SK
: Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar KD: Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan.
Indikator:
Kognitif a
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan pecahan sederhana.
b Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan pecahan yang lebih kompleks.
Afektif c
Bekerjasama dan berinteraksi dengan teman dalam satu kelompok saat melaksanakan diskusi.
d Bekerjasama dengan teman satu kelompok untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan soal cerita. Psikomotor
e Menyelesaikan soal cerita penjumlahan dan pengurangan
pecahan. f
Membangun pemahaman cara menyelesaikan soal cerita dengan benar.
2
Menyusun Lembar Kerja Siswa LKS dan lembar evaluasi.
3 Menyiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran seperti blok
pecahan dan gambar.
4 Membuat lembar observasi guru dan siswa dapat dilihat dalam
lampiran.
commit to user 63
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education RME
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan pembelajaran RPP yang telah disusun. Pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics
Education RME pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan langkah kegiatan pembelajaran pada masing-masing pertemuan adalah
sebagai berikut: 1
Pertemuan Pertama Pada pertemuan I materi yang diajarkan adalah operasi hitung
pecahan dengan indikator menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan yang lebih kompleks.
Kegiatan diaw ali dengan berdo’a bersama-sama kemudian
dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi dengan mengingat materi pelajaran yang lalu tentang pecahan. Guru
menentukan masalah
kontekstual yang
berkaitan dengan
penjumlahan pecahan yang lebih kompleks. Dengan menggunakan media gambar guru memberikan tanya jawab tentang pengalaman
siswa dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan penjumlahan pecahan untuk mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran
dengan Realistic Mathematics Education RME. Siswa antusias untuk
menjawab pertanyaan
guru. Selanjutnya
guru menginformasikan pada siswa bahwa pembelajaran kali ini akan
dilaksanakan secara berkelompok yang terdiri dari 2-3 siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu sesuai dengan indikator
pada siklus II pertemuan 1. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pada kegiatan inti, guru membagikan “LKS I.1” kepada masing-masing kelompok yang beranggotakan 2 siswa. Siswa
mengerjakan lembar tugas “LKS I.1” dengan kelompoknya. Guru mengamati dan memberi bantuan jika siswa mengalami kesulitan.
commit to user 64
Setelah waktu yang ditentukan habis, guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan kelompok yang telah dikerjakan. Guru meminta
wakil dari beberapa kelompok untuk menyajikan hasil temuan mereka di depan kelas dan siswa dari kelompok lain mengomentari
hasil kerja temannya. Setelah itu guru mengarahkan siswa untuk memperoleh strategi terbaik dalam menyelesaikan masalah pada
“LKS I.1”. Guru membagikan soal evaluasi “Tugas I.1” kepada masing- masing individu untuk mengetahui penguasaan materi yang
telah dipelajarinya. Sebagai kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan tentang apa yang telah mereka lakukan dan pelajari. Siswa kemudian mengumpulkan hasil kerja kelompok dan individu.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang jelas. Sebagai tindak lanjut guru
memberikan pekerjaan rumah. Guru menutup pembelajaran. 2
Pertemuan kedua Pada pertemuan II materi yang diajarkan adalah operasi hitung
pecahan dengan indikator menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengurangan pecahan yang lebih kompleks.
Kegiatan diawali dengan berdo’a bersama-sama kemudian dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi
dengan mengingat materi pelajaran yang lalu tentang pecahan. Guru menentukan
masalah kontekstual
yang berkaitan
dengan pengurangan pecahan. Dengan menggunakan media gambar guru
memberikan tanya jawab tentang pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan pengurangan pecahan untuk
mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran dengan Realistic Mathematics Education RME. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu sesuai dengan indikator pada siklus II pertemuan 2. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang
akan dilaksanakan.
commit to user 65
Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk membentuk kelompok sesuai kelompok pada pembelajaran sebelumnya, lalu
guru membagikan “LKS II.1” kepada masing-masing kelompok. Siswa mengerjakan lembar tugas “LKS II” dengan kelompoknya.
Guru mengamati dan memberi bantuan jika siswa mengalami kesulitan. Setelah waktu yang ditentukan habis, guru bersama siswa
membahas hasil pekerjaan kelompok yang telah dikerjakan. Guru meminta wakil dari beberapa kelompok untuk menyajikan hasil
temuan mereka di depan kelas dan siswa dari kelompok lain mengomentari hasil kerja temannya. Setelah itu guru mengarahkan
siswa untuk memperoleh strategi terbaik dalam menyelesaikan masalah pada “LKS II.1”. Guru membagikan soal evaluasi “Tugas
II.1 ” kepada masing-masing individu untuk mengetahui penguasaan
materi yang telah dipelajarinya. Sebagai kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan tentang apa yang telah mereka lakukan dan pelajari. Siswa kemudian mengumpulkan hasil kerja kelompok dan individu.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang jelas. Sebagai tindak lanjut guru
memberikan pekerjaan rumah. Guru menutup pembelajaran.
c. Observasi
Peneliti melakukan observasi aktivitas belajar siswa selama melakukan pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan
RME. Serta hasil observasi keterampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan pendekatan RME.
1 Hasil observasi bagi guru
Berikut ini tabel hasil observasi guru pada pembelajaran Matematika dengan pendekatan Realistic Mathematics Education
RME pada siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 berdasarkan lampiran 11 dan lampiran 13 dapat ditunjukkan pada Tabel 7 sebagai
berikut :
commit to user 66
Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No Kategori Keterampilan Mengajar
Skor
Rata- Rata
I II
1 2
3 4
1 2
3 4
1. Membuka Pelajaran
3
2. Kejelasan dan sistematika penyampaian
materi
3
3. Pengelolaan kelas
3
4. Penggunaan Bahasa
3,5
5. Ketepatan dan daya tarik media
5
6. Kemampuan menggunakan pendekatan
RME
3,5
7. Penggunaan strategi bertanya
3,5
8. Pemberian umpan balik
3,5
9. Penguasaan bahan ajar
3,5
10. Tuntutan pencapaian
ketercapaian kompetensi siswa.
2,5
11. Ketepatan strategi pembelajaran
3
12. Menutup pelajaran
3,5
Total skor 36
41
Rata-rata Skor Total Skor : 12
3 3,42
Nilai rata – rata skor aktivitas guru = 3,21 baik
Keterangan : 1 = kurang
2 = cukup 3 = baik
4 = baik sekali
Dari Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama dan kedua guru dapat mengelola kelas dengan baik, dalam
menyampaikan materi jelas, pengeloloan kelas cukup baik, bahasa yang digunakan sudah baik, media yang digunakan sudah cukup menarik,
penerapan pendekatan RME dalam pembelajaran sudah berjalan dengan baik, guru telah menggunakan strategi bertanya dengan baik, guru
sudah menguasai bahan ajar dengan baik, pemberian umpan balik sudah baik, penggunaan strategi belajar dan keterampilan menutup pelajaran
commit to user 67
sudah baik, rata –rata keterampilan guru pada siklus II ini menunjukkan
peningkatan dari cukup menjadi baik. 2
Hasil observasi bagi siswa Berikut ini tabel hasil observasi aktivitas belajar siswa pada
pembelajaran Matematika dengan pendekatan Realistic Mathematics Education RME pada siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2
berdasarkan lampiran 12 dan lampiran 14 dapat ditunjukkan pada Tabel 8 sebagai berikut :
Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No Uraian Tindakan
Skor
Rata- Rata
I II
1 2
3 4
1 2
3 4
1. Perhatian siswa terhadap pembelajaran
yang disampaikan guru.
3
2. Kemauan untuk menerima pelajaran.
3,5
3. Keterlibat siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
4
4. Keaktifan siswa dalam memanfaatkan
media yang digunakan.
3
5. Hasrat
untuk bertanya
dan mengeluarkan pendapat.
3,5
6. Kerjasama antar siswa dalam proses
pembelajaran.
4
7. Kesungguhan siswa mengerjakan
tugas individu maupun kelompok.
3
8. Kemauan untuk menerapkan hasil
pelajaran.
3,5
9. Keaktifan untuk membuat kesimpulan
pelajaran.
4
10. Kesungguhan siswa dalam mengerjakan evaluasi.
3,5
Total skor 33
37
Rata-rata Skor Total Skor : 10 3,3
3,7
Nilai rata – rata skor aktivitas belajar siswa = 3,5 baik
Keterangan : 1 = kurang
2 = cukup 3 = baik
4 = baik sekali
commit to user 68
Dari Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama siswa sudah memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru dengan
baik, siswa menerima pelajaran yang disampaikan guru dan sudah terlibat dalam pembelajaran, siswa sudah aktif dalam memanfaatkan
media pembelajaran, bertanya kepada guru bila ada materitugas yang kurang jelas, siswa telah bekerjasama dengan teman saat diskusi
kelompok, siswa sudah baik dalam membuat kesimpulan pembelajaran, siswa sudah dalam mengerjakan soal evaluasi.
Pada pertemuan kedua aktivitas belajar siswa jauh lebih baik dari pertemuan pertama, perhatian siswa terhadap pelajaran yang
disampaikan guru sudah baik, siswa menerima pelajaran yang disampaikan guru dengan baik dan sudah terlibat dalam pembelajaran,
siswa sudah aktif dalam memanfaatkan media, siswa telah bertanya dan mengeluarkan pendapat, siswa sangat baik dalam bekerjasama dengan
teman kelompok, siswa mengerjakan tugas dari guru dengan bersungguh-sungguh, siswa sudah sangat baik baik dalam membuat
kesimpulan pembelajaran, siswa sudah baik dalam mengerjakan soal evaluasi. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus II menunjukkan
peningkatan yang pada siklus I cukup rendah, pada siklus II menjadi baik.
3 Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Cerita Data yang diperoleh melalui tes evaluasi individu berdasarkan
lampiran 22 pada siklus II pertemuan 1 dan 2 dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut peneliti memperoleh data
yang dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini:
commit to user 69
Tabel 9. Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics Education RME Siklus II
Nomor Interval Nilai
Frekuensi Prosentase
1 56
– 64 8
20,51 2
65 – 73
4 10,26
3 74
– 82 3
7,69 4
83 – 91
11 28,21
5 92
– 100 13
33,33 Jumlah
39 100
Dari Tabel 9 di atas hasil evaluasi Matematika materi soal cerita pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Jaten Karanganyar setelah
menggunakan Realistic Mathematics Education RME pada siklus II yang telah diterangkan di atas dapat disajikan dalam bentuk Grafik 4 sebagai
berikut:
Grafik 4. Hasil Evaluasi Matematika Setelah Menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics Education RME Pada Siklus II
2 4
6 8
10 12
14
56 – 64
65 – 73
74 – 82
83 – 91
92 – 100
F R
E K
U E
N
S I
INTERVAL NILAI
commit to user 70
Dari data pada Tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa setelah melaksanakan siklus II, siswa memperoleh nilai 55 dan 60
sebanyak 8 atau 20,51, siswa mendapat nilai 65 dan 70 sebanyak 4 siswa atau 10,26, siswa mendapat nilai 75 dan 80 sebanyak 3
siswa atau 7,69, siswa mendapat nilai 85 dan 90 sebanyak 11 siswa atau 28,21, dan siswa yang mendapat nilai 95 dan 100
sebanyak 13 siswa atau 33,33
d. Refleksi
Data yang
diperoleh melalui
observasi dikumpulkan
kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan melalui pendekatan Realistic
Mathematics Education RME pada siklus II, secara umum telah menunjukkan
adanya peningkatan.
Kekurangan-kekurangan yang
terjadi pada siklus I dapat diatasi. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:
1 Seluruh siswa mengikuti pembelajaran matematika. Hasil
evaluasi rata –rata matematika siswa pada siklus II pertemuan 1
yaitu 77,95 dan pada pertemuan 2 yaitu 85,13. 2
Berdasarkan hasil evaluasi Matematika pada siklus II pertemuan 1 siswa yang memperoleh nilai 60 KKM ada 9 siswa atau
23,08 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 KKM yaitu 30 siswa atau 76,92 sedangkan pada siklus I pertemuan 2, siswa
yang memperoleh nilai 60 KKM ada 5 siswa atau 12,82 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 KKM yaitu 34 siswa
atau 87,18. Jadi rata-rata hasil evaluasi matematika pada siklus II yaitu 81,54 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 KKM
yaitu 34 siswa atau ketuntasan klasikal 87,18. 3
Guru sudah mengurangi jumlah anggota kelompok menjadi 2-3 siswa tiap kelompok.
commit to user 71
4 Guru sudah memberikan beberapa informasi secara tepat dan
bertahap, mengarahkan, dan membimbing kegiatan siswa dalam menemukan jawaban sehingga pemebelajaran lebih efektif dan
tidak menghabiskan waktu. 5
Guru melakukan pendekatan dan memberikan motivasi kepada siswa yaitu dengan cara memberikan reward atau ucapan kata
ya, bagus, pintar, benar, atau lanjutkan. Data hasil perkembangan nilai siswa pada tes siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada Table 10 di bawah ini: Tabel 10. Perkembangan Hasil Tes Siklus I dan Tes Siklus II Siswa Kelas
IV SDN 03 Jaten
Keterangan Siklus I
Siklus II
Nilai terendah 45
55 Nilai tertinggi
95 100
Rata-rata nilai 70,52
81,54 Ketuntasan Klasikal
71,79 87,18
Dari hasil perkembangan tes evaluasi siklus I da siklus II pada Tabel 10 di atas dapat digambarkan pada Grafik 5 sebagai
berikut :
commit to user 72
Grafik 5. Perkembangan Hasil Tes Siklus I dan Tes Siklus II Siswa Kelas IV SDN 03 Jaten
Dari hasil analisa data perkembangan nilai evaluasi siswa pada tes siklus II Tabel 10 di atas dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes
siswa yang tuntas naik 15,39 dengan nilai batas tuntas 60 ke atas, siswa yang tuntas belajar di siklus II sebesar 87,18, yang pada tes siklus I
hanya terdapat 71,79 siswa mencapai batas tuntas. Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat tes siklus I sebesar 45 dan pada
siklus II menjadi 55. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan dari 95 naik menjadi 100 dan nilai rata-rata kelas yang pada tes siklus I sebesar 71,28
naik pada tes siklus II menjadi 81,54. Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas secara
cermat bahwa dilihat dari rata-rata hasil evaluasi Matematika siswa dengan menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics Education RME sudah
berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Jaten. Tetapi
apabila dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal masih ada 5 siswa yang belum tuntas.
20 40
60 80
100 120
Siklus I Siklus II
F R
E K
U E
N
S I
N I
L A
I
Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Nilai Rata-Rata Ketuntasan
commit to user 73
Berdasarkan hasil refleksi siklus II dan melihat hasil evaluasi yang diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka pembelajaran
matematika materi operasi hitung pecahan melalui Realistic Mathematics Education RME pada siklus II sudah berhasil karena sudah mencapai
target pencapaian sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran melalui Realistic Mathematics
Education RME dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Jaten tahun pelajaran 20102011.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan pada pengolahan data yang terdapat pada lampiran, dapat dideskripsikan sebagai berikut
1. Data Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas IV Sebelum Diterapkan
Pendekatan Realistic Mathematics Education RME Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran dapat diketahui
bahwa hasil evaluasi matematika sebelum tindakan yaitu siswa yang mendapat nilai 10 ada 2 siswa, mendapat nilai 15 ada 1 siswa, mendapat nilai
20 ada 2 siswa, mendapat nilai 25 ada 2 siswa, mendapat nilai 30 ada 3 siswa, mendapat nilai 35 ada 1 siswa, mendapat nilai 40 ada 5 siswa, mendapat nilai
50 ada 4 siswa, mendapat nilai 55 ada 5 siswa, mendapat nilai 60 ada 6 siswa, mendapat 65 ada 2 siswa, mendapat 70 ada 2 siswa, mendapat 75 ada 1 siswa,
mendapatnilai 80 ada 1 siswa, dan mendapat nilai 85 ada 1 siswa. Dengan demikian nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 47,18. Siswa yang
mendapat nilai 60 KKM sebanyak 26 siswa atau 66,67 dan siswa yang mendapat nilai ≥ 60 KKM sebanyak 13 siswa atau 33,33.
2. Data Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas IV Siklus I
Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran dapat diketahui bahwa nilai evaluasi matematika materi soal cerita pecahan pada siklus I yang
terdiri atas 2 pertemuan yaitu sebagai berikut: a.
Pertemuan 1
commit to user 74
Siswa yang mendapat nilai 40 ada 2 siswa, mendapat nilai 45 ada 2 siswa, mendapat nilai 50 ada 6 siswa, mendapat nilai 55 ada1 siswa,
mendapat nilai 60 ada 1 siswa, mendapat nilai 70 ada 19 siswa, mendapat nilai 75 ada 1 siswa, mendapat nilai 80 ada 2 siswa, dan
mendapat nilai 90 ada 5 siswa. Dengan demikian nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 66,67. Siswa yang mendapat nilai 60 KKM
sebanyak 11 siswa atau 28, 21 dan siswa yang menda pat nilai ≥ 60
KKM sebanyak 28 siswa atau 71, 79. b.
Pertemuan 2 Siswa yang mendapat nilai 45 ada 1 siswa, mendapat nilai 50 ada 7
siswa, mendapat nilai 55 ada 2 siswa, mendapat nilai 60 ada 1 siswa, mendapat nilai 70 ada 8 siswa, mendapat nilai 80 ada 9 siswa, siswa
yang mendapat nilai 85 ada 1 siswa, mendapat nilai 90 ada 3 siswa, dan siswa yang mendapat nilai 100 ada 7 siswa. Dengan demikian nilai rata-
rata yang diperoleh siswa yaitu 75,90. Siswa yang mendapat nilai 60 KKM sebanyak 10 siswa atau 15,64 dan siswa yang mendapat nilai
≥ 60 KKM sebanyak 29 siswa atau 74,36 . c.
Nilai rata-rata siswa dari hasil evaluasi pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 adalah 70,52. Siswa yang mendapat nilai 60 KKM
sebanyak 11 siswa atau 28,21 dan mendapat nilai ≥ 60 KKM sebanyak 28 siswa atau 71,79.
3. Data Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas IV Siklus II
Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran dapat diketahui bahwa nilai evaluasi matematika materi soal cerita pecahan pada siklus II yang
terdiri atas 2 pertemuan yaitu sebagai berikut: a.
Pertemuan 1 Siswa yang mendapat nilai 40 ada 1 siswa, mendapat nilai 45 ada 1
siswa, mendapat nilai 50 ada 2 siswa, mendapat nilai 55 ada 5 siswa, mendapat nilai 60 ada 3 siswa, mendapat nilai 70 ada 2 siswa, mendapat
nilai 80 ada 9 siswa, mendapat nilai 85 ada 2 siswa, mendapat nilai 90 ada 5 siswa, dan siswa yang mendapat nilai 100 ada 11 siswa. Dengan
commit to user 75
demikian nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 77,95. Siswa yang mendapat nilai 60 KKM sebanyak 9 siswa atau 23,08 dan siswa
yang menda pat nilai ≥ 60 KKM sebanyak 30 siswa atau 76,92.
b. Pertemuan 2
Siswa yang mendapat nilai 55 ada 5 siswa, mendapat nilai 60 ada 1 siswa, mendapat nilai 75 ada 1 siswa, mendapat nilai 80 ada 9 siswa,
siswa yang mendapat nilai 85 ada 1 siswa, mendapat nilai 90 ada 9 siswa, mendapat nilai 95 ada 1 siswa, dan siswa yang mendapat nilai 100 ada 12
siswa. Dengan demikian nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 85,13. Siswa yang mendapat nilai 60 KKM sebanyak 5 siswa atau 12,82
dan siswa yang mendapat nilai ≥ 60 KKM sebanyak 34 siswa atau
87,18. c.
Nilai rata-rata siswa dari hasil evaluasi pada siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 adalah 81,54. Siswa yang mendapat nilai 60 KKM
sebanyak 5 siswa atau 12,82 dan mendapat nilai ≥ 60 KKM sebanyak
34 siswa atau 87,18. Dari observasi dan analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran
dari siklus I dan siklus II, telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Prosentase, rata-rata klasikal, dan ketuntasan klasikal menunjukkan peningkat.
Hal ini terbukti dari hasil nilai evaluasi individu yang diperoleh siswa kelas IV SDN 03 Jaten menunjukkan peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan
soal cerita pecahan. Berdasarkan peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita yang ditandai dengan peningkatan hasil nilai evaluasi yang telah
dicapai siswa maka pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas PTK dianggap cukup dan diakhiri pada siklus ini.
D. Pembahasan Hasil Penelitian