42
b. Paru-paru
Gambar 2.4 Struktur Paru-Paru
Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut. Paru-paru mengeluarkan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan air dalam bentuk uap air yang merupakan
sisa-sisa metabolisme. Pada sistem pernapasan, paru-paru berfungsi menarik O2 dari atmosfer ke dalam tubuh dan mengeluarkan CO2 dari darah ke atmosfer luar tubuh.
Oleh karena itu, paru-paru dapat dimasukkan ke dalam organ ekskresi karena berfungsi mengeluarkan CO2 dan uap air hasil metabolisme sel-sel tubuh.
Dalam paru-paru terdapat lobus belahan paru-paru.
57
Paru-paru kanan ada tiga lobus dan paru-paru kiri ada dua lobus setiap lobus terdapat lobula setiap ujung
lobula ada kantong-kantong kecil yang merupakan kantong udara paru-paru. Terdapat alveoli tempat terjadinya petukaran gas antara oksigen dan karbondioksida. Dinding
alveoli sangat tipis dan basah sehingga mempermudah pertukaran gas, setelah udara masuk ke alveolus oksigen masuk ke didnding alveolus dan segera memasuki dinding
kapiler darah. Sebaliknya, karbondioksida dan air akan terlepas dari darah dan masuk ke alveoli dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh.
57
Ibid, hlm. 119.
43
c. Hati
Gambar 2.5 Hati dan Bagian-Bagiannya
Hati adalah organ yang terletak di sebelah kanan atas rongga perut di bawah diafragma. Hati merupakan kelenjar terbesar yang terdapat di dalam tubuh kita. Hati
memiliki beberapa fungsi, seperti memproduksi protein plasma; pusat metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat, pusat penetralan zat-zat beracun dan gudang
penyimpanan berbagai zat. Dalam proses ekskresi, hati berfungsi menghasilkan cairan empedu. Hati terbagi atas dua belahan utama yaitu, kanan dan kiri. Permukaan
atas berbentuk cembung dan terletak di bawah diafragma dan permukaan bawah tidak rata memperlihatkan lekukan. Empedu dibentuk disela-sela kecil di dalam sel hati,
dan dikeluarkan melalui kapiler empedu yang halus. Setiap hari hati menyekresi 600-100 ml cairan empedu.
58
Cairan empedu mengandung beberapa bahan, seperti garam-garam empedu, pigmen empedu
bilirubin, kolesterol, mineral, dan air. Bilirubin merupakan hasil perombakan hemoglobin darah atau sel darah merah yang sudah tua dan sudah tidak memiliki inti
dirombak di dalam hati. Hemoglobin pada sel-sel darah merah yang rusak akan
58
Ibid, hlm. 120.
44 dipecah menjadi heme dan globin, serta zat besi. Globin dan zat besi akan digunakan
kembali oleh tubuh dan hemin diubah menjadi zat warna empedu bilirubin dan biliverdin, selanjutnya akan diubah menjadi urobilin yang berwarna kuning
kemudian dikeluarkan ke usus dan seterusnya keluar bersama feses. Bilirubin yang berwarna hijau biru selanjutnya akan diubah menjadi urobilin yang berwarna kuning-
coklat. Warna inilah yang umum memberi warna pada feses dan urin. Urobilin memberikan warna kuning pada urine, sedangkan bilirubin memberikan warna
kuning pada feses. Jika pembuluh empedu tersumbat oleh batu empedu yang disebabkan oleh penumpukan kolesterol sehingga membentuk batu empedu, empedu
tidak dapat masuk ke dalam usus dan akan menyebar ke dalam darah yang menyebabkan darah berwarna kekuning-kuningan dan warna feses akan berubah
menjadi cokelat, abu –abu.
d. Kulit