Pengendalian Internal dalam Vihara

116 untuk membayar para pengabdi vihara. Bendahara akan mencatat sejumlah uang tersebut ke dalam buku catatan. Pandita memasukkan uang tersebut ke dalam amplop sesuai dengan jumlah yang akan diberikan. Kemudian, Pandita memberikan amplop tersebut kepada masing-masing pengabdi vihara.

B. Pengendalian Internal dalam Vihara

Berikut merupakan penerapan pengendalian internal yang ada dalam Vihara Bodhicitta Maitreya berdasarkan Integrated Framework oleh Commitee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission atau COSO, yaitu: 1. Lingkungan Pengendalian Control Environment Berikut ini merupakan penerapan lima prinsip menurut COSO yang berkaitan dengan lingkungan pengendalian dalam Vihara Bodhicitta Maitreya, antara lain: a. Organisasi menunjukkan komitmen untuk integritas dan nilai-nilai etika. Dalam Vihara Bodhicitta Maitreya terdapat komitmen untuk integritas dan nilai-nilai etika. Dalam mengelola vihara, Pandita dan para pengabdi berkomitmen untuk menjalankan operasional dan kegiatan vihara berdasarkan ajaran Buddha. Disebabkan oleh Vihara Bodhicitta Maitreya merupakan vihara yang beraliran Buddha Maitreya maka ajaran yang digunakan merupakan ajaran Buddha 117 Maitreya. Nilai-nilai yang diterapkan di vihara, seperti kekeluargaan, kejujuran, saling tolong-menolong, gotong royong, dan ketulusan. Nilai kekeluargaan ini ditunjukkan dengan pengabdi vihara beserta dengan umat Buddha menganggap bahwa seluruh manusia yang ada di dunia adalah satu keluarga. Hal ini sesuai dengan konsepsi orang lain Sang Pengasih yang berarti bahwa seorang pengasih adalah dia yang memandang orang lain seperti diri sendiri dan menganggap dunia adalah satu keluarga. Disebabkan mereka menganggap bahwa seluruh dunia adalah satu keluarga, para pengabdi dan umat Buddha dalam berinteraksi di vihara juga menganggap bahwa mereka adalah keluarga. Nilai seperti ini menciptakan suasana yang ada dalam organisasi menjadi suasana kekeluargaan yang penuh dengan cinta kasih. Pandita yang merupakan pimpinan vihara memperlakukan para pengabdi dan umat vihara seperti keluarga sehingga tidak ada batas antara Pandita sebagai pimpinan, pengabdi sebagai bawahan, dan umat Buddha. Selain itu, untuk mengakrabkan dan membangun kekeluargaan dalam vihara, terdapat program vihara seperti melakukan rekreasi untuk semua umat vihara, Pandita, dan pengabdi vihara. Menganggap dunia satu keluarga sesuai dengan ajaran Buddha, yaitu: jiwa kasih, perilaku kasih, konsepsi orang lain Sang Pengasih, dan konsepsi umat manusia Sang Pengasih. Jiwa kasih ditunjukkan dengan Pandita sebagai pimpinan menyayangi para 118 pengabdi sebagai bawahannya dan para umat. Pandita memperlakukan para pengabdi dan umat seperti keluarga beliau sendiri dan hal ini tentunya membuat mereka merasa nyaman. Selain itu, para pengabdi yang merupakan bawahan Pandita juga memperlakukan Pandita dengan penuh hormat. Walaupun Pandita memperlakukan para pengabdi seperti keluarga sendiri, namun para pengabdi tetap menghormati dan tidak bertindak semaunya. Begitu pula dengan para umat memperlakukan sesamanya. Mereka menunjukkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan dengan memperlakukan sesama sebagai keluarga mereka sendiri. Deskripsi tersebut merupakan perwujudan dari jiwa kasih yang diterapkan di Vihara Bodhicitta Maitreya. Perilaku yang ditunjukkan dalam wujud kekeluargaan dan persaudaraan ini merupakan salah satu penerapan dari perilaku kasih. Hal ini juga berkaitan dengan konsepsi umat manusia Sang Pengasih yang berarti perilaku kasih akan membawa kebahagiaan pada dunia. Dengan adanya perilaku kasih yang ditunjukkan dengan sikap kekeluargaan akan mampu membuat sesama menjadi bahagia, dalam hal ini adalah Pandita, para pengabdi, dan para umat. Nilai kejujuran diterapkan dalam Vihara Bodhicitta Maitreya. Hal ini dapat dilihat dalam pengelolaan kas kecil di vihara tidak terdapat pemisahan tugas antara fungsi pemegang harta dan pencatat. Dengan tidak adanya pemisahan tugas antara kedua fungsi tersebut 119 dapat disimpulkan bahwa nilai kejujuran sangatlah penting bagi bendahara kas kecil. Selain itu, Pandita, para pengabdi, dan umat saling mempercayai satu sama lain. Pandita memberikan kebebasan kepada setiap departemen yang ada untuk mengelola keuangan masing-masing departemen, baik dalam hal mendapatkan dan menggunakan kas tersebut. Umat vihara yang menyumbangkan uang ke kotak dana juga tentunya memiliki kepercayaan bahwa pihak vihara akan mengelola uang mereka sebagaimana mestinya. Kejujuran merupakan salah satu wujud dari jiwa kasih, yaitu menolak melakukan keserakahan atas kekayaan, reputasi, dan kekuasaan dengan melakukan kebenaran. Orang yang menolak melakukan keserakahan atas hal tersebut dan memilih untuk melakukan kebenaran diwujudkan dalam bentuk kejujuran. Oleh karena itu, orang yang memiliki jiwa kasih salah satunya ditunjukkan dengan melakukan hal yang jujur sebab orang yang memiliki jiwa kasih bisa mengendalikan pikiran dengan kebijaksanaan prajna sehingga terbebas dari kejahatan dan keserakahan. Seseorang yang dapat melenyapkan keserakahan, prasangka buruk, dan pikiran yang negatif merupakan orang yang memiliki kebebasan nurani. Saat seseorang memiliki kebebasan nurani, dia tidak akan memikirkan hal yang negatif dan memiliki prasangka buruk terhadap seseorang, misalnya dalam konteks ini dia berpikir 120 bahwa semua orang tidak jujur. Salah satu wujud dari kebebasan nurani adalah orang yang percaya dan melakukan kejujuran. Orang tersebut akan percaya bahwa setiap orang memiliki kejujuran dan dia juga akan menerapkan kejujuran dalam hidupnya. Hal inilah yang terjadi di dalam Vihara Bodhicitta Maitreya di mana pihak internal vihara percaya akan adanya kejujuran dan menerapkan nilai dari kejujuran itu sendiri. Berkaitan dengan ajaran mengenai pikiran, nilai kejujuran merupakan salah satu perwujudan dari pikiran Sang Pengasih. Saat kasih seseorang memenuhi pikiran maka pikiran yang buruk, kejahatan, dan niat yang tidak baik akan musnah. Dikaitkan dengan kejujuran, seseorang menjadi tidak jujur saat ia tidak memiliki kasih karena pikiran yang orang tersebut miliki masih penuh dengan hal- hal negatif. Oleh karena itu, Vihara Bodhicitta Maitreya menerapkan nilai kejujuran untuk melatih para umat dan pengabdi agar mereka memiliki pikiran Sang Pengasih. Kejujuran merupakan salah satu tindakan dan nilai yang sesuai dengan hati nurani. Saat seseorang melakukan hal yang positif dan baik seperti jujur berarti bahwa orang tersebut melakukan apa yang sesuai dengan hati nurani. Hal ini sesuai dengan konsepsi keakuan Sang Pengasih. Dalam konsep ini dikatakan bahwa orang bisa menghormati dan menghargai dirinya sendiri dan melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan hati nuraninya. 121 Dalam Vihara Bodhicitta Maitreya, terdapat etika saling tolong-menolong. Saat ada umat yang tertimpa musibah, Pandita dan para umat akan datang untuk membantu, walaupun hanya memberikan bantuan psikologis. Begitu pula saat vihara membutuhkan bantuan, seperti bantuan tenaga para umat akan membantu sebisa mereka. Dalam interaksi yang ada di vihara juga bisa dilihat kebersamaan dan nilai saling tolong-menolong antara, Pandita, para pengabdi, dan para umat. Dengan menerapkan nilai saling tolong-menolong, Vihara Bodhicitta Maitreya menerapkan konsepsi panjang usia Sang Pengasih. Dalam konsep ini dikatakan bahwa tanpa kasih, usia yang panjang tidak berguna karena orang tersebut tidak melakukan hal yang berguna dalam hidupnya. Sikap menolong orang lain merupakan sikap yang berguna, karena hal ini membuat adanya kebahagiaan batin bagi si penolong dan memberikan manfaat kepada orang yang ditolong. Hal ini menunjukkan bahwa menolong orang lain membuat hidup kita lebih berguna karena kita bisa memberikan manfaat dan juga kebahagiaan kepada orang lain. Dalam membantu vihara dan melakukan pelayanan di vihara, Pandita, para pengabdi, dan para umat bekerja dengan gotong- royong. Mereka secara bersama-sama mengerjakan pekerjaan yang ada, seperti membersihkan vihara, memasak, dan mempersiapkan suatu acara. Selain itu, Pandita selaku pimpinan vihara juga ikut 122 membantu pekerjaan yang ada di vihara dan berbaur bersama para pengabdi dan umat sehingga sangat terasa sekali suasana kebersamaan dan gotong royong di vihara. Dalam ajaran Buddha Maitreya terdapat istilah demokrasi nurania. Salah satu perwujudan dari demokrasi nurania adalah memuliakan semangat gotong royong. Dalam penjabaran sebelumnya dijelaskan bahwa Vihara Bodhicitta Maitreya menerapkan nilai gotong royong yang mana hal tersebut adalah perwujudan dari demokrasi nurania. Dalam melakukan pelayanan terhadap wadah ketuhanan dan para umat, Pandita dan para pengabdi vihara tentunya perlu melakukannya dengan ketulusan. Hal ini karena saat menjadi Pandita dan pengabdi vihara, hati mereka telah terpanggil untuk melakukan pelayanan yang mulia. Oleh karena itu, salah satu nilai yang diterapkan dan dijalankan di vihara adalah ketulusan. Ketulusan merupakan salah satu perwujudan dari konsepsi umat manusia Sang Pengasih, yaitu melakukan segala sesuatu dengan cinta kasih. Cinta kasih dapat ditunjukkan dengan melakukan sesuatu dari hati yang tulus. Dalam memimpin vihara, pimpinan vihara yang dalam hal ini adalah Pandita memberikan kebebasan kepada departemen- departemen yang ada di vihara untuk melakukan kegiatan dan mengelola keuangan mereka. Setiap departemen diberikan 123 kebebasan untuk merancang dan mengadakan kegiatan selama itu bermanfaat bagi para umat. Sebelum mengadakan kegiatan tersebut salah satu perwakilan departemen harus memberitahukan kegiatan tersebut kepada Pandita. Pandita berperan sebagai pihak yang mengawasi dan memberikan saran atas kegiatan-kegiatan yang terjadi di vihara. Dalam hal pengelolaan keuangan, departemen- departemen yang ada memikirkan cara untuk mendapatkan dana dan menggunakan dana sesuai dengan keperluan mereka. Dengan gaya yang seperti ini dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan di Vihara Bodhicitta Maitreya adalah laiseez-faire. b. Dewan direksi menunjukkan dia independen tidak tergantung dari manajemen dan melakukan pengawasan atas pengembangan dan kinerja pengendalian internal. Dalam Vihara Bodhicitta Maitreya tidak terdapat dewan direksi. Orang atau posisi yang bertugas untuk mengawasi kegiatan operasional vihara adalah Pandita. Peran sebagai dewan direksi tidak ada di vihara sebab peran tersebut dianggap tidak diperlukan dalam vihara. Hal ini karena peran Pandita sebagai pihak yang mengawasi dan memutuskan beberapa hal yang dianggap penting kegiatan operasional vihara dinilai sudah cukup. 124 c. Manajemen menetapkan, dengan badan pengawas, struktur, alur pelaporan, dan otoritas dan tanggung jawab yang tepat dalam pencapaian tujuan. Struktur organisasi merupakan susunan kepengurusan yang ada di dalam suatu organisasi, dalam hal ini Vihara Bodhicitta Maitreya, yang dapat menggambarkan tanggung jawab dan otoritas suatu posisi. Struktur organisasi di Vihara Bodhicitta Maitreya disusun secara eksplisit dengan digambarkan dalam bentuk bagan lihat gambar 4.1. Hal ini membuat orang yang melihat bagan struktur organisasi tersebut mengetahui dan mengerti tingkatan- tingkatan yang ada di vihara. Dari tingkatan-tingkatan dan nama departemen atau jabatan, orang yang melihat bagan struktur organisasi bisa mendapatkan gambaran mengenai otoritas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan tersebut. Ini sesuai dengan salah satu komponen dalam lingkungan pengendalian, yaitu struktur organisasi. Misalnya, di dalam bagan struktur organisasi Vihara Bodhicitta Maitreya terdapat Divisi Etika. Dari bagan struktur tersebut bisa diketahui bahwa Divisi Etika terletak di bawah Departemen Dharma, Pendidikan, dan Kaderisasi dan Departemen tersebut terletak di bawah Para Pandita. Dengan melihat hal tersebut, orang bisa mengetahui bahwa Divisi Etika merupakan bagian dari Departemen Dharma, Pendidikan, dan Kaderisasi yang juga berada 125 di bawah pengawasan para pandita. Oleh karena Divisi Etika berada di bawah Departemen Dharma, Pendidikan, dan Kaderisasi, berdasarkan nama divisi dan departemen orang bisa mengetahui bahwa divisi etika memiliki tanggung jawab untuk segala hal yang berhubungan dengan pendidikan etika yang ada di vihara. Selain itu, juga bisa diketahui bahwa departemen yang memiliki otorisasi untuk mengawasi dan mengkoordinasi divisi tersebut adalah Departemen Dharma, Pendidikan, dan Kaderisasi. Para pandita juga memiliki hak dan kewajiban untuk mengawasi berjalannya Divisi Etika yang berada di bawah naungan Departemen Dharma, Pendidikan, dan Kaderisasi. Selain itu, dalam Vihara Bodhicitta Maitreya juga terdapat deskripsi pekerjaan untuk masing-masing divisi yang dibuat secara tertulis. Hal ini tentunya mempermudah untuk mengetahui otoritas dan tanggung jawab dari masing-masing divisi sehingga tidak adanya tumpang tindih pekerjaan ataupun saling lempar pekerjaan. Contohnya dalam Departemen Pengembangan Vihara dan Pelayanan terdapat beberapa divisi, yaitu Divisi Pelayanan Hari Besar, Divisi Konsumsi Hari Besar, Divisi Pelayanan Kunjungan Doa, dan Divisi Transportasi Hari Besar. Dalam setiap divisi tersebut ada deskripsi pekerjaan sehingga walaupun sama-sama berada dalam Departemen Pengembangan Vihara dan Pelayanan, namun masing-masing divisi ada tanggung jawab dan otoritasnya masing-masing. Ini merupakan 126 penerapan dari salah satu komponen dalam lingkungan pengendalian, yaitu metode penetapan otoritas dan tanggung jawab. Dalam hal pelaporan, segala aktivitas yang ada di vihara dan pengelolaan keuangan vihara dilaporkan kepada Pandita. Hal ini karena Pandita merupakan pimpinan vihara dan bertugas untuk mengawasi kegiatan yang ada di vihara. Misalnya untuk laporan keuangan. Setelah Pandita mendapatkan laporan mengenai laporan keuangan Pandita akan mengecek laporan tersebut dan kemudian melaporkan laporan keuangan kepada yayasan setiap tahun. d. Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan memelihara orang-orang yang kompeten sejalan dengan tujuan. Visi dari Vihara Bodhicitta Maitreya adalah mewujudkan vihara yang gemilang dalam menuntun umat Maitreya agar dapat memancarkan pesona keindahan dirinya sebagai manusia. Dalam perwujudan visi ini, tentunya di vihara dibantu oleh Pandita dan para pengabdi vihara, serta para umat Maitreya. Terdapat kegiatan- kegiatan yang diselenggarakan, baik di dalam vihara ataupun di luar vihara yang membantu meningkatkan kompetensi para pengabdi vihara dan para umat, khususnya dalam bidang spiritual. Sekolah Minggu Maitreya SMM yang dilaksanakan setiap hari minggu ditujukan kepada umat Buddha Maitreya yang bersekolah pada tingkat SD dan SMP. Hal ini dianggap perlu karena 127 dengan adanya kelas ini membantu umat yang duduk di tingkat SD dan SMP untuk mempelajari ajaran-ajaran Buddha yang sekiranya dipahami oleh anak yang berusia 6 sampai 15 tahun agar kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan mereka. Dengan adanya kelas ini juga dapat membina umat yang masih berusia sangat muda sehingga diharapkan kedepannya mereka bisa membantu mewujudkan misi Buddha Maitreya. Selain itu, setiap hari minggu juga diadakan kebaktian minggu di Vihara Bodhicitta Maitreya. Kebaktian minggu ini diisi dengan ceramah online oleh Maha Sesepuh Wang dan dilanjutkan dengan kebaktian. Kegiatan ini ditujukan untuk para muda-mudi vihara. Hal ini dilakukan untuk mempelajari ajaran-ajaran Buddha Maitreya secara lebih mendalam lagi sehingga bisa membangun pengetahuan dan iman para muda-mudi yang kemudian mereka bisa membantu misi dari Buddha Maitreya. Kegiatan ini berkomitmen untuk membentuk para muda-mudi yang memiliki iman dan memahami yang kemudian mempraktekkan ajaran Buddha Maitreya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kemudian, ada juga kegiatan ceramah yang ditujukan kepada para umat yang sudah dewasa, yaitu kelas pertobatan. Dalam kelas ini juga diajarkan mengenai ajaran-ajaran Buddha Maitreya namun dengan pendekatan yang dipahami oleh orang dewasa. Hal ini dilakukan agar umat yang sudah berumur dewasa yang mana telah 128 sibuk dengan kehidupannya dalam dunia kerja dan keluarga juga tetap memiliki pengetahuan dalam hal keimanan. Dengan tetap adanya pengetahuan dalam hal keimanan, mereka juga diharapkan menerapkan ajaran Buddha Maitreya dalam kehidupan sehari-hari, entah di dunia kerja maupun di dalam keluarga mereka. Kemudian, hal ini akan mendorong terwujudnya misi Buddha Maitreya. Selain kelas-kelas dalam bentuk ceramah, di Vihara Bodhicitta Maitreya juga menyediakan kelas untuk mempelajari etika pada saat kebaktian dan juga tata sajian. Hal ini bertujuan agar para umat mengetahui dan mempelajari cara kebaktian yang benar dan juga melakukan tata sajian yang benar, sehingga pemujaan yang mereka laksanakan terlaksana dengan baik dan benar. Hal ini menunjukkan bahwa di Vihara Bodhicitta Maitreya bukan hanya berkomitmen dalam mengajarkan para umat untuk mendalami ajaran Buddha Maitreya, namun juga dalam hal pemujaan dan etikanya. Vihara Bodhicitta Maitreya juga bekerjasama dengan vihara lain yang memiliki aliran yang sama dalam hal pendidikan dan pelatihan para umat dan para pengabdi vihara. Misalnya saja, terdapat program diklat pendidikan dan pelatihan yang ditujukan untuk umat biasa, para pengabdi, dan juga Pandita. Hal ini dianggap perlu untuk dilakukan karena dalam program tersebut umat yang berpartisipasi akan dididik dan dilatih dalam hal etika keagamaan, etika keperilakuan, dan pendalaman mengenai ajaran Buddha 129 Maitreya. Program ini tentunya meningkatkan kompetensi bagi pihak yang berpartisipasi. Dari semua penjabaran di atas, dapat dilihat bahwa Vihara Bodhicitta Maitreya berkomitmen dan berusaha untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi Pandita, para pengabdi, dan para umat Maitreya. Usaha yang dilakukan ini tentunya bertujuan untuk membantu mewujudkan misi Buddha Maitreya, yaitu menciptakan dunia satu keluarga, di mana dunia ini dipenuhi dengan kasih dan perdamaian. Hal ini dilakukan sesuai dengan salah satu bentuk kasih dalam ajaran Buddha Maitreya yaitu dharma hati kasih. Dalam hal mengadakan kegiatan-kegiatan spiritual, Vihara Bodhicitta Maitreya, Pandita, dan para pengabdi membabarkan ajaran untuk menyelamatkan umat manusia. Hal ini dilakukan dengan memberikan siraman-siraman rohani dan ajaran-ajaran yang memotivasi para umat untuk menjalani hidup yang lebih baik lagi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di Vihara Bodhicitta Maitreya diterapkan ajaran dharma kasih hati. Dalam hal mewujudkan misi Buddha Maitreya, Pandita dan para pengabdi menerapkan hati akan datang Sang Pengasih, di mana mereka selalu optimis, berjuang, penuh harapan, dan keyakinan bahwa mereka mampu mewujudkan misi Buddha Maitreya. Dalam ajaran yang diberikan saat kegiatan rohani, para umat juga diajarkan 130 untuk memiliki hati yang akan datang Sang Pengasih, di mana para umat diharapkan untuk terus berjuang bagi diri sendiri dan seluruh umat manusia serta memiliki hidup yang lebih baik. Pada penjabaran tersebut, dapat kita lihat bahwa di Vihara Bodhicitta Maitreya berusaha untuk menerapkan ajaran-ajaran Buddha Maitreya, dalam hal ini ajaran mengenai hati akan datang Sang Pengasih. e. Organisasi memiliki orang-orang yang bertanggungjawab untuk tanggung jawab pengendalian internal mereka sejalan dengan tujuan. Dalam menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan keuangan, Vihara Bodhicitta Maitreya memiliki beberapa bagian yang bertanggungjawab dengan fungsi yang berbeda. Terdapat Pandita yang memiliki fungsi sebagai otorisator dan pengawas, posisi bendahara yang diduduki oleh seorang Pandita Madya yang memiliki fungsi sebagai pemegang harta dan pencatat, bendahara kas kecil yang diduduki oleh seorang Pandita Muda yang memiliki fungsi sebagai pencatat dan juga pemegang harta, serta seorang pengabdi yang bertugas sebagai pencatat menerjemahkan catatan dari bahasa Mandarin ke bahasa Indonesia untuk keperluan laporan keuangan. Tujuan dari fungsi-fungsi ini adalah membuat laporan keuangan yang dapat diandalkan dan relevan, kemudian laporan keuangan ini dilaporkan kepada Pandita sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan vihara. Sebab dengan struktur organisasi vihara dapat dilihat bahwa Pandita merupakan 131 pimpinan vihara sehingga Pandita memiliki hak untuk menerima laporan, mengawasi, dan mengotorisasi suatu transaksi penting. Dalam struktur organisasi vihara dapat dilihat bahwa terdapat banyak departemen. Dalam struktur dapat dilihat bahwa departemen- departemen tersebut dibawahi oleh Pandita. Hal ini menunjukkan bahwa dalam hal akuntabilitas, departemen-departemen tersebut bertanggungjawab melapor kepada Pandita. Dalam prakteknya, setiap kali departemen melakukan suatu kegiatan, perwakilan dari departemen tersebut memberitahukan kepada Pandita. Kemudian, Pandita memiliki otoritas untuk menyetujui atau menolak dilaksanakannya kegiatan tersebut. Pandita juga boleh untuk memberi saran atas kegiatan tersebut melalui diskusi dengan orang dari departemen tersebut. Di Vihara Bodhicitta Maitreya tidak dilakukan pengukuran kinerja seperti di perusahaan. Pengukuran kinerja dilakukan oleh Pandita dengan melihat bagaimana kinerja dari pengabdi atau umat vihara. Pandita menilai kinerja dengan melihat apakah pengabdi atau umat tersebut rajin dan tulus dalam pelayanan. Jika Pandita menilai bahwa pengabdi atau umat tersebut pekerjaannya baik, biasanya Pandita memberikan penghargaan. Penghargaan yang diberikan khususnya untuk pengabdi vihara adalah kenaikan posisi keagamaan, dipercaya, dan mendapat tanggung jawab lebih. 132 2. Penaksiran Risiko Berikut ini merupakan penerapan empat prinsip menurut Commitee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission COSO yang berkaitan dengan penaksiran risiko dalam Vihara Bodhicitta Maitreya, antara lain: a. Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk mampu mengidentifikasikan dan menaksir risiko yang terkait dengan tujuan. Tujuan operasi menurut COSO adalah dengan melakukan operasi secara efektif dan efisien. Vihara Bodhicitta Maitreya mengidentifikasi dan menaksir risiko untuk tujuan operasi ditunjukkan dengan perlu adanya persetujuan dari Pandita untuk melakukan pengeluaran yang jarang terjadi dan memiliki nominal besar. Hal ini menunjukkan bahwa vihara mengidentifikasi dan menaksir risiko bahwa mungkin akan terjadi pengeluaran yang tidak penting atau yang tidak seharusnya dilakukan sehingga membuat operasi tidak efektif dan efisien. Dalam mencapai tujuan pengendalian untuk pelaporan kepada pihak internal dilakukan dengan adanya beberapa laporan. Di Vihara Bodhicitta Maitreya terdapat buku yang berisi nama donatur dan nominal yang diberikan. Fungsi dari pencatatan nama dan nominal ini adalah untuk memastikan bahwa nominal yang ada di buku tersebut sama dengan atau kurang dari sebab mungkin ada 133 umat yang langsung memasukkan ke kotak dana yang ada di dalam kotak dana. Ini untuk memastikan bahwa catatan yang ada reliable dan transparan. Selain itu, tujuan pelaporan untuk pihak internal diwujudkan dengan adanya laporan mengenai pengeluaran yang dilakukan dengan kas kecil dan dicatat oleh bendahara kas kecil. Kemudian, juga ada catatan yang dicatat oleh bendahara dan dicatat kembali oleh pencatat. Semua transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan bukti transaksi yang ada, khususnya dalam transaksi pembelian. Hal ini untuk mencegah risiko yang berkaitan dengan kesalahan pencatatan. Dalam hal untuk mencapai tujuan pelaporan eksternal, vihara mengikuti format laporan yang ditetapkan oleh pemerintah, guna pelaporan kepada kantor pajak. Vihara Bodhicitta Maitreya awalnya menggunakan laporan keuangan yang berbasis kas, namun sekarang pada tahun 2017 pihak vihara berupaya menerapkan pencatatan yang berbasis akrual. Hal ini dilakukan agar laporan keuangan yang disajikan oleh vihara memenuhi kriteria understandability, sehingga tidak terjadi perbedaan pemahaman atau ketidakpahaman oleh pihak lain. Dalam penyajian laporan keuangan kepada pihak eksternal vihara hanya menyajikan transaksi yang berkaitan dengan aktivitas vihara dan ini dibuat berdasarkan catatan yang dicatat oleh bendahara dan pencatat. Hal ini dilakukan agar laporan keuangan yang disajikan verifiable dan reliable. 134 Untuk mencapai tujuan kepatuhan, vihara membuat laporan keuangan sesuai dengan aturan yang berlaku. Aturan yang berlaku yang dimaksud di sini adalah aturan yang sesuai dengan konsep akuntansi dan aturan akuntansi. Selain itu, vihara juga melaporkan laporan keuangan setiap tahunnya kepada pemerintah dalam hal ini adalah kantor pajak. Hal ini menunjukkan jika vihara berupaya untuk memenuhi tujuan kepatuhan atas regulasi yang berlaku di Indonesia. b. Organisasi mengidentifikasi risiko untuk mencapai tujuan untuk semua entitas dan menganalisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko seharusnya diatur. Di dalam Vihara Bodhicitta Maitreya terdapat berbagai departemen lihat gambar 4.1. Departemen-departemen tersebut dibentuk dengan tujuan untuk mengembangkan skill yang dimiliki muda-mudi dan mengajarkan mereka untuk mandiri, selain itu departemen tersebut juga bertujuan untuk membantu mewujudkan misi Buddha Maitreya. Pengelolaan kegiatan dan keuangan masing- masing departemen diserahkan kepada departemen yang bersangkutan. Dalam hal akan diadakannya kegiatan, perwakilan dari departemen akan meminta izin kepada Pandita. Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko diadakannya kegiatan yang tidak bermanfaat dan untuk memberitahukan kepada Pandita selaku pimpinan vihara. Dalam hal pengelolaan keuangan setiap departemen, vihara menyerahkan sepenuhnya kepada departemen 135 sehingga departemen mandiri. Hal ini untuk mencegah departemen yang terlalu bergantung kepada keuangan vihara. Vihara Bodhicitta Maitreya menggunakan nota pembelian untuk bukti transaksi pada saat terjadinya pembelian. Hal ini menandakan bahwa di Vihara Bodhicitta Maitreya telah mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi, seperti kesalahan pencatatan. Kesalahan pencatatan yang dimaksud di sini adalah ada kemungkinan terjadinya ketidaktelitian dari petugas atau mungkin petugas melupakan nominal dari kas yang diambil, sehingga nota pembelian bisa menjadi pengingat bagi petugas untuk mencatatnya. Selain itu, dengan adanya bukti transaski ini membuat catatan yang dihasilkan menjadi dapat diverifikasi dan dapat diandalkan. Dalam hal analisis risiko untuk faktor eksternal, seperti risiko ekonomi, lingkungan alam, teknologi, dan perubahan mata uang negara asing belum dilakukan. Hal ini disebabkan karena analisis untuk risiko faktor eksternal dianggap tidak perlu dilakukan. Misalnya saja, untuk perubahan mata uang asing tidak ada pengaruhnya untuk risiko yang mungkin dialami oleh vihara. Perubahan ekonomi dan lingkungan alam pun tidak ada pengaruhnya dengan kegiatan yang ada di Vihara Bodhicitta Maitreya. Kemudian, untuk teknologi sampai saat ini masih belum berpengaruh sebab dalam pencatatan keuangan masih manual. c. Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam 136 penaksiran risiko untuk mencapai tujuan. Pada saat umat memberikan sumbangan dilakukan pencatatan atas sumbangan umat, kemudian petugas langsung memasukkan uang yang diterima ke dalam kotak dana setelah memastikan bahwa jumlah yang dicatat sama dengan yang akan dimasukkan ke dalam kotak dana. Saat membuka kotak dana diperlukan lebih dari satu orang dari pihak internal vihara. Kemudian, saat dilakukan pembelian diperlukan nota pembelian sebagai bukti transaksi. Semua bentuk kegiatan tersebut bisa dikatakan merupakan pengendalian yang dilakukan oleh vihara dalam menaksir kemungkinan adanya potensi kecurangan yang mungkin terjadi. Di Vihara Bodhicitta Maitreya bisa dikatakan tidak terlalu banyak pengendalian internal untuk mencegah fraud. Hal ini karena di Vihara Bodhicitta Maitreya orang-orang yang menangani keuangan vihara merupakan orang yang secara sukarela melakukannya. Selain itu, di vihara juga menerapkan nilai kejujuran dan tanggung jawab. Vihara Bodhicitta Maitreya memberikan para umat kesempatan untuk mengabdi di vihara menjadi pengabdi ataupun aktivis. Saat menjadi pengabdi ataupun aktivis vihara, tentunya orang tersebut berdedikasi dan memberikan sesuatu kepada vihara. Hal ini merupakan salah satu perwujudan kebahagiaan Sang Pengasih, yaitu mereka yang mengabdi dan membantu di vihara 137 akan merasakan kebahagiaan nurani. d. Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan-perubahan yang bisa berpengaruh pada sistem pengendalian internal secara signifikan. Berdasarkan data yang didapat dan dianalisis, Vihara Bodhicitta Maitreya tidak melakukan pengidentifikasian dan penilaian atas perubahan-perubahan yang bisa berpengaruh pada pengendalian internal secara signifikan. Hal ini karena di vihara tidak terlalu banyak menerapkan pengendalian internal dan jika terjadi perubahan, seperti perubahan lingkungan eksternal dan kepemimpinan, tidak akan berpengaruh secara signifikan pada pengendalian internal yang diterapkan. Perubahan kepemimpinan tidak menyebabkan perubahan yang signifikan dalam pengendalian internal yang diterapkan sebab siapapun pimpinannya filosofi yang digunakan masih tetap sama karena berdasarkan ajaran-ajaran Buddha Maitreya. 3. Aktivitas Pengendalian Berikut ini merupakan penerapan tiga prinsip menurut Commitee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission COSO yang berkaitan dengan aktivitas pengendalian dalam Vihara Bodhicitta Maitreya, antara lain: a. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang berkontribusi dalam pencegahan risiko untuk mencapai tujuan 138 pada level yang dapat diterima. Dalam Vihara Bodhicitta Maitreya dilakukan beberapa aktivitas pengendalian. Aktivitas pengendalian ini bisa diidentifikasi melalui siklus-siklus yang terjadi di Vihara Bodhicitta Maitreya. Setiap siklus memiliki aktivitas pengendalian yang berbeda, disebabkan oleh kebutuhan pengendalian dari siklus tersebut juga berbeda. Dalam siklus penerimaan kas dari sumbangan umat dapat diidentifikasi beberapa aktivitas pengendalian dalam kegiatan tersebut. Saat umat memberikan sumbangan pada hari besar keagamaan, terdapat pilihan untuk memberikan sumbangan dengan mencatatkan nama dan nominal sumbangan melalui petugas. Hal ini merupakan pengendalian untuk nantinya pada saat pembukaan kotak dana dicocokkan hasil jumlah yang di catatan dengan yang di kotak dana. Hasil yang seharusnya adalah jumlah uang di catatan sama dengan atau kurang dari di kotak dana. Perbedaan ini karena umat diperbolehkan langsung memberikan sumbangan di kotak dana tanpa melalui petugas pencatat di buku sumbangan pada saat hari besar keagamaan. Kemudian, petugas akan menghitung uang yang diberikan sama dengan yang dicatat dan langsung setelah itu memasukkan ke dalam kotak dana. Hal ini untuk menghindari kemungkinan bahwa petugas lupa memasukkan uang sumbangan ke kotak dana. 139 Pada saat pembukaan kotak dana disaksikan oleh satu orang Pandita, satu orang bendahara, dan satu orang saksi. Kemudian, hasil dari pembukaan kotak dana akan dicatatkan di sebuah buku yang kemudian ditandatangani oleh yang hadir. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa kotak dana tersebut dibuka pada tanggal berapa dan jumlah yang didapatkan berapa serta siapa yang menyaksikan dan menbuka kotak dana tersebut. Dalam siklus pengeluaran, Vihara Bodhicitta Maitreya melakukan pengendalian menggunakan nota pembelian. Petugas yang membeli perlengkapan vihara akan mempertanggungjawabkan pembelian dan pengambilan atau pengembalian uang kepada bendahara atau bendahara kas kecil tergantung pembelian untuk apa. Nota pembelian ini merupakan alat pengendalian karena berfungsi sebagai bukti transaksi telah dilakukannya pembelian. Dalam Vihara Bodhicitta Maitreya terdapat pemisahan tugas antara fungsi otorisasi, pemegang harta, dan pencatat. Fungsi otorisasi dipegang oleh Pandita selaku pimpinan vihara, fungsi pemegang harga dan pencatat dilakukan oleh bendahara, dan ada seseorang yang bertugas mencatat kembali catatan yang dibuat oleh bendahara. Catatan oleh bendahara dicatat kembali karena bendahara mencatat transaksi tersebut dalam Bahasa Mandarin. 140 b. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang umum melalui teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan. Dalam hal melakukan aktivitas pengendalian, Vihara Bodhicitta Maitreya tidak menggunakan teknologi, khususnya dalam hal keuangan. Dalam pencatatannya, Vihara Bodhicitta Maitreya masih menggunakan sistem manual dan belum menggunakan teknologi. Oleh karena itu, aktivitas pengendalian melalui teknologi tidak terdapat di Vihara Bodhicitta Maitreya. Dalam ajaran Buddha, penggunaan teknologi diperbolehkan selama teknologi digunakan dengan hati nurani. Hal ini karena tanpa menggunakan hati nurani, teknologi akan kehilangan makna dan bahkan dapat menghancurkan kehidupan manusia. Sedangkan, saat teknologi digunakan dengan hati hurani, teknologi tersebut akan membantu manusia mencapai kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, berdasarkan perspektif konsep ini, Vihara Bodhicitta Maitreya sebenarnya boleh menerapkan teknologi untuk aktivitas pengendalian yang relevan jika memang diperlukan. c. Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan dan prosedur yang memasukkan kebijakan dalam tindakan. Setiap hari besar keagamaan, seperti che it dan cap go di Vihara Bodhicitta Maitreya biasanya para umat memberikan sumbangan ke vihara. Dalam kegiatan ini, ada prosedur pencatatan 141 nama penyumbang di buku dana walaupun juga dimungkinkan untuk penyumbang secara langsung memasukkan sumbangan ke dalam kotak dana. Hal ini juga menjadi aktivitas pengendalian yang membantu bendahara untuk melakukan cross-check total yang tercatat dalam buku dana dan total yang ada dalam kotak dana. Hasil yang semestinya adalah total kotak dana lebih dari sama dengan total buku dana. Adanya kotak dana yang berisi sumbangan para umat, tentunya perlu untuk dibuka dan dihitung jumlah yang didapatkan dalam kurun waktu tertentu. Dalam membuka kotak dana ini, terdapat kebijakan harus dibuka oleh satu orang bendahara, satu orang pandita, dan satu orang saksi. Kebijakan ini dilakukan untuk pengendalian agar tidak terjadi kesalahan yang tidak disengaja dalam melakukan penghitungan atas uang yang didapatkan. Selain itu, hal ini juga dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kepercayaan para umat kepada pihak pengurus vihara. Pandita merupakan pimpinan dalam suatu vihara. Hal ini menyebabkan adanya suatu prosedur bahwa dalam melakukan suatu kegiatan di Vihara Bodhicitta Maitreya perlu diketahui oleh Pandita. Untuk hal-hal yang berkaitan dengan keuangan, misalnya pembelian barang yang harganya lumayan mahal perlu mendapat persetujuan dari Pandita terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi atau menghindari risiko pembelian barang yang tidak diperlukan dan 142 untuk menentukan prioritas pembelian barang dengan menggunakan dana yang terbatas. Jumlah dana yang ada tentunya diketahui oleh Pandita dan karena Pandita merupakan pimpinan vihara beliau juga mengetahui barang apa saja yang lebih diperlukan. Sumber daya manusia di Vihara Bodhicitta Maitreya merupakan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk mengabdi danatau secara sukarela menyumbangkan tenaga dan pikiran yang mereka miliki. Para pengabdi dan aktivis ini biasanya ada yang memiliki pekerjaan, sehingga mereka membantu di vihara pada saat mereka tidak bekerja atau memiliki waktu senggang. Pengabdi dan aktivis vihara biasanya membantu dalam mempersiapkan acara- acara dan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di vihara. Bendahara Vihara Bodhicitta Maitreya merupakan orang yang memang dipilih oleh Pandita dan sudah menjadi bendahara selama puluhan tahun. Hal ini karena di Vihara Bodhicitta Maitreya ada kebijakan bahwa orang yang menjadi bendahara akan terus menjadi bendahara seumur hidup. 4. Informasi dan Komunikasi Berikut ini merupakan penerapan tiga prinsip menurut Commitee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission COSO yang berkaitan dengan informasi dan komunikasi dalam Vihara Bodhicitta Maitreya, antara lain: a. Organisasi menghasilkan dan menggunakan informasi yang relevan 143 dan berkualitas untuk mendukung fungsi pengendalian internal. Vihara Bodhicitta Maitreya menghasilkan informasi yang berasal dari berbagai transaksi. Informasi yang dihasilkan oleh Vihara Bodhicitta Maitreya salah satunya berupa daftar nama donatur atau penyumbang yang didapatkan dari buku dana. Buku dana merupakan data yang didapatkan dari sumber internal. Rincian daftar nama ini oleh vihara digunakan sebagai data internal. Selain itu, informasi lain dari buku dana yang bisa didapatkan oleh pihak vihara adalah informasi mengenai jumlah dana yang disumbangkan oleh umat hanya yang tercatat pada periode tertentu. Informasi ini digunakan untuk melakukan cross-check hasil antara catatan di buku dana dengan jumlah di kotak dana. Hasil yang didapatkan harus jumlah buku dana lebih kecil sama dengan jumlah di kotak dana. Data eksternal yang didapatkan oleh vihara adalah nota pembelian. Nota pembelian ini bisa menghasilkan informasi mengenai pembelian yang dilakukan oleh vihara. Informasi yang bisa didapatkan berupa total pembelian yang dibuktikan dengan nota pembelian. Total pembelian perlu untuk diketahui agar saat pengabdi membeli barang dapat menukarkan uang atau membuktikan harga barang yang dibeli adalah sejumlah yang tertera di nota. 144 b. Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal yang diperlukan untuk mendukung fungsi pengendalian internal. Setiap tahun, Vihara Bodhicitta Maitreya membentuk struktur kepengurusan organisasi. Untuk setiap divisi atau jabatan pihak vihara sudah membuat dan mendeskripsikan pekerjaan masing- masing jabatan. Deskripsi pekerjaan ini dikomunikasikan secara tertulis dan lisan kepada orang-orang yang berada dalam struktur organisasi. Untuk jabatan-jabatan tertentu khususnya di bidang keuangan terdapat tanggung jawab yang mendukung pengendalian internal. Misalnya, untuk membuka kotak dana merupakan job description dari Pandita dan bendahara. Hal ini merupakan salah satu bentuk pengendalian internal untuk menghindari kesalahan error pada saat penghitungan uang dalam kotak dana. c. Organisasi mengkomunikasikan dengan pihak eksternal mengenai persoalan yang mempengaruhi fungsi dari pengendalian internal. Vihara Bodhicitta Maitreya merupakan organisasi religius yang dalam pengelolaannya dilakukan secara mandiri oleh pihak vihara di bawah naungan yayasan. Setiap tahunnya, Vihara Bodhicitta Maitreya melaporkan laporan keuangan kepada Kantor Pajak melalui yayasan. Hal ini menunjukkan bahwa Vihara Bodhicitta Maitreya mengkomunikasikan informasi keuangannya kepada pihak eksternal. Selain itu, Vihara Bodhicitta Maitreya juga 145 mengizinkan adanya masukan dari pihak eksternal, misalnya saran mengenai pembangunan atau renovasi vihara dari Maha Pandita. 5. Aktivitas Pengawasan Berikut ini merupakan penerapan dua prinsip menurut Commitee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission COSO yang berkaitan dengan aktivitas pengawasan dalam Vihara Bodhicitta Maitreya, antara lain: a. Organisasi memilih, mengembangkan, dan melaksanakan evaluasi terus-menerus danatau terpisah-pisah untuk memastikan komponen- komponen pengendalian internal dilakukan dan berguna. Menurut data yang didapatkan, di Vihara Bodhicitta Maitreya tidak dilakukan evaluasi, baik evaluasi terus-menerus danatau terpisah-pisah. Hal ini karena pihak vihara merasa evaluasi tidak terlalu diperlukan dan pengendalian internal yang dilakukan memang merupakan apa yang telah dilakukan sebelumnya sehingga hingga saat ini pengabdi vihara mengikuti apa yang sudah dilakukan sebelumnya. b. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan pengendalian internal dalam cara tepat waktu kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab untuk mengambil tindakan perbaikan, termasuk manajemen senior dan dewan direksi secara tepat. Di Vihara Bodhicitta Maitreya tidak dilakukan evaluasi atas pengendalian internal yang dilaksanakan sehingga tidak ada 146 pengkomunikasian kekurangan pengendalian internal. Hal ini karena pengabdi vihara melakukan pengendalian internal yang memang sudah ada dari awal dan hanya mengikuti apa yang sudah dilakukan. Namun pada tahun 2017, Vihara Bodhicitta Maitreya berkeinginan untuk menerapkan sistem yang baru sesuai dengan format laporan keuangan dan bukti transaksi yang diberikan oleh MAPANBUMI.

C. Perbandingan Sistem Informasi Akuntansi yang Baru dan Lama