64
pengendalian Hati Nurani, teknologi hanyalah sebuah makhluk aneh raksasa, yang akan menghancurkan hidup manusia sendiri
” Wang 2000:143.
“Peradaban yang berlandaskan Hati Nurani akan menghasilkan prestasi gemilang yang akan meningkatkan kualitas
kehidupan ” Wang 2000:149.
H. Penelitian Sebelumnya
Terdapat beberapa penelitian mengenai pengendalian internal dalam organisasi religius. Duncan et al. 1999 meneliti mengenai sistem
pengendalian internal dalam gereja di Amerika Serikat berdasarkan pengaruh dari ukuran dan tipe gereja. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat
perbedaan pengendalian internal untuk gereja besar dan kecil serta tipe gereja. Kemudian pada tahun 2004, Bowrin meneliti mengenai pengendalian internal
pada enam organisasi religius, yaitu lima gereja dan satu tempat ibadah umat Hindu yang berada Trinidad dan Tibago. Temuan yang didapatkan oleh
peneliti adalah secara keseluruhan bukti singkat yang didapatkan menunjukkan bahwa pengendalian internal dalam organisasi religius tidak
cukup dan tidak sempurna, serta mengindikasikan bahwa kurangnya pengendalian dasar yang dianggap perlu dalam akuntansi.
Berdasarkan kedua hasil penelitian tersebut, peneliti menganggap bahwa terdapat pengendalian internal dalam suatu organisasi religius entah itu
kuat ataupun lemah. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap pengendalian internal pada organisasi religius, yaitu vihara. Ini
65
karena dalam penelitian yang disebutkan belum ada penelitian mengenai vihara sehingga peneliti berminat untuk mengetahui bagaimana pengendalian
internal dalam vihara. Penelitian mengenai pengaruh ajaran-ajaran Buddha terhadap
akuntansi dan bidang-bidang dalam akuntansi telah diteliti oleh beberapa peneliti. Salah satu topik penelitian yang dilakukan adalah mengenai etika
akuntansi dan ajaran Buddha. Liyanarachchi 2008 meneliti mengenai etika akuntansi yang dilihat dari perspektif agama Buddha.
Hasil dari penelitian ini adalah
etika Buddhis menunjukkan bahwa jalan mulia berunsur delapan khususnya untuk konsep moralitas atau sila yang terdiri dari ucapan benar,
perbuatan benar, dan mata pencaharian benar, dapat membuktikan kegunaan untuk penulisan tentang etika akuntansi. Selain itu, penelitian yang dilakukan
oleh Chang et al. 2012 mengenai perbandingan antara pendidikan etika agama Buddha dengan pendidikan etika akuntansi menunjukkan hasil bahwa
jalan mulia berunsur delapan yang terdapat dalam ajaran Buddha dapat dijadikan sebagai pedoman dalam membimbing pelaksana untuk melakukan
apa yang dibutuhkan secara berurutan dan bersamaan untuk mengembangkan perilaku moral.
Peneliti juga menyarankan untuk mengaplikasikan etika
pendidikan akuntansi dan etika pendidikan Buddhis dalam meningkatkan perilaku moral.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa ajaran Buddha dapat dihubungkan dengan akuntansi. Hal ini mendorong dan menginspirasi peneliti untuk
menganalisis pengimplementasian ajaran Buddha dengan penerapan sistem
66
informasi akuntansi dan pengendalian internal. Melalui analisis ajaran Buddha dengan penerapan pengendalian internal, kemudian dapat dilihat
bagaimana penerapan pengendalian internal dalam pengelolaan vihara yang mana vihara merupakan tempat beribadah umat Buddha.
Terdapat beberapa penelitian mengenai pengaruh agama orang China, seperti agama Buddha, Konfusianisme, dan Taoisme, dan kebudayaan orang
China, seperti Feng Shui, terhadap perkembangan akuntansi. Penelitian- penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh antara agama orang China
terhadap perkembangan akuntansi. Penelitian yang dilakukan oleh Gao dan Handley-Schachler 2003 menunjukkan bahwa evolusi akuntansi orang
China sangat banyak dipengaruhi oleh budaya tradisional orang China seperti Konfusianisme, Buddhisme, dan Feng Shui, beserta faktor politik, ekonomi,
dan teknologi. Bloom dan Solotko 2003 menuliskan dalam jurnal penelitiannya
bahwa baik sistem akuntansi China maupun Jepang dapat dianggap penganut ketat untuk Konfusianisme dalam pandangan tentang peran signifikan dari
pemerintah di kedua sistem. Apa yang bisa dikatakan tentang sistem ini adalah bahwa mereka memperlihatkan akar mereka dalam sebagian besar
untuk Konfusianisme. Namun, Konfusianisme tidak menjelaskan penekanan tradisional yang cukup besar pada kontrol pemerintah dan bentuk hukum
dalam akuntansi di kedua negara ini. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Wissler pada tahun 2013
juga menunjukkan adanya pengaruh agama orang China terhadap
67
perkembangan akuntansi. Hasil dari penelitiannya adalah terdapat tiga jenis laporan keuangan yang digunakan di China yaitu: Zongqingbu, Caixiang
jiece, dan Cunchu jiece. Dari ketiga jenis tersebut yang paling sedikit digunakan adalah Zongqingbu. Sedangkan yang paling banyak digunakan
adalah Caixiang jiece. Hasilnya, laporan keuangan pada stone tablet mengungkapkan ketaatan perikatan dalam “aktivitas komersial dan transaksi
moneter”. Agama orang China Buddha, Konfusianisme, dan Taoisme memainkan peranan penting dalam perkembangan kebudayaan akuntansi di
China. Penelitian mengenai pengaruh agama orang China terhadap perkembangan akuntansi baru merupakan sebuah permulaan.
Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, peneliti mengetahui bahwa agama Buddha memiliki kaitan atau hubungan dengan akuntansi. Hal ini
karena dari penelitian-penelitian terdahulu didapatkan hasil bahwa perkembangan akuntansi, khususnya di China dipengaruhi oleh agama-agama
orang China. Selain itu, hasil penelitian yang didapat juga menunjukkan bahwa suatu agama mampu mempengaruhi perilaku manusia dan penerapan
akuntansi di suatu daerah. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk meneliti mengenai pengendalian internal, khususnya perilaku sumber daya manusia
yang ada dengan ajaran Buddha yang dianut oleh sumber daya manusia dan diterapkan di vihara.
Wiyono et al. pada tahun 2008 meneliti mengenai hubungan kepemimpinan dengan kesiapan implementasi knowledge management dalam
organisasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
68
memiliki korelasi positif dengan knowledge management readiness, dan gaya kepemimpinan yang memiliki pengaruh besar adalah delegatif dan transisi.
Pada tahun 2000, Eby et al. melakukan penelitian mengenai faktor yang berkaitan dengan reaksi karyawan dalam hal persepsi kesiapan organisasi
untuk berubah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemilihan pekerjaan dalam tim, dukungan organisasi, kepercayaan terhadap sesama rekan,
partisipasi dalam bekerja, kebijakan dan prosedur yang fleksibel, serta dukungan logistik dan sistem akan secara positif berhubungan dengan
kesiapan organisasi untuk berubah. Berdasarkan kedua penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kesiapan perubahan dalam organisasi,
khususnya vihara. Hal ini karena kita bisa melihat bahwa terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi kesiapan dalam perubahan, khususnya proses
dalam perubahan itu sendiri dan sumber daya manusia yang ada di organisasi yang bersangkutan. Oleh karena itu, peneliti akan meneliti mengenai kesiapan
perubahan penerapan sistem informasi akuntansi dalam vihara berdasarkan komitmen dari sumber daya manusia dan proses dari perubahan untuk
memperkirakan apakah vihara bisa melewati proses tersebut.
69
BAB III METODE PENELITIAN