1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Mahsun et al. 2006:12, jangkauan organisasi sektor publik di setiap negara biasanya tidak sama. Tidak ada definisi yang menyeluruh dan
lengkap yang dapat digunakan untuk seluruh sistem pemerintahan. Wilayah organisasi sektor publik dapat berubah tergantung pada kejadian historis dan
suasana politik yang sedang terjadi di suatu negara. Organisasi sektor publik di Indonesia merupakan organisasi yang dananya berasal dari masyarakat dan
penggunaan dananya untuk masyarakat. Menurut Bastian 2010:11, di Indonesia terdapat beberapa macam organisasi sektor publik yang biasanya
dikenal, antara lain: organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, LSM, yayasan, lembaga pendidikan, lembaga pelayanan kesehatan,
dan tempat peribadatan. Tempat peribadatan yang ada di Indonesia, meliputi: masjid, gereja, vihara, pura, dan kelenteng.
Vihara merupakan tempat beribadah bagi umat beragama Buddha. Sebagai sebuah tempat ibadah, vihara mempunyai berbagai macam kegiatan.
Dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada di vihara tentunya terdapat transaksi yang berkaitan dengan uang. Transaksi tersebut dapat berupa
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Saat terjadi transaksi yang berkaitan dengan penerimaan ataupun pengeluaran kas, biasanya suatu
organisasi akan mencatat transaksi tersebut. Pencatatan transaksi yang
2
dilakukan ini tidak terlepas dari penggunaan sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk
mengumpulkan dan memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan Diana dan Setiawati, 2011:4.
Saat berbicara tentang sistem informasi akuntansi, orang-orang juga akan mengaitkannya dengan pengendalian internal. Menurut AICPA
American Institute of Certified Public Accountants, pengendalian internal terdiri dari kebijakan, praktek, dan prosedur yang digunakan oleh organisasi
untuk mencapai 4 empat tujuan umum, yaitu: mengamankan aset organisasi, menjamin keakuratan dan keandalan informasi dan pencatatan akuntansi,
meningkatkan efisiensi dalam operasi organisasi, dan mengukur kepatuhan terhadap prosedur dan kebijakan yang ditentukan manajemen Hall, 2013:
112. Menurut Diana dan Setiawati 2011:82, suatu sistem informasi yang tidak memasukkan unsur pengendalian internal di dalam penerapannya,
kemungkinan besar membuat penerapan sistem informasi tersebut tidak berguna.
Vihara sebagai suatu organisasi sektor publik seharusnya melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan. Dalam pelaksanaan pencatatan
dan pelaporan terdapat penggunaan sistem informasi akuntansi. Saat organisasi vihara ini menggunakan sistem informasi akuntansi tentunya perlu
ditelaah kembali apakah pengendalian internal diterapkan. Selain itu, vihara sebagai tempat beribadah umat beragama Buddha tentunya menggunakan
nilai-nilai dan ajaran-ajaran buddhis.
3
Salah satu aliran agama Buddha di Indonesia adalah Maitreya. Maitreya merupakan calon Buddha yang dipercayai lahir ke bumi untuk
menyelamatkan umat manusia. Buddha Maitreya dikenal dengan Buddha akhir zaman. Inti dari ajaran agama Buddha Maitreya ini berfokus kepada
cinta kasih dan hati nurani. Salah satu ajaran Buddha Maitreya yaitu “dipukul
tak melawan, dimarah tak membalas ”. Hal ini menunjukkan bahwa segala
sesuatu tidak ada yang menandingi cinta kasih dan hati nurani. Vihara yang menganut aliran agama Buddha Maitreya banyak terdapat
di Indonesia, salah satunya adalah Vihara Bodhicitta Maitreya yang berada di D.I. Yogyakarta. Sama halnya dengan organisasi pada umumnya, saat terjadi
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas di Vihara Bodhicitta Maitreya juga dilakukan pencatatan atas transaksi tersebut. Terjadinya aktivitas penerimaan
dan pengeluaran kas ini menunjukkan bahwa ada suatu sistem informasi akuntansi yang diterapkan di Vihara Bodhicitta Maitreya. Selain itu, dengan
diterapkan sistem informasi akuntansi ini juga terdapat kemungkinan bahwa ada penerapan pengendalian internal di dalam Vihara Bodhicitta Maitreya,
terlepas dari lemah atau kuatnya pengendalian internal tersebut. Dari ajaran- ajaran Buddha perlu dibahas dan digali lebih jauh dan mendalam mengenai
kesesuaian ajaran-ajaran Buddha dengan penerapan sistem informasi akuntansi, khususnya pengendalian internal. Hal ini karena sebagai organisasi
religius yang mengikuti ajaran Buddha, vihara tentunya dianggap perlu untuk menerapkan nilai-nilai dan ajaran-ajaran Buddha.
Pada tahun 2017, Vihara Bodhicitta Maitreya berencana untuk
4
mengubah sistem informasi akuntansi yang telah ada. Perubahan sistem ini dilakukan karena pihak vihara ingin mengembangkan sistem tata kelola
keuangan vihara menjadi lebih baik. Sistem yang baru ini diharapkan dapat memenuhi tujuan kepatuhan. Penggunaan teknologi dalam sistem yang baru
ini juga disebabkan oleh tuntutan zaman sehingga tata kelola keuangan vihara dapat tetap terjaga eksistensi dan keberlanjutannya. Perubahan sistem
informasi akuntansi dari yang lama menjadi yang baru tentunya memerlukan kesiapan dari para pengabdi yang mengurusi bagian keuangan. Perubahan
sistem tidaklah mudah karena suatu organisasi perlu memastikan terlebih dahulu apakah sistem yang akan diterapkan layak. Selain itu, organisasi juga
perlu mengidentifikasi apakah organisasi tersebut memiliki kesiapan atas perubahan terhadap sistem informasi akuntansi.
Hal-hal tersebut menarik bagi peneliti sebab analisis kelayakan untuk organisasi religius mungkin akan berbeda dengan organisasi lain. Begitu pula
dengan halnya kesiapan perubahan bagi organisasi religius, sebab sumber daya manusia yang ada di organisasi religius khususnya vihara merupakan
mereka yang secara sukarela bersedia mengabdi untuk vihara dan hanya diberi sedikit tunjangan per bulan. Selain itu, kurangnya penelitian terkait
dengan akuntansi organisasi religius khususnya vihara, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap vihara.
Berdasarkan penjabaran di atas, terdapat beberapa hal yang dapat dibahas lebih lanjut oleh peneliti. Dengan mempertimbangkan beberapa hal,
peneliti merasa perlu untuk membahas mengenai penerapan sistem informasi
5
akuntansi dalam vihara dan penerapan pengendalian internal yang terjadi selama ini, serta kesesuaian antara ajaran Buddha dan penerapan
pengendalian internal untuk sistem informasi akuntansi yang lama. Selain itu, peneliti juga merasa perlu untuk membandingkan antara penerapan sistem
informasi akuntansi yang lama dan baru agar bisa melihat bagaimana perbedaan kedua sistem. Kemudian, mengenai perubahan penerapan sistem
informasi akuntansi yang baru, peneliti menganggap bahwa perlu dilakukannya analisis atas kelayakan penerapan sistem informasi akuntansi
yang baru dan kesiapan perubahan atas sistem informasi akuntansi tersebut. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian mengenai “Analisis
Kelayakan dan Kesiapan Perubahan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi di Vihara
” dengan melakukan studi kasus di Vihara Bodhicitta Maitreya yang berlokasi di Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah