Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

75 Belajar siswa kondisi awal, siklus I, dan siklus II menunjukkan bahwa persentase KKM siswa pada kondisi awal yaitu 40 dari 32 siswa. Capaian yang diperoleh dalam siklus I adalah 59 dari 32 siswa. Pada siklus II capaian yang diperoleh adalah 81 dari 32 siswa.

4.3 Pembahasan

Dalam pembahasan ini, peneliti membahas tentang keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa melalui pendekatan PMRI. 4.3.1 Keaktifan Belajar Siswa Pembahasan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan keaktifan belajar matematika menggunakan pendekatan PMRI. Pengaruh dapat dilihat dari kenaikan nilai lembar keaktifan belajar kondisi awal dan kondisi akhir siklus I, serta nilai lembar keaktifan belajar kondisi akhir siklus I dan kondisi akhir siklus II. Untuk memperkuat hasil peningkatan keaktifan belajar tersebut, peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan lembar pengamatan. Untuk memperkuat hasil peningkatan keaktifan belajar siswa ini didukung dengan hasil wawancara siswa dan hasil wawancara guru. Hasil keaktifan belajar siswa adalah nilai keaktifan belajar siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II menunjukkan, bahwa persentase keaktifan belajar siswa pada kondisi awal terdapat 7 siswa 22 dari 32 siswa yang mendapat kriteria cukup aktif. Siswa yang mendapat kriteria kurang aktif sebanyak 23 siswa 72 dari 32 siswa, dan siswa yang 76 mendapatkan kriteria tidak aktif sebanyak 2 siswa 6 dari 32 siswa. Pada kondisi awal ini rata-rata siswa kurang aktif dalam menanyakan kesulitan yang dialaminya kepada guru, kurang aktif bertanya saat melakukan kegiatan berdiskusi, kurang aktif menjawab pertanyaan dari guru, dan kurang aktif menjawab saat melakukan kegiatan berdiskusi. Pada hasil kondisi awal ini juga terdapat beberapa siswa yang kurang aktif siswa seriusberkonsentrasi penuh pada saat memperhatikan penjelasan guru. Pada siklus I siswa yang mendapatkan kriteria aktif adalah 10 siswa 31 dari 32 siswa. Siswa yang mendapatkan kriteria cukup aktif sebanyak 16 siswa 50 dari 32 siswa. Siswa yang mendapatkan kriteria kurang aktif sebanyak 6 siswa 19 dari 32 siswa, dan 0 siswa yang mendapatkan kriteria tidak aktif. Pada hasil siklus I ini juga terdapat beberapa siswa yang kurang aktif pada saat siswa menanyakan kesulitan yang di alaminya kepada guru, dan siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru. Pada siklus II siswa yang mendapatkan kriteria aktif adalah 19 siswa 81 dari 32 siswa. Siswa yang mendapatkan kriteria cukup aktif sebanyak 6 siswa 19 dari 32 siswa, dan 0 siswa mendapatkan kriteria kurang aktif maupun yang tidak aktif. Pada siklus II ini rata-rata siswa sudah aktif dalam mengikuti kegiatan belajar matematika dengan materi mencari volume kubus dan balok. Dapat disimpulkan bahwa Pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VA pada mata pelajaran matematika. 77 4.3.2 Prestasi Belajar Siswa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI. Pengaruh dapat dilihat dari kenaikan rata-rata nilai prestasi belajar kondisi awal dan kondisi akhir siklus I, serta rata-rata nilai prestasi belajar kondisi akhir siklus I dan kondisi akhir siklus II. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rata-rata prestasi belajar kondisi awal sebesar 68,41 meningkat pada kondisi akhir siklus I sebesar 75,59 dan presentasi jumlah siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal sebesar 41 menjadi 59 pada siklus I. Sedangkan hasil analisis data antara nilai rata-rata pretasi belajar kondisi akhir siklus I dan kondisi akhir siklus II juga mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rata-rata prestasi belajar akhir siklus I sebesar 75,59 meningkat pada kondisi akhir siklus II sebesar 86,16 dan presentasi jumlah siswa yang mencapai KKM pada kondis akhir siklus I sebesar 59 menjadi 81 pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa Pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VA pada mata pelajaran matematika. 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN