Pilar Penatalaksanaan DM Diabetes Mellitus

Untuk mempermudah diagnosa diatas, berikut ini adalah skema langkah- langkah untuk diagnosa DM pada Bagan 2.1 Bagan 2.1. Diagnosa DM Sumber: Konsensus Pengendalian dan Pencegahan DM Tipe 2, 2011

2.1.5 Pilar Penatalaksanaan DM

Konsensus pengendalian dan pencegahan Diabetes Mellitus 2011 membuat pilar penatalaksanaan DM sebagai berikut: 1. Edukasi 2. Terapi nutrisi medis 3. Latihan Jasmani 4. Intervensi Farmakologi Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah terbentuk dengan baik. Pada pengolahan diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga, dan tim kesehatan untuk mendampingi pasien dalam Universitas Sumatera Utara menuju perubahan perilaku sehat. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku dibutuhkannya edukasi yang komprehentif dan upaya peningkatan motivasi pasien. Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberitahu kepada pasien, pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri, setelah mendapat pelatihan khusus Perkeni, 2011. Terapi Nutrisi Medis TNM merupakan bagian penatalaksaan DM secara total.Hal ini memerlukan keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim dokter,ahli gizi, dan petugas kesehatan yang lain, serta pasien juga keluarganya. Setiap pasien DM harus mendapatkan TNM sesuai kebutuhannya guna untuk mencapai sasaran terapi, pengaturan makan pada pasien DM sama halnya dengan pengaturan makanan biasa untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan individu masing-masing. Pada pasien DM pentingnya keteraturan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi terutama bagi yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Komposisi makanan yang dianjurkan untuk penderita DM menurut Konsensus Pengendalian dan Pencegahan DM Tipe2 2011 adalah karbohidrat 45-65, lemak 20-25 kebutuhan kalori, lemak jenuh 7 kebutuhan kalori dan lemak tidak jenuh ganda 10, jenis makanan lemak yang perlu dihindari antara lain daging berlemak dan susu penuh whole milk, anjuran konsusmsi kolesterol200 mghari, protein dibutuhkan sebesar 10-20 total asupan energi,dimana sumber protein bisa didapat dari seafood ikan, udang, cumi, dan lainnya, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu, dan tempe. Anjuran asupan natrium untuk penyandang DM sama dengan dengan masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg, dan untuk anjuran konsumsi serat adalah ± 25 ghari Perkeni, 2011. Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa Tubuh IMT. Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan rumus: IMT = BB kgTB m2. Adapun klasifikasi IMT adalah sebagai berikut: 1. BB kurang :18,5 2. BB normal :18,5-22,9 Universitas Sumatera Utara 3. BB lebih :23,0 4. Dengan resiko :23,0-24,9 5. Obes 1 :25,0-29,9 6. Obes II :30 Latihan jasmani sehari-hari dan secara teratur 3-4kali seminggu selama kurang lebih 30 menit latihan jasmani selain menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga dapat memperbaiki kendali glukosa darah.Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan sesuai umur dan status kesegaran jasmani Perkeni, 2011.

2.1.6 Intervensi Farmakologis