PersepsiPasien Kerangka Konsep Hipotesis

Ada beberapa faktor secara kasar yang dapat menentukan kepuasan pasien, walau sifat pasien secara individu berbeda-beda, tetapi faktor seperti halnya sifat ramah dari tim medis dan jaminan juga kenyamanan adalah hal penting untuk mendapatkan kepuasan pasien Daniel dan Berinyuy, 2010. Menurut Kotler, 1997, pencapaian dalam meningkatkan kepuasan pasien juga dapat di tingkatkan, dengan cara seperti, memperkecil kesenjangan gap antara pihak manajeman rumah sakit dengan pasien, membangun komitmen bersama untuk menciptakan visi dalam memperbaikan proses pelayanan, juga memberikan kesempatan kepada pasien untuk menyampaikan keluhan terhadap pelayanan Lupiyoadi,2013.

2.5 PersepsiPasien

Menurut kamus bahasa Indonesia persepsi diartikan sebagai suatu proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal melalui panca indera atau dari tanggapan suatu respon. Proses pembentukan persespsi dibentuk oleh tiga pengaruh, yaitu rangsangan dari stimulus luar yang dapat berbentuk fisik, visual atau komunikasi verbal, yang kedua adalah hubungan stimulus dengan sekelilingnya, setiap orang memiliki persepsi yang berbeda terhadap satu stimulus yang sama, persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikirannya sendiri atau lingkungan yang ada disekitarnya dan juga kondisi yang ada dalam diri individu, persepsi bisa sangat berbeda dengan kenyataan yang ada Anjaryani, 2009. Pelayanan kesehatan terjadi dimana saat tim medis berinteraksi atau melayani pasien, sikap dan perilaku dari tim medis dapat sangat mempengaruhi persepsi dari pasien terhadap kualitas pelayanan yang ia rasakan dan hal ini langsung dapat mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan Munhurrun, et al, 2010. Bagan 2.5.1 Proses Pembentukan Persepsi STIMULI - Penglihatan - Suara - Bau Indera Perhatian Tanggapan Interpretasi Persepsi Universitas Sumatera Utara \ Sumber: Anjaryani, 2009

2.6 MetodeSERVQUAL

Metode SERVQUAL adalah penelitian dimensi service quality yang dilakukan Parasuraman, Zeithaml, dan Berry 1985 pada awalnya ada 97 hal yang ditemukan memeliki dampak pada kualitas pelayanan lalu hal-hal ini dikelompokkan menjadi sepuluh dimensi untuk menilai kualitas pelayanan yaitu, tangiblebukti fisik, Reliability kehandalan,responsiveness daya tanggap, communication komunikasi, credibility kepercayaan, security keamanan ,competence kompetensi, courtesy kesopanan, understanding memahami, knowing mengetahui, customers pelanggan, and access akses. Pada perkembangan selanjutnya mereka mengelompokkan menjadi lima dimensi kualitas pelayanan Daniel dan Benriyuy, 2011.Penelitian ini mengukur persepsi yang digunakan oleh pasien dalam menilai kualitas pelayanan dengan 5 dimensi. Definisi 5 Dimensi SERVQUAL 1. Kehandalan Reliability : Kemampuan untuk melakukan layanan yang dijanjikan secara akurat dan tepat 2. Jaminan Assurance : Pengetahuan juga kesopanan staf dalam menciptakan kepercayaan dan kenyamanan bagi pasien. 3. Bukti fisikTangible : Fasilitas fisik, peralatan, dan kehadiran staf. 4. Empati Empathy : Perhatian yang tulus kepada pelanggan yang bersifat individual atau pribadi yang berupaya dalam memahami keinginan pasien 5. Daya tangkap Responsiveness : Kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pasien.

2.6.1 Bagan Kerangka Pemikiran Mutu dan Kepuasan Pasien

Reliability Kehandalan Assurance Jaminan Tangibles Bukti Fisik Empathy Empati Harapan Pelayanan Kualitas Layanan yang Dirasaka n Kepuasan Pasien Universitas Sumatera Utara Sumber : Diadaptasi dari Daniel dan Berinyuy, 2011 Kerangka pemikiran ini menjelaskan yang mendasari penelitian model SERVQUAL untuk mengukur kualitas pelayanan dan kepuasaan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang menawarkan jasa, dimana kelima dimensi tersebut di harapkan pada pelayanan dan kinerja Daniel dan Berinyuy,2010. VARIABEL DIMENSI INDIKATOR Universitas Sumatera Utara Tabel 2.6.1 Variabel, Dimensi dan Skala Pengukuran Kualitas Pelayanan Sumber : Gunawan, 2011

2.6.2 Analisis Kesenjangan Jasa Pelayanan Kesehatan

Dimensi yang sudah dibahas sebelumnya harus disusun dengan baik. Jika tidak diolah dengan baik, hal tersebut akan menimbulkan suatu kesenjangan gap K U A L I T A S P E L A Y A N A N

1. Tangibles bukti

fisik 1. Kemodernan perlengkapan 2. Kerapian tenaga medis 3. Kebersihan, keindahan dan kerapian ruang rawat 4. Kelengkapan fasilitas 5. Kenyamanan selama perawatan 6. Kenyamanan tempat tidur di ruang rawat

2. Reliability

Kehandalan 1. Ketepatan waktu layanan 2. Ketepatan waktu pendaftaran di loket 3. Ketepatan waktu mulai pengobatan 4. Ketepatan waktu selesai pengobatan 5. Lama pengobatan

3. Responsiveness

Daya Tanggap 1. Ketanggapan tenaga medis terhadap permasalahan pasien 2. Keramahan tenaga medis selama perawatan 3. Kecepatan tenaga medis memberikan pelayanan saat dibutuhkan selama perawatan 4. Fasilitas yang diperoleh selama perawatan 5. Pelayanan makan dan minum selama perawatan 6. Dapat memberikan pelayanan dengan cepat 7. Kesediaan tenaga medis menerima sumbang saran dari pasien

4. Assurance

Jaminan 1. Kemampuan dan pengetahuan tenaga medis selama perawatan 2. Keamanan selama perawatan 3. Resiko keselamatan selama perawatan 4. Keamanan barang bawaan 5. Perilaku tenaga medis selama perawatan 6. Pengalaman tenaga medis dalam melayani pasien

5. Empathy

Empati 1. Kemudahan pemesanan tempat berobat 2. Kemudahan pembayaran ongkos rawat 3. Kemudahan mencapai lokasi perawatan 4. Kemudahan mengurus administrasi perawatan 5. Pengertian dan pemahaman tenaga medis selama perawatan 6. Perhatian personal tenaga medis selama perawatan Universitas Sumatera Utara diantara penyedia jasa dan pasien karena perbedaan persepsi dari masing-masing pihak. Parasuraman, Zeithaml, dan Berry membentuk model kualitas jasa yang mengidentifikasi 5 kesenjangan untuk mengetahui apa penyebab terjadinya perbedaan persepsi dalam pemberian kualitas jasa.

2.6.2 Bagan Analisis Lima Kesenjangan GAP

Sumber:Diadaptasi dariLupiyoadi “Manajemen Pemasaran Jasa” Edisi 3, 2013:219 1. Kesenjangangap 1:Kesenjangan harapan pasien dengan persepsi penyedia jasa kesehatan atas harapan pasien.Para penyedia pelayanan kesehatan tidak selalu dapat mengetahui apa yang di persepsikanpasien sebagai pelayanan yang berkualitas. Kesenjangan ini terjadi karna pihak Informasi dari mulut ke mulut Kebutuhan Pribadi Informasi dari mulut ke mulut Pelayanan Kesehatan yang Diharapkan Pelayanan Kesehatan yang Diterima Komunikasi Eksternal Penyampaian Perubahan dari Persepsi Menjadi spesifikasi kualitas pelayanan kesehatan Perubahan dari Persepsi Menjadi spesifikasi kualitas pelayanan kesehatan Kesenjangan 5 Pasien Rumah Sakit Kesenjangan3 Kesenjangan 4 Kesenjangan 1 Kesenjangan 2 Universitas Sumatera Utara penyedia pelayanan kesehatan tidak mengerti apa yang diharapkan pasien dikarenakan kurangnya orientasi riset pemasaran, kurangnya pemanfaatan terhadap temuan riset, kurangnya interaksi antara manajemen pihak rumah sakit dan pasien. 2. Kesenjangan gap2: Kesenjangan antara persepsi penyedia jasa kesehatandengan spesifikasi kualitas jasa pelayanan.Penyedia jasa kesehatan sering kali mengalami hambatan atau kesulitan dalam memenuhi atau melampaui keingginan pasien. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti keterbatasan sumber daya, keuntungan, kondisi pasar, dan hal ini dapat membuat ketidaksesuaian antara harapan pasien dan spesifikasi jasa pelayanan yang telah dibuat. Salah satu penjelasan terjadinya kesenjangan ini adalah tidak adanya komitmen total dari manajemen untuk kualitas jasa pelayanan 3. Kesenjangan gap 3: kesenjangan penyampaian jasa yaitu kesenjangan spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Kesenjangan 3 adalah perbedaan antara spesifikasi jasa pelayanan kesehatan yang sudah ditentukan dan jasa aktual yang diberikan. Kesenjangan ini muncul ketika para karyawan tidak dapat atau tidak mau memberikan pelayanan kesehatan sesuai yang diinginkan pihak manajemen.Faktor-faktor utama yang menyebabkan kesenjangan ini adalah kerja tim yang tidak efektif sehingga kerja tim yang muncul tidak maksimal, ketidaksesuaian posisi kerja sesuai keahlian, ketidakmampuan karyawan untuk memanfaatkan peralatan yang sudah ada, pengendalian karyawan dalam mengatasi stres, dan peran ambiguitas ketika karyawan tidak memiliki informasi yang menyeluruh terhadap apa yang diinginkan oleh pihak manajemen. 4. Kesenjangan gap 4: kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.Iklan di media sosial yang berada di luar perusahaansangat memperngaruhi harapan pasien. Obral janji yang berlebihan muluk-muluk : kadang kala, penyedia pelayanan suka melebih-lebihkan perusahaannya dibanding dengan kompetitornya lawan Universitas Sumatera Utara dalam menghadapi persaingan, seringkali hal ini tidak nyata dengan realitas yang ada dan terjadi obral janji berlebihan dan kesenjangan ini pun muncul. 5. Kesenjangan gap 5: kesenjangan antara pelayanan yang dirasakan dengan pelayanan yang diharapkan.Untuk mendapatkan citra yang baik dan dampak positif dari pelayanan haruslah memastikan kualitas pelayanan yang diberikan pada pasien dapat mencapai harapan dan keinginan pasien dari pelayanan kesehatan. Untuk mengukur adanya perbedaan antara harapan pasien mengenai kualitas pelayanan dan persepsi pasien tentang kualitas pelayanan yang diterima, dibutuhkan responden untuk menjawab mengenai kedua harapan dan persepsi tersebut Parasuraman et al,1988. Harapan pasien tergantung pada faktor eksternal yang berada dibawah kontrol penyedia layanan, gap 5 dalam gambar diagram ini menjelaskan perbedaan antara harapan pelanggan dan persepsi pelanggan yang di gunakan dalam persepsi kualitas pelayanan, penelitian ini berfokus pada perbedaan antara harapan pasien dengan persepsi layanan yang dirasakan Daniel dan Berinyuy,2011.

2.6.3 Mengukuran Kualitas Pelayanan Menggunakan Metode SERVQUAL

Sumber: Diadaptasi dari Daniel dan Berinyuy, 2011 Persepsi Pasien Kualitas yang Didapat Faktor eksternal yang mempengaruhi ekspektasi Reliability Assurance Empathy Responsiven Tangibles Ekspektasi Pasien Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kualitas jasa dan kepuasan pasien dapat diukur dengan kekuatan jawaban menuju kesetiap butir kepuasan dalam lima dimensi mutu pelayanan Reliability, Assurance, Tangibles, Empathydan Responsiveness dengan pengukuran menggunakan skala Likert yang sudah dirancang untuk memungkinkan pasien menjawab dalam berbagai tindakan pada setiap butir yang menguraikan pelayanan jasa. Dimana penelitian ini mengukur kesenjangan antara harapan dan persespsi pasien terhadap kualitias pelayanan kesehatan yang diterimanya. Independen Dependen

3.2 Definisi Operasional

3.2.1. Konsep: Harapan, Persepsi, Kesenjangan gap score, Kepuasan

Definisi Operasional Cara Ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala Pengukuran Harapan yaitukeinginan pasien atas pelayanan kesehatan DM Wawancara Kuesioner Likert Scale dengan Nilai 1- 5. Ordinal Persepsi Pasien Kepuasan Reliability Assurance Empathy Responsivenes Tangibles Ekspektasi Pasien Universitas Sumatera Utara Persepsi yaitu tanggapan dari suatu respon yang diterima Wawancara Kuesioner Likert Scale dengan Nilai 1- 5. Ordinal Nilai kesenjangan gap score yaitu perbedaan antara harapan pasien dengan persepsi pasien Wawancara Kuesioner Gap score 0 diartikan pasien sangat puas terhadap pelayanan, Gap score 0 diartikan pasien puas terhadap pelayanan Gap score0 diartikan pasien tidak puas terhadap pelayanan Rasio Kepuasaan yaitu suatu perasaan senang atau kecewa yang didapatkan dari perbandingan antara persepsi yang dirasakan dengan harapannya Wawancara Kuesioner Hasil pengurangan dari nilai persepsi dan harapan Nominal

3.2.2. Dimensi Mutu: Keandalan Reability pelayanan

Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Pengukuran Kemampuan rumah sakit dalam melakukan pelayanan secara akurat dan tepat Wawancara Kuesioner Likert Scale dengan Nilai 1-5. Ordinal Universitas Sumatera Utara

3.2.3. Dimensi mutu: Jaminan Assurance pelayanan

Dimensi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Pengukuran Kemampuan rumah sakit dalam menciptakan kepercayaan dan kenyamanan bagi pasien Wawancara Kuesioner Likert Scale dengan Nilai 1-5. Ordinal

3.2.4. Dimensi Mutu: Bukti Fisik Tangible Pelayanan

Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala pengukuran Kemampuan pelayanan rumah sakit terhadap bukti fisik seperti fasilitas dan kehadiran staf Wawancara Kuesioner Likert Scale dengan Nilai 1-5. Ordinal

3.2.5. Dimensi mutu: Empati Empathy pelayanan

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Pengukuran Kemampuan pelayanan rumah sakit terhadap pemberian rasa kepedulian terhadap kebutuhan pasien Wawancara Kuesioner Likert Scale dengan Nilai 1-5. Ordinal

3.2.6. Dimensi mutu: Daya tangkap Responsiveness pelayanan

Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Pengukuran Kemampuan rumah sakit untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pasien dan ketanggapan terhadap kebutuhan pasien Wawancara Kuesioner Likert Scale dengan Nilai 1-5. Ordinal Universitas Sumatera Utara

3.3 Hipotesis

Berdasarkan pembahasan pada tinjauan pustaka dan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H1: Ada hubungan antara dimensi Reliability terhadap tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan H2: Ada hubungan antara dimensi Assurance terhadap tingkat kepuasaan pasien terhadap pelayanan kesehatan H3: Ada hubungan antara dimensi Tangiblesterhadap tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan H4: Ada hubungan dimensi Emphaty terhadap tingkat kepuasaan pasienterhadap pelayanan kesehatan H5: Ada hubungan antara dimensi Responsiveness terhadap tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan H6: Ada hubungan antara lima dimensi SERVQUAL dengan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan Universitas Sumatera Utara

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian