Sakit kepala Perilaku Kesehatan

3. Pencegahan dan penyembuhan penyakit ringan misalnya mabuk perjalanan dan kutu air. 4. Penyakit kronis yang sebelumnya telah didiagnosis oleh dokter, misalnya asma dan arthritis. 5. Kondisi yang mengancam jiwa dan memerlukan pertolongan dengan segera. Keuntungan swamedikasi atau pengobatan sendiri menurut World Self- Medication Industry 2010, adalah membantu mencegah dan mengobati gejala dan penyakit yang tidak membutuhkan dokter, mengurangi pelayanan-pelayanan medis untuk meringankan penyakit-penyakit ringan, khususnya ketika keuangan dan sumber daya manusia terbatas, dan meningkatkan adanya pelayanan kesehatan untuk penduduk yang tinggal di daerah pedesaan atau terpencil. Sedangkan kekurangan swamedikasi menurut World Self-Medication Industry 2010, adalah kurangnya perawatan kesehatan yang profesional dan kurangnya pengawasan untuk penyakit kronis, kurangnya kesempatan berinteraksi dengan tenaga kesehatan yang profesional, dan tidak tepat obat.

B. Sakit kepala

Sakit kepala adalah suatu rasa nyeri yang dirasakan sebagai tekanan, sukar dilokalisasi dan kebanyakan menyebar ke wajah dan daerah di sekitar wajah lainnya. Sakit kepala termasuk dalam nyeri somatik, rasa nyeri ini terasa di bagian dalam sehingga disebut sebagai nyeri somatik dalam nyeri yang datang mendadak. Sakit kepala sering diikuti oleh rasa mual, berkeringat, tidak bergairah, dan penurunan tekanan darah. Sakit kepala sering dianggap sebagai tanda adanya kerusakan organ tubuh atau adanya suatu hal yang tidak mengenakkan. Rasa sakit kepala yang dirasakan bisa bervariasi; beberapa mengalami sakit kepala yang amat sakit sehingga membutuhkan pengobatan, sementara yang lainnya tidak Arif, 2008. Sakit kepala digolongkan menjadi dua jenis menurut Berardi 2006 yaitu sebagai berikut: 1. Sakit kepala primer Stres, cuaca atau ketidakseimbangan hormon dapat memicu sakit kepala primer, yang berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari. Ada dua jenis utama sakit kepala primer, yaitu yang disebabkan oleh ketegangan otot wajah, leher, dan kepala myogenik dan pelebaran pembuluh darah vasodilatasi otak yang menekan saraf-saraf sehingga menimbulkan nyeri vaskular. 2. Sakit kepala sekunder Sakit kepala sekunder dapat disebabkan oleh influenza, radang sinus, tekanan darah tinggi, stroke ringanstroke berat, cedera kepala, tumor otak, gangguan metabolisme misalnya diabetes dan penyakit tiroid, gangguan saraf mata, sakit gigi, dan lain-lain. Wanita mempunyai peluang tiga kali lebih besar untuk mengalami sakit kepala daripada pria. Sedangkan pada anak laki-laki dan perempuan sakit kepala biasanya dirasakan ketika masa setelah pubertas. Lebih dari 70 pasien yang mengalami migraine yang turun temurun Berardi, 2006.

C. Periklanan

1. Definisi

Iklan adalah setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui. Maksud „dibayar pada definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata „nonpersonal‟ berarti suatu iklan melibatkan media massa TV, radio, majalah, koran yang dapat mengirimkan pesan ke sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Dengan demikian, sifat nonpersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan Morissan, 2010. Iklan juga merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas. Sedangkan iklan obat adalah pesan yang disampaikan melalui komunikasi media massa oleh perusahaan farmasi tertentu untuk meningkatkan pemasaran Morissan, 2010.

2. Fungsi iklan

Menurut Lee dan Johnson 2004 fungsi iklan meliputi: a. Fungsi informasi: Mengomunikasikan informasi produk, ciri-ciri, lokasi penjualannya, dan memberitahu konsumen tentang produk-produk baru. b. Fungsi persuasif: Membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut. c. Fungsi pengingat: Terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga konsumen akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memperdulikan merek pesaingnya.

3. Tujuan iklan

Tujuan iklan adalah membantu pemakai dalam membuat keputusan rasional pada penggunaan obat yang telah ditetapkan sebagai obat tanpa resep. Tujuan iklan dapat diklasifikasikan menurut Kotler dan Keller 2009 apakah tujuannya, baik untuk menginformasikan, meyakinkan, mengingatkan, atau memperkuat adalah sebagai berikut: a. Iklan informatif bertujuan menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan tentang produk atau fitur baru produk yang ada. b. Iklan persuasif bertujuan menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian produk atau jasa. c. Iklan pengingat bertujuan menstimulasikan pembelian berulang produk dan jasa. d. Iklan penguat bertujuan meyakinkan pembeli saat ini bahwa mereka melakukan pilihan yang tepat.

4. Televisi sebagai salah satu media iklan

Saluran komunikasi terdiri atas dua jenis, yaitu personal dan nonpersonal. Saluran komunikasi personal melibatkan dua atau lebih orang yang berkomunikasi satu sama lain. Efektivitas komunikasi personal diperoleh melalui kesempatan memberikan presentasi dan umpan balik sendiri. Untuk saluran komunikasi nonpersonal penyampaian pesan tanpa kotak personal atau interaksi. Saluran ini meliputi media, suasana, dan peristiwa Liliweri, 2013. Agar terjadi komunikasi yang efektif antara satu pihak dengan pihak yang lain, antara kelompok satu dengan kelompok lain, atau seseorang dengan yang lain diperlukan keterlibatan beberapa unsur komunikasi yaitu komunikator, komunikasi, pesan, dan saluran atau media. Dari berbagai media yang ada, iklan melalui media televisi dianggap sangat efektif dalam memperkenalkan suatu produk. Televisi adalah media 24 jam yang dapat menjangkau segala lapisan masyarakat mulai dari berbagai kelompok umur, kelas, sosial, gaya hidup, dan profesi Liliweri, 2013.

5. Peraturan periklanan

Peraturan periklanan dan pelayanan kesehatan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1787MENKESPERXII2010 mengkaji beberapa hal mengenai penyelenggaraan, persyaratan, pembinaan dan pengawasan iklan dan publikasi pelayanan kesehatan MenKes, 2010. World Health Organization WHO mengeluarkan Kriteria Etik Promosi Obat Ethical Criteria for Medical Drug Promotion pada tahun 1998. Dicantumkan di dalamnya bahwa informasi dalam iklan obat yang ditujukan kepada masyarakat meliputi: a. Komposisi zat aktif dengan nama INN International Nonpropietary Names atau nama generik obatnya b. Merek dagang c. Indikasi utama d. Perhatian, kontraindikasi, dan peringatan e. Nama dan alamat produsen atau distributor Secara umum iklan obat harus mengacu pada “Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia” berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No 386MENKESSKIV1994 tentang Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan-Minuman MenKes, 1994.

D. Perilaku Kesehatan

Menurut Skinner cit., Notoadmojo, 2012, perilaku merupakan hasil hubungan antara rangsangan stimulus dengan reaksi response. Secara operasional, perilaku dapat diartikan sebagai suatu respon atau reaksi seseorang terhadap rangsangan dari luar maupun dari dalam dirinya, respon ini dapat bersifat pasif tanpa tindakan atau bersifat aktif dengan tindakan. Bentuk pasif terjadi didalam diri manusia dan tidak dapat dilihat langsung oleh orang lain, misalnya berpikir, berpendapat, bersikap. Bentuk perilaku ini masih terselubung covert behavior . Bentuk perilaku yang lain adalah bentuk perilaku aktif yang dapat diamati secara langsung dan sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata. Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman serta lingkungan disekitarnya Notoadmojo, 2012. Perilaku kesehatan dirumuskan sebagai segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap terhadap kesehatan, serta tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Termasuk didalam perilaku kesehatan yang dapat diobservasi adalah perilaku hidup sehat Sarwono, 2007. Benyamin Bloom cit., Notoadmojo, 2012 seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam tiga domain, sesuai dengan tujuan pendidikan. Bloom menyebutnya ranah atau kawasan, yaitu: 1. Kognitif 2. Afektif 3. Psikomotorik Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan menurut Notoadmojo 2012 , yaitu: 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, pembau, perasa, dan peraba. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang behavior. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan menurut Notoadmojo 2012 yaitu: a. Tahu yang diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. b. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. d. Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran terhadap tingkat pengetahuan menurut Arikunto 2006 dikategorikan menjadi tiga yaitu: a. Tingkat pengetahuan tergolong tinggi jika responden mampu menjawab pernyataan dengan skor nilai 76-100. b. Tingkat pengetahuan tergolong sedang jika responden mampu menjawab pernyataan dengan skor nilai 56-75. c. Tingkat pengetahuan tergolong rendah jika responden mampu menjawab pernyataan dengan skor nilai kurang dari 56. 2. Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari- hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sikap mempunyai 3 komponen pokok menurut Notoadmojo 2012 yaitu: a. Kepercayaan keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak. Menurut Azwar 2009, sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif yaitu: a. Sikap positif kecenderungan untuk mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu. b. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu. 3. Tindakan Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan behavior. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan seperti fasilitas. Selain itu, adanya faktor pendukung support dari pihak lain juga berpengaruh Notoadmojo, 2012. Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa, biasanya dimulai dari pengetahuan, dimana subyek tahu terlebih dahulu akan adanya stimulus, yang menimbulkan pengetahuan baru. Pengetahuan tersebut akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap tertentu. Stimulus atau objek yang sudah diketahui dan disadari tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi berupa tindakan. Namun, tindakan seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap, karena juga dapat timbul dari persepsi, yaitu suatu pengalaman yang dihasilkan melalui pancaindra yang membentuk motivasi, yaitu dorongan bertindak untuk mencapai suatu tujuan Notoadmojo, 2012.

E. Faktor perilaku

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan

2 44 98

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Pasien pada Penggunaan Obat Tuberkulosis di Rumah Sakit Dr. Soepraoen Malang

1 30 23

Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai persepsi periklanan obat di televisi terhadap tindakan penggunaan obat di kalangan ibu Rumah Tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman pada tahun 2014 : studi kasus obat sakit kepala.

0 1 171

Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai iklan obat sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta pada tahun 2014.

0 2 196

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

OBAT SAKIT KEPALA PANADOL EXTRA

0 0 8

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan

1 0 13

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERSEPSI TENAGA KESEHATAN TERHADAP KEHALALAN OBAT DI RUMAH SAKIT KABUPATEN BANYUMAS

0 1 15

Hubungan antara karakteristik sosio-demografi terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan penggunaan antibiotika tanpa resep di kalangan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 161

Hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai obat tradisional dan obat modern terhadap tindakan pemilihan obat pada pengobatan mandiri di kalangan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 3 139