Hasil menunjukkan nilai signifikansi p 0,05 yang berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan tindakan penggunaan obat sakit kepala. Koefisien
korelasi yang didapat adalah 0,160 yang berarti hubungan antara tingkat pengetahuan dan tindakan penggunaan obat sakit kepala tidak kuat. Hasil
pengisian kuesioner oleh responden cenderung dijawab benar akan pencantuman informasi. Informasi tersebut meliputi informasi yang harus dicantumkan di iklan
obat seperti peringatan, kandungan zat aktif, kegunaan atau efek, perhatian, nama industri farmasi, kontraindikasi, dan efek samping. Responden tidak terlalu paham
tentang informasi iklan yang dicantumkan, tetapi responden merasa pencantuman informasi tersebut sangat diperlukan oleh konsumen obat agar tidak terjadi
kesalahan dalam memilih, membeli dan mengkonsumsi obat tersebut. Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo 2012 yang menyatakan bahwa terbentuknya suatu
perilaku baru, terutama pada orang dewasa, biasanya dimulai dari pengetahuan, dimana subyek tahu terlebih dahulu akan adanya stimulus, yang menimbulkan
pengetahuan baru. Pengetahuan tersebut akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap tertentu. Stimulus atau objek yang sudah diketahui dan disadari
tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi berupa tindakan.
E. Hubungan antara Sikap mengenai Iklan Obat Sakit Kepala di Televisi
dan Tindakan Penggunaan Obat Sakit Kepala oleh Responden
Nilai hubungan antara sikap mengenai iklan obat sakit kepala di televisi dan tindakan penggunaan obat sakit kepala oleh responden.
Tabel XVIII. Uji korelasi Product Moment Pearson aspek sikap terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala oleh responden
Korelasi Koefisien
Korelasi r Probabilitas p Tingkat
Hubungan
Sikap terhadap
tindakan penggunaan
obat sakit
kepala 0,538
2.14e-07 tidak kuat
Hasil menunjukkan nilai signifikansi p 0,05 yang berarti ada hubungan antara sikap dan tindakan penggunaan obat sakit kepala. Koefisien korelasi yang
didapat adalah 0,538 yang berarti hubungan antara sikap dan tindakan penggunaan obat sakit kepala tidak kuat. Hasil pengisian kuesioner oleh responden cenderung
setuju dan sangat setuju akan perlunya pencantuman informasi pada iklan obat di televisi. Sikap merupakan awal dari terwujudnya tindakan atau perilaku individu
Dayakisni dan Hudaniah, 2003. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan yang mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau
tidak memihak pada objek tersebut untuk terbentuknya suatu perilaku seseorang Azwar,2007.
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Karakteristik responden pada penelitian ini responden perempuan lebih banyak
mengisi kuesioner daripada responden laki-laki; umur responden dengan umur ≤ 20 tahun paling banyak mengisi kuesioner; fakultas responden terbanyak dari
FKIP; dan uang saku perbulan responden terbanyak antara Rp ≤ 1.000.000,00.
2. Data pola melihat iklan obat sakit kepala di televisi meliputi lama waktu
responden menonton televisi setiap hari, frekuensi melihat iklan obat sakit kepala di televisi dalam tiga hari terakhir, iklan obat sakit kepala yang pernah
dilihat dalam tiga hari terakhir, iklan obat sakit kepala yang paling sering dilihat, pola penggunaan obat sakit kepala oleh responden selama satu bulan
terakhir, obat sakit kepala yang pernah digunakan, dan sumber informasi yang paling mendukung responden dalam memilih obat sakit kepala tidak dapat
ditarik kesimpulan karena instrumen penelitian yang digunakan tidak valid secara konten.
3. Data tingkat pengetahuan, sikap mengenai iklan obat sakit kepala di televisi
dan tindakan penggunaan obat sakit kepala tidak dapat ditarik kesimpulan karena instrumen penelitian yang digunakan tidak valid secara konten.
4. Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap mengenai iklan obat sakit
kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tidak dapat ditarik