8
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengobatan Sendiri
Pengobatan sendiri merupakan upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit atau gejala yang dialami diri sendiri, dengan pengetahuan dan
persepsinya sendiri, tanpa bantuan atau suruhan seseorang yang ahli dalam bidang medik atau obat. Obat-obat yang digunakan dalam swamedikasi adalah obat tanpa
resep dokter OTR. Di Indonesia yang termasuk OTR meliputi obat wajib apotek OWA atau obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien di
apotek tanpa resep dokter, obat bebas terbatas dan obat bebas Djunarko dan Hendrawati, 2011.
Penggunaan obat tanpa resep dokter masih sering menimbulkan masalah bagi kesehatan, karena masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat tentang
obat. Hal ini mengakibatkan dasar penentuan obat tanpa resep untuk pengobatan sendiri sering tidak rasional, yaitu umumnya bersumber pada pengalaman
menggunakan obat tertentu pada waktu lampau, karena diberitahu orang lain keluarga, tetangga, teman, atau bersumber dari iklan obat di media cetak
maupun media elektronik Tan dan Rahardja, 2010. Untuk itu masyarakat perlu dibekali pengetahuan tentang obat bebas dan
obat bebas terbatas agar penggunaan untuk pengobatan sendiri dapat tepat, rasional, dan aman. Agar upaya pengobatan sendiri dapat efektif, tepat, dan
rasional maka diperlukan tersedianya tenaga, sarana, prasarana, untuk
mendapatkan informasi yang obyektif dan tidak bias dari sumber yang tepat dan terpercaya Tan dan Rahardja, 2010.
Obat bebas dan obat bebas terbatas merupakan kategori obat yang digunakan masyarakat dalam upaya pengobatan sendiri. Obat bebas dan obat
bebas terbatas merupakan golongan obat tanpa resep, yang dapat dibeli secara bebas tanpa resep di apotek atau toko obat berijin. Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 2380ASKVI83 tentang Tanda Khusus untuk Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas, pasal 3 ayat 1 dan 2, menyatakan bahwa tanda khusus
untuk obat bebas adalah lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam dan obat bebas terbatas lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna
hitam Anonim, 2006. Tan dan Rahardja 2010 berpendapat bahwa pengobatan sendiri
dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu keyakinan dan sikap, karakteristik demografi, status ekonomi, dan pendidikan atau pengetahuan konsumen.
Beberapa faktor penentu yang berperan pada tindakan pengobatan sendiri antara lain adalah persepsi sakit, ketersediaan informasi tentang obat dan pengobatan,
serta ketersediaan obat di masyarakat. Menurut Djunarko dan Hendrawati 2011 Penggunaan OTR untuk
swamedikasi biasanya pada kondisi sebagai berikut: 1.
Perawatan simptomatik minor, misalnya tidak enak badan dan cedera ringan. 2.
Penyakit yang bisa sembuh sendiri apabila daya tahan tubuh meningkat, misalnya flu.
3. Pencegahan dan penyembuhan penyakit ringan misalnya mabuk perjalanan dan
kutu air. 4.
Penyakit kronis yang sebelumnya telah didiagnosis oleh dokter, misalnya asma dan arthritis.
5. Kondisi yang mengancam jiwa dan memerlukan pertolongan dengan segera.
Keuntungan swamedikasi atau pengobatan sendiri menurut World Self- Medication Industry
2010, adalah membantu mencegah dan mengobati gejala dan penyakit yang tidak membutuhkan dokter, mengurangi pelayanan-pelayanan
medis untuk meringankan penyakit-penyakit ringan, khususnya ketika keuangan dan sumber daya manusia terbatas, dan meningkatkan adanya pelayanan
kesehatan untuk penduduk yang tinggal di daerah pedesaan atau terpencil. Sedangkan kekurangan swamedikasi menurut World Self-Medication Industry
2010, adalah kurangnya perawatan kesehatan yang profesional dan kurangnya pengawasan untuk penyakit kronis, kurangnya kesempatan berinteraksi dengan
tenaga kesehatan yang profesional, dan tidak tepat obat.
B. Sakit kepala