Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN

memperoleh data persentase jumlah siswa yang menjawab benar pada setiap nomor soal. Wawancara dilakukan pada semua nomor, baik nomor soal yang persentase jumlah siswa yang menjawab benar paling banyak maupun nomor soal dengan persentase jumlah siswa menjawab benar paling sedikit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa yang sesungguhnya, apakah siswa benar-benar paham, tidak paham atau siswa yag mengalami miskonsepsi. Berikut disajikan tabel hasil wawancara dengan 6 enam orang siswa dari masing-masing sekolah di Kabupaten Wonogiri: - Tabel 4.1.26 Data Hasil Wawancara Soal terhadap 6 Siswa Di Kabupaten Wonogiri terlampir.

C. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah hasil tes berupa 5 butir soal esai dengan menggunakan lembar jawab model Certaintyty of Response Index CRI dari siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri sebanyak 311 orang siswa dan di Kecamatan Sintang sebanyak 138 orang siswa, serta hasil wawancara terhadap 6 orang siswa di Kabupaten Wonogiri.

1. Analisis Hasil Penelitian Berdasarkan Pemahaman Konsep Pematulan

Pada Cemin Datar Dan Cermin Lengkung Menggunakan Lembar Jawaban CRI Pada Tabel 4.2.1 dipaparkan hasil analisis data penelitian soal esai dengan menggunakan lembar jawab CRI di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang. Data penelitian dipersentasikan berdasarkan kelompok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kategori A Tidak Paham, B Miskosepsi dan C Paham; dihitung dengan menggunakan rumus Sudijono, 2009: 43: � = � � × dengan P adalah angka presentase kelompok, f adalah jumlah siswa dalam setiap kelompok dan n adalah jumlah keseluruhan sampel. Tabel 4.2.1 Distribusi siswa terhadap Pemahaman Konsep Pemantulan pada Cermin Datar dan Cermin Lengkung Siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Singtang Berdasarkan tabel 4.2.1 di atas menunjukkan bahwa dari 5 soal esai dan 311 siswa proporsi rerata siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dalam kategori tidak paham sebesar 47.6, kategori miskonsepsi sebesar 39.0 dan kategori paham sebessar 14.3. Proporsi terbesar secara keseluruhan pada kategori tidak paham yaitu sebesar 47.6. Berdasarkan tabel 4.2.1 di atas menunjukkan bahwa dari 5 soal esai dan 138 siswa proporsi rerata siswa SMA kelas XI IPA di Kecamatan No Kategori Persentase Kab. Wonogiri Kec. Sintang 1 Tidak Paham 47.6 66.8 2 Miskonsepsi 39.0 25.1 3 Paham 14.3 4.8 Sintang dalam kategori tidak paham sebesar 66.8, kategori miskonsepsi sebesar 25.1 dan kategori paham sebessar 4.8. Proporsi terbesar secara keseluruhan pada kategori tidak paham yaitu sebesar 66.8. Dari dua data di atas dapat dilihat bahwa kedua daerah memiliki proporsi rerata siswa SMA kelas XI IPA paling besar pada kategori tidak paham, namun proporsi di Kecamatan Sintang lebih besar yaitu sebesar 66.8 dibandingkan dengan di Kabupaten Wonogiri yaitu sebesar 47.6; dalam kategori miskonsepsi proporsi di Kecamatan Sintang lebih kecil yaitu sebesar 25.1 dibandingkan dengan di Kabupaten Wonogiri yaitu sebesar 39.0; dan dalam kategori paham proporsi di Kecamatan Sintang lebih kecil yaitu sebesar 4.8 dibandingkan dengan di Kabupaten Wonogiri yaitu sebesar 14.3.

2. Analisis Hasil Rerata Distribusi Siswa Berdasarkan Jumlah Skor

terhadap Tingkat Pemahaman Konsep Pematulan Pada Cemin Datar Dan Cermin Lengkung Siswa SMA Kelas XI Pada Tabel 4.2.2 dibawah ini, merupakan data penelitian soal esai yang dipersentasikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang. Data ini dihitung dengan menggunakan rumus Sudijono, 2009: 43: � = � � × PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan P adalah angka presentase kelompok, f adalah jumlah siswa dalam setiap kelompok dan n adalah jumlah keseluruhan sampel. Tabel 4.2.2 Distribusi Siswa Berdasarkan Jumlah Skor terhadap Tingkat Pemahaman Siswa SMA Kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang Skor Total Tingkat Pemahaman Persentase Kab. Wonogiri Kec. Sintang 81 – 100 Sangat Baik 0.32 61 – 80 Baik 12.50 0.72 51 – 60 Cukup 19.00 1.45 41 – 50 Kurang 19.30 11.60 0 - ≤40 Sangat Kurang 48.90 86.20 Berdasarkan tabel 4.2.2 di atas menunjukkan bahwa dari 311 siswa proporsi rerata siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dalam kategori tingkat pemahaman yang sangat kurang sebesar 48.9, kategori tingkat pemahaman yang kurang sebesar 19.30, kategori tingkat pemahaman yang cukup sebesar 19.0, kategori tingkat pemahaman yang baik sebesar 12.50, dan kategori tingkat pemahaman yang sangat baik sebesar 0.32. Proporsi terbesar secara keseluruhan pada kategori tingkat pemahaman sangat kurang yaitu sebesar 48.9. Berdasarkan tabel 4.2.2 di atas menunjukkan bahwa dari 138 siswa proporsi rerata siswa SMA kelas XI IPA di Kecamatan Sintang dalam kategori tingkat pemahaman yang sangat kurang sebesar 86.20, kategori tingkat pemahaman yang kurang sebesar 11.60, kategori tingkat pemahaman yang cukup sebesar 1.45, kategori tingkat pemahaman yang baik sebesar 0.72, dan kategori tingkat pemahaman yang sangat baik sebesar 0. Proporsi terbesar secara keseluruhan pada kategori tingkat pemahaman sangat kurang yaitu sebesar 86.20. Dari dua data di atas dapat dilihat bahwa kedua daerah memiliki proporsi rerata siswa SMA kelas XI IPA paling besar pada kategori tingkat pemahaman sangat kurang, namun proporsi di Kecamatan Sintang lebih besar yaitu sebesar 86.20 dibandingkan dengan di Kabupaten Wonogiri yaitu sebesar 48.20.

3. Analisis Hasil Rerata Distribusi Siswa Menjawab Benar untuk

Setiap Nomor Soal Pada Tabel 4.2.3 dibawah ini, merupakan data penelitian soal esai yang dipersentasikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang. Data ini dihitung denga menggunakan rumus Sudijono, 2009: 43: � = � � × dengan P adalah angka presentase kelompok, f adalah jumlah siswa dalam setiap kelompok dan n adalah jumlah keseluruhan sampel. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.2.3 Distribusi Siswa yang Menjawab Benar untuk Setiap Nomor di Kabupaten Wonogiri da Kecamatan Sintang Nomor Soal Persentase Jumlah Siswa yang Menjawab Benar Kab. Wonogiri Kec. Sintang 1a 23,79 2,17 1b 1,61 2,17 2 16,72 0,72 3 67,20 45,65 4 7,07 0,72 5a 28,94 13,04 5b 52,41 13,04 Berdasarkan tabel 4.2.3 di atas menunjukkan bahwa persentase jumlah siswa di Kabupaten Wonogiri yang paling banyak menjawab benar adalah soal nomor 3 yaitu sebesar 67.20, sedangkan yang paling sedikit menjawab benar adalah soal nomor 1b yaitu sebesar 1.61. Selain soal nomor 3, yaitu nomor: 1, 2, 4 dan 5a persentase jumlah siswa yang menjawab benar kurang dari 40. Berdasarkan tabel 4.2.3 di atas menunjukkan bahwa persentase jumlah siswa di Kecamatan Sintang yang paling banyak menjawab benar adalah soal nomor 3 yaitu sebesar 45.65, sedangkan yang paling sedikit menjawab benar adalah soal nomor 2 dan 4 yaitu sebesar 0.72. Selain soal nomor 3, yaitu nomor: 1a, 1b, 2, 4, 5a dan 5b persentase jumlah siswa yang menjawab benar kurang dari 40. Dari dua data di atas dapat dilihat bahwa kedua daerah memiliki persentase jumlah siswa yang paling banyak menjawab benar adalah soal nomor 3, namun persentase jumlah siswa yang menjawab benar di Kabupaten Wonogiri lebih tinggi yaitu sebesar 67.20 dibandingkan dengan di Kecamatan Sintang yang tidak mencapai 50 yaitu hanya sebesar 45.65 saja. Sedangkan nomor 1a, 1b, 2, 4 dan 5a di Kabupaten Wonogiri maupun di Kecamatan Sintang sama-sama tergolong rendah karena persentase jumlah siswa yang menjawab benar kurang dari 40.

4. Analisis Hasil Rerata Skor Siswa SMA Kelas XI IPA di Kabupaten

Wonogiri dan Kecamatan Sintang untuk Seluruh Soal Pada Tabel 4.2.4 dibawah ini, merupakan data penelitian soal esai yang dipersentasikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang. Data ini dihitung dengan menggunakan rumus: � = � � dengan P adalah rata-rata keseluruhan skor, f adalah jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa dalam setiap kelompok dan n adalah jumlah keseluruhan skor. Tabel 4.2.4 Rerata Jumlah Skor untuk Seluruh Soal Siswa SMA Kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang Nomor Soal Rata-Rata Skor Kab. Wonogiri Kec. Sintang 1a 45,65 33,69 1b 17,49 26,08 2 29,46 14,09 3 65,82 51,05 4 30,56 9,16 5a 47,92 20,87 5b 49,42 25,50 Rata-rata 57.264 25.878 Pada tabel 4.2.4 di atas terlihat bahwa dalam 5 butir soal esai dan 311 siswa proporsi rerata siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri memperoleh rata – rata skor butir soal nomor 1a yaitu 45.65, rata – rata skor butir soal nomor 1b yaitu 17.49 rata – rata skor butir soal nomor 2 yaitu 29.46, rata – rata skor butir soal nomor 3 yaitu 65.82, rata – rata skor butir soal nomor 4 yaitu 30.56, rata – rata skor butir soal nomor 5a yaitu 47.92 dan rata – rata skor butir soal nomor 5b yaitu 49.42. Secara keseluruhan siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri memperoleh rata – rata skor kategori baik pada butir soal nomor 3, kategori kurang pada butir soal nomor 5 dan kategori sangat kurang pada butir soal nomor 1, 2 dan 4. Diketahui bahwa rata – rata skor siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri untuk seluruh soal yaitu 57.26. Pada tabel 4.2.4 di atas terlihat bahwa dalam 5 butir soal esai dan 138 siswa proporsi rerata siswa SMA kelas XI IPA di Kecamatan Sintang memperoleh rata – rata skor butir soal nomor 1a yaitu 33.69, rata – rata skor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI butir soal nomor 1b yaitu 26.08 rata – rata skor butir soal nomor 2 yaitu 14.09, rata – rata skor butir soal nomor 3 yaitu 51.05, rata – rata skor butir soal nomor 4 yaitu 9.16, rata – rata skor butir soal nomor 5a yaitu 20.87 dan rata – rata skor butir soal nomor 5 yaitu 25.50. Secara keseluruhan siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri memperoleh rata – rata skor kategori cukup pada butir soal nomor 3, kategori sangat kurang pada butir soal nomor 1, 2, 4 dan 5. Diketahui bahwa rata – rata skor siswa SMA kelas XI IPA di Kecamatan Sintang untuk seluruh soal yaitu 25.87. Dari dua data di atas dapat dilihat bahwa rata – rata skor seluruh siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri pada butir soal nomor 3 pada kategori baik, sedangkan di Kecamatan Sintang pada kategori cukup. Rata – rata skor seluruh siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri pada butir soal nomor 5 pada kategori kurang, sedangkan di Kecamatan Sintang pada kategori sangat kurang. Dan pada butir soal nomor 1, 2 dan 4 di kedua daerah rata – rata skor seluruh siswa SMA kelas XI IPA pada kategori sangat kurang. Dari data di atas, dapat dilihat bahwa siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dengan rata – rata skor untuk seluruh soal yaitu 57.26 dapat dikategorikan pada tingkat pemahaman yang cukup untuk materi pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung. Sedangkan untuk siswa SMA kelas XI IPA di Kecamatan Sintang dengan rata – rata skor untuk seluruh soal yaitu 25.87 dapat dikategorikan pada tingkat pemahaman yang sangat kurang untuk materi pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Analisis Hasil Pemahaman Siswa SMA Kelas XI IPA di Kabupaten

Wonogiri dan Kecamatan Sintang tentang Pemantulan pada Cermin Datar dan Cermin Lengkung untuk setiap indikator dengan menggunakan lembar jawaban CRI Berdasarkan hasil analisis data pemahaman siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang tentang pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung dengan menggunakan lembar jawaban CRI, berikut disajikan data hasil analisis pada setiap indikator dengan menggunakan lembar jawaban CRI. Data hasil analisis dipersentasikan berdasarkan kategori paham, tidak paham dan miskonsepsi; dihitung menggunakan rumus Sudijono. 2009 : 43: � = � � × dengan P adalah angka presentase kelompok, f adalah jumlah siswa dalam setiap kelompok dan n adalah jumlah keseluruhan sampel.

a Mengklarifikasi Hukum Pemantulan Pada Bidang Datar Dan

Bidang Tidak Datar Berikut disajikan tabel distribusi pemahaman konsep siswa di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang pada butir soal nomor 1 satu dengan indikator mengklarifikasi hukum pemantulan pada bidang datar dan tidak datar. Berdasarkan hasil analisis dapat dipresentasikan sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.2.5 Distribusi Siswa terhadap Pemahaman Konsep pada Butir Soal Nomor 1 Dari tabel di atas terlihat bahwa pemahaman siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang pada butir soal nomor 1 paling besar berada pada kategori miskonsepsi dengan persentase sebesar 81.0 dan 47.8, sedangkan pada kategori tidak paham dengan persentase sebesar 19.3 dan 42.0, dan paling sedikit pada kategori paham dengan persentase 0.3 dan 0.7. Secara umum kedua daerah mengalami masalah yang sama yaitu tingkat miskonsepsi siswa yang cukup tinggi yaitu lebih dari 40 dan tingkat pemahaman yang sangat kurang yaitu kurang dari 40 pada butir soal nomor 1. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa benar mengalami ketiga kategori, yaitu; tidak paham, miskonsepsi dan paham. Berikut dipaparkan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa siswa mengalami ketiga kategori tersebut pada indikator mengklarifikasi hukum pemantulan pada bidang datar dan tidak datar seperti berikut: No Kategori Persentase Kabupaten Wonogiri Kecamatan Sintang 1 Tidak Paham 19.3 42.0 2 Miskonsepsi 81.0 47.8 3 Paham 0.3 0.7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Wawancara I: Figure 2 Jawaban No. 1a Siswa1 Figure 3 Jawaban No. 1b Siswa1 P Coba jelaskan ulang ke aku gimana langkah berfikirmu buat gambar soal a S1 Gak tau mbak, seingetku arahnya kesana aja P Kok bisa arahnya kesana? S1 Lupa mbak, dulu kalo gambar pantulan tu pasti gitu P Kalau begitu bisa saja ini arahnya agak miring kesana, miring kesana gitu berarti boleh? S1 Mungkin mbak. Aku gak tau P Oke kita lanjutkan again b ya, coba dijelaskan S1 Apalagi yang ini mbak, ngga ngerti P Berarti kamu hanya asal saja dalam mengerjakan ini? S1 Iya mbak P Menurutmu prinsip menggambar soal a dan b itu sama atau beda? S1 Beda P Tapi disini kamu yakin dengan jawabanmu lho? S1 Ga yakin mbak Dari kutipan wawancara dengan siswa OW di atas, dapat terlihat dengan jelas bahwa siswa kurang tepat dalam menjawab dan tidak yakin dengan jawabannya. Oleh karena itu, siswa OW dikategorikan tidak paham untuk butir untuk soal nomor 1. Dapat dilihat pula bahwa siswa OW tidak membangun pengetahuannya dengan baik dan benar, siswa OW hanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengingat hasil akhirnya saja tanpa memahami proses bagaimana hasil tersebut diperoleh. Wawancaea II: Figure 4 Jawaban No. 1a Siswa2 Figure 5 Jawaban No. 1b Siswa2 P Coba jelaskan ulang ke aku gimana langkah berfikirmu buat gambar soal a S2 Ini kan ada arah pantul menunjuk gambar sinar pantul, seumpama ini cahayanya masuk menunjuk gambar sinar datang, disini itu cermin menunjuk gambar cerminbidang datar, disini itu ada kaya garis normal apa pokoknya itu kaya sumbu vertikal menunjuk gambar garis normal. Terus diantara cahaya masuk sama garis vertikal ini kan membentuk sudut segini, terus nanti itu pantulannya kesana, terus sudutnya juga segini menunjuk sudut sinar datang. P Sudutnya juga segini itu maksudnya gimana? S2 Sudut cahaya masuk itu sama dengan sudut cahaya keluarnya mbak P Nah sekarang lanjut yang b, gimana? S2 Ini kan sama kaya yang nomor a mbak P Kemarin waktu jawab ini kamu benar-benar yakin atau tidak? S2 Ya yakin mbak, tapi aku agak lupa sebenernya. Dari kutipan wawancara dengan siswa PL di atas, dapat terlihat dengan jelas bahwa siswa PL dapat menjawab dan yakin dengan jawabannya. Oleh karena itu siswa PL dikategorikan paham untuk butir untuk soal nomor 1. Dapat dilihat bahwa siswa PL mampu menjelaskan dengan runtut dan benar untuk soal nomor 1a, siswa PL juga mampu mengklarifikasi bahwa prinsip hukum pemantulan berlaku pada bidang datar nomor 1a dan bidang tidak datar nomor 1b. Namun siswa PL kurang tepat dalam menyampaikan dalam bentuk gambar. Wawancara III: Figure 6 Jawaban No. 1a Siswa3 Figure 7 Jawaban No. 1b Siswa3 P Coba jelaskan ulang ke aku gimana langkah berfikirmu buat gambar soal a dan b S3 Kalo yang a ini kan bidang yang dikenai sinar itu kan datar sambil menunjuk gambar jadi sinar pantulnya itu arahnya kesana sambil menunjuk gambar soalnya sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantulnya gitu mbak. Nah, yang b itu meyebar mbak soalnya kan bidangnya enggak rata P Menurutmu prinsip menggambar soal a dan b itu sama atau beda? S3 beda P Kemarin waktu jawab ini kamu benar-benar yakin atau tidak? S3 Yakin mbak, ini aku juga tulis 1. Aku yakin bener Dari kutipan wawancara dengan siswa RF di atas, dapat terlihat dengan jelas bahwa siswa kurang tepat dalam menjawab soal akan tetapi yakin dengan jawabannya. Oleh karena itu siswa RF dikategorikan mengalami miskonsepsi untuk butir untuk soal nomor 1. Dapat dilihat bahwa siswa RF mampu menjelaskan soal nomor 1a dengan cukup baik sedangkan untuk 1b siswa RF menjelaskan dengan yakin, namun setelah diberikan pertanyaan lain yang berkaitan siswa RF kemudian menyadari bahwa apa yang dipahami selama ini tidak benar. b Mengilustrasikan Sifat Bayangan Cermin Cembung dalam Bentuk Gambar Berikut disajikan tabel distribusi pemahaman konsep siswa di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang pada butir soal nomor 2 dua dengan indikator mengilustrasikan sifat bayangan cermin cembung dalam bentuk gambar. Berdasarkan hasil analisis dapat dipresentasikan sebagai berikut: Tabel 4.2.6 Distribusi Siswa terhadap Pemahaman Konsep pada Butir Soal Nomor 2 Dari tabel di atas terlihat bahwa pemahaman siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang pada butir soal nomor 2 paling banyak berada pada kategori tidak paham dengan persentase sebesar 60.5 dan 58.0, sedangkan pada kategori No Kategori Persentase Kabupaten Wonogiri Kecamatan Sintang 1 Tidak Paham 60.5 58.0 2 Miskonsepsi 26.0 34.1 3 Paham 10.9 0.7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI miskonsepsi dengan persentase sebesar 26.0 dan 34.1, dan paling sedikit pada kategori paham dengan persentase 10.9 dan 0.7. Secara umum kedua daerah mengalami masalah yang sama yaitu tingkat ketidak pahaman siswa yang cukup tinggi yaitu lebih dari 40 dan tingkat pemahaman yang sangat kurang yaitu kurang dari 40 pada butir soal nomor 2. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa benar mengalami ketiga kategori, yaitu; tidak paham, miskonsepsi dan paham. Berikut dipaparkan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa siswa mengalami ketiga kategori tersebut pada indikator mengilustrasikan sifat bayangan cermin cembung dalam bentuk gambar seperti berikut: Wawancara I: P Kamu sempat tidak membayangkan ilustrasi di soal ini dalam pikiranmu sebelum mengerjakan? S1 Ya saya cuma bayangin kalau cermin cembung itu bayangannya itu diperkecil gitu P Ini perintahnya kan diminta membuktikan pernyataan di atas berdasarkan prinsip tiga sinar istimewa. Kemarin waktu mengerjakan kamu ingat tidak apa itu tiga sinar istimewa? Gambar 18 Jawaban No. 2 Siswa1 S1 Hahaha aku gak tau mbak, gak inget tiga sinar istimewa. Aku Cuma ingat sedikit gambarnya dulu kaya gini pas diajarin P Coba jelaskan ulang ke aku gimana langkah berfikirmu buat gambar soal nomor 2 ini S1 Ini kan ada benda, terus ini ada sinar yang mengenai benda. Terus ini kan ada cermin, nah sinar ini lurus mengenai benda terus mengenai cermin terus dibelokkan kesini. Lalu ada sinar lagi beda arahnya, terus kesini terus kesini, ini sinar datang lalu ini sinar pantulnya arahnya ke bawah. P Kok bisa arah sinar pantulnya kesana? S1 Ya aku ingetnya gini aja mbak. Nah ini kan ada pantulan sinar pertama, ini juga ada pantulan sinar ke 2 terus ketemu di satu titik. Lalu aku tarik garis melalui titik fokusnya. Ini hasil pantulannya. Nah gambar yang disebelah kanan ini baru bayangannya, itu dihasilkan dari sinar datang yang mengenai pantulan tadi. P Berarti bayangan itu dihasilkan dari pantulan bendanya? S1 Iya mbak, hah? iya gak sih mbak? P Tapi kamu tau ya kalau pemantulanmantul itu arahnya kesana menunjuk gambar, balik arah? S1 Ya tau mbak kalau itu P Jadi itu yang membuat kamu tidak yakin dalam mengerjakan soal ini? S1 Iya mbak aku gak yakin. Ini Cuma ngawur aja Dari kutipan wawancara dengan siswa PL di atas, dapat terlihat dengan jelas bahwa siswa tidak mengerti dan tidak yakin dengan jawabannya untuk soal nomor 2. Oleh karena itu siswa PL dikategorikan tidak paham untuk butir untuk soal nomor 2. Dapat dilihat bahwa siswa PL tidak dapat menggambarkan dengan baik dan benar hasil bayangan dengan aturan tiga sinar istimewa. Dari pernyataan sisa PL “Ini hasil pantulannya. Nah gambar yang disebelah kanan ini baru bayangannya, itu dihasilkan dari sinar datang yang mengenai pantulan tadi.” membuat peneliti yakin bahwa siswa PL tidak memahami butir soal nomor 2. Oleh sebab itu siswa PL dikategorikan tidak paham untuk persoalan nomor 2. Wawancara II: P Kamu sempat tidak membayangkan ilustrasi di soal ini dalam pikiranmu S2 Iya P Coba jelaskan ulang ke aku gimana langkah berfikirmu buat gambar soal nomor 2 ini S2 Ini ada sinar datang yang sejajar sumbu utama lalu dipantulkan melalui titik fokus, habis itu diteruskan tanpa dibiaskan. Dan kalau seingetku itu sifat bayangannya tegak, diperkecil dan nyata P Kamu yakin dengan jawabanmu ini? S2 Iya mbak, seingetku gitu sifatnya jadi aku gambarnya juga gitu P Berarti kamu hanya hafal sifatnya saja tidak tau langkah menggambar bayangannya? S2 Iya mbak orang dulu gurunya cuma suruh liat di buku gitu gambarnya terus beliau menjelaskan lisan gitu. P Apakah kemarin saat mengerjakan kamu tidak membayangkan kejadian sesungguhnya? S2 Gak kepikiran sampai situ mbak, cuma dinalar aja, sama hafal sifatnya makanya yakin kalo bener. Tapi ternyata nalarnya salah Gambar 19 Jawaban No. 2 Siswa2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI P Ini yang kamu pahami dari dulu? S2 Iya mbak Dari kutipan wawancara dengan siswa DM di atas, dapat terlihat dengan jelas bahwa siswa DM yakin dengan jawabannya untuk soal nomor 2. Dengan alasan bahwa siswa DM mengingat betul di dalam buku yang dulu dipelajarinya menjela skan demikian. Namun dengan pernyataan “Ini ada sinar datang yang sejajar sumbu utama lalu dipantulkan melalui titik fokus, habis itu diteruskan tanpa dibiaskan” membuat peneliti yakin bahwa siswa DM tidak paham untuk butir soal nomor 2. Oleh karena itu siswa DM dikategorikan mengalami miskonsepsi. Wawancara III: Figure 8 Jawaban No. 2 Siswa3 P Kamu sempat tidak membayangkan ilustrasi di soal ini dalam pikiranmu sebelum mengerjakan? S3 Ya cuma sekilas gitu aja mbak P Coba jelaskan ulang ke aku gimana langkah berfikirmu buat gambar soal nomor 2 ini S3 Nah ini kan ada garis ada panahnya ini benda, pertama-tama ada sinar datang ke cermin lewat di atas panah ini lurus habis itu kan mantul PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI nah mantulnya itu ke sana menunjukkan gambar ke sana karena ditarik garis dari fokus yang sebelah sini ini. Terus ada sinar datang lagi mbak ke cermin lewat atasnya anak panah ini lagi tapi arahnya tu kaya mau ke titik fokusnya ini lho mbak, habis itu mantul nah mantulnya itu lurus ke sana sambil menunjukkan gambar. Nah kemarin aku sempet bingung bayangannya itu mana, terus aku mikir ini ada garis yang berpotongan gitu yaudah berarti disini. Kalo di bayangin sih bener mbak, tapi gak tau ah. P Oke, jadi kamu yakin dengan gambarmu? S3 Yakin aja deh mbak, seingetku dulu guruku gambar juga gitu. P Sebenarnya kamu ingat aturan tiga sinar istimewa atau ingat gambarnya gurumu dulu? S3 Aku inget mbak kalo tiga sinar istimewa itu, tapi kadang suka bingung kalo dari kata-kata itu terus diterapin ke gambar. Jadi ini aku gambar karena inget dulu guruku pas gambar aja. P Jadi bener ya ini tingkat keyakinanmu 1? S3 Iya mbak bener, mbaknya malah bikin bingung. Dari kutipan wawancara dengan siswa RF di atas, dapat terlihat dengan jelas bahwa siswa RF yakin dengan jawabannya untuk soal nomor 2 walaupun sempat merasa bingung. Siswa RF mampu menggambar dengan baik dan benar serta memberikan keterangan dengan runtut. Oleh karena itu siswa RF dikategorikan paham untuk soal nomor 2. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa sebagian kecil siswa dapat menggambar dengan baik dan benar serta mampu menjelaskan maksud dari gambar tersebut dikarenakan hafal. Masih ada siswa yang tidak dapat membedakan antara pemantulan dan pembiasan. Sebagian besar siswa mampu membayangkan persoalan namun tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dapat menalar dengan baik sehingga tidak dapat mengaplikasikan dalam bentuk gambar. c Memberikan Keterangan pada Gambar Skema Terjadinya Proses Pemantulan pada Cermin Datar Berikut disajikan tabel distribusi pemahaman konsep siswa di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang pada butir soal nomor 3 tiga dengan indikator memberikan keterangan pada gambar skema terjadinya proses pemantulan pada cermin datar. Berdasarkan hasil analisis dapat dipresentasikan sebagai berikut: Tabel 4.2.7 Distribusi Siswa terhadap Pemahaman Konsep pada Butir Soal Nomor 3 Dari tabel di atas terlihat bahwa pemahaman siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang pada butir soal nomor 3 paling banyak berada pada kategori tidak paham dengan persentase sebesar 48.2 dan 74.6, sedangkan pada kategori paham dengan persentase sebesar 37.9 dan 21.7, dan paling sedikit pada kategori miskonsepsi dengan persentase 19.9 dan 3.6. Secara umum kedua daerah mengalami masalah yang sama yaitu tingkat ketidak No Kategori Persentase Kabupaten Wonogiri Kecamatan Sintang 1 Tidak Paham 48.2 74.6 2 Miskonsepsi 19.9 3.6 3 Paham 37.9 21.7 pahaman siswa yang cukup tinggi yaitu lebih dari 40 dan tingkat pemahaman yang cukup rendah yaitu kurang dari 40 pada butir soal nomor 3. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa benar mengalami ketiga kategori, yaitu; tidak paham, miskonsepsi dan paham. Berikut dipaparkan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa siswa mengalami ketiga kategori tersebut pada indikator memberikan keterangan pada gambar skema terjadinya proses pemantulan pada cermin datar seperti berikut: Wawancara I: P Coba kamu sebutkan satu persatu Kalo no.1 ini bidangcermin datar, no.2 itu sinar datang, no.3 sinar pantul, no.4 sudut sinar datang, no.5 sudut sinar pantul, no.6 garis normal no.7 daerah pemantulannya P Kamu yakin dengan jawaban kamu? S1 Yakin mbak P Oke. Kamu ingat gak salah satu bunyi hukum pemantulan itu apa? S1 Halah, itu apa lagi e mbak. Aku udah lupa beneran. P Yang ini “Sinar datang, garis normal, sinar pantul terletak pada satu bidang datar”? Tau maksudnya? bidang datar di pernyataan itu yang mana? S1 Enggak inget sama sekali mbak. Ya bidang datarnya ya cermin itu yang kena sinar datang. P Coba ditelaah lagi, kalau cermin datar itu letak dari sinar datang, garis normal dan sinar pantul atau dikenai oleh sinar datang, garis normal dan sinar pantul? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI S1 Sik, sik, sik mbak. Oh iya ding mbak kalo cermin itu dikenai. Berarti bidang datarnya yang no.7 itu apa mbak? Tapi kan kalo kenyataannya gak ada. P Iya benar no.7, pada kenyataannya bidang ini memang abstraktidak dapat dilihat. S1 Oh aku baru tau sekarang mbak Dari kutipan wawancara di atas, siswa RF dapat menyebutkan nama- nama pada skema proses pemantulan pada cermin datar, 6 dari 7 point dengan benar dan yakin. Oleh karena itu siswaa RF dikategorikan sudah paham untuk butir soal nomor 3. Siswa RF mampu menjawab soal dengan baik hafal, namun tidak memahami konsep Hukum Pemantulan. Pernyataan siswa RF “Halah, itu apa lagi e mbak. Aku udah lupa beneran. Enggak inget sama sekali mbak. Ya bidang datarnya ya cermin itu yang kena sinar datang.” saat ditanya mengenai Hukum Pemantulan meyakinkan peneliti bahwa siswa RF benar-benar tidak tau untuk menjawab point ke 7 dari butir soal nomor 3. Wawancara II: P Coba kamu sebutkan satu persatu S2 No. 1 ini cermin, no. 2 itu sinar yang datang, no. 3 sinar yang dipantulkan, no. 4 sudut sinar datang, no. 5 sudut sinar pantul, no. 6 garis normal, P Ini nomor 6 kamu jawabnya bukan garis normal tapi bidang datar, gimana ini yang betul? S2 Karena saya pikir kalo garis itu ya bidang datar gitu mbak, garisnya ini nyekat antara sinar datang sma sinar pantulan P Nomor 7 apa? S2 nomor 7 mungkin itu lingkungan disekitarnya P Oke. Kamu ingat gak salah satu bunyi hukum pemantulan itu apa? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI S2 Enggak mbak, gak inget. P Aku ingetin salah satu bunyi hukum pmantulan y a, “Sinar datang, garis normal, sinar pantul terletak pada satu bidang datar”? Tau maksudnya? bidang datar di pernyataan itu yang mana? S2 Hah itu gimana mbak P Oke begini, aku kasih peragaan ya ke kamu. Aku kasih 2 pilihan. Pertama: Ini bidangnya misalnya ini cermin, missal ada sinar datang dari sini, garis normalnya ke atas kan ya, lalu pantulannya kesana dengan syarat sudut pantul akan sama dengan sudut datangnya. Kedua : missal ini cermin lalu disebelah sini ada bidang absurb-nya, ini ada sinar datang dari sini, lalu garis normalnya ini, dan sinar pantulnya ke sana dengan syarat sudut pantul akan sama dengan sudut datangnya. Nah menurut pernyataan hukum Pematulan yang tadi itu yang benar ilustrasi pertama apa yang ke dua, bidang datarnya yang mana? Alasannya apa? S2 Yang kedua mbak, karena kan terletak nah kalo ilustrasi pertama tadi itu bukan terletak tapi mengenai mbak P Oke berarti kamu paham ya yang dimaksudkan dengan kata terletak? S2 Ya mbak tau P Ini kamu sebagian besar dapat mejawab, tapi kamu tidak yakin ya dalam mengerjakan? S2 Iya gak yakin mbak Dari kutipan wawancara di atas, siswa PL mampu menyebutkan menyebutkan nama-nama pada skema proses pemantulan pada cermin datar, 5 dari 7 point dengan benar, namun tidak yakin saat menjawab. Oleh karena itu siswa PL dikategorikan tidak paham. Siswa PL mampu menjawab soal dengan baik pada point 1-5, dan menjawab kurang tepat pada point 6 dan 7. Namun saat diklarifikasi dengan diberikan beberapa pertanyaan dan pernyataan yang menuntun tentang Hukum Pemantulan, pernyataan siswa PL ”Yang kedua mbak, karena kan terletak nah kalo ilustrasi pertama tadi itu bukan terletak tapi mengenai mbak” ini membuktikan bahwa siswa PL mampu menalar dengan baik kemudian dapat menjawab point 6 dan 7 dengan benar. Wawancara III: P Coba kamu sebutkan satu persatu S3 Kalo no.1 ini bidang datar, no.2 itu sinar cermin, no.3 pantulannya, no.4 besar sudut sinar cermin, no.5 besar sudut pemantulan, no.6 garis lurus pada sinar no.7 bidang P Kamu yakin semua jawaban kamu ini benar? S3 Seingat saya sih benar begini mbak. P Oke. Kamu ingat gak salah satu bunyi hukum pemantulan itu apa? S3 Hahaha, gak ingat mbak. Gak tau malahan P Yang ini “Sinar datang, garis normal, sinar pantul terletak pada satu bidang datar ”? Tau maksudnya? bidang datar di pernyataan itu yang mana? S3 Gak tau mbak P Menurut kamu sinar datang yang nomor berapa, garis normal yang nomor berapa, sinar pantul yang nmor berapa? S3 Sinar datang no 2, sinar pantul no 3, kalo garis normal yang mana ya mbak kok aku baru denger ada garis normal P Kamu benar tidak tau garis normal itu yang mana? S3 Gak tau mbak Dari kutipan wawancara di atas, siswa OW kurang mampu menyebutkan nama-nama pada skema proses pemantulan pada cermin datar, dari 7 point pada butir soal nomor 3 siswa OW hanya mampu menyebutkan 1 nama dengan baik dan benar, namun yakin dengan semua jawabannya. Oleh karena itu siswa OW dikategorikan mengalami miskonsepsi. d Mengambil Kesimpulan Hubungan Bentuk Cermin Cekung dan titik fokus dengan melihat gambar Berikut disajikan tabel distribusi pemahaman konsep siswa di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang pada butir soal nomor 4 empat dengan indikator mengambil kesimpulan hubungan bentuk cermin cekung dan titik fokus dengan melihat gambar. Berdasarkan hasil analisis dapat dipresentasikan sebagai berikut: Tabel 4.2.8 Distribusi Siswa terhadap Pemahaman Konsep pada Butir Soal Nomor 4 Dari tabel di atas terlihat bahwa pemahaman siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang pada butir soal nomor 4 paling banyak berada pada kategori tidak paham dengan persentase sebesar 58.2 dan 84.8, sedangkan pada kategori miskonsepsi dengan persentase sebesar 37.3 dan 15.2, dan paling sedikit pada kategori paham dengan persentase 4.8 dan 0.0. Secara umum kedua daerah mengalami masalah yang sama yaitu tingkat ketidak pahaman siswa yang cukup tinggi yaitu lebih dari 40 dan tingkat No Kategori Persentase Kabupaten Wonogiri Kecamatan Sintang 1 Tidak Paham 58.2 84.8 2 Miskonsepsi 37.3 15.2 3 Paham 4.8 0.0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pemahaman yang sangat kurang yaitu kurang dari 40 pada butir soal nomor 4. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa benar mengalami ketiga kategori, yaitu; tidak paham, miskonsepsi dan paham. Berikut dipaparkan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa siswa mengalami ketiga kategori tersebut pada indikator mengambil kesimpulan hubungan bentuk cermin cekung dan titik fokus dengan melihat gambar seperti berikut: Wawancara I: P Kamu sempat tidak membayangkan ilustrasi di soal ini dalam pikiranmu sebelum mengerjakan? atau sudah pernah melihat sebelumnya? S1 Ya sekilas aja P Coba jelaskan ulang ke aku gimana langkah berfikirmu menjawab nomor 4? S1 Aku ingat yang aturan tiga sinar istimewa itu mbak, jadi kan kalo ada sinar datang yang sejajar sumbu utama bakal dipantulkan ke titik fokus, lalu kalo ada sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama jadi sinarnya itu mengumpul. Kalo pancinya ya diletakkan ditempat tertentu yang banyak sinarnya mbak. P Dengan dua aturan yang sudah kamu jelaskan tadi, apakah itu tepat jika kesimpulan akhirnya sinar terkumpul? Diletakkan di tempat tertentu, ya dimana tepatnya? S1 Hahaha, aku apalan mbak. Seingetku tu kalo cermin cekung mengumpulkan tapi kalo cembung kebalikkannya. Ya ditempat pas sinarnya terkumpul itu mbak. Gak tau dimana. P Jadi sebenarnya kamu tidak benar-benar paham dengan persoalan ini? S1 Iya mbak gak yakin, bingung soalnya P Kamu mengerjakan soal ini berdasarkan prinsip hukum Snellius atau dinalar saja? S1 Nalar tok mbak, hukum Snellius aja aku nggak ngerti P Kamu benar-benar yakin begitu ya? S1 Gak yakin Dari kutipan wawancara di atas, dapat diketahui bahwa siswa DM mampu menjawab persoalan dengan cukup baik, ini terbukti dari pernyataan “Seingetku tu kalo cermin cekung mengumpulkan tapi kalo cembung kebalikkannya” namun siswa DM tidak yakin dengan jawabannya. Oleh sebab itu, siswa DM dapat dikategorikan tidak paham untuk butir soal nomor 4. Siswa DM juga tidak mampu menjelaskan secara runtut dan benar dari pertanyaan, hanya mampu menyebutkan sifat dari cermin cekung saja dan tidak dapat mengaitkan dengan pertanyaan kedua sehingga tidak dapat menjawab. Wawancara II: P Kamu sempat tidak membayangkan ilustrasi di soal ini dalam pikiranmu sebelum mengerjakan? atau sudah pernah melihat sebelumnya? S2 Cuma sekilas aja mbak, belum pernah liat langsung tapi pernah tau aja. P Coba jelaskan ulang ke aku gimana langkah berfikirmu menjawab nomor 4? S2 Yang aku inget itu kalo cerminnya cermin cekung dia memusatkan cahayanya gitu. Aku mikirnya kan itu bentuknya cekung gitu kan nah kalo dia dapet sinar diseluruh bagiannya sini sambil menunjuk gambar berarti sinarnya itu ngumpul ke suatu titik memperagakan gerakan sinar pantul menggunakan tangan nah titik itu titik fokusnya. Jadi si panci ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ya diletakkan enggak sembarangan tapi ya di titik fokus ini soalnya biar mendapatkan energy dari sinar matahari gitu mbak. P Jadi kamu mengerjakan soal ini berdasarkan prinsip hukum Snellius atau dinalar saja? S2 Nalar tok mbak, hukum Snellius aja aku nggak ngerti P Kamu benar-benar yakin begitu ya? S2 Ya iya mbak, aku sih mikirnya gitu. Dari kutipan wawancara di atas, dapat dilihat siswa RF mampu menjawab persoalan dengan baik dan yakin dengan jawabannya. Oleh sebab itu, siswa RF dapat dikategorikan paham untuk butir soal nomor 4. Namun demikian, dalam menjawab butir soal nomor 4 siswa RF tidak berpedoman pada konsep Hukum Snellius tentang pemantulan melainkan menggunakan penalaran. Wawancara III: P Kamu sempat tidak membayangkan ilustrasi di soal ini dalam pikiranmu sebelum mengerjakan? atau sudah pernah melihat sebelumnya? S3 Dibayangin mbak P Coba jelaskan ulang ke aku gimana langkah berfikirmu menjawab nomor 4? S3 Setauku ya kalo cermin itu memantulkan sinar, jadi kalo cermin ini kena sinar matahari ya sinarnya itu dipatulkan. Pantulannya itu nanti ke panci yang dipake buat masak itu mbak P Jadi kamu mengerjakan soal ini berdasarkan prinsip hukum Snellius atau dinalar saja? S3 Hahaha, nalar aja mbak P Kamu benar-benar yakin begitu ya? S3 Yakin mbak Dari kutipan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa OW tidak dapat menjawab pertanyaan, namun merasa yakin dengan jawabannya. Oleh sebab itu, siswa OW dikategorikan mengalami miskonsepsi pada butir soal nomor 4. e Menentukan Hubungan Berlakunya Prinsip Hukum Pemantulan pada Cermin Datar dan Cermin Cekung Berikut disajikan tabel distribusi pemahaman konsep siswa di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang pada butir soal nomor 5 lima dengan indikator menentukan hubungan berlakunya prinsip hukum pemantulan pada cermin datar dan cermin cekung. Berdasarkan hasil analisis dapat dipresentasikan sebagai berikut: Tabel 4.2.9 Distribusi Siswa terhadap Pemahaman Konsep pada Butir Soal Nomor 5 Dari tabel di atas terlihat bahwa pemahaman siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang pada butir soal nomor 5 paling banyak berada pada kategori tidak paham dengan persentase sebesar 51.8 dan 74.6, sedangkan pada kategori miskonsepsi dengan persentase sebesar 30.5 dan 24.6, dan paling sedikit pada kategori paham dengan persentase 17.4 dan 0.7. Secara No Kategori Persentase Kabupaten Wonogiri Kecamatan Sintang 1 Tidak Paham 51.8 74.6 2 Miskonsepsi 30.5 24.6 3 Paham 17.4 0.7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI umum kedua daerah mengalami masalah yang sama yaitu tingkat ketidak pahaman siswa yang cukup tinggi yaitu lebih dari 40 dan tingkat pemahaman yang cukup rendah yaitu kurang dari 40 pada butir soal nomor 5. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa benar mengalami ketiga kategori, yaitu; tidak paham, miskonsepsi dan paham. Berikut dipaparkan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa siswa mengalami ketiga kategori tersebut pada indikator menentukan hubungan berlakunya prinsip hukum pemantulan pada cermin datar dan cermin cekung seperti berikut: Wawancara I: Figure 9 Jawaban No. 5a Siswa1 Figure 10 Jawaban No. 5b Siswa1 P Kamu tau prinsip Hukum Pemantulan? S1 Kemarin pas ngerjain aku gak inget mbak, baru tau tadi P Kok bisa kamu gambar padahal kamu tidak tau prinsip Hukum Pemantulan? S1 Ya cuma inget dulu gurunya gambar begitu mbak pas SMP, kalo pas SMA malah gak mudeng sama sekali P Coba sekarang jelaskan kembali bagaimana kamu berfikir waktu mengerjakan nomor 5 a S1 Ini kan ada benda, sama seperti tadi ini ada sinar datang yang pertama yang lurus mengenai cermin lalu di pantulkan lalu ada sinar lagi mengenai cermin lalu dipantulkan kesana. lali ditarik garis ke sana, baru jadi bayangan. P Kalau begitu bisa saja bayangannya bisa digambar disini bisa, disini bisa disini juga bisa. Lalu bagaimana? S1 Kemarin itu aku bayangin aja kalau hasil bayangannya itu sama tingginya sama, besarnya sama, tapi jadi terbalik kanan jadi kiri dan sebaliknya, lalu jaraknya itu juga sama. P Berarti ini gambarmu ngasal? S1 Hehehe, iya mbak seingetku aja. Makanya aku gak yakin sama jawabanku P Sekarang yang gambar b, coba jelaskan S1 Ini sama kaya tadi mbak, ada sinar datang yang pertama mengenai benda sinar datangnya sejajar lurus mengenai cermin lalu dipantulkan melalui fokusnya. Lalu yang sinar datang kedua itu mengenai benda lewat fokusnya lalu dipantulkan ke atas. P Kenapa ke atas? S1 Biar kena garis yang lurus ini mbak.biar bertemu di satu titik gitu. P Berarti kalo sinar pantulnya kesini, kesini, kesini asal kena garissinar datang yang lurus ini bisa? S1 Hehehe oh ya mbak, gak tau aku lupa. Dulu gitu gambarnya guruku seingetku Dari kutipan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa PL tidak dapat menjelaskan dengan runtut dan benar, serta tidak yakin dengan jawabannya. Oleh karena itu siswa PL dikategorikan tidak paham untuk butir soal nomor 5. Pada dasarnya siswa PL tidak memahami konsep dasar Hukum Pemantulan, sehingga cara menggambar pun tidak menggunakan prinsip Hukum Pemantulan tersebut. Diketahui bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI siswa mampu menyebutkan sifat bayangan setelah mengingat atau membayangkan kejadian yang sesungguhnya namun tidak dapat menggambarkan dengan benar. Wawancara II: Figure 110 Jawaban No. 5a Siswa2 Figure 121 Jawaban No. 5b Siswa2 P Kamu tau prinsip Hukum Pemantulan? S2 Lupa mbak P Tapi dihasil kerjaanmu menunjukkan ada unsur itu? S2 Hehehe, aku gambar seingetku aja. Kalo gak salah sih dulu diajarin gambarnya begini mbak P Coba sekarang jelaskan kembali bagaimana kamu berfikir waktu mengerjakan nomor 5 a dan b S2 Kalau yang a ini aku gambar benda disebelah sini mbak, lalu ada sinar datang yang lurussejajar dengan sumbu utama lalu dipantulan kembali kea rah datangnya sinar. Lalu ada sinar yang kedua datang ke cermin pas di sumbu utamanya terus dipantulkan kea rah sana karena sumbu utama ini jadi kaya garis normalnya gitu, jadi sudut datang dan susut pantulnya itu besarnya sama. Nah kalau gambar yang b ini aku gambar pakai aturan tiga sinar istimewa itu mbak. Ada sinar datang sejajar sumbu utama terus dipantulkan lewat titik fokusnya, lalu ada sinar datang ang melewati titik fokus da dinatulkan sejajar sumbu utama P Oke kurang lebih sudah baik. Perhatikan gambar a, apakah benar jika sinar datang dapat menembus cermin lalu bar dipantulkan? S2 Eh, enggak ding mbak. Mantulnya itu ya pas dicerminnya itu. aku garis ini itu karena aku inget sifatnya tadi itu makanya ku buat seperti ini P Jadi kamu menggambar ini tidak memperhitungkan prinsip hukum pematulan ya? S2 Iya mbak, gak tau caranya. P Tapi ini kemarin kamu beneran yakin sama hasil kerjamu? S2 Iya yakin soal. Inget dulu diajarin begini Dari kutipan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa DM dapat menjawab pertanyaan dan yakin dengan jawabannya. Oleh karena itu siswa DM dikategorikan paham untuk butir soal nomor 5. Siswa DM mampu menjelaskan dengan cukup baik dan benar, namun dalam mengerjakan soal ini siswa DM tidak menggunakan prinsip Hukum Pemantulan. Diketahui bahwa siswa DM masih ingat dengan apa yang telah dipelajarinya. Wawancara III: Figure 132 Jawaban No. 5a Siswa3 Figure 143 Jawaban No. 5b Siswa3 P Coba sekarang jelaskan kembali bagaimana kamu berfikir waktu mengerjakan nomor 5 a dan b S3 Yang a ini aku inget kalau cermin datar itu bayangannya tegak, sama besar dan nyata. Yaudah ini sinar datang ke cermin lurus, terus sampai nembus lalu nanti dipantulkan. Kalau yang b ini aku inget yang aturan itu mbak, ini ada sinar datang yang lurus terus arahnya ke sana cermin ke benda dipantulkan lewat titik fokus arahnya menuju cermin, terus sinar datang ke dua lewat titik fokus tidak tepat mengenai benda lalu dipantulkan sejajar. Nah pertemuan sinar pantulnya itu gambar bayangannya P Berarti soal b kamu menggambar tidak menggunakan prinsip hukum pemantulan ya? S3 Wah iya mbak, pakai aturan itu P Menurutmu aturan tiga sinar istimewa itu sama tidak dengan prinsip hukum pemantulan? S3 Gak tau mbak beda kanyanya P Tapi ini kemarin kamu beneran yakin sama hasil kerjamu? S3 Iya yakin. Dari kutipan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa NC tidak dapat menjawab dengan runtut dan benar, namun yakin dengan jawabannya. Oleh karena itu siswa NC dikategorikan mengalami miskonsepsi pada butir soal nomor 5. Dapat dilihat pula bahwa siswa NC tidak tepat dalam mengaplikasikan aturan tiga sinar istimewa pada gambar, siswa NC juga tidak memahami dengan baik prinsip Hukum Pemantulan sehingga tidak mengetahui hubungannya dengan aturan tiga sinar istimewa.

D. Pembahasan