Profil Kabupaten Wonogiri Profil Daerah Penelitian

H. Profil Daerah Penelitian

a. Profil Kabupaten Wonogiri

Kabupaten Wonogiri memiliki luas wilayah 1.822.360.200 m 2 dengan jumlah penduduk tahun 2015 tercatat sebanya 958.650 jiwa. Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 3 Tahun 2002 pembagian wilayah administrasi terdiri dari 25 Kecamatan. Kecamatan – kecamatan tersebut dibagi dalam 5 distrik sebagai berikut: a. Distrik Wuryantoro Kecamatan Pracimantoro, Kecamatan Eromoko, Kecamatan Manyaran, dan Kecamatan Wuryantoro. b. Distrik Baturetno Kecamatan Paranggupito, Kecamatan Giritontro, Kecamatan Giriwoyo, Kecamatan Tirtomoyo, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Batuwarno, dan Kecamatan Baturetno. c. Distrik Jatisrono Kecamatan Jatipurno, Kecamatan Jatiroto, Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Girimarto, dan Kecamatan Jatisrono. d. Distrik Purwantoro Kecamatan Kismantoro, Kecamatan Slogohimo, Kecamatan Bulukerto, Kecamatan Puh Pelem, dan Kecamatan Purwantoro. e. Distrik Wonogiri Kecamatan Nguntoronadi, Kecamatan Ngadirojo, Kecamatan Selogiri, dan kecamatan Wonogiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Wonogiri secara harafiah hutan di pegunungan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Wonogiri masih merupakan daerah pedesaan dengan pegunungan kapur, ladang, dan sawah Wonogiri.go.id. Ladang dan sawah banyak ditanami pohon singkong, sehingga Kabupaten Wonogiri dijuluki Kota Gaplek”. Oleh sebab itu, makanan khas daerah ini adalah tiwul nasi yang terbuat dari gaplek. Beberapa daerah yang jauh dari Kecamatan Wonogiri masih susah dijangkau karena jalanan masih belum diaspal dan minimnya kendaraan umum. Akibatnya, pembangunan sekolah tidak merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Selain itu, tenaga pendidik di daerah ini juga masih pas- pasan. Kepala Dinas Pendidikan, Siswanto Solopos, 3092016 lalu menyatakan bahwa tenaga pendidik profesi guru yang ada berdasarkan UKG 2015 menunjukkan hasil yang masih rendah. Rendahnya kompetensi guru ini juga mempengaruhi rendahnya pendidikan di Kabupaten Wonogiri. Kondisi fisik ladang dan sawah dan akses jalan yang masih minim ini memaksa masyarakat ”mengkerdilkan” wawasannya dalam mencari pekerjaan. Sebagian besar masyarakat menggantungkan hidup dengan menjadi petani dan penambang batu kapur saja. Akibatnya pendidikan sampai jenjang SMA maupun Universitas belum menjadi prioritas para orang tua di daerah ini. Tingkat pendidikan yang masih rendah mengakibatkan kualitas pekerjaan yang diperoleh juga rendah, sehingga penghasilan pun rendah Koransolo, 432016. Rendahnya pendidikan ini kurang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah. Baru satu tahun terakhir ini pemerintah daerah menyediakan beasiswa bagi siswa dan mahasiswa yang memiliki kemampuan lebih namun terhambat oleh biaya.

b. Profil Kabupaten Sintang