Deskripsi Materi TINJAUAN PUSTAKA

berkembang, 4 mengajar dapat dilakukan dengan cara bertanya Maria Kartika Astiningsih, 2015  sebanyak 20 orang guru fisika sekola menengah di Kabupaten Nias Barat memiliki pemahaman yang sangat kurang, dimana tingkat pemahaman konsep guru fisika SMA sebesar 33,2 dan guru fisika SMP sebesar 28,8. Bidang fisika yang dikuasai guru fisika sekolah mengengah di Kabupaten Nias barat yaitu optika sebesar 55 tergolong kurang dan gelombang mekanik sebesar 18,75 tergolong sangat kurang Otami Hia, 2016.

J. Deskripsi Materi

1. Jenis dan Hukum Pemantulan

a. Jenis 1 Pemantulan teratur Jika berkas –berkas sinar yang sejajar sumbu utama dilewatkan pada suatu permukaan cermin datar, maka berkas-berkas sinar tersebut akan dipantulkan juga sebagai berkas –berkas sinar sejajar sumbu utama. Pemantulan cahaya oleh permukaan halus seperti cermin datar disebut pemantulan teratur. 2 Pemantulan baur Jika berkas –berkas sinar yang sejajar dilewatkan pada suatu permukaan kertas putih HVS, maka berkas –berkas sinar sejajar tersebut akan dipatulkan ke segala arah, mengikuti prinsip Hukum Pemantulan. Pemantulan cahaya oleh permukaan yang tidak halus seperti kertas putih HVS disebut pemantulan baur. a b Gambar 1 a Pemantulan teratur b Pemantulan Baur b. Hukum Pemantulan 1 Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar 2 Sudut pantul akan sama dengan sudut datang Kanginan, 2010: 9 Gambar 2 Sketsa Jalannya Sinar pada Bidang Datar dan Keterangannya Sinar datang Sinar pantul Sudut datang Sudut pantul Bidang datar Garis Normal Gambar 3 Ilustrasi Langsung Sketsa Jalannya Sinar pada Cermin Datar dan Keterangannya Keterangan: Sinar datang : Sinar yang arahnya menuju ke cermin Sinar pantul : Sinar yang arahnya meninggalkan cermin Garis normal : Garis khayal yang tegak lurus suatu permukaan cermin Sudut datang : Sudut yang dibentuk sinar datang terhadap garis normal Sudut pantul : Sudut yang dibentuk sinar pantul terhadap garis normal Bidang datar : Suatu bidang datar yang tegak lurus permukaan cermin dan memuat sinar datang, sinar pantul dan garis normal

2. Pemantulan pada Cermin Datar

Berdasarkan hukum pemantulan maka dapat dilukiskan sinar datang dan sinar pantul pada cermin datar. Letak bayangan yang terbentuk pada cermin datar ditentukan oleh titik pertemuan antara perpanjangan sinar pantul yang terjadi. Melukiskan pembentukan bayangan pada cermin datar sebagai berikut: Bidang Datar a. Menentukan bayangan titik A, yaitu A’ Di titik A dilukis 2 berkas sinar datang. Misal, berkas sinar 1 dilukis tegak lurus terhadap bidang cermin dan berkas sinar tersebut membentuk sudut i. Arah berkas sinar datang yang membentuk sudut 0 terhadap garis normal akan menghasilkan sinar pantul yang arahnya berkebalikan dengan arah sinar datang. Berkas sinar datang dengan sudut i, akan menghasilkan berkas sinar pantul dengan sudut i’ yang besarnya sama dengan sudut i. Titik pertemuan dari perpanjangan dua berkas sinar pantul tersebut merupakan titik A’. b. Menentukan bayangan titik B, yaitu B’ A A’ B B’ Gambar 4 Menentukan letak bayangan dari titik A Gambar 5 Menentukan letak bayangan dari titik B PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Di titik B dilukis 2 berkas sinar datang. Misal, berkas sinar 2 dilukis tegak lurus terhadap bidang cermin dan berkas sinar tersebut membentuk sudut o. Arah berkas sinar datang yang membentuk sudut terhadap garis normal akan menghasilkan sinar pantul yang arahnya berkebalikan dengan arah sinar datang. Berkas sinar datang dengan sudut o, akan menghasilkan berkas sinar pantul dengan sudut o’ yang besarnya sama dengan sudut i. Titik pertemuan dari perpanjangan dua berkas sinar pantul tersebut merupakan titik B’. c. Setelah terbentuk titik A’ dan B’, maka kedua titik tersebut dihubungkan dengan garis putus- putus AB’ sebagai tanda bahwa garis ini adalah hasil bayangan AB. Jika melukiskan sudut datang dan sudut pantul dengan benar, maka berapapun sudut datang dari titik A, perpanjangan dari seluruh sinar pantulnya akan berpotongan di titik A’, begitupula di titik B. Gambar 6 Penggambaran Bayangan pada Cermin Datar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa bayangan yang terbentuk oleh cermin datar memiliki sifat: a. Maya bayangan yang tidak dapat ditangkap oleh layar, letak bayangan maya berada di belakang cermin b. Sama besar dengan bendanya perbesaran = 1 c. Tegak dan menghadap berlawanan arah terhadap benda d. Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan dari cermin

3. Pemantulan pada Cermin cermin lengkung

Pemantulan pada cermin cermin lengkung akan membahas cermin cekung dan cermin cembung. Pemantulan pada cermin cermin lengkung prinsipnya sama dengan pemantulan pada cermin datar, yang membedakan hanya permukaan yang dikenai oleh berkas sinar. Namun pada dasarnya adalah sama, setiap permukaan memiliki garis normal yang tegak lurus terhadap permukaan itu sendiri. Posisi pusat kelengkungan cermin hanya satu dan jelas letaknya. Perhatikan gambar berikut: a PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b Gambar 7 Bagian - Bagian a Cermin Cekung dan b Cermin Cembung Keterangan : M : titik pusat kelengkungan cermin F : titik fokus cermin O : titik pusat bidang cermin OM : jari – jari kelengkungan cermin OF = MF: jarak fokus cermin semua besaran yang ada di depan cermin bertanda positif + dan yang ada di belakang cermin bertanda negative -. Untuk melukis bayangan yang terjadi pada cermin cekung dan cermin cembung, dapat memanfaatkan aturan tiga sinar istimewa. Pertemuan ketiga sinar pantul tersebut akan membentuk bayangan benda. a. Sinar Istimewa pada cermin cekung: 1 Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus 2 Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama 3 Sinar datang melewati titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui niar itu pula 1 2 3 Gambar 8 Sinar Istimewa pada Cermin Cekung Lukisan pembentukan bayangan di atas memiliki sifat bayangan yaitu nyata, terbalik dan diperkecil. Disebut bayangan nyata karena untuk melihat bayangan tersebut diperlukan layar. Sedangkan untuk mengetahui bayangan tersebut Gambar 9 Penggambaran Bayangan pada Cermin Cekung maya artinya tidak membutuhkan layar untuk melihatnya, seperti pada cermin datar. Bayangan maya: bayangan yang terbentuk oleh perpotongan perpanjangan sinar pantul. Bayangan nyata: bayangan yang terbentuk oleh perpotongan sinar pantul. Sinar Istimewa pada Cermin Cembung: 1 Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus 2 Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama 3 Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan dipantulkan seolah – olah ke arah datangnya sinar 1 2 3 Gambar 10 Sinar Istimewa pada Cermin Cembung Posisi benda yang berada di depan cermin cembung hanya satu, yaitu di depan titik O. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung terletak di belakang cermin Benda yang berada di belakang cermin tidak dipantulkan oleh cermin. Jadi bayangan yang terjadi pada cermin cembung mempunyai sifat maya, tegak dan diperkecil. Berbeda dengan cermin cekung, pada cermin cekung hasil bayangan berada di depan cermin. Jika bayangan tersebut ditangkap menggunakan layar maka bayangan tersebut dapat menjadi benda lain dan menghasilkan bayangan lagi Tipler, 2001. Gambar 11 Penggambaran Bayangan pada Cermin Cembung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan lukisan pemantulan pada cermin cekung dan cermin cembung yang telah dipelajari dapat disimpulkan bahwa bayangan nyata akan menghasilan S i bertanda + dan bayangan maya akan menghasilkan bayangan S i bernilai -. + = � ……………………………………… 1 Keterangan: S 0 : jarak benda ke cermin S i : jarak bayangan ke cermin f : jarak titik fokus ke cermin karena nilai f = ½ R maka rumus menjadi : + = ……………………………………… 2 R : jari-jari kelengkungan cermin = 2f = ……………………………………… 3 h : tinggi benda h i : tinggi bayangan selalu + Perbandingan tinggi bayangan dan tinggi benda disebut perbesaran bayangan M maka rumus menjadi : = = ……………………………………… 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif deskriptif tipe survey cross sectional. Desain penelitian kuantitatif deskriptif merupakan desain penelitian yang menggunakan skor atau angka, lalu menggunakan analisis yang hasilnya dapat digeneralisasikan dan digunakan untuk menerangkan atau mendeskripsikan keadaan subjek yang diteliti Suparno, 2010: 73. Tipe survey cross sectional mengumpulkan informasi dari suatu sampel yang telah diambil dari populasi, yang telah ditentukan sebelumnya. Informasi dikumpulkan pada satu waktu tertentu Suparno, 2010: 150. Penelitian survey ini ditujukan untuk melihat pemahaman konsep siswa SMA kelas XI jurusan IPA, khususnya dalam materi pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung.

B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di 6 SMA di Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari 4 SMA Negeri dan 2 SMA Swasta, serta 5 SMA di Kecamatan Sintang yang terdiri dari 2 SMA Negeri dan 3 SMA Swasta. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sintang dikarenakan penelitian yang serupa belum pernah dilaksanakan di dua daerah ini. Dipilih Kabupaten Wonogiri karena peneliti ingin mengetahui pemahaman siswa SMA kelas XI IPA tahun ajaran 20162017 tentang materi pemantulan pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI