dengan baik sehingga tidak dapat menggabungkan dua informasi terpisah menjadi satu pengertian.
e. Menentukan Hubungan Berlakunya Prinsip Hukum
Pemantulan pada Cermin Datar dan Cermin Cekung
Berdasarkan hasil analisis data di atas pemahaman siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang tentang materi
pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung untuk indikator menentukan hubungan berlakunya prinsip hukum pemantulan pada
cermin datar dan cermin cekung dengan menggunakan lembar jawab model CRI menunjukkan bahwa butir soal nomor 5 dan 311 siswa
proporsi rerata siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Wonogiri dalam kategori tidak paham sebesar 51.8, kategori miskonsepsi sebesar
30.5 dan kategori paham sebessar 17.4; proporsi terbesar secara keseluruhan pada kategori miskonsepsi yaitu sebesar 51.8. Dan 138
siswa proporsi rerata siswa SMA kelas XI IPA di Kecamatan Sintang dalam kategori tidak paham sebesar 74.6, kategori miskonsepsi sebesar
24.6 dan kategori paham sebessar 0.7; proporsi terbesar secara keseluruhan pada kategori miskonsepsi yaitu sebesar 74.6.
Hasil tersebut diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan 6 orang siswa di Kabupaten Wonogiri yang menunjukkan bahwa
untuk butir soal nomor 5 siswa mengalami tidak paham, miskonsepsi dan paham. Miskonsepsi dalam sub konsep ini adalah siswa salah memahami
penggunaan prinsip hukum pemantulan pada cermin datar dan cermin cekung, kesalahan tersebut adalah siswa mengira bahwa prinsip tersebut
hanya berlaku pada cermin datar tidak pada cermin cekung; tidak paham dalam sub konsep ini adalah siswa tidak tau prinsip hukum pemantulan
terlebih menerapkannya pada dua hal yang dianggap berbeda konsep.
f. Rangkuman
Berdasarkan pembahasan di atas dapat dilihat bahwa siswa SMA kelas XI tahun ajaran 20162017 mengalami kategori paham, tidak paham dan
miskonsepsi. Mengacu pada besarnya distribusi siswa terhadap pemahaman konsep untuk seluruh nomor, distribusi siswa pada kategori tidak paham di
Kabupaten Wonogiri paling besar yaitu pada butir soal nomor 2 sebesar 60.5, artinya bahwa sebagian besar siswa di Kabupaten Wonogiri kurang mampu
menggambarkan bayangan pada cermin cembung. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa hal tersebut disebabkan oleh siswa hanya mampu
mengingat hasil gambar guru dulu pada saat mengajar, siswa tidak memahami betul aturan tiga sinar istimewa dan bagaimana mengaplikasikannya dalam
bentuk gambar. Siswa mengalami kesusahan dalam menggambar karena dulu tidak pernah diberi kesempatan untuk mencoba menggambar, yang dilakukan
lebih pada mengerjakan soal hitungan. Sedangkan distribusi siswa pada kategori tidak paham di Kecamatan Sintang paling besar yaitu pada butir soal
nomor 4 sebesar 84.8, artinya bahwa siswa di Kecamatan Sintang kurang mampu untuk mengambil kesimpulan hubungan dari bentuk cermin cekung dan
titik fokusnya dengan melihat gambar. Mengacu pada besarnya distribusi siswa pada kategori miskonsepsi
terhadap pemahaman konsep untuk seluruh nomor di Kabupaten Wonogiri dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kecamatan Sintang paling besar yaitu pada butir soal nomor 1 sebesar 81 dan 47.8, artinya bahwa siswa mengalami kesalahan dalam mengklarifikasi
Hukum Pemantulan pada bidang datar dan bidang tidak datar. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa hal tersebut disebabkan oleh siswa
kurang kritis dalam menyerap informasi baru. Diketahui bahwa sebagian besar siswa tahu ke mana arah sinar pantul dari sinar yang datang pada bidang datar,
namun kurang memahami bagaimana proses untuk dapat tahu arah sinar pantul tersebut. Sebagian besar siswa selama ini memahami bahwa jika ada sinar
datang satu atau beberapa berkas sinar ke bidang tidak datar arah sinar pantulnya akan selalu menyebar, siswa tidak memahami bahwa arah sinar
pantul yang menyebar tersebut berasal dari beberapa sinar bukan hanya satu berkas sinar. Dari hal tersebut terlihat bahwa siswa tidak memahami prinsip
Hukum Pemantulan dalam menggambarkan arah sinar pantulnya. Mengacu pada besarnya distribusi siswa pada kategori paham
terhadap pemahaman konsep untuk seluruh nomor di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang paling besar yaitu pada butir soal nomor 3 sebesar 37.9
dan 21.7, artinya bahwa siswa mampu memberikan keterangan pada gambar skema terjadinya proses pemantulan sinar di cermin datar. Dari hasil wawancara
diperoleh informasi bahwa hal tersebut disebabkan oleh siswa mampu dengan mudah menghafalkan istilah
– istilah sederhana. Namun, sebagian besar siswa tidak mengetahui istilah bidang datar, hal tersebut disebabkan oleh guru yang
tidak menjelaskan istilah tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain itu diketahui bahwa kemauan membaca siswa SMA kelas XI IPA baik di Kabupaten Wonogiri masih rendah. Dari wawancara dengan 6 orang
siswa dari beberapa SMA di Kabupaten Wonogiri diperoleh informasi bahwa dalam membaca soal siswa melakukannya hanya sekali kemudian langsung
dikerjakan. Hal ini membuktikan bahwa tingkat literasi siswa di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara
– negara lain.
E. Keterbatasan Penelitian