2. Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan secara bebas terpimpin. Pertanyaan-pertanyaan berupa pokok permasalahan. Pokok permasalahan tersebut yaitu bagaimana
jalan berpikir yang digunakan siswa sehingga dapat memperoleh jawaban tersebut. Siswa yang diwawancarai sebanyak 6 orang siswa yang dipilih secara
acak. Berikut kisi-kisi wawancara yang digunakan:
Tabel 3.3.2 Kisi – Kisi Wawancara
No Soal Wawancara
Nomor Soal 1
- Bagaimana langka berfikir anda dalam mengerjakan soal?
- Apakah prinsip Hukum Pemantulan berlaku untuk
menggambar berkas sinar pantul pada bidang datar gambar a dan bidang tidak datar gambar b?
1
2 -
Apakah sebelum mengerjakan soal, anda mampu membayangkan kejadian yang sesungguhnya?
- Bagaimana langka berfikir anda dalam mengerjakan soal?
- Apakah kamu ingat dan paham aturan tiga sinar istimewa?
2
3 -
Apakah anda benar memahami gambar atau hanya hafal nama- namanya saja?
- Apakah anda ingat dan paham dengan Hukum Pemantulan?
3
4 -
Apakah anda benar memahami persoalan dan mampu membayangkan kejadian yang sesungguhnya?
- Bagaimana langka berfikir anda dalam mengerjakan soal ?
- Apakah yang dapat disimpulkan dari persoalan tersebut?
4
5 -
Bagaimana langka berfikir anda dalam mengerjakan soal? -
Apakah anda ingat dan paham dengan Hukum Pemantulan? 5
H. Data Hasil Uji Coba
1. Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik memiliki kriteria yaitu tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar Arikunto, 1990: 209. Sukar ataupun mudah ditunjukkan
dengan indeks kesukaran. Tingkat kesukaran yang dihitung menggunakan rumus Arikunto, 1990: 208:
� = �
� P adalah angka Indeks kesukaran, B adalah banyaknya siswa yang
menjawab benar dan JS adalah jumlah siswa yang mengikuti tes. Kategori soal dipaparkan pada tabel berikut:
Tabel 3.4.1 Kategori Soal
Tingkat Kesukaran Kategori
0.00 – 0.30
Sukar 0.31
– 0.70 Sedang
0.71 – 1.00
Mudah Sebelum dilakukan uji coba instrumen, soal dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 3.4.2 Tingkat Kesukaran Soal Sebelum Diuji Coba
Nomor Soal Kategori
Jumlah 1,4
Sukar 2
2,5 Sedang
2 3
Mudah 1
Instrumen diuji cobakan kepada 10 siswa SMA kelass XI IPA di suatu bimbingan belajar di Kota Tanjungpinang Kamis, 16 Januari 2017, sehingga
diperoleh hasil tingkat kesukaran soal sebagai berikut:
Tabel 3.4.3 Tingkat Kesukaran Soal Stelah Diuji Coba
Nomor Soal Kategori
Jumlah 1,2,4,5
Sukar 4
3 Sedang
1 -
Mudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Validasi Instrumen Penelitian
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai Sudjana,
2010 : 12. Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas empiris. Validitas isi berkenaan dengan
kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak
diukur Sudjana, 2010 :13. Validasi isi instrumen dilakukan oleh dosen yang berkompeten di bidangnya. Validator instrumen dalam penelitian ini adalah
Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si dan Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Validitas empiris dilakukan dengan uji statistik. Dalam penelitian ini,
kuesioner dan soal tes yang tersusun diuji kepada masing-masing 10 siswa SMA kelas XI IPA yang mengikuti bimbingan belajar di salah satu lembaga
bimbingan belajar di Kota Tanjungpinang pada Kamis, 16 Januari 2017. Menurut Syofian 2013: 47 terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan
untuk menguji validitas instrumen, salah satunya dengan melihat taraf signifikansinya α. Dalam uji ini digunakan α acuan sebesar 0,05 yang berarti
peluang kesalahannya adalah 5 dan dapat dipercayai kebenarannya sebesar 95. Dalam hal ini, jika α hitung bernilai lebih kecil dari 0,05 maka instrumen
yang diuji dinyatakan valid. Adapun hasil dari uji validitas instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 3.4.4:
Tabel 3.4.4 Hasil Uji Validasi Instrumen Penelitian Nomor Soal
α hitung α acuan
Keterangan
1 0,011
0,05 Valid
2 0,277
0,05 Tidak Valid
3 0,002
0,05 Valid
4 0,288
0,05 Tidak Valid
5 0,002
0,05 Valid
6 0,706
0,05 Tidak Valid
7 0,049
0,05 Valid
8 0,799
0,05 Tidak Valid
9 0,524
0,05 Tidak Valid
10 0,021
0,05 Valid
Uji Validitas soal juga dilakukan setelah soal diujikan ke seluruh sampel penelitian sebanyak 449 siswa. Hasil uji validitas tersebut dipaparkan dalam
tabel berikut:
Tabel 3.4.5 Hasil Uji Validasi Instrumen Penelitian Setelah Soal Diujikan Keseluruh Sampel Penelitian
Dalam uji ini digunakan α acuan sebesar 0,01 yang berarti peluang kesalahannya adalah 1 dan dapat dipercayai kebenarannya sebesar 99.
Dalam hal ini, jika α hitung bernilai lebih kecil dari 0,01 maka instrumen yang diuji dinyatakan valid.
Nomor Soal α hitung
α acuan Keterangan
1 0.00
0.01 Valid
2 0.00
0.01 Valid
3 0.00
0.01 Valid
4 0.00
0.01 Valid
5 0.00
0.01 Valid
I. Teknik Analisis Data
1. Rubik Penilaian Soal Esai
Nomor Soal 1
a.
Figure 1 Jawaban Nomor 1a b.
Tabel 3.5.1 Kriteria Skor Nomor 1
Skor Keterangan
Tidak dikerjakan 1
Poin A atau B dikerjakan tetapi salah 2
Point A dan B dikerjakan tetapi salah 4
Poin A atau B dikerjakan dan salah satu X benar 5
Poin A atau B dikerjakan tetapi salah dan salah satu X pada point A atau B benar
8 Poin A atau B dikerjakan dan dua X benar
11 Poin A atau B dikerjakan dan tiga X benar
14 Poin A atau B dikerjakan dan empat X benar
17 Poin A atau B dikerjakan dan lima X benar
20 Poin A atau B dikerjakan dan enam X benar
X X
X
α β
Gambar 12 Jawaban Nomor 1b PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nomor Soal 2
Cermin Cembung
Tabel 3.5.2 Kriteria Skor Nomor 2
Skor Keterangan
Tidak dikerjakan 1
Dikerjakan tetapi salah 2
Point A dan B dikerjakan tetapi salah 4
Poin A atau B dikerjakan dan salah satu X benar 5
Poin A atau B dikerjakan tetapi salah dan salah satu X pada point A atau B benar
8 Poin A atau B dikerjakan dan dua X benar
11 Poin A atau B dikerjakan dan tiga X benar
14 Poin A atau B dikerjakan dan empat X benar
17 Poin A atau B dikerjakan dan lima X benar
20 Poin A atau B dikerjakan dan enam X benar
f X
X
X X
A
Gambar 13 Jawaban Nomor 2
Nomor Soal 3
1. Cermin datarbidang pantul 2. Sinar datang
3. Sinar pantul 4. Sudut sinar datang
5. Sudut sinar pantul 6. Garis Normal
7. Bidang datar atau bidang yang tegak lurus dengan bidang pantul
Tabel 3.5.3 Kriteria Skor Nomor 3
Skor Keterangan
Tidak dikerjakan 2
Dikerjakan tetapi salah 5
Satu poin benar 8
Dua poin benar 10
Tiga poin benar 13
Empat poin benar 15
Lima poin benar 18
Enam poin benar 20
Tujuh poin benar
Nomor Soal 4
Fungsi dari cermin cekung sebagai alat utama kompor tenaga surya adalah memusatkanmengumpulkan sinar dan panas matahari, energy panas
matahari terkonsentrasi pada satu titik sehingga menghasilkan enegi panas yang cukup tinggi. Panci diletakkan tidak sembarangan, namun tepat pada
1 2
3
4 5
6
7 α β
Gambar 14 Jawaban Nomor 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
satu titik pusat pemantulan sinar matahari titik pusat panas titik fokus cermin titik api dari cermin cekung.
Titik O : Titik pusat cermin Titik f : Titik pusat pemantulantitik apititik fokus. Tempat untuk
meletakkan panci.
Tabel 3.5.4 Kriteria Skor Nomor 4
Skor Keterangan
Tidak dikerjakan 2
Dikerjakan tetapi salah 8
Menyebutkan “memusatkanmengumpulkan” Atau
Menyebutkan “energy terkonsentrasi pada satu titik” Atau
Menyebu tkan “panci diletakkan di titik fokustitik api”
16 Menyebutkan “memusatkanmengumpulkan”
Dan Menyebutkan “energy terkonsentrasi pada satu titik”
Atau Menyebutkan “panci diletakkan di titik fokustitik api”
20 Fungsi dari cermin cekung sebagai alat utama kompor tenaga surya adalah
memusatkanmengumpulkan sinar dan panas matahari, energy panas matahari terkonsentrasi pada satu titik sehingga menghasilkan enegi panas yang cukup tinggi.
Panci diletakkan tidak sembarangan, namun tepat pada satu titik pusat pemantulan sinar matahari titik pusat panas titik fokus cermin titik api dari cermin cekung.
f O
Gambar 15 Jawaban Nomor 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nomor Soal 5
a. b.
Cermin datar Cermin Cekung
Tabel 3.5.5 Kriteria Skor Nomor 5
Skor Keterangan
Tidak dikerjakan 1
Poin A atau B dikerjakan tetapi salah 2
Point A dan B dikerjakan tetapi salah 4
Poin A atau B dikerjakan dan salah satu X benar 5
Poin A atau B dikerjakan tetapi salah dan salah satu X pada point A atau B benar
8 Poin A atau B dikerjakan dan dua X benar
11 Poin A atau B dikerjakan dan tiga X benar
14 Poin A atau B dikerjakan dan empat X benar
17 Poin A atau B dikerjakan dan lima X benar
20 Poin A atau B dikerjakan dan enam X benar
X X
X f
X X
X
Gambar 17 Jawaban Nomor 5a Gambar 16 Jawaban Nomor
5b PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 . Teknik CRI
Pengambilan data utama dalam penelitian ini adalah data hasil tes pemahaman konsep pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung. Tes
berupa 5 butir soal esai dengan menggunakan lembar jawaban model CRI Certainty Response Index kepada sampel. Data
– data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif.
Teknik CRI adalah salah satu cara mengetahui pemahaman konsep siswa, dalam penelitian ini pemahaman konsep yang dimaksud adalah pemahaman
terhadap konsep pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung. Teknik CRI merupakan teknik yang sederhana dan efektif untuk mengukur
pemahaman, dengan teknik ini dapat dibedakan antara siswa yang paham, tidak paham dan siswa yang mengalami miskonsepsi. Teknik ini
menggunakan tes esai yang disertai dengan indeks keyakinan CRI. Nilai CRI yang rendah 0 menunjukkan bahwa siswa tidak yakin dalam menjawab soal,
sedangkan nilai CRI yang tinggi 1 menunjukkan siswa yakin dalam menjawab soal tidak ada unsur penebakan. Dalam keadaan ini, jika siswa
menjawab soal esai dengan benar dikatakan benar jika mendapatkan point ≥
15 dan menuliskan indeks keyakinan CRI 1 maka dapat dikatakan bahwa siswa memahami konsep, jika siswa menjawab salah dikatakan salah jika
mendapatkan point 15 dan menuliskan indeks keyakinan CRI 0 maka dapat dikatakan bahwa siswa tidak memahami konsep, dan jika siswa menjawab
soal esai dengan salah dan menuliskan indeks keyakinan CRI 1 atau siswa menjawab soal esai dengan benar dan menuliskan indeks keyakinan CRI 0
maka dapat dikatakan bahwa siswa mengalami miskonsepsi Saleem Hassan: 1999.
Pada instrument CRI ini siswa diberi gambaran mengenai tingkat keyakinan responden dalam menjawab soal. Pilihan tingkat keyakinan skala
2, yaitu: yakin dan tidak yakin. Data yang diperoleh dari tes hasil analisis CRI. Jawaban siswa dinilai dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.6.1 Tabel CRI dan kriterianya
CRI Kriteria
Tidak Yakin 1
Yakin
Jawaban siswa dianalisis dengan menggunakan model CRI. Bentuk matriks jawaban siswa dan kriteria CRI sebagai berikut:
Tabel 3.6.2 Tabel Ketentuan untuk membedakan antara paham, tidak paham dan miskonsepsi
Kriteria Jawaban
CRI = 0 CRI = 1
Benar Benar tapi CRI = 0
artinya tidak paham Benar dan CRI = 1
artinya paham Salah
Salah dan CRI = 0 artinya tidak paham
Salah tapi CRI = 1 artinya miskonsepsi
Jawaban siswa berdasarkan kategori CRI dipresentasikan berdasarkan kategori paham, tidak paham dan miskonsepsi. dihitung dengan
menggunakan rumus Sudijono, 2009: 43:
� = �
� × PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan P adalah angka presentase kelompok, f adalah jumlah siswa dalam setiap kelompok dan n adalah jumlah keseluruhan sampel.
Sedangkan persentase tingkat pemahaman dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.6.3 Persentase Tingkat Pemahaman
Skor Total Tingkat Pemahaman
81 – 100
Sangat Baik 61
– 80 Baik
51 – 60
Cukup 41
– 50 Kurang
0 - ≤ 40
Sangat Kurang
Pengelompokan tingkat pemahaman menjadi beberapa kategori, yaitu; sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Kategori sangat baik jika
siswa mampu menjawab benar lebih dari 80 dari skor total yaitu 100, ini berarti siswa mampu menjawab soal untuk lima kategori dan proses kognitif
pemahaman menginterpretasi,
mencontohkan, mengklarifikasi,
menggeneralisasi dan membandingkan yang diujikan. Kategori baik jika siswa mampu menjawab benar antara 61 - 80 dari skor total, ini berarti
siswa mampu mencapai empat indikator pemahaman yang diujikan. Kategori cukup jika siswa mampu menjawab benar antara 51 - 60 dari skor total,
ini berarti siswa mampu mencapai tiga indikator pemahaman yang diujikan. Kategori kurang jika siswa mampu menjawab benar antara 41 - 50 dari
skor total, ini berarti siswa mampu mencapai tiga indikator pemahaman yang diujikan ketiga indikator tersebut tidak secara utuh dipahami. Kategori
sangat kurang jika siswa mampu menjawab benar kurang dari 40 dari skor total, ini berarti siswa hanya mampu mencapai maksimal dua indikator
pemahaman yang diujikan. Tes dengan menggunakan lembar jawab CRI ini mampu mengetahui
paham, tidak paham dan miskonsepsi yang dialami oleh siswa secara efisien, namun cara ini tidak dapat mengetahui penalaran siswa dalam mengerjakan
soal. Alasan ini yang mendorong peneliti melakukan wawancara yaitu untuk mendukung penelitian yang bersifat deskriptif, mengidentifikasi paham, tidak
paham dan miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Jenis wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu gabungan antara
wawancara bebas dan wawancara terpimpin Suparno, 2010: 62. Wawancara hanya dilakukan pada responden siswa dengan kriteria tertentu.
51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN