6. Uji coba produk
Perangkat pembelajaran yang telah direvisi kemudian diujicobakan. Uji coba produk dilakukan untuk meyakinkan bahwa produk yang dibuat telah
layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 7.
Revisi Produk Setelah melakukan uji coba produk, peneliti kembali melakukan revisi.
Revisi dilakukan berdasarkan masukan-masukan terhadap uji coba produk di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang apabila masih terdapat
kekurangan dalam perangkat pembelajaran.
D. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu, wawancara, observasi, penyebaran angket, dan dokumentasi.
1. Wawancara
Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk memperoleh data kebutuhan siswa. Menurut Esterberg dalam Sugiyono 2011: 231
wawancara didefinisikan sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dilakukan kepada guru matematika kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.
2. Observasi
Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengamati proses pembelajaran di kelas. Sugiyono 2011: 145 mengungkapkan bahwa
observasi digunakan jika penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, atau gejala alam. Observasi dapat dibantu dengan
menggunakan lembar observasi. Hasil dari observasi kemudian peneliti simpulkan dan memperoleh hasil berupa informasi kebutuhan siswa.
3. Penyebaran Angket
Penyebaran angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada
responden Sugiyono, 2011: 142. Peneliti melakukan penyebaran angket untuk melakukan validasi uji keterbacaan dan respon siswa. Uji
keterbacaan tersebut bertujuan untuk melihat sejauh mana siswa dapat memahami isi bahan ajar, LKS, dan penilaian. Sedangkan respon siswa
bertujuan untuk mengetahui respon siswa setelah melakukan uji coba produk.
Peneliti juga memvalidasi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian dengan cara meminta bantuan ahli judment experts untuk
mengisi angket validasi. Dalam validasi ini, para ahli kemudian akan memberi saran atas kekurangan-kekurangan yang ada dalam perangkat
pembelajaran dan
instrumen penelitian
Sugiyono, 2011:352.
Kekurangan-kekurangan tersebut kemudian direvisi oleh peneliti. 4.
Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
Sugiyono, 2011: 240. Dokumen dapat berbentuk catatan atau gambar.
Dokumen dalam penelitian ini berupa foto-foto dan rekaman ketika melakukan uji coba produk.
5. Soal tes geometri
Soal tes geometri materi prisma dan limas ini digunakan untuk mengukur tahap berpikir siswa menurut Van Hiele. Peneliti melihat
bagaimana tahap berpikir siswa sebelum dan setelah uji coba produk.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, pedoman wawancara, dan angket.
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil analisis
implementasi produk
berdasarkan pengamatan
selama proses
pembelajaran berlangsung
dengan pengembangan
produk yang
mengakomodasi tahapan pemahaman geometri Van Hiele. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi para ahli, uji respon siswa, dan
hasil uji keterbacaan. 2.
Instrumen pengumpulan data Instrumen
yang digunakan untuk menilai produk yang
dikembangkan adalah lembar wawancara, lembar observasi, dan kuisioner. Lembar observasi juga digunakan selama implementasi dengan maksud
untuk mengetahui sejauh mana perangkat yang dikembangkan dapat
mengakomodasi pendekatan saintifik, khususnya tahapan pemahaman geometri Van Hiele. Kuisioner berisi sejumlah pertanyaan yang ditujukan
kepada responden dalam hal ini para ahli untuk memvalidasi perangkat yang telah dikembangkan.
Angket digunakan untuk uji keterbacaan siswa terhadap perangkat yang telah dikembangkan dan untuk mengetahui respon siswa setelah
produk diimplementasikan secara terbatas. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan angka-angka pada kuisioner validasi para ahli dan angket dari
keterbacaan serta respon siswa. Data kualitatif diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan lembar pengamatan selama pembelajaran berlangsung.
1 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan sebagai pedoman wawancara ketika melakukan wawancara dengan guru kelas. Pedoman wawancara
berisi mengenai pertanyaan-pertanyaan yang ingin ditanyakan kepada narasumber untuk melihat potensi dan masalah. Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan terkait proses-proses pembelajaran, teori Van Hiele dan pendekatan saintifik. Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh
ahli dengan kategori baik.Di bawah ini merupakan kisi-kisi wawancara yang digunakan :
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Wawancara
No Indikator
No Item
1. Metode pembelajaran
1 2.
Penggunaan media dalam pembelajaran 2
3. Pembelajaran di kelas
3 4.
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran 4,5,6,7,8
5. Teori Van Hiele dalam pembelajaran
9,10,11 6.
Pengembangan perangkat pembelajaran 12
2 Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai panduan melihat potensi dan masalah di dalam kelas melalui proses pembelajaran di kelas.
Tujuannya adalah untuk melihat potensi dan masalah secara umum serta keterlaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Selain
itu, lembar observasi digunakan peneliti ketika dilakukan uji coba produk. Tujuannya adalah untuk mengamati proses pembelajaran pada
fase pembelajaran Van Hiele dan pendekatan saintifik. Lembar observasi tersebut telah divalidasi oleh ahli dengan kategori baik. Di
bawah ini merupakan kisi-kisi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi
No. Aspek yang diamati
I PRA PEMBELAJARAN
1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media
2 Guru memeriksa kesiapan siswa
II MEMBUKA PEMBELAJARAN
1 Kegiatan apersepsi
2 Penyampaian kompetensi yang akan tercapai dan rencana kegiatannya
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan materi pembelajaran
1 Guru menunjukan penguasaan materi pembelajaran
2 Penyampaian materi sesuai dengan hierarki belajar
3 Guru mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan
B Pendekatanstrategi pembelajaran
1 Pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
2 Pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
3 Pembelajaran secara runtut
4 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
5 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
6 Pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
7 Pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
8 Peneraan pendekatan saintifik pada pembelajaran :
a. Kegiatan mengamati tampak dalam pembelajaran
b. Kegiatan menanya tampak dalam pembelajaran
c. Kegiatan mengumpulkan informasi tampak dalam pembelajaran
d. Kegiatan mengasosiasi tampak dalam pembelajaran
e. Kegiatan mengkomunikasikan tampak dalam pembelajaran
C Teori Van Hiele Fase Pembelajaran Van Hiele
1 Fase informasi terlihat dalam kegiatan pembelajaran
2 Fase orientasi terpadu terlihat dalam kegiatan pembelajaran
3 Fase eksplitasi terlihat dalam kegiatan pembelajaran
4 Fase orientasi bebas terlihat dalam kegiatan pembelajaran
5 Fase integrasi terlihat dalam kegiatan pembelajaran
D Pemanfaatan media pembelajaransuber belajar
1 Guru menunjukan ketrampilan dalam penggunaan media
2 Media yang digunakan menghasilkan pesan yang menarik
3 Penggunaan media secara efektif dan efisien
4 Siswa terlibat dalam penggunaan media
E Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1 Tumbuhnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
2 Guru merespon positif partisipasi siswa
3 Terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
4 Guru menunjukan sikap terbuka terhadap respons siswa
5 Guru menunjukan hubungan antarpribadi yang kondusif
6 Tumbuhnya keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
F Penilaian proses dan hasil belajar
1 Guru memantau kemajuan belajar
2 Pemberian tugas sesuai dengan kompetensi
G Penggunaan bahasa
1 Penggunaan bahasa lisan secara jelas dan lancer
2 Penggunaan bahasa tulis yang baik dan benar
3 Penyampaian pesan dengan gaya yang sesuai
III PENUTUP
1 Refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
2 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas
3 Angket
Angket yang digunakan adalah angket uji keterbacaan, angket respon siswa, dan lembar validasi perangkat pembelajaran. Uji
keterbacaan bertujuaan untuk melihat sejauh mana siswa dpat memahami isi bahan ajar, LKS, dan penilaian. Sedangkan respon siswa
bertujuan untuk melihat sejauh mana respon siswa setelah peneliti melakukan uji coba produk. Angket uji keterbacaan dan respon ini telah
divalidasi oleh 1 dosen dan berada pada kategori sangat baik. Lembar validasi yang digunakan adalah lembar validasi
perangkat pembelajaran. Lembar tersebut digunakan oleh 2 dosen dan 1 guru matematika SMP untuk memvalidasi perangkat yang telah
dikembangkan. Jika perangkat pembelajaran telah dikatakan valid dan telah direvisi, maka peneliti siap untuk mengujicobakannya di kelas.
Berikut ini merupakan kisi-kisi angket uji keterbacaan, respon siswa, dan validasi produk.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Uji Keterbacaan
No Indikator
No Soal
1 Pemahaman bahasa.
3,4 2
Pemahaman kata-kata. 1,2
3 Pemahaman soal.
5,6
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Respon Siswa
No Indikator
Aspek No
Item
1 Tanggapan
siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran Saya senang mengikuti pembelajaran pada
hari ini. 1
Saya dapat memahami materi yang dipelajari.
2 Saya merasa pembelajaran pada hari ini
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. 3
Saya merasa guru dapat menjelaskan materi dengan baik.
4 Alokasi waktu yang diberikan dalam
pembelajaran cukup. 5
Media yang digunakan dapat membantu memahami materi.
6
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Validasi Produk
NO KOMPONEN PENILAIAN SILABUS
1. Kelengkapan unsur-unsur silabus.
2. Kesesuaian antara KI, KD dan indikator.
3. Kualitas perumusan pengalaman belajar.
4. Kualitas perilaku yang dituntun dalam indikator mencerminkan keutuhan
perkembangan pribadi siswa. 5.
Tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan. 6.
Ketepatan dalam memilih media. 7.
Kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan indikator 8.
Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku.
NO KOMPONEN PENILAIAN RPP
1. Kelengkapan unsur-unsur RPP
2. Kesesuaian rumusan tujuan pembelajaran dengan indikator.
3. Isi rumusan tujuan meliputi keutuhan perkembangan pribadi siswa.
4. Ketepatan pemilihan pendekatanmodel pembelajaran
5. Ketepatan dalam memilih metode atau teknik pembelajaran
6. Kemenarikan, variasi, dan ketepatan teknik yang digunakan dalam
pembelajaran. 7.
Rumusan kegiatan
pendekatan mencerminkan
pendekatanmodelmetodeteknik pembelajaran yang dipilih. 8.
Rumusan kegiatan pembelajaran mencerminkan fase pembelajaran Van Hiele
9. Rumusan kegiatan pembelajaran mencerminkan pendekatan saintifik
10. Rumusan kegiatan pembelajaran berpotensi untuk terciptanya pembelajaran
yang menyenangkan bermakna. 11.
Tingkat variasi dalam kegiatan pembelajaran. 12.
Pengorganisasian materi sistematis, logis, dan psikologis. 13.
Pengaturan alokasi waktu tiap kegiatan pembelajaran yang proposional. 14.
Kelengkapan rumusan kegiatan akhir pelajaran. 15.
Tingkat kesesuaian indikator, tujuan dan item penilaian. 16.
Penggunaan ragam teknik penilaian bersifat otentik. 17.
Kualitas kisi-kisi penilaian. 18.
Tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan. 19.
Ketepatan pemilihan media pembelajaran. 20.
Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku.
NO KOMPONEN PENILAIAN LKS
1. Kelengkapan unsur-unsur LKS
2. Rumusan petunjuk LKS sederhana sehingga mudah dipahami siswa.
3. Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana,sehingga
mudah dipahami oleh siswa. 4.
Urutan kegiatan pembelajaran LKS yang runtut.
5. Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya indikator
tujuan pembelajaran. 6.
Bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
7. Tampilan LKS yang menarik.
NO KOMPONEN PENILAIAN BAHAN AJAR
1. Materi sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Materi pelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
3. Susunan materi pelajaran sistematis, logis, dan sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa. 4.
Menuliskan sumber bahan yang dikutip dengan penulisan baku.
NO KOMPONEN PENILAIAN ‘PENILAIAN PEMBELAJARAN’
1. Penilaian sesuai dengan indikator pembelajaran.
2. Penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Penilaian mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. 4.
Penggunaan bahasa Indonesia baku.
4 Alat perekam suara dan gambar
Alat perekam gambar dan suara ini berupa kamera untuk mengambil foto selama uji coba produk dan merekam suara. Data-data ini nanti
akan ditranskripsikan sebagai data hasil pembelajaran uji coba produk yang dihasilkan.
5 Soal tes geometri
Tes geometri ini adalah modifikasi dari penilaian aspek pengetahuan pada perangkat penilaian. Tes geometri ini digunakan untuk
mengetahui tahap berpikir siswa sesuai tahap berpikir geometri Van Hiele. Tes geometri ini mengenai materi prisma dan limas. Berikut
adalah kisi-kisi dari tes geometri prisma limas yang diberikan.
Tabel 3.6 Kisi-kisi soal tes geometri prisma dan limas
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, observasi, ataupun bahan-bahan lain. Analisis
data yang digunakan oleh peneliti berupa kualitatif dan kuantitatif. Berikut
Tahap berpikir Indikator
No Soal
Tahap pengenalan
visualisasi a.
Menggunakan sifat-sifat yang tidak eksak dalam membandingkan gambar dan untuk
mengidentifikasi, mengkarakteristikkan dan menyortir bentuk bangun ruang
b. Menggunakan prorotipe-prototipe visual
untuk mengidentifikasi
bangun misalnya:”bangun ini merupakan limas
karena mirip dengan piramida”. c.
Ketidakmampuan untuk menggunakan sifat- sifat tersebut seperlunya untuk mengetahui
suatu bentuk, misalnya menerka bentuk geometri dengan menggunakan sedikit
petunjuk. 1
2
3,4
Tahap analisis a.
Pendeskripsian suatu bentuk geometri secara eksplisi
dengan menggunakan
sifat bendanya.
b. Penolakan definisi bentuk geometri yang
ada pada buku pelajaran, lebih suka pengkarakteristikan pribadi.
c. Siswa mampu menyelesaikan soal mengenai
prisma d.
Siswa mampu menyelesaikan soal mengenai limas
5 5
8 9
Tahap abstraksi
a. Siswa dapat mengetahui apa hubungan
antara balok dan prisma dan menggunakan definisi saat menjelaskan hubungan antara
balok dan prisma 6,7
Tahap deduksi formal
a. Siswa dapat menyelesaikan soal mengenai
penerapan bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan definisi
dan konsep yang telah dimiliki. b.
Pemahaman akan peran dari komponen di dalam suatu ceramah matematika, seperti
aksioma, definisi, dalil, dan bukti. 10
adalah penjelasan mengenai analisis data kualitatif dan kuantitif dalam penelitian ini:
1. Analisis data kualitatif
Data penelitian kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Hasil wawancara tersebut dideskripsikan secara kualitatif berdasarkan
pedoman wawancara yang telah dibuat. Sedangkan hasil observasi dideskripsikan sesuai dengan indikator-indikator pengamatan.
2. Analisis data kuantitatif
Data penelitian kuantitiaf diperoleh dari hasil validasi ahli. Hasil validasi perangkat pembelajaran yang telah dibuat peneliti kemudian
dihitung skor rata-ratanya dan dibandingkan dengan tabel kriteria penilaian untuk melihat apakah perangkat pembelajaran yang dibuat perlu divalidasi
atau tidak. Peneliti menggunakan skala empat karena pertimbangan apabila menggunakan skala lima cenderung akan membuat responden memilih
jawaban ketiga yaitu ragu-ragu atau sedang Mardapi, 2008: 121. Di bawah ini merupakan kriterian penilaian produk pengembangan menurut
Widoyoko 2012: 144. Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan
Interval tingkat pencapaian
Kategori
3, 25 M ≤ 4,00 Sangat Baik
2,50 M ≤ 3,25 Baik
1,75 M ≤ 2,50 Kurang Baik
0,00 M ≤ 1,75 Tidak Baik
Keterangan: M = Rata-rata skor
Hasil data kuantitatif kemudian diubah menjadi data kualitatif berdasarkan kategori pada skala penilaian yaitu sangat baik 4, baik 3, kurang baik 2,
dan tidak baik 1.
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN
KETERBATASAN PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan mulai dari potensi masalah, pengumpulan data, desain produk, revisi desain, uji coba produk,
dan revisi produk, kemudian pembahasan yang membahas mengenai hasil penelitian, kualitas produk yang dihasilkan, refleksi uji coba produk, dan tahap
berpikir Van Hiele pada siswa setelah uji coba produk, serta mengenai
keterbatasan dalam penelitian ini.
A.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian berisi mengenai potensi dan masalah; pengumpulan data; desain produk; validasi desain, revisi desain; uji coba produk; dan revisi
produk.
1. Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah merupakan proses mencari informasi mengenai kebutuhan siswa. Informasi tersebut didapatkan melalui
observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan masalah yaitu pembelajaran masih cenderung berpusat pada
guru, guru masih belum sepenuhnya menerapkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, siswa masih mengalami kesulitan dalam
memahami materi bangun ruang sisi datar, siswa masih pasif saat
pembelajaran hanya siswa tertentu yang aktif yaitu siswa yang memiliki prestasi tinggi di kelas.
Sedangkan potensi yang dimiliki siswa adalah, siswa sebenarnya merupakan siswa yang memiliki kecenderungan untuk menjadi siswa yang
aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap pembelajaran. Hal ini terlihat ketika peneliti melakukan observasi, siswa terlihat lebih antusias
jika pembelajaran tidak hanya ceramah dari guru. Siswa juga banyak mengajukan pertanyaan kepada guru, walaupun masih banyak pertanyaan
yang diajukan di luar konteks pelajaran namun hal ini dapat menjadi potensi bagi siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
Sedangkan hasil wawancara menunjukan bahwa guru mengalami kesulitan dalam mengajarkan mata pelajaran matematika materi bangun
ruang sisi datar, sebagian siswa kesulitan dalam memahami materi bangun ruang sisi datar, serta kesulitan dalam penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran. Guru juga membutuhkan perangkat pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan materi bangun ruang sisi datar.
Sebelum wawancara, guru belum mengerti tentang teori Van Hiele namun guru tersebut langsung mencari tahu dan meminta referensi dari
peneliti terkait teori Van Hiele tersebut. Sehingga guru tersebut langsung mempersiapkan diri terkait dengan apa saja yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Guru juga memiliki kesediaan untuk mengajarkan perangkat pembelajaran yang akan dibuat oleh peneliti. Untuk mengatasi permasalah
tersebut, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran materi bangun
ruang sisi datar prisma dan limas yang mengakomodasi teori Van Hiele dengan menggunakan pendekatan saintifik.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara guru, observasi pembelajaran di kelas, penyebaran angket, dan dokumentasi.
Wawancara ini dilakukan terhadap guru. Wawancara dilakukan untuk analisis kebutuhan dari guru serta melihat pembelajaran yang telah
dilaksanakan dari segi guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang, pembelajaran cenderung
berpusat pada guru. Guru jarang menggunakan media untuk membantu siswa dalam proses belajar. Guru belum menerapkan fase pembelajaran
Van Hiele secara runtut. Guru berkata bahwa ia belum mengenal apa itu teori Van Hiele. Mata pelajaran yang dinilai sulit diajarkan bagi guru
adalah matematika khususnya materi bangun ruang sisi datar. Penerapan kurikulum 2013 juga dinilai belum sepenuhnya terlaksana. Pembelajaran
cenderung masih seperti kurikulum terdahulu yaitu kurikulum 2006KTSP namun hanya berbalut dengan kurikulum 2013. Pendekatan saintifik
terkadang masih mengalami kendala saat diaplikasikan. Peneliti melakukan observasi di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur
1 Kalibawang yang berjumlah 28 orang. Observasi dilakukan oleh peneliti saat pembelajaran memasuki materi kubus dan balok. Observasi ini
dilakukan untuk
analisis kebutuhan
serta melihat
bagaimana
keterlaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di kelas tersebut, pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan pendekatan
saintifik dan
cenderung bersifat
konvensional. Guru
kurang memperhatikan tingkat pemahaman siswa yang berbeda. Ketika guru
menjelaskan, ada siswa yang memperhatikan dan aktif, beberapa siswa menjadi pendengar, dan beberapa siswa lainnya tidak memperhatikan. Jika
ada siswa tertentu yang telah memahami penjelasan guru maka guru akan melanjutkan ke pembahasan selanjutnya walaupun masih banyak siswa
yang kurang mengerti. Memang siswa tertentu itu lebih cepat dalam memahami materi.
Penyebaran angket dilakukan ketika uji keterbacaan kepada siswa sebelum produk diujicobakan dan ketika uji respon siswa setelah uji coba
produk. Dokumentasi dilakukan dengan menggunakan alat perekam gambar dan suara untuk mendapatkan rekaman dan gambar saat uji coba
produk.
3. Desain Produk
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran dengan mengakomodasi teori Van Hiele dengan
menggunakan pendekatan saintifik pada materi bangun ruang sisi datar. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran, peneliti mendesain
perangkat pembelajaran dengan mengakomodasi fase pembelajaran Van Hiele dalam pembelajaran dengan mengacu pada pendekatan saintifik.
Desain perangkat pembelajaran yang dibuat yaitu silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kegiatan Siswa LKS, bahan
ajar, dan Penilaian. Berikut ini merupakan paparan dari perangkat pembelajaran tersebut.
a. Silabus
Silabus dibuat dengan menggunakan fase pembelajaran Van Hiele dan pendekatan saintifik untuk materi bangun ruang sisi datar.
Pada uji coba produk peneliti menggunakan pembelajaran prisma dan limas untuk dikembangkan menjadi RPP.
Peneliti membuat silabus mengembangkan kompetensi dasar ke dalam indikator-indikator terhadap sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan
keterampilan. Silabus
memiliki kegiatan
pembelajaran inti dan juga penilaian-penilaian secara inti. Kegiatan dalam pembelajaran matematika dibuat dengan memadukan antara fase
pembelajaran Van Hiele dengan menggunakan pendekatan saintifik. b.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dibuat untuk 3 kali
pertemuan. Materi yang dikembangkan dalam RPP ini adalah prisma dan
limas. Peneliti
juga mengembangkan
indikator-indikator pembelajaran pada aspek spiritual, sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Langkah-langkah kegiatan dalam RPP tersebut difokuskan dengan menggunakan fase pembelajaran Van Hiele dan
memadukannya dengan pendekatan saintifik.
c. Lembar Kegiatan Siswa LKS
Lembar Kegiatan Siswa LKS disusun sebagai panduan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran. LKS tersebut berisi mengenai
indikator hasil belajar siswa, petunjuk LKS, kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. LKS ini akan dikerjakan secara berkelompok
oleh siswa. d.
Bahan Ajar Bahan ajar berisi tentang materi-materi mengenai bangun ruang
sisi datar : prisma, dan limas. Bahan ajar tersebut digunakan untuk mempermudah siswa dan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Bahan ajar dibuat sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran; memuat fakta, dan konsep; serta sesuai tingkat
perkembangan siswa. Bahan ajar yang dibuat juga disertai gambar- gambar yang mendukung isi materi.
e. Penilaian
Di dalam RPP terdapat rubrik penilaian yang terdiri dari penilaian sikap yaitu sikap spriritual dan sikap sosial, pengetahuan serta
keterampilan yang dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran. Penilaian spiritual diperoleh ketika peneliti melakukan uji coba produk. Peneliti
menggunakan rubrik penilaian untuk melihat sikap spiritual siswa. Sikap spiritual yang dinilai secara umum adalah adanya sikap
menyadari dan bersyukur atas anugrah Tuhan terkait materi bangun ruang sisi datar.
Penilaian sikap dilakukan pada saat melakukan uji coba produk. Peneliti menggunakan rubrik penilaian untuk melihat rasa ingin tahu,
dan bertanggung jawab siswa selama proses pembelajaran serta keefektifan siswa dalam diskusi ketika pembelajaran berlangsung.
Penilaian pengetahuan diperoleh berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada soal evaluasi. Soal evaluasi yang dibuat oleh peneliti bertujuan
untuk tahap berpikir siswa pada prisma dan limas setelah proses pembelajaran dengan teori Van Hiele berlangsung. Penilaian
pengetahuan berpedoman pada tabel penilaian aspek pengetahuan yang berisi kunci jawaban, dan juga pedoman penskoran.
Penilaian keterampilan siswa dilakukan pada saat melakukan uji coba produk. Peneliti menggunakan rubrik penilaian keterampilan
untuk menilai keterampilan siswa dari berbagai tugas yang diberikan. Rubrik yang digunakan memiliki aspek-aspek yang ingin dinilai pada
siswa, dan pedoman penskoran.
4. Validasi Desain
Desain perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan perlu diujicobakan. Sebelum diujicobakan, desain tersebut perlu divalidasi oleh
ahliexpert terlebih dahulu. Validasi perangkat pembelajaran bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan mencerminkan isi yang dikehendaki. Validasi tersebut dilakukan oleh ahli yang sudah
berpengalaman. Dalam penelitian ini, validasi dilakukan oleh 2 dosen dan 1 guru. Hasil validasi menunjukan skor rata-rata 3,29. Artinya perangkat yang
telah dikembangkan termasuk kategori sangat baik. Hasil validasi tersebut
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
No Perangkat
Pembelajaran Dosen 1
Dosen 2 Guru
Rata- rata
Skor Kriteria
1 Silabus
3,13 3,25
3,88 3,42
Sangat baik 2
RPP 3,05
3,05 3,81
3,33 Sangat baik
3 LKS
3,00 3,00
3,86 3,29
Sangat baik 4
Bahan ajar 3,17
2,6 3,8
3,19 Baik
5 Penilaian
3,00 3,00
3,75 3,25
Sangat baik
Rata-rata Total
3,29 Sangat baik
5. Revisi Desain
Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi berada dalam kategori sangat baik, namun pada tahap ini peneliti tetap memperbaiki beberapa hal-
hal dari perangkat pembelajaran berdasarkan petunjuk dari ahli. Peneliti memperbaiki pada bagian silabus, LKS dan bahan ajar. Berikut adalah
perbaikan yang telah dilakukan peneliti terhadap desain yang telah divalidasi.
Tabel 4.2 Tabel perbaikan revisi desain setelah validasi
Perangkat Pembelajaran
Sebelum Sesudah
Silabus Penggunaan bullet untuk
beberapa penomoran dari komponen silabus.
Bullet diganti dengan penomoran
pada komponen-komponen
silabus. RPP
Peneliti masih
menggunakan bullet pada idikatornya. Ada indicator
yang kurang tepat dengan kompetensi dasarnya.
Peneliti memperbaiki pemberian nomor pada indikator sesuai
dengan kompetensi dasarnya dan memperbaiki indicator agar sesuai
dengan kompetensi dasarnya.
Bahan Ajar Perbaikan kalimat yang
digunakan dalam bahan ajar kurang sederhana dan
masih kurang sistematis penyusunannya.
Materi juga kurang dilengkapi
Kalimat dibuat sederhana agar mudah
diapahami. Materi
diperbaiki dengan mencari sumber yang lebih relevan.
LKS Perbaikan pada penulisan
dan tanda baca. Tampilan LKS juga masih terlalu
ramai tulisan
susah dibaca.
Penulisan dan tanda baca yang masih
salah diperbaiki
oleh peneliti. Kemudian watermark
atau gambar yang membuat LKS terlalu ramai dikurangi.
Setelah perangkat pembelajaran direvisi oleh peneliti, peneliti melaksanakan uji keterbacaan kepada 28 siswa di kelas VIII A SMP
Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Uji keterbacaan bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa dengan cara, siswa diminta untuk mengisi angket uji
keterbacaan mengenai isi LKS, bahan ajar, dan penilaian. Hasil uji keterbacaan menunjukan skor 3,27. Nilai tersebut termasuk dalam kategori
sangat baik. Berdasarkan data tersebut, perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti sudah layak untuk diujicobakan.
6. Uji Coba Produk
Setelah dilakukan revisi, produk yang telah dikembangkan sudah siap untuk digunakan dalam uji coba produk. Produk tersebut digunakan
di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Uji coba produk dilakukan untuk meyakinkan bahwa produk yang dibuat telah layak untuk
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pada uji coba produk, siswa juga mengisi angket respon siswa. Hasil respon siswa tersebut menunjukkan
skor 3,39 yang tergolong kategorisangat baik. Berikut merupakan paparan pelaksanaan uji coba produk yang telah dilaksanakan.
Implementasi Fase Pembelajaran Van Hiele : 1.
Fase Informasi Fase informasi dalam tahapan pembelajaran Van Hiele
ditunjukkan dari kegiatan guru memberikan informasi kepada siswa mengenai prisma dan limas.
a. Pertemuan 1 dan pertemuan 2 : Prisma
Guru memberikan informasi berupa video mengenai prisma yang ada dalam kehidupan nyata, namun dalam pelaksanaannya
karena adanya kerusakan sistem maka guru hanya menggunakan benda-benda yang ada di kehidupan nyata yang berupa limas. Pada
hari itu guru menggunakan makanan ringan yang memiliki kemasan berbentuk prisma seperti pada gambar berikut.
Gambar 4.1 Contoh benda berbentuk prisma dan limas Guru memberikan informasi berupa animasi untuk
menemukan volume dan luas permukaan prisma. Fase informasi
ini terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran no 7-13 pada pertemuan 1 yang membahas mengenai unsur-unsur prisma
Keterangan: Guru : G
SS : Semua Siswa
S : Siswa
Sn : Siswa ke-n Kn
: Kelompok ke-n BS
: Beberapa Siswa 7.
[Guru mengeluarkan beberapa contoh makanan yang memiliki kemasan berbentuk prisma serta model dari prisma]
8. S
2
: “Wah cokelat silverqueen.. pak itu buat kita pak?” 9.
G : “Nah berikut ini contoh benda-benda di sekitar kita yang berbentuk prisma. Sebenarnya bapak memiliki sebuah video
berisi contoh prisma dan limas dalam kehidupan di sekitar kita tapi itu sound dan speakernya malah bermasalah. Kita
menggunakan benda-benda ini saja. Siapa lagi yang tau bentuk
prisma apa saja?” 10.
S
3
: “Rumah pak, atapnya” 11.
S
4
: “Tenda pak” 12.
S
5
: “Itu pak bungkus Hello Panda sama chungky bar yang dipegang bapak. Itu ada isinya pak?” [Sambil menunjuk contoh
yang dibawa guru] 13.
G : “Iya benar kalian menyebutkan beberapa contoh prisma di kehidupan nyata. Tenda, atap rumah, dan kemasan dari
beberapa makanan ini. Setelah ini kita akan belajar unsur-unsur dari prisma seperti kita telah belajar unsur-unsur pada balok
dan kubus” Transkrip
uji coba
pada pertemuan
pertama mengindikasikan ada kegiatan saintifik, yaitu siswa mengamati
contoh yang dibawa oleh guru mengenai prisma.Kemudian siswa mengamati benda-benda di sekitar dan mulai dapat menyebutkan
contoh dari prisma. Fase informasi juga terlihat pada transkrip uji coba
pembelajaran no 63-65 pada pertemuan 2 yang membahas mengenai volume prisma :
63. G : “Lihat ada balok ABCD.EFGH ini, nah akan dipotong
menjadi dua bagian melalui diagonal GE” [Guru menampilkan animasi tentang cara mencari volume limas]
64. BS : “Wah apik e, lucu bisa gitu” [Siswa kebanyakan
memperhatikan animasinya] 65.
G : “Baloknya kan udah dipotong. Kita sekarang punya dua prisma, prisma segitiga. Bapak pengen salah satu prisma
dibuang saja. Nah tinggal tersisa 1 prisma yaitu prisma ABC.EFG” [Guru sembari memainkan animasi dalam slide]
Transkrip uji coba produk no 63-65 tersebut menunjukkan adanya kegiatan saintifik yang pertama yaitu mengamati. Siswa
mengamati animasi yang diberikan oleh guru dalam slide powerpoint
. Animasi yang diberikan berkaitan dengan menemukan volume prisma. Siswa mengamati informasi yang berupa animasi
sebuah balok yang dibagi menjadi dua melalui salah satu diagonal bidangnya.
b. Pertemuan 3 : Limas
Guru memberikan informasi berupa jaring-jaring limas, yaitu limas segitiga, limas segiempat, dan limas segilima dalam
menjelaskan unsur limas. Selain itu untuk guru juga memberikan animasi untuk menemukan volume dan luas permukaan limas.
Fase informasi juga terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran no 19-35 pada pertemuan 3 yang membahas
mengenai unsur-unsur limas : 19.
G : “Tolong bantu bapak membagi ini” 20.
[S13 maju untuk membantu guru membagikan jaring-jaring limas]
21. S15 : “Apa ini e?”
22. S16 : “Weh lucu..lucu..”
23. S17 : “Ada bintangnya lho. Punyaku bintang”
24. [SS penasaran dan sibuk memainkan jaring-jaring limas yang
telah dibagi] 25.
G : “Setiap kelompok mendapatkan 3 jaring-jaring ya” 26.
SS : “Iya pak” 27.
G : “Nah jaring-jaring itu bentuknya limas apa? Ada yang tau?” 28.
S18 : “Aku pak, ini limas semua” 29.
G : “Iya memang ketiganya berbentuk limas. Tapi limas segi apa gitu”
30. BS : “Huuuu…”
31. G : “Tenang.. tenang..”
32. S19 : “Ada limas segitiga kan pak”
33. S20 : “Aku juga tau, limas segiempat juga to pak”
34. BS : “Yang bintang berarti limas segilima ya”
Gambar 4.2 Siswa bermain jaring-jaring limas
Transkrip uji coba pembelajaran di atas memperlihatkan pula kegiatan mengamati dari siswa. Kegiatan mengamati adalah
kegiatan pada pendekatan saintifik yang pertama. Siswa mengamati jaring-jaring limas yang diberikan oleh guru untuk
dibagikan setiap kelompok. Jaring-jaring limas tersebut adalah jaring-jaring limas segitiga, jaring-jaring limas segiempat, dan
jaring-jaring limas segilima.
Fase informasi juga terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran pada pertemuan ketiga yang membahas mengenai
volume limas : 88.
[Guru menyiapkan slide mengenai volume limas] 89.
G : “Semuanya perhatikan depan dulu ya. Ada kubus ACD.EFGH ya ini. Nah kita gambar semua diagonal ruangnya.
Jadi ada AG , BH , CE dan DF kita buat garis dengan warna lain. Apa yang terjadi?” [Guru sambil menampilkan animasi
kubus yang dibuat diagonal ruangnya di slide] 90.
[Siswa-siswa memperhatikan dengan serius animasi yang diberikan guru mengenai volume limas]
91. BS : “Eh ada bentuk limas-limasnya”
92. G : “Ya, ada limas yang terbentuk kan. Berapa limas yang
terbentuk?” Transkrip uji coba pembelajaran di atas memperlihatkan
pula kegiatan mengamati dari siswa, yaitu siswa mengamati animasi dari slide powepoint mengenai volume limas. Animasi
tersebut menunjukkan cara untuk menemukan volume limas, yaitu dengan menggunakan balok yang dibagi menjadi dua bagian yang
sama besar melalui diagonal sisinya. Siswa akan mengamati untuk mendapatkan informasi yang harus mereka dapatkan untuk
mengerjakan hal yang selanjutnya. Animasi ini yang memberikan informasi bagi siswa untuk memahami materi ini.
2. Fase orientasi terpadu
a. Pertemuan 1 dan 2 : Prisma
Pada orientasi terpadu ini guru membagi dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan LKS nantinya, setiap kelompok
diberikan 1 prisma segi-n. Kemudian siswa akan mengerjakan tugas dalam kelompok. Tugas tersebut merupakan tugas mengenai
unsur-unsur prisma. Satu kelompok terdiri dari dari 4 anggota jadi total ada 7 kelompok yang dibentuk secara acak oleh guru.
Kelompok 1 dan 2 mendapatkan prisma segitiga, kelompok 3 dan 4 mendapatkan prisma segiempat, kelompok 5 dan 6 mendapatkan
prisma segi lima dan kelompok 7 mendapatkan prisma segienam. Tugas ini untuk mengerjakan unsur-unsur prisma.bHal ini juga
terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran no 17-29 pada pertemuan 1 :
17. G : “Iya, benar. Unsur-unsur pada prisma yang akan kita
pelajari meliputi rusuk, sisi, titik sudut. Sekarang akan belajar dan berdiskusi dalam kelompok. Ayo kita bentuk dulu
kelompoknya. Ada 7 kelompok, 1 kelompok beranggotakan 4 orang”
18. BS : “Pilih sendiri aja ya kelompoknya pak”
19. G : “Kelompoknya akan bapak tentukan”
20. BS : “Yahh pak.. kok nggak pilih sendiri aja to pak”
21. G : “Nanti kalau pilih sendiri kalian kecenderungannya akan
memilih teman yang kalian anggap dekat dan yang itu-itu saja. Kalau kelompok secara acak kalian bisa belajar bekerja sama
dengan teman yang lainnya dan bisa dekat dengan teman yang lain juga”
22. BS : “Ya udah pak manut..”
23. [Guru membentuk kelompok dengan menghitung siswa yang
duduknya berdekatan untuk menjadi satu kelompok] 24.
Guru : “Sekarang bapak akan membagikan LKS untuk kalian kerjakan ya. Masing-masing kelompok akan menggambar
prisma segi-n yang bapak berikan. Untuk kelompok 1 dan 2 mendapatkan prisma segitiga, kelompok 3 dan 4 mendapatkan
prisma segiempat, untuk kelompok 5 dan 6 mendapatkan
prisma segilima dan kelompok 7 mendapatkan prisma segienam”
25. K7 : “Wah kok kita nggak ada temen kelompok yang sama
pak” 26.
G : “Tidak apa-apa malah kalian hebat bisa satu-satunya kelompok yang mengerjakan tentang prisma segienam”
27. K
7
: “Oke deh pak kalo gitu, kita buktikan kalo kita bisa” 28.
G : “Ayo silahkan berkumpul dengan kelompoknya dan mulai mengerjakan. Kalian juga bisa melihat gambarnya pada buku
paket kalian. Nanti kalau ada yang kurang jelas bisa ditanyakan ke bapak ya”
29. [Siswa mulai mengerjakan LKS dalam kelompoknya]
Gambar 4.3 Guru menjelaskan kelompok menggunakan alat peraga prisma
Selama mengerjakan LKS siswa banyak mengajukan pertanyaan pada guru yang menunjukkan kegiatan menanya pada pendekatan
saintifik. Hal tersebut terlihat dalam transkrip berikut : 38.
K
3
: “Iya pak kita kan mau gambar prisma segiempat. Nah kita bingung pak gambar prisma segiempat tu gimana. Berarti
kayak balok gitu juga dong pak?” 39.
G : “Kenapa kamu bisa memberi pernyataan seperti itu?” [Guru memancing siswa]
Pada materi volume dan luas permukaan prisma fase orientasi terpadu juga terlihat pada transkrip uji coba produk berikut :
66. G : “Kalau kita mau cari volume prisma ABC.EFG itu dari
balok ABCD.EFGH berarti gimana?” 67.
S10 : “Gimana dong caranya pak?” 68.
S
11
: “oh, aku tau, dibagi ya pak?” 69.
S
12
: “Dikurangi kan pak?” 70.
S
13
: “Ditambah to yo” [Siswa memberikan jawaban yang berbeda-beda]
Siswa yang diminta guru untuk mencari dan menemukan rumus volume prisma berusaha untuk mencari jawabannya yang benar.
Guru tetap membimbing siswa untuk dapat menemukan jawaban yang benar. Siswa juga banyak bertanya kepada guru mengenai
jawaban yang kurang jelas bagi mereka. b.
Pertemuan 3 : Limas Pada orientasi terpadu ini guru membagi dalam beberapa
kelompok untuk mengerjakan LKS nantinya, setiap kelompok diberikan 1 limas segi-n. Kelompok 1 dan kelompok 2 mencari
unsur-unsur dari limas segitiga, kelompok 3 dan 4 mencari unsur- unsur limas segiempat, kelompok 5, kelompok 6, dan kelompok 7
mencari unsur-unsur limas segienam. LKS disediakan untuk mencari unsur-unsur limas tersebut.
16. [Guru membentuk 7 kelompok dengan jumlah anggota 4
masing-masing kelompok] 17.
G : “Sekarang kumpul sama kelompoknya dulu. Udah dapat kelompok semua kan?”
18. [SS berkumpul dengan kelompoknya]
Dan juga pada trasnkrip uji coba pembelajaran no 37-43 pada pertemuan 3
37. S
21
: “Ini kita ngerjain tiga-tiganya pak?” 38.
G : “Untuk menghemat waktu kita bagi kayak kemarin itu aja. Kelompok 1 dan kelompok 2 mengerjakan limas segitiga”
39. K
1
: “Yang ini berarti pak?” 40.
G : “Iya yang itu. Kelompok 3 dan kelompok 4 mengerjakan limas segiempat dan kelompok 5, kelompok 6, dan kelompok 7
mengerjakan limas segilima” 41.
BS : “Siap pak” 42.
G : “Dikerjakan manut perintahnya ya. Bapak beri waktu 15 menit cukup kan”
43. BS : “Wah bentar e. Ayo ayo cepet dikerjain”
Selama siswa mengerjakan LKS bersama kelompoknya, guru berkeliling untuk melihat siswa-siswanya mengerjakan
dengan baik. Siswa selama mengerjakan banyak mengajukan pertanyaan yang masih belum mereka mengerti dari informasi
berupa jaring-jaring limas. Maka siswa melakukan pula kegiatan menanya dalam fase pembelajaran orientasi terpadu ini.
Selain itu, guru juga membimbing siswa untuk menemukan sendiri rumus untuk menghitung volume dan luas permukaan dari
limas. Hal ini juga terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran no 16-20 pada pertemuan 3 :
137. G : “Kalau mencari luas permukaan itu berarti kita mencari
luas seluruh permukaan yang ada di limas ini. Berarti kalau di limas ini gimana? Sambil diingat-ingat coba di balok dan kubus
kemarin” 138.
[SS terlihat berpikir dan beberapa melihat di buku catatannya]
139. S
20
:”Cari luasnya dong pak? Tapi kan beda-beda” 140.
S
28
: “Berarti nyari luas alas sama segitiga-segitiganya itu ya pak, bener gitu nggak to?”
141. G : “Benar jawaban teman kalian ini. Kita akan mencari
luas dari sisi-sisi yang membatasi limas ini ”
142. S
20
: “Terus gimana pak?”
Siswa berusaha mencari tahu bagaimana cara untuk menemukan rumus luas permukaan limas. Siswa menunjukkan
kegiatan menanya seperti pada pendekatan saintifik untuk tugas yang diberikan guru untuk mencari luas permukaan limas.
3. Fase eksplisitasi
a. Pertemuan 1 dan 2 : Prisma
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil dari pekerjaan bersama teman kelompoknya. Siswa menempelkan
jawaban yang telah mereka kerjakan yaitu mengenai unsur prisma di papan tulis. Walaupun ada siswa yang mengeluh mengapa
jawaban mereka harus ditempel di papan tulis dan nanti akan dilihat oleh teman kelompok lain namun guru memotivasi siswa
untuk percaya diri dengan jawaban yang telah mereka kerjakan. Hal ini juga terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran
no 64-68 pada pertemuan 1 : 64.
G : “Ayo setiap kelompok silahkan bergantian maju untuk menempelkan hasil pekerjaannya”
65. Sn : “ Bentar pak”
66. G : “Kelompok yang sudah bisa mulai menempel kertas hasil
pekerjaannya di depan” 67.
[Kelompok 1 mulai maju ke depan untuk menempel hasil pekerjaannya]
69. [Kemudian disusul oleh kelompok 2 hingga kelompok 7 untuk
menempel hasil pekerjaan di depan] G : “Sekarang masing-
masing dari kelompok maju ke depan untuk mengumpulkan data dari hasil pekerjaan kelompok lain dengan melengkapi
tabel yang sudah bap ak buat di papan tulis”
70. G : “Kelompok 1 ayo maju bawa buku catatannya. Lalu disusul
kelompok 2 nanti urut sampai kelompok 7”
71. [Setiap kelompok maju untuk mencatat jawaban dari kelompok
lain]
Gambar 4.4 Jawaban tiap kelompok yang telah ditempel
Gambar 4.5 Siswa mengumpulkan jawaban dari kelompok lain
Setelah jawaban dari tiap kelompok ditempel, guru menyuruh siswa untuk mencatat hasil pekerjaan dari kelompok lain. Pada
kelompok 1 yang mengerjakan prisma segitiga, maka kelompok itu melengkapi jawaban untuk prisma segiempat, prisma segilima, dan
prisma segienam dari kelompok lain. Pada saat inilah siswa melakukan kegiatan mengumpulkan informasi dalam pendekatan
saintifik. Begitu pula pada materi volume dan luas permukaan
prisma, fase eksplisitasi terlihat pada transkrip uji coba produk berikut :
65. G : “Kalau ada 1 benda utuh dibagi 2 lalu kita mau mencari
volume salah satunya berarti di?” 66.
SS : “Dibagi pak” 67.
G : “Ya, jadi volume balok ini dibagi 2. Kemudian kalau kita ingin mencari volume prisma ini berarti
volume balok ABCD.EFGH. Paham sampai sini?”
68. BS : “Paham pak”
69. G : “Volume balok apa?”
70. SS : “panjang x lebar x tinggi”
71. G : “Bagus. Nah panjang x lebar x tinggi ini kalau bagian
panjang x lebar menjadi luasnya apa?” 72.
BS : “Persegi panjang pak” 73.
S
14
: “Oh, luasnya persegi panjang ABCD ya” Guru meminta siswa untuk bisa menjelaskan cara
menemukan rumus menghitung volume prisma. Siswa berupaya menjelaskan bagaimana cara untuk memperoleh rumus volume
prisma dengan bantuan dari guru, siswa berupaya memperoleh informasi dari pancingan yang diberikan guru untuk mampu
menjelaskan cara meenemukan rumus volume prisma.
b. Pertemuan 3 : Limas
Guru meminta siswa untuk menuliskan hasil diskusi mereka mengenai unsur limas. Pada materi menemukan rumus
menghitung volume dan luas permukaan limas, guru meminta para siswa untuk menganalisis dengan menggunakan unsur dari limas
yang telah mereka ketahui untuk menemukan rumus tersebut. Hal
tersebut dapat terlihat dalam transkrip uji coba pembelajaran no 63-68 pada pertemuan ketiga berikut :
63. [Guru membuat tabel di papan tulis untuk dilengkapi]
64. G : “Oke semuanya waktunya udah habis sekarang dari
kelompok 1 dan kelompok 2 siapkan wakil untuk menulis di depan. Kelompok 3 dan kelompok 4 siapkan 1 wakil juga.
Begitu juga kelompok 5, kelompok 6, dan kelompok 7”
65. [Perwakilan dari kelompok maju ke depan untuk menuliskan
hasil pekerjaannya ke dalam tabel] 66.
[Kelompok 1 menuliskan titik sudut = 4, rusuk = 6, sisi = 4, pada limas segitiga]
67. [Kelompok 3 menuliskan titik sudut = 5, rusuk = 8, sisi = 5,
pada limas segiempat] 68.
[Kelompok 5 menuliskan titik sudut = 6, rusuk = 10, sisi = 6, pada limas segilima]
G : “Sekarang bapak tanya ke kelompok 2, sudah setuju dengan jawaban kelompok 1?”
69. K2 : “Udah pak”
70. G : “Kelompok 4, apakah jawaban temen kalian kelompok 3
sudah benar?” 71.
K4 : “Sip pak, udah” 72.
G : “Kelompok 6 dan kelompok 7 gimana dengan jawaban yang kelompok 5 tuliskan?”
73. K6, K7 : “Idem pak, sama”
Gambar 4.6 Perwakilan kelompok menulis jawaban hasil diskusinya
Berikut adalah transkrip uji coba produk no 137-150 yang menunjukkan fase ekspisitasi pada pertemuan ketiga saat
mempelajari luas permukaan limas. 141.
G : “Benar jawaban teman kalian ini. Kita akan mencari luas dari sisi-sisi yang membatasi limas ini
” 142.
S
20
: “Terus gimana pak?” 143.
G : “Coba direnungkan dan diresapi lalu yang ada ide boleh dikemukakan”
144. S11 : “Luas segitiga samping-sampingnya itu kan
x a x t, dihitung dulu deh”
Pada kegiatan siswa di fase eksplisitasi ini, tampak pula bahwa
siswa sedang
mengumpulkan informasi.
Siswa mengumpulkan informasi yang bisa didapatkan dari aktivitas
belajar yang telah dilakukan sebelumnya untuk memasuki tahap ini. Siswa mengumpulkan informasi dari unsur limas untuk bisa
melanjutkan mempelajari dan menjelaskan bagaimana luas permukaan limas bisa ditemukan.
4. Fase orientasi bebas
a. Pertemuan 1 dan 2 : Prisma
Pada fase orientasi bebas ini terlihat dari kegiatan ketika guru memberikan tabel mengenai unsur prisma untuk dilengkapi
oleh siswa dengan jawaban yang tepat dengan mengumpulkan jawaban dari kelompok lain mengenai prisma segi-n.
Hal ini juga terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran pada pertemuan 1 :
72. G : “Sekarang semuanya perhatikan yang sudah tercatat di
buku kalian kita akan mengecek dan menganalisis jawaban- jawaban itu benar atau tidak. Mulai dari prisma segitiga, siapa
yang mau ke depan untuk membuktikan jawaban dari temenmu kalau titik sudutnya 6?”]
Kemudian ada siswa yang maju untuk menganalisis jawaban itu : 77.
[Siswa maju dan memegang model prisma segitiga] 78.
G : “Coba tunjukkan ke teman-temanmu benar tidak kalau titik sudut prisma segi
tiga ada 6?” 79.
S8 : “Benar pak” 80.
S9 : “Huuu bener po? Sok tau itu pak” 81.
S8 : “Weh bener yo.. ki tak itungke. Ni satu, dua, tiga, empat, lima, enam”
82. [Siswa yang maju menghitung titik pojok prisma segitiga
dengan menggunakan model prisma segitiga] 83.
G : “Yak, makasih ya Eva. Siapa yang setuju dengan Eva?” 84.
[Beberapa siswa mengangkat tangannya menyatakan persetujuan]
Berdasarkan transkrip uji coba fase orientasi bebas di atas, terlihat bahwa siswa juga melakukan kegiatan pada pendekatan saintifik
yang keempat yaitu mengasosiasi atau menganalisis. Siswa yang telah mengumpulkan informasi dari kegiatan sebelumnya
kemudian menganalisis informasi tersebut untuk menentukan apakah hal tersebut merupakan jawaban yang benar.
Gambar 4.7 Guru membantu siswa menganalisis dengan menggunakan alat peraga prisma
b. Pertemuan 3 : Limas
Pada fase orientasi bebas ini nampak pada kegiatan guru menyuruh siswa untuk melengkapi tabel unsur-unsur limas. Hasil diskusi
yang telah dilakukan telah didapat unsur-unsur dari limas segitiga, limas segiempat, dan limas segilima. Kemudian guru menyuruh
siswa untuk melengkapi jawaban unsur limas segitiga hingga limas segi-n.
75. G : “Kalau misalnya bapak tanya berapa titik sudut, rusuk, dan
sisi pada limas segi- n gimana?”
76. [BS mencoba menjawab serentak]
77. G : “Angkat tangannya yang mau menjawab, jangan bareng-
bareng gitu” 78.
S
24
: “kalau titik sudutnya ditambah satu, kalau rusuknya dikali dua”
79. S
25
: “sisinya n+1 pak” 80.
G : “yak bagus, berarti kalau sisi juga n+1, kalau rusuk nx2, titik sudut n+1. Bagus kalian bisa menemukannya. Berarti
berapa titik sudut limas segi- 26?”
81. BS : “26”
82. G : “Nah yang kalian temukan ini bisa dilihat dalam bentuk
tabel dan rumus untuk unsur limas. Silahkan dilengkapi jawabannya dari limas segi-3 sampai limas segi-
n ini”
Siswa menganalisis jawaban yang benar dari kelompok lain, karena siswa yang lain sudah merasakan jawaban dari
kelompok lain merupakan jawaban yang benar maka guru melanjutkan untuk menganalisis bagaimana unsur-unsur untuk
limas segi-n. Guru memancing siswa untuk menganalisis dari data yang telah siswa kumpulkan pada diskusi sebelumnya. Hal tersebut
menunjukkan kegiatan pada pendekatan saintifik yaitu kegiatan mengasosiasi.
Setelah mempelajari unsur-unsur limas, guru melanjutkan pembelajaran mengenai volume dan luas permukaan limas. Fase
orientasi bebas pada materi volume dan luas permukaan limas di pertemuan ketiga ini terlihat pada transkrip uji coba produk no
109-122 berikut. 145.
G : “Bagus. Lebih jelasnya bisa dilihat di rumus yang ada di slide. Luas alas ditambah dengan luas sisi tegak. Nah karena
sisi tegak di limas kan berbeda jumlahnya tergantung limas segi apa. Padahal segitiga di sisi tegaknya tu sama semua. Jadi
gimana?” 146.
S
12
: “Saya, saya, luas segitiganya ditambah-tambahin” 147.
S
8
: “Luas sisi tegaknya dikali berapa jumlah segitiganya pak”
148. G : “Ya, lalu bagaimana dengan alasnya?”
149. S10 : “terus alasnya dihitung luasnya juga terus tinggal
ditambahin yang tadi” 150.
G : “Nah itu dia. Jadi rumus luas permukaannya luas alas ditambah n x luas sisi tegak atau luas segitiga tegak” [Guru
menampilkan slide tentang luas permukaan limas]
Pada materi volume dan luas permukaan limas, siswa juga tampak melakukan kegiatan menganalisis. Namun sekarang siswa
menganalisis secara bersama-sama dibimbing dengan bantuan guru. Guru memberikan umpan pancingan kepada siswa untuk
menganalisis bagaimana cara menemukan luas permukaan limas. Setelah memperoleh rumus menghitung volume dan luas
permukaan prisma dan limas maka guru melanjutkan dengan beberapa contoh soal dan latihan soal kepada siswa untuk melatih
siswa mengerjakan berbagai variasi soal.
5. Fase integrasi
a. Pertemuan 1 dan 2 : Prisma
Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan mengenai apa saja yang diperoleh mengenai unsur prisma, serta
rumus untuk menghitung volume dan luas permukaan prisma. Hal ini juga terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran pada
pertemuan 1 : 98.
G : “Yak anak-anak waktunya telah habis kita lanjutkan pelajaran ini minggu depan. Tadi kita belajar tentang unsur-
unsur?” 99.
SS : “Unsur-unsur prisma pak” Hal ini juga terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran pada
pertemuan 2. Setelah para siswa menganalisis hasil dari kelompok lain mengenai unsur-unsur prisma segi-n tersebut, maka siswa
diajak untuk merangkum dan menyimpulkan hasil apa yang diperoleh mengenai unsur prisma.
b. Pertemuan 3 : Limas
Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan mengenai apa saja yang diperoleh mengenai unsur limas, serta rumus untuk
menghitung volume dan luas permukaan limas. Hal ini terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran pada
pertemuan ketiga : 113.
G : “Baik anak-anak, bel telah berbunyi. Kita sudah belajar tentang luas dan volume dari apa tadi?”
114. SS : “Prisma pak”
115. G : “Oke. Ingat rumus luas permukaannya?”
116. BS : “Luas alas ditambah jumlah sisi tegaknya”
117. G : “Bagus. Itu karena membaca besok tidak boleh baca
buku ya. Kalau volumenya?” 118.
BS : “Gampang pak. Luas alas dikali tinggi” 119.
G : “Sip, nanti di rumah latihan-latihan soal yang banyak ya supaya lebih mahir. Oke? Selamat siang”
120. SS : “Terima kasih bapak”
Sebelum menutup pembelajaran guru merangkum apa saja yang telah dipelajari pada pembelajaran hari tersebut dan memancing
siswa untuk mengkomunikasikan apa saja yang telah mereka peroleh.
152. G : “Jadi hari ini kita sudah belajar unsur limas, volume
limas, dan luas permukaan li mas. Bagaimana volume limas?”
153. SS : “
x luas alas x tinggi pak” 154.
G : “Bagus. Kalau luas permukaaannya?” 155.
SS : “Luas alas + Luas semua sisi tegaknya pak” 156.
G : “Good. Sekarang kita akhiri pelajaran pada hari ini. Nanti latihan soal-
soal lagi ya di rumah. Selamat siang”
157. SS : “Terimakasih bapak”
Sebelum mengakhiri pembelajaran pada hari tersebut, guru menutupnya dengan mengajak siswa berefleksi mengenai apa yang
telah dipelajari tadi. Guru memancing siswa untuk merangkum apa saja yang telah dipelajari. Siswa dalam hal ini melakukan kegiatan
mengkomunikasikan. Hal yang telah diperoleh dari pembelajaran tadi
mereka komunikasikan
melalui sebuah
rangkuman pembelajaran.
7. Revisi Produk
Pada uji coba produk, ditemukan kelemahan atau kekurangan dari produk perangkat pembelajaran yang dibuat. Oleh karena itu, perlu
dilakukan revisi. Revisi produk terletak pada tanda baca yang masih kurang tepat dalam LKS, bahan ajar dan penilaian.
Tabel 4.3 Tabel perbaikan revisi produk setelah uji coba
Perangkat Pembelajaran
Sebelum Sesudah
Bahan Ajar Gambar prisma dan limas
segi-n kurang
lengkap, hanya beberapa saja yang
diberikan. Melengkapi gambar dari prisma
dan limas segitiga, segiempat, dan segilima.
LKS Perbaikan pada penulisan
dan tanda baca. Tanda baca yang kurang tepat
diperbaiki. Penilaian
Kalimat yang
kurang efektif dan baku.
Kalimat diperbaiki agar menjadi kalimat efektif dan kalimat baku.
B. Pembahasan