1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika diakui oleh banyak orang, sebagai suatu mata pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa. Pertama-tama, sebabnya ialah karena
obyeknya abstrak dan hanya ada dalam pikiran manusia, tidak terdapat dalam dunia nyata yang dapat diamati oleh panca indera Marpaung : 1998. Siswa
sulit untuk membuat hal yang abstrak ini menjadi hal yang mudah dipahami. Matematika sering menjadi mata pelajaran yang dihindari oleh para siswa.
Padahal kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari matematika. Matematika berkaitan dengan berbagai aspek dalam kehidupan manusia dan ada di sekitar
kehidupan sehari-hari yang oleh para siswa kurang disadari. Matematika dianggap kurang berguna bagi kehidupan nyata. Hal ini menjadi suatu
tantangan tersendiri bagi tenaga pengajar, yaitu guru pengampu mata pelajaran matematika untuk dapat membuat materi matematika dapat tersampaikan
dengan baik dan dipahami oleh para siswa. Geometri sebagai cabang matematika sering digunakan dalam
membantu siswa memahami cabang lain dalam matematika. Konsep-konsep dalam matematika, meskipun tampak abstrak, banyak yang dapat ditunjukkan
atau diterangkan dengan representasi geometris Suwarsono : 1982. Ide-ide dari konsep juga sudah dikenal oleh siswa sebelum masuk sekolah melalui
hal-hal yang ada di kehidupan sekitarnya. Geometri telah diajarkan mulai dari
sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di dalam pendidikan formal di sekolah. Menurut Suwarsono 1990, geometri perlu diajarkan kepada siswa di
sekolah karena alasan-alasan sebagai berikut : 1.
Geometri mempunyai kegunaan-kegunaan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbagai kegiatan profesi, dan dalam
berbagai ilmu yang lain termasuk cabang-cabang yang lain dari ilmu matematika.
2. Geometri mempunyai potensi untuk melatih daya tanggap keruangan
spatial ability pada siswa, suatu kemampuan yang sangat diperlukan agar siswa memiliki pemahaman yang memadai mengenai lingkungan tempat
mereka hidup. 3.
Geometri mempunyai potensi untuk melatih kemampuan menalar secara logis pada diri siswa dan memberikan penyadaran mengenai keterbatasan
pengamatan dan daya tanggap keruangan pada manusia. 4.
Geometri mempunyai potensi untuk memberikan pemahaman kepada siswa mengenai keterkaitan antara matematika dengan alam nyata.
5. Geometri mempunyai potensi untuk memberikan pemahaman kepada
siswa mengenai struktur susunan ilmu matematika yang formal aksiomatis.
Dalam praktis hidupnya, geometri menjadi salah satu bidang dalam matematika yang dianggap sulit oleh para siswa. Banyak faktor penyebab
yang menjadi akar dari permasalahan ini. Biasanya pembelajaran di kelas berlangsung dengan ceramah, memberikan contoh-contoh soal dan
memberikan latihan soal sehingga kurang mempertimbangkan beberapa aspek penting seperti kemampuan siswa, kontentmateri ajar, metode dan hubungan
antara faktor-faktor ini. Hal tersebut juga dipengaruhi pula oleh diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Pada sekolah menengah pertama kelas VIII, terdapat materi yang membahas materi geometri yaitu bangun ruang sisi datar. Dari hasil
wawancara awal dengan guru yang dilakukan oleh peneliti di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang sebagai tempat untuk melakukan penelitian, ditemukan
beberapa permasalahan yang sering dialami dalam proses pembelajaran yang dialami guru yaitu mengenai pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan
pendekatan saintifik dan mengenai pembelajaran geometri. Permasalahan tersebut terkait dengan kesulitan guru dalam mengajar materi geometri serta
kurangnya pemahaman siswa pada materi geomeri. Menurut Suwarsono 2001 ada beberapa hal tertentu yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam geometri, di antaranya teori Van Hiele tentang tahap-tahap perkembangan
kemampuan geometris pada siswa. Teori Van Hiele mampu mengatasi permasalah-permasalah tersebut. Penelitian mengenai teori Van Hiele pernah
dilakukan oleh Maria Anggarani pada tahun 2010 dengan topik meningkatkan tingkat dan kualitas berpikir siswa pada pokok bahasan bangun datar dengan
penggunaan teori Van Hiele, dimana ada peningkatan setelah menggunakan pembelajaran menurut teori Van Hiele. Selain itu juga penelitian yang
dilakukan oleh Rindi Winda Pranita mengenai pengembangan perangkat
pembelajaran dengan teori Van Hiele pada materi prisma. Produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan memperoleh skor 3,53 dengan kategori sangat
baik. Dua penelitian tersebut diharapkan mampu menjadi dasar peneliti dalam mengembangkan perangkat pembelajaran materi Bangun Ruang Sisi Datar
yang mengakomodasi fase pembelajaran dari teori Van Hiele. Berdasarkan penelitian yang relevan dan melihat beberapa
permasalahan yang ditemukan maka peneliti tertarik untuk mengembangkan perangkat pembelajaran materi geometri bangun ruang sisi datar ditinjau dari
teori Van Hiele. Tingkat pemahaman siswa yang berbeda juga menjadi poin penting dalam pemahaman materi geometri. Kemudian teori Van Hiele dipilih
karena teori ini adalah teori mengenai tahapan pemahaman siswa dalam geometri. SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang masih menerapkan kurikulum
2013 jadi pendekatan saintifik digunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini. Pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang dapat
memenuhi kebutuhan siswa dalam kaitannya dengan fase pembelajaran Van Hiele yang digunakan.
Oleh karena itu peneliti mengadakan sebuah penelitian yang diberi judul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengakomodasi Teori Van Hiele Materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan Pendekatan Saintifik pada
Siswa K elas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang”.
B. Rumusan Masalah