8. Pembuatan larutan sampel
a. Pembuatan larutan A dan B larutan stok
1 F
2
Larutan A dengan konsentrasi 10 mgml 10
μgμl dibuat dengan menimbang 100,0 mg ekstrak etanol daun tumbuhan tembelekan
kemudian dilarutkan dalam etanol p.a. sampai 10,0 ml. Larutan B dengan
konsentrasi 1 μgμl dibuat dengan mengambil 1,0 ml dari larutan A
kemudian dilarutkan dalam etanol p.a. sampai 10,0 ml. 2
F
3
Larutan A dengan konsentrasi 10 mgml atau 10
μgμl dibuat dengan menimbang 50,0 mg ekstrak etanol daun tumbuhan tembelekan
kemudian dilarutkan dalam etanol p.a. sampai 5,0 ml. Larutan B dengan
konsentrasi 1 μgμl dibuat dengan mengambil 1,0 ml dari larutan A
kemudian dilarutkan dalam etanol p.a. sampai 10,0 ml. Larutan C dengan
konsentrasi 0,5 μgμl dibuat dengan mengambil 0,5 ml dari larutan A
kemudian dilarutkan dalam etanol p.a. sampai 10,0 ml. 3
F
4
Larutan A dengan konsentrasi 10 mgml atau 10
μgμl dibuat dengan menimbang 50,0 mg ekstrak etanol daun tumbuhan tembelekan
kemudian dilarutkan dalam etanol p.a. sampai 5,0 ml. Larutan B dengan
konsentrasi 1 μgμl dibuat dengan mengambil 1,0 ml dari larutan A
kemudian dilarutkan dalam etanol p.a. sampai 10,0 ml. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Pembuatan larutan sampel
Dari larutan stok tersebut dibuat seri konsentrasi untuk tiap fraksi cara memperoleh konsentrasi lihat pada Lampiran 9.
1 F
2
: 100; 178; 316,84; 563,97; 1003,87 μgml.
2 F
3
: 5; 10,5; 22,05; 43,3; 97,2 μgml.
3 F
4
: 10; 32; 102,4; 327,7; 1048,6 μgml.
Tabel I. Seri konsentrasi larutan sampel daun tumbuhan tembelekan
Konsentrasi larutan
stok Volume
larutan stok yang diambil
Volume air laut buatan
yang ditambahkan
Konsentrasi larutan sampel
yang diujikan C
1
V
1
V
2
C
2
Sampel
μgml ml ml μgml 0,50 5
100
1000 0,890 5
178
0,160 5
316,84
0,280 5
563,97 F
2
10000
0,50 5
1003,87 500
0,050 5 5
0,050 5 10,5 0,110 5 22,05
0,220 5 43,3
F
3
1000
0,490 5 97,2 0,050 5 10
0,160 5 32
1000
0,510 5 102,4 0,160 5 327,7
F
4
10000
0,520 5 1048,6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Uji toksisitas akut dengan BST
Uji toksisitas dilakukan dengan menggunakan larva artemia yang berumur 48 jam Meyer et al., 1982. Sepuluh ekor larva artemia yang berumur 48
jam diambil, dimasukkan ke dalam flakon yang telah berisi sampel dengan konsentrasi tertentu, air laut buatan sebanyak 3 ml dan 1 tetes ragi 3mg5ml
sebagai makanan yang kemudian divortek. Air laut buatan ditambahkan sampai 5 ml. Setiap pengujian selalu disertai dengan kontrol dan masing-masing
konsentrasi dibuat dalam 5 kali replikasi. Flakon dijaga agar selalu mendapat penerangan. Setelah 24 jam, jumlah larva artemia yang mati dihitung untuk
mengetahui nilai probit dan dianalisis untuk mengetahui harga LC
50
Meyer et al., 1982.
10. Uji KLT fraksi toksik daun tumbuhan tembelekan
Uji dengan KLT ini bertujuan untuk mengetahui profil bercak dari fraksi yang terdapat dalam fraksi daun tumbuhan tembelekan. Ekstrak kental fraksi daun
tumbuhan tembelekan dilarutkan dengan etanol dan ditotolkan pada lempeng KLT. Lempeng KLT dimasukkan dalam bejana yang berisi fase gerak yang telah
jenuh lalu dielusi sampai jarak rambat 15 cm, kemudian diangkat dan dikeringkan. Setelah itu elusi yang terjadi diamati dengan melihat bercak yang timbul.
Pengamatan bercak dilakukan dibawah sinar UV dengan panjang gelombang 254 nm dan 365 nm serta dengan pereaksi semprot.
Identifikasi triterpenoid, sistem KLT yang digunakan adalah sebagai berikut : fase diam
: silika gel GF 254 MERCK fase gerak
: toluen:etil asetat 85:15 vv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI