I. KETERANGAN EMPIRIS
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data empiris tentang toksisitas fraksi paling toksik ekstrak etanol daun tumbuhan tembelekan terhadap
larva artemia dengan metode BST yang dinyatakan dalam LC
50
serta untuk memperoleh profil kromatografi lapis tipis fraksi paling toksik daun tumbuhan
tembelekan. Data empiris yang diperoleh melalui uji toksisitas fraksi daun
tumbuhan tembelekan ini memungkinkan untuk dilakukan eksplorasi guna mendapatkan senyawa antikanker.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis eksperimental murni dengan rancangan Posttest Only Control Group
Design.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.
Variabel penelitian
a. Variabel bebas
Jenis fraksi dari ekstrak etanol daun tumbuhan tembelekan yang diujikan pada metode BST.
b. Variabel tergantung
Nilai LC
50
dari tiap fraksi setelah diuji dengan metode BST. c.
Variabel pengacau terkendali 1
Lingkungan tempat percobaan: sinar lampu 5 watt, suhu penetasan 25
o
-30
o
C, serta pH air laut buatan antara 7-8 dengan kadar garam 5 permil.
2 Hewan uji: Umur larva artemia adalah 48 jam.
3 Tanaman: spesies atau varietas tumbuhan tembelekan.
4 Air laut buatan : merupakan campuran dari 5 gram natrium klorida
NaCl, 1,3 g magnesium sulfat MgSO
4
, 1 g magnesium klorida
20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MgCl
2
, 0,3 g kalsium klorida CaCl
2
, 0,2 g kalium klorida KCl, dan 2 g natrium hidrokarbonat NaHCO
3
dalam 1 liter aquades.
2. Definisi operasional
a. Daun tumbuhan tembelekan yang digunakan adalah daun yang masih
muda, merupakan daun ke-3 sampai 4 dari ujung tangkai, dipetik pada saat tumbuhan sedang berbunga.
b. LC
50
lethal concentration-50 merupakan kadar senyawa uji yang mampu mengakibatkan terbunuhnya separuh 50 jumlah hewan uji dan
ditentukan setelah 24 jam perlakuan c.
Ekstrak etanol yang digunakan untuk proses fraksinasi merupakan ekstrak etanol kering yang telah diketahui toksisitasnya terhadap larva artemia.
d. Fraksi merupakan hasil dari pemisahan ekstrak etanol dengan metode
Vaccum Coloumn Chromatography VCC yang belum diketahui LC
50
- nya.
e. Fraksi toksik adalah fraksi yang diperoleh dari fraksinasi ekstrak etanol
kering dengan metode VCC menggunakan fase gerak toluen-etil asetat 85:15 vv serta fase diam Silika gel GF 254, yang memiliki LC
50
≤ 1000 μgml dalam metode BST.
f. Fraksi paling toksik adalah fraksi yang memiliki harga LC
50
paling kecil dari semua fraksi uji dalam kisaran ≤ 1000
μgml dalam metode BST. g.
Hewan Uji adalah larva artemia yang telah berumur 48 jam. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Bahan dan Alat Penelitian 1.
Bahan penelitian
a. Bahan utama
Daun tumbuhan tembelekan diperoleh pada bulan Agustus 2006 dari tumbuhan tembelekan di belakang RSJ Grahasia, Pakem, Sleman,
Yogyakarta. b.
Bahan untuk penyarian Bahan yang digunakan untuk penyarian berderajat pro analysis
p.a., kecuali bila disebutkan lain. Bahan tersebut adalah aquades yang diambil dari Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. c.
Bahan untuk BST 1
Telur artemia Viper Jeannie Hoo., LTD, China
2 Air laut buatan dengan kadar garam 5 per mil
3 Fraksi ekstrak etanol daun tumbuhan tembelekan,
4 Ragi Saccharomyces cerevisae.
d. Bahan untuk air laut buatan
Bahan kimia yang digunakan untuk pembuatan air laut buatan berderajat teknis. Bahan-bahan terdiri dari natrium klorida, magnesium
sulfat, magnesium klorida, kalsium klorida, kalium klorida, natrium hidrokarbonat, aquadest, dan aquadest bebas CO
2
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Bahan untuk KLT
Lempeng KLT dengan fase diam silika gel GF
254
MERCK, larutan pengembang toluen, etilasetat, pereaksi semprot vanillin-asam
sulfat, ekstrak etanol dan fraksi aktif tumbuhan tembelekan. f.
Bahan untuk Fraksinasi Fase diam silika gel GF 254 E.merck, fase gerak Toluen, Etil
asetat, ekstrak etanol tumbuhan tembelekan.
2. Alat penelitian
a. Alat untuk penyarian
Gelas ukur Pyrex, waterbath Memmert, Erlenmeyer Pyrex, neraca analitik Mettler Toledo AB 204, vaccum rotary evaporator Janke
Kunkel, batang pengaduk, sendok, cawan porselen. b.
Alat untuk uji BST Flakon, bak penetasan artemia lokal, mikropipet Socorex ISBA
S.A, lampu 5 watt dop, aerator Niko Nk 1200, pipet tetes, neraca analitik Mettler Toledo AB 204, Vortex Dijkstra.
c. Alat untuk KLT
Pipa kapiler 5 µl, bejana kromatografi, alat semprot, kertas saring, plat kaca, lampu UV dengan panjang gelombang 254 nm dan 365 nm.
d. Alat untuk Fraksinasi
Pipa kolom, vaccum hose Buchner, Beaker glass, gelas ukur, corong, cawan porselen, sinteredglass.