Pentasiklik triterpenoid dapat menghambat kerja enzim topoisomerase I dan II serta menghambat RNA polymerase sehingga mengakibatkan kematian sel
Lee, Fang, Wang, Li, Cook, 1991. Untuk mendeteksi adanya triterpenoid salah satunya dapat dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis. Metode ini dapat
menggunakan fase diam silika gel dan dengan memakai pengembang seperti heksan, etil asetat 1:1; kloroform, metanol 10:1; atau toluene : etil asetat
93:7. Sebagai deteksi dapat digunakan penyemprotan dengan vanilin-asam sulfat pekat, diteruskan dengan pemanasan pada 100
°C - 105°C sampai pembentukan warna sempurna Harborne, 1984. Untuk senyawa terpenoid, akan menghasilkan
warna abu-abu, merah violet , atau ungu Wagner, Brady, and Zgainski, 1984.
C. Artemia
Artemia termasuk dalam familia Artemidae, genus Artemia, spesies Artemia salina Leach Mudjiman, 1989. Istilah untuk telur artemia yang benar
adalah siste, yaitu telur yang telah berkembang lebih lanjut menjadi embrio dan kemudian diselubungi oleh cangkang yang tebal dan kuat. Cangkang ini berguna
untuk melindungi embrio terhadap pengaruh kekeringan, benturan keras, sinar ultraviolet dan mempermudah pengapungan. Sehingga sangat tahan terhadap
keadaan lingkungan yang buruk Mudjiman, 1989. Apabila telur artemia direndam dalam air laut bersuhu 25
o
C, maka akan menetas dalam waktu 24-36 jam. Setelah menetas, dari dalam cangkang
keluarlah burayak atau larvanauplius. Burayak yang baru saja menetas masih dalam tingkatan instar I. Warnanya kemerah-merahan karena masih banyak
mengandung makanan cadangan. Oleh karena itu mereka masih belum perlu makan
.
Sekitar 24 jam setelah menetas, burayak akan berubah menjadi instar II. Pada tingkatan instar II, larva sudah mulai mempunyai mulut, saluran
pencernaan dan dubur. Oleh karena itu mereka mulai mencari makanan. Bersamaan dengan itu, cadangan makanannya juga sudah mulai habis.
Pengumpulan makanannya mereka lakukan dengan menggerak-gerakkan antena II nya. Selain untuk mengumpulkan makanan, antena II tersebut juga berguna untuk
bergerak.
1. Lingkungan hidup artemia
Artemia tidak dapat bertahan hidup pada suhu kurang dari 6
o
C atau
lebih dari 35
o
C, tetapi hal ini sangat tergantung pada ras dan kebiasaan tempat hidup. Dengan demikian pertumbuhan artemia yang baik berkisar pada suhu
antara 25-30
o
C Mudjiman, 1989. Daya tahan artemia terhadap perubahan kandungan ion-ion kimia
dalam air ternyata juga sangat tinggi. Apabila kandungan ion natrium dibandingkan dengan ion kalium di dalam air laut alami adalah 28, maka artemia
masih dapat bertahan pada perbandingan antara 8-173 Mudjiman, 1989. Perkembangan artemia yang baik membutuhkan kadar garam yang
tinggi sebab pada kadar garam yang tinggi itu musuh-musuhnya sudah tidak dapat hidup lagi, sehingga artemia akan dapat aman tanpa gangguan. Untuk
pertumbuhan telur, ternyata dibutuhkan air yang kadar garamnya lebih rendah dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI