Reorder Point Titik Pemesanan Kembali EOQ Multi Item

Biaya total relevan TC merupakan penjumlahan 2 komponen biaya ordering cost dan holding cost, sehingga tinggi jarak kurva TC pada titik Q merupakan hasil penjumlahan tinggi kedua kurva komponen biaya tersebut. Ordering cost mempunyai bentuk geometris hiperbola dimana makin kecil Q, berarti makin sering pemesanan dilakukan dan makin besar biaya pemesanan yang dikeluarkan demikian juga sebaliknya. Holding cost mempunyai bentuk garis lurus karena komponen biaya ini tergantung pada tingkat persediaan rata–rata. Garis ini dimulai dari titik Q=0, dimana tingkat persediaan rata–rata semakin membesar secara proposional dengan gradient yang sama.

2.10.2 Reorder Point Titik Pemesanan Kembali

Pada kondisi nyata, asumsi bahwa barang yang dipesan segera dapat tersedia sulit diterapkan karena diperlukan suatu tenggang waktu untuk mengirimkan barang yang dipesan karena mungkin produsen barang yang dipesan tidak mempunyai cukup persediaan pada saat pesanan datang. Tenggang waktu antara saat dilakukan pemesanan dengan saat barang datang disebut lead time Ariyani : 2008. Jika EOQ merupakan pengendalian untuk pemesanan inventory yang optimal, maka ROP Reorder Poin adalah pengendalian inventory untuk memulai pengadaan pemesanan. ROP model terjadi apabila jumlah inventory yang terdapat di dalam stok berkurang terus sehingga kita harus menentukan berapa batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan Inventory. Jumlah yang diharapkan tersebut dihitung selama masa tenggang, dapat juga ditambahkan dengan safety stock yang biasanya mengacu pada probabilitas atau kemungkinan terjadinya kekurangan stok selama masa tenggang Yunarto dan Santika, 2005.  Kondisi L T, dimana kondisi lead time siklus pemesanan, maka: R = L x DL dimana: R =Reorder point unit L =Lead time hari, minggu, bulan. DL = Tingkat Kebutuhan selama lead time unit T = Waktu antara satu pemesanan ke pesanan berikutnya.  Kondisi L T, dimana kondisi Lead Time siklus pemesanan maka: R = L – T DL Apabila lead time dinyatakan dalam bulan, maka formulasinya: R = L DL  12 Apabila lead time dinyatakan dalam minggu, maka formulasinya: R = L DL  52 Apabila lead time dinyatakan dalam hari, maka formulasinya: R = L DL  365

2.10.3 EOQ Multi Item

Model ini merupakan model EOQ untuk pembelian bersama joint purchase beberapa jenis item dimana asumsi-asumsi yang dipakai adalah Hakim, 1999 :  Lead time diketahui dengan pasti, oleh karena itu tidak ada stock out maupun biaya stock out.  Lead time untuk semua item dimana semua item yang dipesan akan datang pada satu titik waktu yang sama untuk setiap siklus.  Holding cost harga per unit unit cost dan ordering cost untuk setiap item diketahui. Tidak ada perubahan dalam biaya per unit seperti quantity diskon, ordering cost dan holding cost. Item A Waktu QRpa R L Item B Waktu QRpb R L Item C Waktu QRpc R L Item A+B +C Σ QRpi R Waktu L Gambar 2.4 Hubungan antara tingkat persediaan dengan waktu untuk lot pembelian terpadu Sistem Produksi, Ariyani,2008 Dimana : L : Lead time R : Reorder point QRpi : EOQ dalam satuan rupiah untuk item ke-i QRp : EOQ dalam satuan rupiah untuk semua item. Penentuan rumus EOQ untuk kasus pembelian bersama diperoleh dengan menderivasi biaya total persediaan yang terdiri dari total ordering cost dan total holding cost selama periode tertentu, dimana : Total biaya persediaan = ordering cost + holding cost   h Q ci C Q D TC Rpi Rpi               2 Dimana : C : biaya pemesanan yang tidak tergantung jumlah item biasanya disebut mayor ordering cost ci : Biaya pemesanan tambahan karena adanya penambahan item ke-1 dalam pesanan termasuk biaya pencatatan, penerimaan, pengiriman item ke-i tersebut. Biaya-biaya ini juga disebut minor ordering cost. di : biaya selama periode tertentu untuk item ke-1 D : Biaya yang diperlukan selama periode tertentu untuk semua   di item. Q Rp : EOQ untuk ukuran lot terpadu dalam “nilai” Rp   Rpi Q ΣQ Rpi : EOQ optimal untuk ukuran lot terpadu dalam nilai rupiah.   Rpi Q Dengan menderivasikan rumus total biaya persediaan maka model matematik dari EOQ ΣQ Rpi , diperoleh : ordering cost = holding cost          ki K Q D Rpi = h Q Rpi      2 2 h Q Q ki K D Rpi Rpi          h Q ki K D Rpi 2 2     h ki K D Q Rpi     2 2 h ki K D Q Q Rpi Rpi      2 EOQ optimal untuk masing-masing item dalam nilai rupiah diperoleh dengan membagi di dengan D sebagai berikut : Rp Rpi Q D di Q        EOQ optimal untuk masing-masing item dalam unit sebanding dengan Q Rpi dibagi dengan unit costnya Ci, sehingga diperoleh : Ci Q Q Rpi i  dimana : ci = harga jual per unit untuk item ke-i Jarak antara pemesanan optimal siklus pemesanan optimal t diperoleh dengan cara membagi lamanya periode dengan frekuensi pemesanan yang terjadi selama periode tersebut, sehingga : D Q Q D f t Rpi Rpi 1 1    Sedangkan frekuensi pemesanan optimalnya adalah : Rp Q D F  Langkah-langkah Model EOQ multi item sebagai berikut :  Mengumpulkan dan mencatat data-data yang diperlukan dalam proses perhitungan total biaya persediaan sebagai masukan input, yaitu data-data mengenai kebutuhan bahan baku, biaya penyimpanan, biaya pemesanan, frekuensi pemesanan, dan harga bahan baku untuk bulan Mei 2009 – April 2010 Menghitung total biaya persediaan untuk masing-masing bahan baku yang dikeluarkan oleh perusahaan.  Biaya pembelian di dapat dari hasil kali antara kebutuhan pertahun R tiap bahan baku dengan harga per unit P tiap bahan baku dalam rupiah.  Biaya pemesanan didapat dari hasil kali antara frekuensi pemesanan kali dalam 1 tahun tiap bahan baku dengan biaya pemesanan masing-masing bahan baku.  Kedua biaya tersebut diatas dijumlahkan dengan biaya penyimpanan selama 1 tahun, sehingga didapat total biaya dari masing-masing bahan baku.  Dari masing-masing total biaya bahan baku yang didapat, kemudian dilakukan penjumlahan dari seluruh total biaya bahan baku tersebut untuk mendapatkan biaya persediaan bahan baku secara keseluruhan. TC = TC 1 + TC 2 + TC 3 + ….+ TC n  Model persediaan yang akan digunakan sebagai alat pemecahan masalah tersebut adalah model persediaan EOQ multi item. Kemudian menghitung total biaya persediaan untuk masing-masing bahan baku. Biaya bahan baku secara keseluruhan : Dimana : h D ci C Q Rpi 2      keterangan : C = Biaya pemesanan yang tidak tergantung jumlah item mayor ordering cost Ci = Biaya pemesanan tambahan karena adanya penambahan item-i kedalam pesanan minor ordering cost ri = Biaya selama periode tertentu untuk item-i D = Biaya yang diperlukan selama periode tertentu untuk semua item h = Biaya penyimpanan Rpi Q  = EOQ optimal untuk ukuran lot terpadu dalam nilai rupiah 2.11 Peramalan Untuk Perencanaan Persediaan Bahan Baku. 2.11.1 Pengertian Peramalan.