Struktur Teks Cerita Pendek

13 emosi pembaca Aminuddin, 2009: 72. Sumardjo dalam Rampan 1984: 31 mengatakan gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang. Cara bagaimana seseorang memilih tema, persoalan, meninjau persoalan dan menceritakannya dalam sebuah cerita pendek. Soal gaya, menurut H.B. Jassin dalam Nuryatin 2010: 17, adalah soal pilihan kata, memilih dan mempergunakan kata-kata sesuai dengan isi yang hendak disampaikan. Juga bagaimana menyusun penggunaan bahasa secara efektif dan secara estetis, yakni memberikan kesan yang dikehendaki pada si penerima. Sementara itu, pendapat lain dituturkan oleh Sukino 2012: 158 bahwa gaya cerita merupakan cara seorang penulis menuangkan atau menyampaikan idenya kepada pembaca melalui media bahsa. Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa gaya cerita adalah keterampilan pengarang dalam mengolah dan memilih bahasa dalam menuangkan cerita dalam sebuah karya sastra secara tepat dan sesuai watak pikiran dan perasaan. Setiap pengarang mempunyai gaya cerita yang berbeda- beda dalam mengungkapkan hasil karyanya.

2.2.2.3 Struktur Teks Cerita Pendek

Sebuah cerita memiliki pola atau struktur cerita yang bertujuan untuk membentuk suatu kesatuan dalam cerita. Keutuhan tersebut menggambarkan bentuk artistik dan memberikan struktur bentuk pengalaman yang digambarkan. Sumardjo 2007: 63-67 menggambarkan struktur sebuah cerita menjadi tiga bagian, yaitu bagian permulaan, bagian tengah, dan bagian akhir. 14  Bagian permulaan, menuturkan tentang apa, siapa, di mana, kapan, dan munculnya konflik lebih cepat, tepat, dan ringkas bagian ini lebih baik.  Bagian tengah cerita, yakni berisi perkembangan dari konflik yang diajukan pengarang. Dalam hal ini banyak unsur yang menentukan panjang tidaknya rumit atau sederhananya cerita. Di bagian ini semua bagian cerita digiring pengarang. Pembaca dirangsang oleh rasa ingin tahunya, sebab setiap orang bersifat ingin tahu. Keingintahuan pembaca harus dimanfaatkan pengarang untuk mengikuti alur cerita. Di bagian inilah bahan-bahan cerita disusun dan dikembangkan secara maksimal.  Bagian akhir, yakni bagian penutup cerita yang berisi pemecahan konflik atau pemecahan masalah. Pembagian struktur cerita tersebut senada dengan pembagian struktur teks cerita pendek oleh Kemendikbud 2013: 150, bahwa struktur teks cerita pendek dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut. 1 Orientasi Pada bagian orientasi ini berisikan tentang pengenalan waktu peristiwa dalam cerita, tokoh yang diceritakan, dan tempat terjadinya peristiwa yang ada di dalam cerita. Bagian ini termasuk dalam unsur pembangun cerita yaitu penokohan, latar atau setting, sudut pandang pengarang, alur bagian pengenalan, dan gaya cerita pengarang saat membuka cerita. 2 Komplikasi Pada bagian komplikasi ini diuraikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam cerita. Dalam bagian ini tokoh utama harus mengalami suatu 15 permasalahan dan bagian ini juga merupakan inti dari isi teks cerita yang harus menimbulkan suatu permasalahan atau konflik tertentu yang akan dialami tokoh utama. Unsur pembangun cerita yang termasuk dalam bagian komplikasi ini adalah tema cerita, alur konflik, sudut pandang pengarang dalam menceritakan tokoh dengan adanya konflik atau permasalahan, dan gaya cerita pengarang dalam mengemas isi cerita dengan konflik atau permasalahan yang menarik pembaca. 3 Resolusi Pada bagian resolusi ini merupakan bagian akhir dari sebuah cerita dengan teratasinya permasalahan atau konflik yang terjadi dalam cerita. Dalam bagian ini merupakan bagian dimana suatu permasalahan harus dapat diselesaikan dengan penyelesaian yang kreatif. Bagian resolusi ini masuk ke dalam unsur pembangun cerita yaitu pada bagian alur penyelesaian, sudut pandang pengarang dalam mencaritakan tokoh pada tahap penyelesaian masalah, dan gaya cerita pengarang dalam menyelesaikan masalah dan mengakhiri sebuah cerita. Struktur cerita pendek harus saling berkaitan satu sama lain agar mampu membentuk sebuah kesatuan dari sebuah isi cerita, sehingga memiliki kesatuan isi yang utuh.

2.2.2.4 Kriteria Teks Cerita Pendek yang Baik

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERITA PENDEK SECARA TERTULIS MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MEDIA DONGENG PADA PESERTA DIDIK KELAS VII AISYAH SMPIT BINA AMAL GUNUNGPATI SEMARAN

0 14 301

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENELAAH DAN MEREVISI TEKS CERPEN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) BERBANTUAN MEDIA POTEL PADA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI

11 109 334

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KEMBALI ISI CERITA MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK SISWA KELAS V SDN SEKARAN 02

0 8 262

PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMODELAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMODELAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED AND READING COMPOSITION (CIRC)(PTK di Kelas VII SMP Negeri 1 Kradenan

0 0 15

METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI.

0 1 48

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI CERITA PENDEK MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS V SD 3 JARAKAN.

0 3 203

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MATERI CERITA PENDEK MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION SISWA KELAS V MI MAMBAUL ULUM JOMBANG.

0 0 96

KEEFEKTIFAN STRATEGI COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KASIHAN.

0 0 273

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BIOGRAFI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 JETIS BANTUL

0 0 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 2 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2014-2015

0 0 18