6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. TEBU DAN DIVERSIFIKASI
Tebu merupakan tanaman monocotyledon yang termasuk dalam ordo Glumaceae, famili Graminae, kelompok Andropogon dan genus Saccharum.
Saccharum officinarum merupakan salah satu tanaman dalam genus saccharum yang paling banyak dibudidayakan sebab kandungan sukrosanya paling tinggi dan
kandungan seratnya rendah Davies, 1990.
Tebu merupakan tanaman perkebunanindustri berupa rumput tahunan. Tanaman ini merupakan komoditi penting karena di dalam batangnya terkandung
20 cairan gula. Batang tanaman tebu merupakan sumber gula. Namun demikian rendeman persentase gula yang dihasilkan hanya berkisar 10-15. Tanaman ini
berasal dari India, tetapi mungkin juga berasal dari Irian karena di sana ditemukan tanaman liar tebu. Di Jawa Barat tebu dikenal dengan nama tiwu sejak 400 tahun
yang lalu Slamet, 2006. Saccharum officinarum adalah spesies tebu yang akan tumbuh baik di
daerah tropis dan semi-tropis Grolier Incorporated.Danbury, 1996. Daerah penyebaran tebu adalah diantara 35°LS dan 39°LU serta dapat hidup pada
berbagai ketinggian,mulai dari pantai sampai dengan dataran tinggi 1400 m dpl Indriani dan Sumiarsih, 1992. Namun, mulai ketinggian 1200 m dpl
pertumbuhan tebu menjadi terhambat. Pada umumnya tanaman tebu menghendaki curah hujan tahunan yang cukup
tinggi yaitu 200 – 300 cmtahun World Book, 1992. Agar tebu tumbuh dengan baik, tanaman tebu memerlukan angin yang sedang untuk membantu
pembentukan gula karena tersedianya oksigen dan karbondioksida yang optimal bagi tanaman. Selain itu, Fauconier 1993 menyatakan bahwa tebu membutuhkan
sinar matahari, kelembaban dan suhu sedang 24°C - 30°C untuk tumbuh dengan baik, sedangkan untuk mencapai kematangan diperlukan periode kering.
7 Batang tanaman tebu merupakan sumber gula. Namun demikian rendeman
persentase gula yang dihasilkan hanya berkisar 10-15 Slamet, 2006 . Hasil samping pengolahan tebu adalah :
1. Pucuk daun Pucuk daun tebu diperoleh pada tahap penebangan. Pucuk daun dapat
digunakan untuk pakan ternak dalam bentuk silase, pelet, wafer dan pupuk. 2. Ampas Bagasse
Ampas tebu adalah residu yang berserat dari batang tebu. Perolehan ampas tebu setelah melalui proses penghancuran dan ekstraksi nira tebu.
Terdiri dari air, serat dan jumlah yang relatif kecil dari padatan terlarut. Komposisi ini tergantung dari varietas tebu, kematangannya, metode
memanen dan efisiensi gilingan pabrik Paturau, 1982. Komposisi ini disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi ampas No Komponen
Kisaran 1 Air
46-52 2 Serat
43-52 3
larutan padat gula 2-6
Sumber : Paturau 1982 Serat adalah komponen yang tidak dapat larut di dalam air. Kandungan
serat ampas tebu sebagian besar terdiri dari selulosa, pentosan dan lignin. Selulosa adalah suatu polisakarida yang mempunyai rumusan umum
C
6
H
10
O
5
n. dan merupakan jaringan utama dari tumbuhan. Secara alami, selulosa diperoleh bersama dengan zat-zat lain seperti dengan lignin,
pentosans, getah, tanin, lipid dan lain-lain. Secara umum, kandungan selulosa murni dari semua jaringan tumbuhan adalah sama yaitu polimer gula dengan
rantai panjang. Perbedaan kandungan unsur kimia celulosa terutama disebabkan tingkat polimerisasi. Diperkirakan selulosa ampas tebu
mempunyai polimer dengan rantai dari 2000 hingga 3000 unit Paturau, 1982.
8 Pentosan terdiri dari hemiselulosa dimana saat hidrolisis akan
menghasilkan xylose, arabinose dan uronic acid. Pemanasan hydrochloric acid, pentosan berubah menjadi furfural Paturau, 1982.
C
6
H
8
O
4
C
5
H
10
O
5
C
5
H
4
O
2
Pentosan Pentose Furfural Lignin merupakan kelompok unsur dengan bobot molekular tinggi.
Secara umum dihubungkan dengan bahan kimia selulosa dan hemiselulosa. struktur bahan kimianya adalah C
49
H
52
O
14
. Dengan karakteristiknya adalah berbau harum, terdiri dari benzene yang mengandung zat methylated phenolic
tetapi struktur lengkap dan ukuran dari polimernya belum dapat ditetapkan Paturau, 1982. Ampas dimanfaatkan sebagai bahan bakar pabrik, bahan
industri kertas, partikel board dan media untuk budidaya jamur atau dikomposkan untuk pupuk.
3. Blotong Filter Muds Proses pengolahan tebu menjadi gula dimulai dengan penggilingan.
Campuran yang terdapat dalam nira tebu, setelah mengalami filtrasi, yang berbentuk cake dengan berbagai tingkat kelembutan disebut blotong. Cake ini
mengandung bahan anion organik bersifat koloid, yang merupakan hasil samping proses penjernihan. Dalam proses filtrasi bahan non gula akan
terbuang dan bercampur di dalam cake. Proses filtrasi secara umum dilakukan dalam suatu saringan vakum yang
berputar. Namun demikian, beberapa pabrik masih menggunakan saringan jenis batch. Cake yang berasal dari proses batch mengandung sekitar 80 air,
sedangkan dengan proses yang lebih modern saringan vakum kandungan air sekitar 65. Jumlah blotong yang dihasilkan dan komposisinya bervariasi,
sangat bergantung dengan lokasi pemanenan, varietas tebu, efisiensi gilingan, metoda klarifikasi dan lain-lain Paturau, 1982. Kandungan blotong disajikan
pada Tabel 3. Bahan organik ini dapat dipakai sebagai pupuk tanaman tebu.
9 Tabel 3. Komposisi blotong
No Kandungan Kisaran
1 Lilin dan lemak
5-14 2 Serat
15-39 3 Gula
5-15 4 Protein
5-15 5 Total
abu 9-20
SiO
2
4-10 CaO 1-4
P
2
O
5
1-3 MgO 0.5-1.5
Sumber : Paturau 1982 4. Molase Tetes Tebu
Molase adalah hasil samping akhir yang diperoleh dari tahap pemisahan kristal gula. Molase adalah sirup sisa yang tidak mengandung sukrosa kristal.
Molase berasal dari bahasa latin mel, artinya madu, dan melaza bahasa Spanyol artinya madu kasar. Dalam bahasa Prancis melasse, dimana kata ini
juga digunakan di German dan Belanda, kemudian ditetapkan dengan sebutan molase.
Hasil molase per ton tebu sekitar ± 2.7. Hasil ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti efisiensi pabrik, kualitas tebu dan lain-lain. Dengan
demikian hasilnya dapat berbeda untuk setiap pabrik dengan kisaran 2.2-3.7 Paturau, 1982. Sedangkan komposisi molase disajikan pada Tabel 4. Tetes
tebu adalah bahan baku bumbu masak MSG, gula cair, etanol, dan lain-lain.
10 Tabel 4. Komposisi molase
No komponen Kisaran
1 water 17-25
2 sukrosa 30-40
3 glukosa 4-9
4 fruktosa 5-12
5 Lain-lain 1-5
6 Karbohidrat lain
2-5 7 Kandungan
Nitrogen 2-6
8 Asam non nitogen
2-8 9
Lilin, sterol dan fospolipid 0.1-1
Sumber : Paturau 1982 Hasil samping pengolahan tebu ini dapat digunakan untuk berbagai
macam keperluan, hal ini disajikan lebih lengkap pada pohon industri pada Gambar 1.
B. PELUANG DIVERSIFIKASI TEBU