METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL PROSES HIRARKI ANALITIK

16 Gambar 2. Strukur dasar sistem penunjang keputusan Turban dalam Marimin, 2004

D. METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL

Metode Pengambilan Keputusan MPE digunakan sebagai alat bantu bagi pengambil keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada setiap tahapan proses. Menurut Manning 1984, pemilihan tersebut dilakukan berdasarkan beberapa kriteria dengan tahapan sebagai berikut : 1. menyusun alternatif keputusan 2. menyusun kriteria-kriteria penting dalam pengambilan keputusan untuk evaluasi 3. menentukan tingkat kepentingan setiap kriteria 4. mengadakan penilaian terhadap semua alternatif pada masing-masing kriteria 5. menentukan total nilai setiap alternatif 6. memberikan peringkat sesuai dengan total nilai. Data Sistem Manajemen basisi Data SMBD Model Sistem Manajemen Basis Model SMBM Sistem Pengolahan Problematik Sistem Pengolahan Dialog Pengguna 17 Formulasi perhitungan nilai untuk setiap alternatif dalam metode perbandingan eksponensial adalah sebagai berikut : Dengan : TNi = total nilai alternatif ke-i Rkij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i TKKj = derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j; TKKj 0;bulat N = jumlah pilihan keputusan m = jumlah kriteria keputusan Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan wawancara dengan pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat. Sedangkan penentuan skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai setiap alternatif sesuai dengan nilai kriterianya. Semakin besar nilai alternatif maka semakin besar pula skor alternatif tersebut. Total skor masing-masing alternaif keputusan akan relatif berbeda secara nyata karena adanya fungsi eksponensial.

E. PROSES HIRARKI ANALITIK

Proses Hirarki analitik atau Analytical Hierarchy Process AHP merupakan suatu analisis yang dapat dipakai dalam pengambilan keputusan untuk memahami kondisi suatu sistem dan membantu melakukan prediksi dalam pengambilan keputusan. Metode ini dapat digunakan dalam memodelkan problema-problema dan pendapat-pendapat, dimana permasalahan yang ada telah dinyatakan secara jelas, dievaluasi, diperbincangkan dan diprioritaskan untuk dikaji Saaty, 1993. Prinsip kerja AHP adalah peyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas m Total Nilai TNi = Σ RKij TKKj j=1 18 ij n j a n 1 = S tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut Marimin, 2004. Penggunaan hirarki mempunyai beberapa kelebihan antara lain dapat digunakan untuk menjelaskan perubahan-perubahan prioritas pada level atas yang mempengaruhi prioritas level dibawahnya, dapat memberikan informasi yang lengkap pada struktur dan fungsi suatu sistem pada level yang lebih rendah dan hirarki memiliki sifat stabil dan fleksibel, stabil dimaksudkan bahwa perubahan- perubahan kecil akan memberikan efek yang kecil dan fleksibel bahwa penambahan untuk mendapatkan suatu hirarki yang tersusun baik tidak akan mengganggu fungsi kerjanya Saaty, 1993. Menurut Brojonegoro 1992, metode AHP memiliki beberapa kelemahan antara lain ketergantungannya pada masukan dari seorang pakar membuat hasil akhir dari model ini tidak ada artinya jika pakar tersebut memberikan nilai yang keliru. Selain itu model AHP yang terlihat sangat sederhana dapat menjadi salah satu faktor kelemahan dikarenakan adanya kebiasaan para pengambil yang sering menggunakan model kuantitatif yang rumit dalam pengambilan keputusan.sehingga menganggap model AHP bukanlah model yang cocok untuk mengambil keputusan. Dalam menentukan prioritas keputusan, komparasi berpasangan dapat digunakan untuk membandingkan masukan-masukan secar berpasangan untuk menyusun prioritas keputusan. Disamping itu komparasi berpasangan juga dapat digunakan untuk mengetahui atau melihat faktor-faktor yang dominan. Metode komparasi membutuhkan suatu skala yang dapat membedakan setiap pendapat dimana skala komparasi yang terbaik adalah 1 sampai 9 Saaty, 1993. Nilai yang diberikan dalam komparasi berpasangan akan membentuk matriks persegi n x n yang kemudian dicari prioritas untuk semua elemen. Persamaan matematik yang digunakan dalam menentukan bobot prioritas pada metode AHP adalah sebagai berikut : Vektor Eigen Vei = 19 ij n j a n 1 = S n i 1 = S ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ S = ij n j a n 1 ∑ = + - = n t t t t i C B NPV 1 Vektor Prioritas Vpi =

F. ANALISIS FINANSIAL