71 Pengembangan produk bioethanolbiofuel sudah lama dilakukan, dengan
bahan baku berbagai jenis tanaman. Kesuksesan Negara Brazil pada produk biofuel
merupakan bukti peluang baik untuk mengembangkan produk ini. Penggunaan tebu sebagai biofuel lebih ramah lingkungan dibandingkan
tanaman lain. Untuk emisi karbon pembuatan bioethanolbiofuel, tebu memiliki tingkat emisi karbon yang lebih sedikit dibandingkan tanaman lainnya seperti
terlihat pada Tabel 10. Tabel 10. Emisi karbon dari produksi ethanol
No Tanaman Emisi
Karbon 1
Sweet sorghum 1.1024 t carbonha
2 Jagung 135.18
t carbonha
3 Bit gula
1.335 t carbonha 4
Gandum 1.96 t carbonha
5 Tebu perhitungan Macedo 0.377 t carbonha
6 Tebu
0.422 t carbonha
Sumber : Santos
2000
1. Input Model Kelayakan Finansial
Input model analisa kelayakan finansial berasal dari data biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan industri BioethanolBiofuel yang terdiri dari
biaya investasi, biaya operasional yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya investasi yang diperlukan untuk mendirikan industri
BioethanolBiofuel adalah sebesar Rp. 126,860,878,305.-. Biaya operasional
yang dibutuhkan adalah Rp. 55,421,461,127.- per tahun yang terdiri dari biaya
tetap sebesar Rp. 6,230,451,587.-per tahun dan biaya variabel sebesar Rp.
49,191,009,540.- per tahun. Biaya investasi terdiri dari modal kerja dan biaya tetap yaitu : pra
investasi, bangunan, fasilitas penunjang, mesin dan peralatan, alat kantor, bunga selama konstruksi, produksi percobaan dan kontingensi. Kegiatan
produksi percobaan masuk dalam biaya tetap karena termasuk dalam pengeluaran disebabkan produk yang dihasilkan belum memenuhi standar
sehingga belum dapat dipasarkan. Suatu perkiraan biaya tidak mungkin
72 sepenuhnya tepat, karena itu dalam suatu proyek biasanya terdapat suatu
kontingensi yang disiapkan untuk menutupi kekurangan yang mungkin terjadi Soeharto, 1995. Kontingensi ditetapkan sebanyak 10 persen dari biaya
investasi. Dana modal kerja adalah pengeluaran yang digunakan untuk membiayai keperluan operasi dan produksi pada waktu pertama kali
dijalankan Soeharto, 1995. Modal kerja diasumsikan untuk kebutuhan produksi selama 4 bulan hingga barang dapat dipasarkan. Biaya investasi ini
disajikan pada Tabel 11. Biaya rinci investasi pendirian pabrik dapat disajikan pada lampiran 3.
Tabel 11. Biaya investasi
No Deskripsi Biaya Rp
1 Pra investasi
4,575,000,000 2 Bangunan
6,495,000,000 3 Mesin
dan peralatan
60,356,030,000 4 Fasilitas
Penunjang 19,315,929,600
5 Alat kantor
25,800,000 6 Bunga
selama konstruksi 3,777,263,664
7 Produksi percobaan
2,309,227,547 8 Kontingensi
11,532,807,119 9 Modal
kerja
18,473,820,376
Total 126,860,878,305
Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan bangunan, mesin dan peralatan, gaji tenaga kerja tak langsung, pemeliharaan, asuransi, overhead dan PBB
Pajak Bumi dan Bangunan. Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku, bahan pembantu, air, listrik, biaya pemasaran, biaya transportasi dan gaji
tenaga kerja langsung. Biaya operasional ini disajikan pada Tabel 12.
73 Tabel 12. Biaya operasional tahunan
Komponen Biaya Harga
Biaya Tetap Penyusutan
Bangunan 216,500,000
Mesin 1,762,544,500
Peralatan 1,673,676,000
Gaji Tenaga Kerja Tak Langsung 666,000,000
Pemeliharaan 861,927,596 Asuransi 861,927,596
Biaya Overhead
25,500,895 Pajak Bumi dan
Bangunan2,5 162,375,000 Subtotal
6,230,451,587 Biaya variabel
Bahan baku molase 45,024,000,000
air 29,082,816 Gaji Tenaga Kerja
Langsung 372,000,000 Biaya Listrik
847,586,724 Urea+ ammonium sulphate
693,504,000 Asam Sulphur
1,806,336,000 Biaya pemasaran
90,000,000 Biaya Transportasi
328,500,000 Subtotal
49,191,009,540 Total
55,421,461,127
Nilai asumsi yang lain yang menjadi masukan dalam model analisa kelayakan finansial disajikan pada Tabel 13. Masukan ini dapat diubah sesuai
keinginan pengguna. Dari segi biaya operasional dan biaya investasi juga dapat diubah sesuai keinginan pengguna. Kapasitas produksi ditentukan
100,000 literhari berdasarkan keadaan bahan baku. Umur proyek pengembangan Industri BioethanolBiofuel diasumsikan berumur 10 tahun,
lama pengembalian pinjaman bank 5 tahun, dan harga beli molase Rp. 600kg.
74 Tabel 13. Nilai asumsi yang digunakan dalam analisa kelayakan finansial
industri BioethanolBiofuel
No. Asumsi Nilai Asumsi
1. Persentase produksi tahun ke-1
75 2.
Persentase produksi tahun ke-2 90
3. Persentase produksi tahun ke-3
sampai tahun ke-10 100
4. Persentase produk terjual
100 5.
Harga jual produkliter Rp. 5,500
6. Biaya Pajak Bumi dan Bangunan
2.5 7.
Persentase penyusutan 20
8. Persentase pemeliharaan
1 9. Biaya
asuransi 1
10. Bunga pinjaman banktahun
15 11.
Suku bunga deposito 15
Perhitungan kriteria-kriteria investasi diatas dilakukan dengan penyusunan laporan laba rugi. Laporan laba rugi adalah suatu cara untuk
melihat profitabilitas dari suatu usaha Soeharto, 1995. Oleh karena itu, keuntungan atau kerugian yang dialami oleh perusahaan pada masa waktu
tertentu dapat diketahui. Dalam laporan laba rugi hasil akhir adalah laba bersih setelah dikurangi dengan pajak. Susunan laporan laba rugi terdiri dari
penerimaan yaitu hasil penjualan produk dan pengeluaran yang terdiri dari biaya tetap, biaya variabel, angsuran pinjaman bank dan pajak. Laporan laba
rugi dapat dilihat pada lampiran 4. Pembuatan aliran kas cash flow dilakukan setelah laporan laba rugi,
yang terdiri dari kas masuk dan kas keluar. Tahun 0, kas masuk berasal dari sumber pembiayaan investasi terdiri dari modal sendiri dan peminjaman bank
dengan rasio 40:60 disajikan pada Tabel 14. Tahun berikutnya kas masuk berasal dari laba bersih dan penyusutan. Untuk kas keluar, pada tahun ke-0
pengeluaran untuk pembiayaan investasi pendirian pabrik dan modal kerja awal, dengan perincian yang sedikit berbeda dari tabel 10, dimana biaya
bangunan, fasilitas penunjang, mesin dan peralatan, alat kantor, produksi percobaan dan bunga selama konstruksi digabung menjadi investasi tetap.
Tahun berikutnya dianggap tidak ada aliran kas keluar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
75 Tabel 14. Rincian sumber dana
Investasi Nilai
Modal Sendiri Bangunan
Rp 6,495,000,000 Fasilitas penunjang
Rp 19,315,929,600 Produksi percobaan
Rp 2,309,227,547 Biaya pra-operasi
Rp 4,575,000,000 Bunga selama konstruksi
Rp 3,777,263,664 Kontingensi
Rp 11,532,807,119 Alat Kantor
Rp 25,800,000 Total
Rp 48,031,027,929 Persentase
0.4 Modal Pinjaman Bank
Mesin Rp 35,250,890,000
Modal kerja Rp 18,473,820,376
Peralatan Rp 25,105,140,000
Total Rp 78,829,850,376 Persentase
0.6 Grand Total
Rp 126,860,878,305 Persentase
1
2. Output Model Kelayakan Finansial