METODOLOGI Sistem Penunjang Keputusan Diversifikasi Produk Tebu (Studi Kasus : PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh, Majalengka-Jawa Barat)

27

III. METODOLOGI

A KERANGKA PEMIKIRAN Proses pengolahan tebu menjadi gula menghasilkan hasil samping berupa daun, pucuk, ampas bagasse, blotong filter muds, dan tetes molase. Hasil samping ini dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk yang dibutuhkan konsumen. Pemanfaatan hasil samping ini disajikan pada Gambar 1. Dengan melakukan Pemanfaatan hasil samping tebu, diharapkan pabrik gula mampu mengurangi beban biaya pabrik gula karena adanya peningkatkan pendapatan perusahaan dari pengolahan hasil samping. Sistem Penunjang Keputusan Diversifikasi Produk Tebu merupakan suatu aplikasi software yang dirancang untuk menunjang dalam penentuan produk alternatif tebu. Dikembangkan untuk industri gula khususnya di Pabrik Gula Jatitujuh. Pengembangan industri produk turunan tebu perlu diperhatikan beberapa hal antara lain potensi produk, potensi bahan baku, keuangan, pengetahuan tentang teknologi pengolahan, keadaan industri gula, kebijakan yang berkembang saat ini dan potensi pasar. Aspek-aspek tersebut dapat diketahui melalui observasi atau pengamatan di lapangan yang dilakukan secara cermat. Hasil pengamatan tersebut akan memberikan gambaran peluang yang pabrik gula untuk memanfaatkan hasil samping yang dihasilkan selama proses pengolahan tebu menjadi gula. Hasil samping tebu yang dimasukan dalam penilaian produk ada 5 lima. Kemudian dilakukan penentuan kriteria dan produk yang dibantu oleh pakar. Pembuatan kuisioner menggunakan metode MPE Metode Perbandingan Eksponensial untuk menilai kriteria menggunakan Pairwise Comparison. Hasil dari kuisioner ini berupa produk unggulan yang akan dianalisa kelayakan finansialnya, sebelum itu perlu dilakukan penentuan kapasitas produksi yang ditentukan berdasarkan ketersediaan hasil samping atau bahan baku yang ada. Penentuan kelayakan usaha menggunakan metode konvensional yaitu menggunakan parameter kelayakan NPV, IRR, Net BC, PBP, BEP dan BEV. 28 Dalam pengembangan industri berbasis hasil samping tebu ini tidak terlepas dari sikap pemerintah, yang dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan pemerintah, yang akan menentukan arah pengembangan diversifikasi tebu, sehingga strategi pengembangan diversifikasi tebu perlu dianalisa untuk mengetahui arah pengembangan diversifikasi tebu berdasarkan pendapat pakar. Hal ini dilakukan dengan pembuatan kuisioner menggunakan metode AHP Analytical Hierarchy Process . Kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 3. B PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan sekumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai tujuan Eriyatno,1998. Pendekatan sistem adalah suatu cara untuk memecahkan masalah yang dimulai dengan dilakukannya identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan. Identifikasi terhadap kebutuhan- kebutuhan kemudian menghasilkan suatu operasi dari sistem. Operasi tersebut dianggap efisien, dimana kemungkinan akan dilakukannya pendefinisian kembali dari penentuan suatu gugus kebutuhan yang dapat diterima Eriyatno,1998. Pendekatan sistem digunakan karena permasalahan yang dihadapi menyangkut beberapa kebutuhan data sebagai keluaran dari sistem yang akan dibangun. Pendekatan sistem memperhatikan sistem informasi sebagai suatu kesatuan terintegrasi untuk masing-masing kegiatan atau aplikasi Jogiyanto, 2001. Metodologi pemecahan masalah dengan pendekatan sistem disajikan pada Gambar 4. 29 Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian Mulai Studi Pustaka dan Expert Survey Areal PG Jatitujuh sebagai lokasi potensial pengembangan diversifikasi Pengisian kuisioner oleh pakar Pemilihan produk turunan tebu Produk terpilih Pembuatan kuisioner pemilihan produk berasal dari hasil samping pabrik gula dan penentuan pakar Penyebaran kuisioner Penentuan strategi diversifikasi tebu penentuan pakar Pengisian kuisioner oleh Penyebaran kuisioner Data hasil Cukup Pengolahan data hasil kuisioner Strategi diversifikasi tebu Analisa Pengembangan Agroindustri produk turunan tebu Ketersediaan Bahan Baku Penentuan kapasitas Identifikasi kelayakan usaha Hit : NPV, IRR, Net BC, PBP, BEP, Kelayakan usaha produk turunan tebu Cukup Pemodelan sistem Implementasi Verifikasi dan uji coba model Sistem Penunjang Keputusan Diversifikasi Produk Tebu Sesuai Sesuai 30 Gambar 4. Metodologi pemecahan masalah dengan pendekatan sistem Manestch dan Park, 1977 Pengidentifikasian akan dilakukan dalam pendekatan sistem untuk mengetahui adanya sejumlah kebutuhan-kebutuhan untuk menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif sehingga memerlukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Analisa Kebutuhan Komponen-komponen yang berpengaruh dalam Sistem Penunjang Keputusan Diversifikasi Produk Industri Gula Tebu adalah pemerintah, perusahaan, konsumen dan masyarakat. Analisis kebutuhan dari masing- masing kebutuhan tersebut adalah : a. Pemerintah • Sesuai dengan kebijakan Pemerintah ya ya tidak tidak Mulai Analisis Kebutuhan Formulasi Permasalahan Identifikasi Sistem Pemodelan Sistem Pembuatan Program Komputer Verifikasi Model Implementasi Evaluasi Model Selesai Sesuai Sesuai 31 • Meningkatkan pendapatan Negara • Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar b. Perusahaan • Keuntungan yang sebesar-besarnya • Pengembalian modal cepat c. Konsumen • Produk yang mutunya berstandar • Kontinuitas produk • Harga produk d. Masyarakat • Mengurangi pencemaran pabrik • Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar 2. Formulasi Permasalahan Formulasi permasalahan dilakukan setelah analisa kebutuhan. Pada tahapan ini dilakukan formulasi terhadap masalah dalam pengembangan sistem penunjang keputusan dalam pemilihan produk alternatif dalam industri gula. Masalah utama dalam sistem ini adalah kepastian dari pasar, keadaan bahan baku yang akan berpengaruh pada tingkat produksi, analisa kelayakan dari produk yang akan dikembangkan dan arah strategi yang akan dikembangkan dalam diversifikasi tebu. 3. Identifikasi Sistem Identifikasi sistem dapat dilakukan dengan mempelajari hubungan antara pernyataan kebutuhan dengan pernyataan khusus dari permasalahan yang harus dipecahkan untuk memenuhi kebutuhan sistem yang telah ditelaah yang dapat dijabarkan dalam bentuk diagram sebab-akibat dan diagram input- output. Diagram sebab-akibat menggambarkan keterkaitan antara komponen 32 dan aktivitas yang saling mempengaruhi. Diagram sebab-akibat tersebut disajikan pada Gambar 5. Gambar 5. Diagram lingkar sebab-akibat sistem penunjang keputusan diversifikasi produk tebu Diagram input-output menggambarkan skema identifikasi yang berdasarkan pada masukan dan keluaran dari model yang dikembangkan. Input terdiri dari input lingkungan dan input yang berasal dari sistem, sedangkan output terdiri dari output yang dikehendaki dengan output yang tidak dikehendaki, disajikan pada Gambar 6 diagram input-output untuk permasalahan yang dikaji. Informasi akurat akan dibutuhkan dalam penyusunan sistem ini. Komponen-komponen input sangatlah penting karena akurasi informasi untuk tercapainya output yang dikehendaki harus dioptimalkan. + + + + + + + + Perbankan Kelayakan kelangsungan industri turunan tebu Ketersediaan bahan Baku Kelangsungan usaha pabrik gula Minat investor Iklim usaha Kredit komersial Keuntungan Perusahaan intensifikasi Kebijakan Pemerintah Sarana produksi + + produktivitas + + 33 Gambar 6. Diagram input output Sistem Penunjang Keputusan Diversifikasi Produk Tebu • Kebijakan Pemerintah • Kondisi sosial ekonomi masyarakat • Kondisi perdagangan • LSM Input Lingkungan • Produktivitas lahan • Mutu bahan baku • Fluktuasi permintaan konsumen • Tingkat bunga bank Input Tak Terkendali • Peningkatan keuntungan • Meningkatkan daya saing • Meningkatnya pendapatan • Kontinuitas produk • Jaminan kualitas Output Dikehendaki • Kebutuhan bahan baku • Teknologi Proses • Upah dan tenaga kerja • Kapasitas terpasang • Proses produksi • Jumlah investasi Input Terkendali • Biaya operasi tinggi • Produk kualitas rendah • Diskontinuitas bahan baku • Permintaan menurun • Kerusakan Lingkungan Output Tak Dikehendaki Manajemen Investasi 34 C. TATA LAKSANA 1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dapat berupa data kualitatif maupun kuantitatif. Data primer meliputi data hasil wawancara dengan pakarorang dalam perusahaan yang terlibat dalam perumusan permasalahan sistem ini. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dan data dari dalamluar perusahaan yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan. Data primer penelitian ini adalah data kuisioner untuk model pemilihan produk tebu dan model strategi diversifikasi tebu, sedangkan untuk data sekunder yaitu data-data untuk kebutuhan analisis finansial. 2. Metode Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan dibagian produksi dengan menggunakan metode di bawah ini: a. Studi pustaka Studi pustaka merupakan bagian dari studi untuk melakukan pengumpulan dan analisa terhadap data sekunder yang diperoleh dari PT RNI Group, PT PG Rajawali II, hasil penelitian, jurnal dan literatur lainnya. b. Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data primer di perusahaan sekaligus mengidentifikasi dan mempelajari proses pengambilan keputusan dalam sistem diversifikasi produk tebu. c. Wawancara Wawancara dilakukan dengan pakar dari berbagai bidang yaitu Staf pengajar, Pihak Perusahaan dimana dalam hal ini adalah Pabrik Gula Jatitujuh, PT. Rajawali II dan PT RNI Group dan juga dengan pihak lembaga penelitian yaitu BPPT dan LIPI. Wawancara dilakukan dalam penentuan kriteria dan produk turunan tebu, penentuan strategi diversifikasi tebu dan juga identifikasi kelayakan usaha produk terpilih. wawancara pula dilakukan dalam 35 pengisian kuisioner yang menggunakan metode perhitungan MPE, Pairwise Comparison , dan AHP. 3. Pengolahan dan Analisis Data Metode analisis dilakukan dengan menggunakan metode MPE, AHP dan analisis finansial. Data yang dijadikan dalam penentuan produk unggulan diinputkan untuk mengetahui bobot dari masing-masing produk kemudian bobotnilai tertinggi akan menjadi produk unggulan yang juga mempertimbangkan perkembangan kebijakan pemerintah yang ada saat ini, pemilihan produk unggulan diolah dengan menggunakan Pairwise Comparison dan MPE. Produk terpilihunggulan akan dianalisa kelayakan usahanya menggunakan paramater kelayakan usaha konvensional yaitu : NPV, IRR, Net BC, PBP, BEP dan BEV. Sebelumnya dilakukan dahulu penentuan kapasitas produksi atas dasar ketersediaan bahan bakuhasil samping-nya. Analisa strategi diversifikasi tebu menggunakan metode AHP. Data yang dimasukan dalam AHP berdasarkan kebijakan industri gula Indonesia dan keadaan pergulaan saat ini. Pada elemen tujuan yaitu : minimisasi biaya, peningkatan pendapatan dan green manufacturingfactory. Pada elemen aktor yaitu : Pemerintah, Investor, Pelaku Industri, PTLitbang. Pada elemen faktor yaitu : infrastruktur, kelayaka usaha, potensi pdt produk derivat tebu, sumberdaya manusia dan dukungan pemerintah. Sedangkan pada elemen elemen alternatif strategi ditentukan 3 tiga alternatif, yaitu : Efektifitas dan efisiensi, pengembangan produk derivat tebu dan pendirian pabrik produk derivat tebu. 4. Pengembangan Sistem Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Diversifikasi Produk Tebu yang dikembangkan terdiri dari sistem manjemen basis data dan sistem manajemen basis model yang dihubungkan dengan sistem pengolahan terpusat serta sistem manajemen basis dialog yang mempermudah komunikasi antara 36 penggunaa dengan komputer. Suatu Sistem Penunjang Keputusan terdiri dari data yang tersusun dalam : a. Sistem Manajemen Basis Data Sistem manajemen basis data berfungsi untuk memuat data dan mengorganisasikannya sehingga akan mempermudah dalam pemanggilan data. Pengembangan basis data dalam sistem membutuhkan beberapa data yang harus tersedia, yaitu: data hasil kuisioner untuk pemilihan produk alternatif dan strategi diversifikasi tebu, data bahan baku, dan data biaya investasi dan kerja awal. b. Sistem Manajemen Basis Model Sistem manajemen basis model adalah suatu sistem yang digunakan sebagai penunjang keputusan yang berisi formulasi matematis. Pengembangan sistem manajemen basis model berdasarkan data-data yang diperoleh dari manajemen basis data yang akan dikembangkan, yaitu: model pemilihan produk, model analisa kelayakan usaha dan model strategi diversifikasi tebu. c. Implementasi Koordinasi dilakukan pada tahap ini antara basis data dan basis model yang akan diimplementasikan dalam suatu program komputer. Pengembangan sistem ini menggunakan software Visual Basic 6.0 dan database menggunakan Formula One Workbook Designer . d. Verifikasi Model yang dikembangkan dalam program komputer diuji dengan menggunakan data aktual untuk mengetahui apakah model tersebut cukup layak untuk digunakan dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan 37

IV. PROFIL PERUSAHAAN